Semen Matrik Komponen Penyusun Komposit

commit to user 7 contoh lainnya PCB Pulp Cement Bord semen yang diperkaya dengan serat pulp dan dicetak dalam lembaran datar atau gelombang. PCB menggantikan papan asbes dalam penggunaannya, karena asbes akan terhisap dan merugikan kesehatan dengan menimbulkan gangguan kesehatan pada paru-paru. b. Komposit Partikel Komposit partikel Particulate Composite adalah komposit yang terdiri dari partikel dan matrik yaitu butiran. Komposit partikel mempunyai bahan penguat yang dimensinya kurang lebih sama, seperti bulat serpih, balok, serta bentuk-bentuk lainnya yang memiliki sumbu hampir sama, yang kerap disebut partikel, dan bisa terbuat dari satu atau lebih material yang dibenamkan dalam suatu matriks dengan material yang berbeda. Partikelnya bisa logam atau nonlogam, seperti halnya matrik. Adapula polimer yang mengandung partikel yang hanya dimaksudkan untuk memperbesar volume material dan bukan untuk kepentingan sebagai bahan penguat. Komposit ini biasa dinamakan komposit skeletalbermuatan. c. Komposit Laminat. Komposit laminat Laminated Composite, merupakan jenis komposit yang tersusun atas dua atau lebih lamina. Komposit serat dalam bentuk lamina ini yang paling banyak digunakan dalam lingkup teknologi otomotif maupun industri.

2.3. Komponen Penyusun Komposit

2.3.1. Semen Matrik

Polimer, logam, dan keramik digunakan sebagai material matrik dalam komposit tergantung pada kebutuhan tertentu. Matrik di dalam komposit mengikat serat secara bersama-sama dalam suatu unit struktural dan melindungi serat dari kerusakan eksternal, mentransfer dan mendistribusikan beban ke serat, dan pada beberapa kasus memberikan sifat yang diinginkan seperti keuletan, ketangguhan, atau isolasi listrik Gibson, 1994. commit to user 8 Sebagai komponen utama pembentuk komposit, dalam melakukan pemilihan terhadap matrik harus memperhatikan elongasibatas mulur. Matrik yang digunakan sebaiknya mempunyai elongasi yang lebih besar daripada elongasi serat. Sebagai contoh jika elongasi yang dimiliki oleh serat 3, maka matrik harus mempunyai elongasi lebih dari 3. Ikatan antarmuka yang kuat antara matrik dan serat sangat diperlukan, oleh karena itu matrik harus mampu menghasilkan ikatan mekanis atau kimia dengan serat. Matrik ini juga harus cocok secara kimia dengan serat, sehingga reaksi yang tidak diinginkan tidak terjadi pada interface. Matrik dan serat sebaiknya mempunyai sifat-sifat mekanis yang saling melengkapi diantara keduanya Gibson, 1994. Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku: batu kapurgamping sebagai bahan utama dan lempungtanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Batu kapurgamping adalah bahan alam yang mengandung senyawa kalsium oksida CaO, sedangkan lempungtanah liat adalah bahan alam yang mengandung senyawa: silika oksida SiO 2 , aluminium oksida Al 2 O 3 , besi oksida Fe 2 O 3 dan magnesium oksida MgO. Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya kandungan senyawa silikat, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips dalam jumlah yang sesuai. Hasil akhir dari proses produksi dikemas dalam kantongsak dengan berat rata-rata 40 kg atau 50 kg Alighiri, 2007. Semen Portland, merupakan salah satu jenis semen yang sering digunakan untuk membuat bangunan. Dalam semen Portland, terdapat dua macam fasa yang penting, yaitu beta dicalcium silikat β-Ca 2 SiO 4 dan trikalsium silikat Ca 3 SiO 5 . Adapun fasa-fasa lainnya antara lain trikalsium aluminat Ca 3 Al 2 O 6 dan senyawaan ferit Ca 3 Al 2 Fe 2 O 4 West, 1984. Keberadaan senyawa-senyawa silikat dan aluminat dalam semen menyebabkan terjadinya reaksi dengan air jika semen dicampur dengan air, akibatnya terbentuk suatu senyawa hidrat sebagai produk dari proses hidrasi yang selanjutnya akan terjadi commit to user 9 pengerasan massa. Reaksi hidrasi semen secara umum dapat dituliskan sebagai berikut Van Vlack, 1985: Ca 3 Al 2 O 6 + 6 H 2 O Ca 3 Al 2 OH 12 + 200 Jg Ca 2 SiO 4 + x H 2 O Ca 2 SiO x H 2 O + 500 Jg Ca 3 SiO 5 + x+1 H 2 O Ca 2 SiO 4 x H 2 O + CaOH 2 + 865 Jg Rasio air terhadap semen sangat mempengaruhi sifat-sifat semen. Pasta semen memiliki volume tinggi yang konstan. Volume ini akan bertambah besar dengan meningkatnya rasio air terhadap semen dalam campuran mula-mula. Suatu set semen bersifat porus dan mengandung lubang-lubang air yang amat kecil 10-20 Angstrom maupun lubang-lubang dengan ukuran amat besar 1 mikrometer. Hubungan antar kapiler-kapiler yang terdapat di dalamnya sangat mempengaruhi permeabilitas dan vulnerabilitas semen. Adanya interkoneksi antar pori-pori kapiler tentunya harus dihindari karena melemahkan kekuatan semen. Keadaan ini bisa tercapai apabila ada waktu yang cukup bagi pasta semen untuk hidrasi. Untuk rasio air-semen sebesar 0,4 biasanya perlu waktu 3 hari, sedang untuk rasio air-semen 0,7 waktu yang diperlukan sekitar 1 tahun West, 1984.

2.3.2. Material Pengisi Filler