TINJAUAN PUSTAKA SERTIFIKASI BENIH JAGUNG KOMPOSIT (Zea mays L) DI BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH JAWA TENGAH

commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Benih adalah biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda bibit kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukan, bunga berkembang menjadi buah atau polong lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovule masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan dan diusahakan menjadi tanaman yang dewasa. Sementara menurut Undang-undang Sistem Budidaya benih dan bibit mempunyai pengertian yang sama yaitu tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman Supena, 2005 Taksonomi adalah salah satu bagian dari ilmu tumbuh-tumbuhan yang mempelajari lebih mendalam tentang silsilah keluarga tanaman jagung secara pasti dan teliti. Klasifikasi tanaman jagung Paimin, 1998, adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Tumbuhan Subkingdom : Tracheobionta Tumbuhan berpembuluh Super Divisi : Spermatophyta Menghasilkan biji Divisi : Magnoliophyta Tumbuhan berbunga Kelas : Liliopsida berkeping satu monokotil Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae suku rumput-rumputan Genus : Zea Spesies : Zea mays L. Jagung termasuk tanaman yang familiar bagi sebagian masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi, saat ini banyak beredar jenis jagung. Untuk lebih mengenal jagung sebagai tanaman pangan. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku yang paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dibawah commit to user permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah. Perkembangan akar jagung tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang jagung tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8-48 helain. Tergantung varietasnya. Daun terdiri dari tiga bagian, yaitu kelompok daun, lidah daun, dan helaian daun. Kelompok daun umumnya membungkus batang. Antara kelompok dan helaian terdapat lidah daun yang disebut liguna. Liguna ini berbulu dan berlemak. Fungsi liguna adalah mencegah air masuk kedalam kelompok daun dan batang. Bunga jagung tidak memiliki petal dan sepal sehingga disebut bunga tidak lengkap. Bunga jagung juga termasuk bunga tidak sempurna karena bunga jantan dan betina berada pada bunga yang berbeda. Bungan jantan terdapat di ujung batang. Adapun bungan betina terdapat di ketiak daun ke 6 atau ke 8 dari bunga jantan. Biji jagung tersusun rapi pada tongkol. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung terdiri dari tiga bagian. Bagian paling luar disebut paricarrp. Bagian atau lapisan kedua yaitu endosperm yang merupakan cadangan makanan biji. Sementara bagian paling dalam yaitu embrio atau lembaga. Goldsworthy dan Fisher, 1999. Salah satu tugas pokok Badan Benih Nasional yaitu membentuk lembaga yang tugasnya memperbanyak dan memproduksi benih dari varietas-varietas yang berkualitas tinggi. Varietas- varietas ini berasal dari program Seleksi Balai Penelitian. Sertifikasi benih merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam suatu program produksi benih unggul atau berkualitas tinggi dari varietas-varietas yang genetik unggul yang selalu harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan. Karena sertifikasi benih telah menunjukkan suatu perlindungan bagi keberadaan suatu benih dapat pula dikatakan sebagai satu-satunya metode pemeliharaan identitas varietas benih yang menjadi sangat penting bagi tanaman lapangan yang sebagaian besar varietasnya dilepaskan secara umum dan benihnya diperjualbelikan di pasaran bebas Kartasaputra, 2005. Bibit dibeli di tempat-tempat terpercaya, baik penangkar maupun kios-kios benih. Salah satu ciri bibit bermutu yang diperdagangkan di Indonesia adalah adanya label resmi yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih BPSB. BPSB merupakan lembaga pemerintah dibawah Departemen Pertanian RI yang bertugas melakukan pengawasan terhadap commit to user produksi dan peredaran benih. Lebel tersebut merupakan jaminan kepastian jenis tanaman. Varietas tanaman dan alamat penangkarnya. Adanya nama dan alamat penangkarnya dapat sebagai jaminan kalau kemudian hari ada hal-hal yang merugikan pengguna benih sehingga dapat menuntut penangkarnya. Di Indonesia banyak tempat terpercaya yang menjual bibit yang berkualitas. Di tempat penjualan benih berkualitas pun sebenarnya penjelasan tentang bibit belum sepenuhnya benar. Perlu diingat bahwa produksi benih di penangkar biasanya mahal dan benihnya beragam sehingga tidak jarang terjadi pertukaran label saat pemasangannya. Bahwa ada penangkar yang memasang label ke BPSB dengan jumlah yang tidak sesuai dengan bibit yang diproduksi, bila akhirnya labelnya yang kurang maka penangkar memenuhi kekuranganya dengan membuatnya sendiri tanpa pengawasan Instansi berwenang Paimin, 1998. Dalam mendukung peningkatan produksi jagung di Indonesia kebijakan perbenihan jagung komersil tingkat nasional sebaiknya diproduksi di Indonesia. Namun hingga saat ini, sumber daya dan kelembagaan perbenihan jagung dalam negeri belum merupakan produsen pertanian yang mumpuni dan berdaya saing handal. Oleh sebab itu, aspek pemahaman ilmu pemuliaan tanaman praktis dalam kehidupan pertanian khususnya ilmu menghasilkan benih jagung oleh petani harus diperluas dan ditingkatkan Anonim, 2008 Pengembangan industri benih nasional perlu dikembangkan kebijaksanaan operasional, terutama dengan optimalisasi fungsi dan pembinaan, pelayanan dan pengawasan dari pemerintah, serta meningkatkan peran swasta dalam industri benih. Upaya-upaya tersebut ditempuh antara lain melalui: peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang perbenihan, pembenahan kelembagaan perbenihan, peningkatan peran Indonesia dalam organisasi benih internasional serta penciptaan iklim yang kondusif untuk mengembangkan agribisnis dan industri benih Rasah, 2003 . Tujuan Sertifikasi adalah untuk menjaga kemurnian genetik dari varietas yang dihasilkan oleh pemulia atau untuk menjaga kemurnian dan kebenaran dari varietas. Mendapatkan benih bermutu dari varietas unggul yang sesuai standar mutu yang berlaku yang dicantumkan dalam label. Didapatkanya benih bermutu dengan standar mutu yang berlaku baik mutu di lapangan maupun di laboratorium. Tersedianya benih unggul bermutu secara berkesinambungan pada produsen, penangkar maupun pedagang benih yang dibutuhkan oleh konsumen Sucipto, 2009. commit to user Kelas-kelas benih dalam rangka sertifikasi ialah Benih Penjenis BS, Benih Dasar BD, Benih Pokok BP dan Benih Sebar BR. 1. Benih Penjenis BS, adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah pengawasan pemulia tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan harus merupakan sumber untuk perbanyakan benih dasar. Label BS berwarna kuning. 2. Benih Dasar BD, adalah keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi dibawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat hingga kemurnian varietas yang tinggi dapat dipelihara. Benih dasar diproduksi oleh instansi badan yang ditetapkan oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BD berwarna putih. 3. Benih Pokok BP, adalah keturunan dari benih penjenis atau juga benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta telah disertifikasi sebagai benih pokok oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BP berwarna ungu. 4. Benih Sebar BR, adalah keturunan dari benih penjenis, benih dasar ataupun benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan kemurnian varietas dapat dipelihara, dan memenuhi standar mutu benih yang ditetapkan dan telah disertifikasi sebagai benih sebar oleh sub Direktorat Pembinaan Mutu Benih. Label BR berwarna biru. Anonim, 1992. Benih varietas unggul yang bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas usaha tani. Ketersediaan benih bermutu tepat waktu dan lokasi akan mendorong percepatan pengembagan inovasi teknologi baru guna meningkatkan pendapatan dan produksi jagung nasional. Saat ini, para industri benih jagung nasional dan swasta belum bersinergis, sehingga pengembangan inovasi baru masih lambat antara lain terlihat dari pengembangan varietas jagung hibrida yang belum memenuhi produksi benih dalam negeri, selebihnya didominasi oleh jagung lokal dan komposit. Sebagian petani Indonesia masih menggunakan benih asalan, berupa turunan hibrida dan komposit keturunan. Selama masih banyaknya jumlah petani yang menanam varietas lokal, maka rata-rata produktivitas jagung di Indonesia tetap rendah BAPPENAS, 2008. Varietas komposit atau bersari bebas terbentuk dari campuran gen yang sangat kompleks dari hibrida-hibrida dan masing-masing tanaman bersifat heterozigot. Dalam proses pembentukannya, varietas bersari bebas pada umumnya dibentuk melalui seleksi famili dengan berbagai metode seleksi perbaikan populasi, seperti seleksi saudara kandung, saudara tiri, seleksi commit to user massa, dan berbagai modifikasinya. Dengan demikian, varietas jagung bersari bebas tidak memiliki keseragaman penampilan di lapangan seperti halnya hibrida. Ketidakseragaman tersebut dapat diminimalisasi jika suatu varietas bersari bebas mengalami penyeleksian atau penyesuaian diri pada kondisi lingkungan tertentu sehingga mampu memperlihatkan keseragaman fenotipe. Varietas bersari bebas telah mencapai keseimbangan genetik apabila dari generasi ke generasi berikutnya menghasilkan gamet dan genotype yang sama. Varietas bersari bebas yang sudah dilepas praktis telah mencapai keseimbangan genetik dan tidak mengalami perubahan selama dalam populasi yang banyak dalam suatu blok perkawinan secara acak, tidak terjadi seleksi, tidak ada migrasi atau pencampuranperkawinan dengan varietas lain, dan tidak ada perbedaan mutasi ke dua arah Bernardo, 2002. Jumlah tanaman minimum yang bisa diterima supaya tidak memberikan pengaruh silang dalam inbreeding adalah 250 tanaman, namun jumlah tanaman 400-500 dianggap lebih baik. Persyaratan tersebut harus dipenuhi dalam sertifikasi benih dasar BD, benih pokok BP, dan benih sebar BR. Benih penjenis adalah benih pemulia yang diproduksi di bawah pengawasan pemulia tanaman, dan merupakan benih sumber untuk perbanyakan benih dasar dengan warna label kuning. Benih dasar merupakan keturunan pertama dari benih penjenis yang diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat dari pemulia atau pengawas benih, sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara dengan warna label putih. Benih pokok merupakan keturunan dari benih dasar yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa, sehingga identitas maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan disertifikasi sebagai benih pokok dengan warna label ungu. Benih sebar merupakan keturunan dari benih pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurniannya dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan dan disertifikasi sebagai benih sebar dengan warna label biru. Mempertahankan kemurnian benih jagung varietas bersari bebas juga berarti mempertahankan keseimbangan genetik dari varietas tersebut. Jadi memperbanyak benih varietas bersari bebas adalah memproduksi benih dengan mempertahankan kemurnian dari varietas bersari bebas itu sendiri Sucipto, D. 2011. Mutu fisiologis benih merupakan interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan tumbuh di mana benih dihasilkan. Untuk memperoleh benih dengan mutu awal yang tinggi, lingkungan pertanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal, agar tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi. Benih jagung yang diproduksi dari commit to user struktur tanaman induk yang bervigor tinggi akan lebih tahan disimpan disbanding dengan benih yang diperoleh dari struktur tanaman yang kurang vigor. Tanaman yang mengalami defisiensi satu atau lebih unsur hara akan menghambat tercapainya mutu fisiologis yang optimal, disamping itu akan mempengaruhi komposisi kimia benih yang dapat menurunkan mutu benih yang dihasilkan. Tanaman yang defisien P dan K akan menghasilkan benih yang tidak dapat berkecambah dengan baik dan tidak tahan simpan. Vigor benih jagung juga dipengaruhi oleh pemberian pupuk N, dan vigor benih meningkat sejalan dengan meningkatnya takaran pemupukan N. Pemupukan N meningkatkan bobot benih, sehingga daya berkecambah dan kekuatan tumbuh benih meningkat. Unsur P dapat meningkatkan kandungan protein dan bobot biji yang selanjutnya meningkatkan vigor dan ketahanan simpan benih Sutopo, L. 2004. Sekitar 60-65 pertanaman jagung diusahakan pada lahan kering pada musim hujan dan pada saat panen masih banyak hujan, sehingga penggunaan alat pengeringan menjadi penting. Luas pertanaman jagung di lahan sawah 35-40 dari total areal pertanaman jagung dan 10-15 diantaranya pada lahan sawah irigasi yang ditanam pada awal musim kemarau Kasryno, 2002. Dalam pengeringan benih, tingkat suhu perlu disesuaikan dengan kadar air benih yang sedang dikeringkan. Apabila kadar air benih di atas 18, maka suhu maksimum adalah 32ºC. Setelah kadar air turun menjadi 10-18, suhu dapat dinaikkan hingga 38ºC. Apabila kadar air sudah di bawah 10, maka suhu pengeringan dapat dinaikkan hingga 43ºC. Dengan demikian, pengatur suhu alat pengering harus berfungsi dengan baik. Apabila benih berkadar air yang masih tinggi langsung dikeringkan dengan suhu sekitar 40ºC, enzim akan menggumpal sehingga menurunkan viabilitas benih. Pengeringan benih yang disertai dengan aerasi lebih baik daripada tanpa aerasi. Benih jagung lebih tahan disimpan dari pada benih kacang-kacangan karena kandungan protein dan lemaknya relatif lebih rendah. Tetapi ketahanan simpan benih jagung lebih rendah dari pada benih padi, karena selain memiliki kulit biji yang lebih keras lemma dan palea, benih padi hanya mengandung 5 protein albumin. Protein benih jagung terdiri atas 25 albumin, 39 protein glutelin, 24 prolamin, dan tidak mengandung globulin. Sebagian besar dari enzim yang berperan pada proses metabolism disintesis dari protein albumin Raharja, K, 2011. commit to user Ukuran dan bobot benih yang terletak di bagian bawah dan ujung tongkol lebih rendah dibanding yang terletak di bagian tengah. Biji-biji yang terletak pada 15 bagian atas dan 15 bagian bawah sebaiknya dikeluarkan jika alat sortasi yang digunakan tidak dilengkapi dengan komponen sortasi berdasarkan ukuran biji. Setelah empat bulan penyimpanan daya berkecambah benih yang berasal dari pangkal dan ujung tongkol telah menurun disbanding dengan benih yang berasal dari 35 bagian tengah tongkol. Benih dengan ukuran biji besar S1, sedang S2, dan kecil S3 yang disimpan pada kadar air 9-13 selama enam bulan, daya berkecambahnya pada perlakuan kadar air 13,5 turun menjadi 83,3-86,7. Makin tinggi kadar air biji, makin cepat respirasi dan makin banyak C0 2 , air, dan panas yang dihasilkan selama penyimpanan. Panas, kadar air, dan kelembaban yang tinggi dapat mempercepat kerusakan benih. Kadar air merupakan faktor penentu utama kemunduran benih, kemudian suhu akan memacu laju kemunduran apabila kadar air benih memungkinkan bagi proses biokimia berlangsung. Makin rendah kelembaban ruang simpan, proses terjadinya keseimbangan kadar air benih makin lama. Benih jagung yang sudah kering hendaknya disimpan pada ruang simpan tertutup rapat kedap udara atau pada ruang simpan dengan kelembaban udara tidak lebih dari 75. Pada kondisi tersebut, kadar air benih jagung sudah mencapai 12 maksimum kadar air benih di daerah tropis dengan suhu udara ruang simpan 28-32ºC. Pada musim hujan, kelembaban udara dapat mencapai 96, sehingga benih yang disimpan pada kondisi terbuka tidak kedap akan cepat rusak karena kadar air benih dapat mencapai 21, sehingga diperlukan penyedot udara dehumidifier agar keseimbangan kadar air benih menurun. Namun demikian, di pedesaan dengan fasilitas penyimpanan yang serba terbatas, petani yang menyimpan benih untuk kebutuhan usahataninya disarankan menggunakan kemasan kedap udara, antara lain jerigen plastik. Dengan menggunakan kemasan tersebut, kadar air benih relatif stabil + 11 sampai periode simpan delapan bulan BPSB, 2011. commit to user

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN