banyak digunakan untuk kultur jaringan tanaman karena mempunyai aktivitas menyerupai sitokinin.
Lu 1993, menyatakan bahwa TDZ dapat mendorong terjadinya perubahan sitokinin ribonukleotida menjadi nukleotida yang lebih aktif. Menurut Thomas
dan Katterman 1986, TDZ dapat mendorong sintesis sitokinin alami. Kemudian Suttle 1985, menyatakan bahwa komponen organik TDZ pada konsentrasi tinggi
dapat meningkatkan produksi etilen yang menghambat pertumbuhan tunas dan Tang et al. 2002, menyatakan TDZ pada level tinggi kurang efektif
dibandingkan dengan BAP dalam regenerasi tunas pada eksplan daun cherry yang diteliti.
2. Panjang Tunas
Hasil sidik
ragam menunjukkan bahwa baik eksplan yang berasal dari tunas
aksilar maupun tunas adventif yang ditanam pada media dasar MS dengan penambahan ZPT BAP atau TDZ berpengaruh sangat nyata terhadap panjang
tunas planlet gaharu Lampiran 2. Hasil pengamatan pada panjang tunas menunjukkan bahwa eksplan berasal
dari tunas aksilar yang ditanam pada media yang diberi perlakuan BAP 0,50 ppm atau TDZ 0,25 ppm menghasilkan jumlah tunas yang terbanyak yaitu secara
berturut-turut 3,15 cm dan 2,88 cm Gambar 15. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa eksplan tunas aksilar yang diberi perlakuan BAP 0,50 ppm
berbeda nyata dengan perlakuan BAP 0,75 ppm dan kontrol, tetapi perlakuan BAP 0,75 ppm tidak berbeda nyata dengan BAP 1,0 ppm Gambar 15. Berbeda dengan
media yang diberi perlakuan TDZ, media yang diberi perlakuan dengan TDZ 0,25 ppm berbeda nyata dengan perlakuan TDZ 0,50 ppm, TDZ 0,75 ppm dan kontrol
Gambar 15.
1.63 3.15
2.5 2.5
1 2
3 4
0,5 0,75
1,0
Konsentrasi BAP P
a nj
a ng
Tu na
s c
m
c a
b b
1.63 2.88
2.7 2.12
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
0,25 0,50
0,75
Konsentrasi TDZ P
a nj
a ng Tuna
s c
m
d a
b c
Gambar 15. Grafik Pengaruh BAP atau TDZ terhadap Rerata Panjang Tunas, dengan Sumber Eksplan dari Tunas Aksilar.
Keterangan: Angka-angka di atas bar yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada 0,01 DMRT.
Pada eksplan tunas adventif dengan perlakuan BAP 0,50 ppm atau TDZ 0,25 ppm menghasilkan panjang tunas yang terpanjang dibanding perlakuan
lainnya yaitu secara berturut-turut 2,79 cm dan 2,67 cm Gambar 16, sedangkan perlakuan lainnya BAP 0,75 ppm, BAP 1,0 ppm, TDZ 0,50 ppm dan TDZ 0,75
ppm terjadi penurunan panjang tunas. Nilai terendah dihasilkan oleh kontrol yaitu 1,6 cm.
Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa perlakuan BAP 0,50 ppm berbeda nyata dengan perlakuan BAP 0,75 ppm, tetapi perlakuan BAP 0,75 ppm
tidak berbeda nyata dengan BAP 1,0 ppm dan kontrol. Media yang diberi perlakuan TDZ 0,25 ppm berbeda nyata dengan TDZ 0,50 ppm, tetapi perlakuan
TDZ 0,50 ppm tidak berbeda nyata dengan TDZ 0,75 ppm dan kontrol.
1.6 2.79
1.94 1.79
0.5 1
1.5 2
2.5 3
0,5 0,75
1,0
Konsentrasi BAP P
a nj
a ng
Tu na
s c
m
b a
b b
1.6 2.67
1.63 1.6
0.5 1
1.5 2
2.5 3
0,25 0,50
0,75
Konsentrasi TDZ P
a n
jan g
T u
n as
c m
b a
b b
Gambar 16. Grafik Pengaruh BAP atau TDZ terhadap Rerata Panjang Tunas, dengan Sumber Eksplan dari Tunas Adventif.
Keterangan: Angka-angka di atas bar yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada 0,01 DMRT.
Panjang tunas planlet gaharu berumur 12 MST dari dua sumber eksplan yang dicobakan baik eksplan dari tunas aksilar maupun adventif menunjukkan
adanya perbedaan dalam menghasilkan rata-rata panjang tunas, namun media yang diberi perlakuan ZPT BAP 0,5 ppm atau TDZ 0,25 ppm menunjukkan rata-
rata panjang tunas yang terpanjang dibanding dengan perlakuan lainnya Gambar 15 dan 16. Perlakuan dengan konsentrasi BAP 0,5 ppm atau TDZ 0,25 ppm
adalah konsentrasi yang optimum dalam menghasilkan rata-rata panjang tunas. Hal ini menunjukkan bahwa BAP atau TDZ pada konsentrasi rendah lebih
optimum dalam memacu pertumbuhan tunas dibanding dengan konsentrasi BAP atau TDZ yang lebih tinggi. Pada perlakuan lainnya BAP 0,75 ppm, BAP 1,0,
TDZ 0,50 dan TDZ 0,75 mengalami penurunan panjang tunas. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi konsentrasi ZPT baik BAP atau TDZ maka panjang tunas
yang dihasilkan semakin menurun. Semakin tinggi konsentrasi BAP, maka panjang tanaman semakin pendek.
Keadaan ini diduga akibat periode inkubasi eksplan yang terlalu lama pada media yang mengandung sitokinin, sehingga perpanjangan batang terhambat. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Moncalean et al. 2001, bahwa konsentrasi BAP yang tinggi dapat menyebabkan tinggi tanaman terhambat. Damayanti 2004, juga
menyatakan bahwa BAP tidak memperpanjang tinggi tanaman Dianthus caryophillus
, bahkan sebaliknya menyebabkan tanaman terlihat lebih pendek dan roset
Herawan dan Hardi 2005, menyatakan bahwa BAP merupakan derivat sitokinin yang keberadaannya dalam medium tumbuh memacu pembelahan sel-sel
di bagian apikal bakal tunas, sehingga mempengaruhi perkembangan tunas. Sitokinin disintesis di dalam akar dan didistribusikan ke tunas untuk pertumbuhan
tunas. Penambahan sitokinin dari luar sangat diperlukan karena akar yang mensintesis sitokinin belum terbentuk dalam tahap induksi kultur jaringan.
Menurut Suryowinoto 1996, secara umum sitokinin eksogen diperlukan untuk merangsang diferensiasi mata tunas dengan menghasilkan tunas yang panjang.
Pertumbuhan tunas aksiler sama dengan pertumbuhan tunas pucuk yang ditandai dengan adanya aktivitas pembelahan jaringan meristem apikal.
Ndoye et al. 2003, melaporkan, peningkatan konsentrasi BAP hingga 5 mgl dapat menurunkan panjang tunas dalam kultur in vitro dan BAP yang
dikombinasikan dengan NAA lebih efektif dalam multiplikasi tunas aksilar. Herawan dan Hardi 2005 juga melaporkan hasil penelitiannya, bahwa media
yang ditambahkan BAP 0,5 mgl merupakan konsentrasi yang paling optimum untuk pertumbuhan tunas aksilar dibanding dengan penambahan hormon pada
konsentrasi yang lebih tinggi. Menurut Heddy 1986, hormon pengatur tumbuh BAP, walaupun dengan
konsentrasi rendah, dapat mengatur proses fisiologis tumbuhan. Hal ini disebabkan hormon pengatur tumbuh dipengaruhi oleh asam nukleat sehingga
langsung mempengaruhi sintesis protein dan mengatur aktivitas enzim. Sama halnya dengan BAP, pemberian TDZ dengan konsentrasi semakin
tinggi pada dua sumber eksplan yang ditanam dapat menyebabkan panjang tunas yang terbentuk semakin rendah. Menurut Lu 1993, pemberian TDZ pada
konsentrasi tertentu akan menghambat pertumbuhan tinggi tanaman.
3. Jumlah Daun