Pengujian Validitas Pengujian Instrumen

134 Angketkuesioner yang disusun ini dibuat dalam bentuk skala Likert dengan kisaran interval alternatif jawaban antara 1 – 5 yang mencakup 1 = Tidak pernah, 2 = Jarang, 3 = Kadang-kadang, 4 = Sering, dan 5 = Selalu untuk pernyataan-pernyataan yang bersifat positif, sementara itu untuk pernyataan yang bersifat negatif, penentuan kisaran interval tersebut berlaku sebaliknya.

E. Pengujian Instrumen

Sebelum menganalisis hasil penyebaran kuesioner, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas atas instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang valid dalam proses ujicoba instrumen akan digunakan kembali dalam proses pengumpulan data. Sedangkan instrumen yang tidak valid, dikaji ulang, kalau masih ada instrumen lain yang cukup mewakili tidak akan digunakan kembali, namun apabila tidak ada alternative instrument yang lain, maka akan direvisi dan buat kembali pertanyaan yang lebih operasional sehingga lebih mudah difahami oleh responden.

1. Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan 2010:97-118 menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Merujuk pada skala yang digunakan yaitu skala Likert lima point, maka 135 teknik yang sesuai untuk menguji validitas kuesioner dengan skala tersebut adalah dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson Arikunto 2010:226, yaitu: Keterangan: r : nilai korelasi pearson n : jumlah responden X : skor item tiap responden Y : rata-rata skor tiap reponden Kaidah keputusan: Jika r hitung r tabel berarti valid, sebaliknya jika r hitung r tabel berarti tidak valid Riduwan, 2010:118. Berdasarkan hasil uji coba instrumen kepada 30 tiga puluh orang responden, diperoleh sejumlah data yang selanjutnya dilakukan pengolahan korelasi antar item dengan menggunakan bantuan program IBM Statistik SPSS v,20. Program analisis yang digunakan dalam software ini adalah prosedur analysis pearson correlation. Dari hasil perhitungan validitas variabel X 1 , diperoleh hasil seperti pada tabel 3.3. 136 Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pada Variabel X 1 No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel n=30, P=5 Keterangan 1 0,786 0,361 valid 2 0,864 0,361 valid 3 0,533 0,361 valid 4 0,641 0,361 valid 5 0,835 0,361 valid 6 0,540 0,361 valid 7 0,981 0,361 valid 8 0,637 0,361 valid 9 0,981 0,361 valid 10 0,208 0,361 tidak valid 11 0,514 0,361 valid 12 0,731 0,361 valid 13 0,641 0,361 valid 14 0,540 0,361 valid 15 0,786 0,361 valid 16 0,981 0,361 valid 17 0,981 0,361 valid 18 0,864 0,361 valid 19 0,835 0,361 valid 20 0,514 0,361 valid 21 0,786 0,361 valid 22 0,374 0,361 valid 23 0,864 0,361 valid 24 0,786 0,361 valid 25 0,540 0,361 valid Sumber: lampiran 6 Dengan mengkonsultasikan harga korelasi Pearson r hitung yang diperoleh dengan harga r pada tabel kritik untuk n = 30 dan P 5 yaitu sebesar 0,361, maka diketahui satu dari 25 item instrumen pada variabel X 1 dinyatakan tidak valid, yaitu pada pada item nomor 10. Dengan demikian, item tersebut diperbaiki. Untuk tingkat validitas item instrumen pada variabel X 2 yang prosedurnya dilakukan sama seperti variabel X 1 , diperoleh nilai r hitung . Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui validitas tiap item untuk variabel X 2 seperti disajikan pada tabel 3.4. 137 Dengan mengkonsultasikan harga korelasi Pearson r hitung yang diperoleh dengan harga r pada tabel kritik untuk n = 30 dan P 5 yaitu sebesar 0,361, maka diketahui dua dari 25 item instrumen pada variabel X 2 dinyatakan tidak valid, yaitu pada pada item nomor 12 dan 14. Dengan demikian, item tersebut direvisi, kemudian dibuat pertanyaan yang lebih mudah difahami oleh responden. Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pada Variabel X 2 No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel n=30, P=5 Keterangan 1 0,704 0,361 valid 2 0,966 0,361 valid 3 0,704 0,361 valid 4 0,788 0,361 valid 5 0,971 0,361 valid 6 0,704 0,361 valid 7 0,704 0,361 valid 8 0,761 0,361 valid 9 0,634 0,361 valid 10 0,704 0,361 valid 11 0,363 0,361 valid 12 0,005 0,361 tidak valid 13 0,704 0,361 valid 14 0,087 0,361 tidak valid 15 0,704 0,361 valid 16 0,634 0,361 valid 17 0,704 0,361 valid 18 0,966 0,361 valid 19 0,761 0,361 valid 20 0,704 0,361 valid 21 0,704 0,361 valid 22 0,761 0,361 valid 23 0,634 0,361 valid 24 0,966 0,361 valid 25 0,704 0,361 valid Sumber: lampiran 7 Demikian pula halnya dengan tingkat validitas item instrumen pada variabel Y dengan prosedur yang sama. 138 Dari hasil perhitungan tersebut, dengan mengkonsultasikan harga korelasi Pearson r hitung yang diperoleh dengan harga r pada tabel kritik untuk n = 30 dan P 5 yaitu sebesar 0,361, maka diketahui dua dari 25 item instrumen pada variabel Y dinyatakan tidak valid, yaitu pada pada item nomor 2 dan 17 tabel 3.5. Dengan demikian, item tersebut diperbaiki, kemudian dibuat pertanyaan yang lebih oprasional sehingga lebih mudah difahami oleh responden. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pada Variabel Y No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel n=30, P=5 Keterangan 1 0,778 0,361 valid 2 0,167 0,361 tidak valid 3 0,770 0,361 valid 4 0,896 0,361 valid 5 0,960 0,361 valid 6 0,778 0,361 valid 7 0,770 0,361 valid 8 0,778 0,361 valid 9 0,896 0,361 valid 10 0,770 0,361 valid 11 0,482 0,361 valid 12 0,896 0,361 valid 13 0,896 0,361 valid 14 0,960 0,361 valid 15 0,960 0,361 valid 16 0,896 0,361 valid 17 0,167 0,361 tidak valid 18 0,770 0,361 valid 19 0,620 0,361 valid 20 0,960 0,361 valid 21 0,778 0,361 valid 22 0,896 0,361 valid 23 0,482 0,361 valid 24 0,482 0,361 valid 25 0,620 0,361 valid Sumber: Lampiran 4 139

2. Pengujian Reliabilitas

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI DI KABUPATEN BREBES

0 9 133

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 15

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Di MTs Negeri Se-Kabupaten Sragen.

0 2 13

KONTRIBUSI STRES KERJA GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU MAN Kontribusi Stres Kerja Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Guru Man Kabupaten Sragen.

0 2 18

KONTRIBUSI IKLIM KOMUNIKASI, KESEJAHTERAAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN Kontribusi Iklim Komunikasi,Kesejahteraan, dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun 2012.

0 0 17

KONTRIBUSI IKLIM KOMUNIKASI, KESEJAHTERAAN, DAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Kontribusi Iklim Komunikasi,Kesejahteraan, dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali

0 2 22

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA.

0 1 63

KINERJA KEPALA SEKOLAH : Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kabupaten Cirebon.

1 5 78

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH PADA SMP NEGERI SE-KABUAPTEN PURWAKARTA.

0 0 72

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) PADA SMK NEGERI DI KABUPATEN TASIKMALAYA.

0 1 76