3. Uji Hipotesis
Berdasarkan perhitungan uji prasyarat yang dilakukan, data telah memenuhi syarat yaitu berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen,
sehingga untuk dapat menjawab rumusan masalah dapat dilakukan uji hipotesis. Kriteria pengujian: jika t
Hitung
sama besar atau lebih besar dari pada t
Tabel
maka H
o
ditolak, jika t
Hitung
lebih kecil daripada t
tabel
maka H
o
diterima dengan taraf signifikan 5.
Dari hasil perhitungan diperoleh t
Hitung
= 2.962. Nilai t
Tabel
pada α= 5 dan dk =
2 30 + 30 - 2 = 58 adalah 2.
1
Karena t
Hitung
t
Tabel
maka tolak H
o
. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase pemahaman konsep Pendidikan Agama Islam siswa non bina lingkungan pada materi prinsip dan
praktik ekonomi Islam lebih besar dari rata-rata persentase pemahaman konsep Pendidikan Agama Islam siswa bina lingkungan pada materi prinsip dan praktik
ekonomi Islam. Perhitungan selanjutnya tercantum pada Lampiran 31.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa persentase pemahaman konsep materi prinsip dan praktek ekonomi Islam berdasarkan Certainty of Response Index
CRI beserta data responden. Pemahaman konsep pada materi prinsip dan praktik ekonomi Islam diukur dengan menggunakan tes yang terdiri dari 29 butir soal yang
valid dari 30 butir soal Lampiran 5 dan reliabel Lampiran 7.
1
Subana, et. al. Statistik Pendidikan Bandung: Pustaka Setia, 2000, h. 206.
1. Data Responden
Berdasarkan data responden Lampiran 8 dan 9, frekuensi terbesar dari data penghasilan orang tua pada kelas bina lingkungan terdapat pada rentang Rp.
500.000 - Rp. 999.999 serta Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999 pada ayah dan tidak berpenghasilan pada ibu, sedangkan pada kelas bina lingkungan terdapat pada
rentang Rp. 2.000.000 - Rp. 4.999.999 pada ayah dan ibu. Frekuensi terkecil dari data penghasilan orang tua pada kelas bina lingkungan terdapat pada rentang lebih
dari Rp. 20.000.000 pada ayah dan ibu. Pada kelas non bina lingkungan, frekuensi terkecil terdapat pada rentang Rp. 500.000 - Rp. 999.999, serta lebih dari Rp.
20.000.000 pada ayah dan kurang dari Rp. 500.000, Rp. 500.000 - Rp. 999.999, Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999, lebih dari Rp. 20.000.000 pada ibu. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa siswa pada kelas non bina lingkungan memiliki orang tua dengan pengasilan lebih tinggi dibandingkan dengan kelas bina lingkungan.
Frekuensi penghasilan orang tua dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Frekuensi Penghasilan Orang Tua
Penghasilan Bina Lingkungan
Non Bina Lingkungan Ayah
Ibu Ayah
Ibu
Tidak Berpenghasilan 5
21 1
10 Kurang dari Rp. 500.000
1 1
1 1
Rp. 500.000 - Rp. 999.999 9
3 1
Rp. 1.000.000 - Rp. 1.999.999 9
2 3
1 Rp. 2.000.000 - Rp. 4.999.999
4 2
15 11
Rp. 5.000.000 - Rp. 20.000.000 2
1 10
5 Lebih dari Rp. 20.000.000
1
Sumber Humas SMA Negeri 2 Bandar Lampung, 25 April 2017.