4
A. Pendahuluan
Pembelajaran keterampilan menulis pada jenjang sekolah dasar merupakan langkah awal menuju tingkat lanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Kemampuan menulis ini diajarkan di SD kelas I sampai kelas VI. Melalui tahap menulis diharapkan dapat membangun keterampilan menulis lebih baik lagi, tetapi
pada kenyataannya kemampuan menulis siswa masih rendah dengan kegiatan berbahasa lainnya.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan tanggal 4 Januari 2013 pada guru kelas dan siswa kelas V SD Negeri Karangasem II menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa kurang kreatif dalam menulis narasi, dikarenakan pada saat pembelajaran menulis narasi umumnya guru menyampaikan teori menulis dan
kurang memberi kesempatan menulis kepada siswa. Fenomena ini menjadikan siswa kurang termotivasi dan kreatif dalam menulis narasi. Akibatnya siswa
sedikit demi sedikit akan merasakan kesulitan dalam mengolah kosakata dan menungkan gagasan serta ide dalam bentuk tulisan.
Alasan mengapa strategi pembelajaran
think talk write
sangat berarti dalam menciptakan pembelajaran menulis narasi, karena pada saat guru ingin
mencapai tujuan pembelajaran dalam strategi
think talk write
ini guru bisa menyampaikan materi dengan mebuat siswa lebih berinteraksi dengan teman
untuk berfikir, berbiacara dan menulis gagasan yang telah dibicarakan sebelumnya. Hal ini dapat membuat siswa dengan mudah memahami materi-
materi pembelajaran tersebut karena disajikan lebih konkret. Berdasarkan uraian di atas maka dalam peneliti mengangkat judul
“Penerapan strategi pembelajaran
Think Talk Write
TTW dengan menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan kreativitas menulis narasi pada siswa
k elas V SD Negeri Karangasem II No 172 Surakarta Tahun ajaran 20122013”
5 Menurut Huinker dan Laughin dalam Martinis Yamin, 2008:84 strategi
pembelajaran pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara dan menulis. Alur kemajuan TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berfikir atau berdialog
dengan dirinya temannya setelah proses membaca selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis.
Think Talk Write
dikembangkan dari pendekatan kooperatif sehingga suasana seperti ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok hiterogen antar 3-
5 orang siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan dan membagi ide bersama teman kemudian
mengungkapkannya melalui tulisan. Tahapan pembelajaran yang dilakukannya adalah:
1. Pikir
Think
Aktivitas berpikir siswa dapat dilihat ketika dalam pembelajaran terdapat kegiatan yang memancing siswa untuk memikirkan sebuah
permasalahan baik dengan cara guru atau siswa melakukan demonstrasi, membaca buku paket, atau artikel yang berkaitan dengan pokok bahasan.
2. Bicara
Talk
Siswa melakukan komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok membahas kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan
sehingga diperoleh solusi kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas
3. Menulis
Write
Tahap terakhir adalah menulis
write
, siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja siswa.
Langkah-langkah penggunaan strategi pembelajaran
Think Talk Write
TTW: 1.
Membentuk kelompok yang anggotanya 3-5 orang secara heterogen. 2.
Guru membagi teks bacaan berupa Lembaran Kegiatan Siswa LKS memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa serta petunjuk pelaksanaannya.
6 3.
Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan dan hal-hal yang diketahuinya secara individual.
Think
4. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan
Talk
5. Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman kedalam
tulisan narasi.
Write
Gambar chart berseri
flipchart
sebenarnya sama dengan chart tunggal, perbedaannya adalah pada chart berseri serangkaian beberapa lembar gambar
merupakan satu komponen kesatuan informasi yang disajikan secara berurutan dengan cara ditumpuk atau dibendel menjadi satu. Media
flipchart
bisa diisi pesan dalam bentuk huruf, gambar diagram, dan angka.
Supriadi dalam Yeni R, 2010: 13 mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Menurut Yuyun dalam Muslich, Masnur 2010: 131 menggolongkan
indikator kreativitas menulis narasi, antara lain: Keutuhan, siswa dikatakan kreatif jika telah menceritakan gambar secara urut atau kronologis berdasarkan
rangkaian gambar sehingga menjadi karangan yang utuh. 2 kepaduan, siswa dikatakan kreatif jika telah menghubungkan antar kalimat dengan kata
sambungpengulangan kata kunci atau rujukan yang sesuai. 3 ejaan dan tanda baca, siswa dikatakan kreatif jika pada karangannya tidak terdapat kesalahan
struktur kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca. Lado dalam Isah, 2006: 97 mengemukakan menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang
grafik tersebut. Karangan narasi berasal dari
narration
= bercerita adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan merangkaikan tindak-tanduk,
perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu. Finoza, Lamuddin, 2001: 194.
7
B. Metode penelitian