Anisa Rahmadani, 2013 Efektivitas Teknik Expressive Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Emosi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Teknik ini bersifat self-help serta sesuai dengan azas bimbingan dan konseling, yakni memandirikan siswa. oleh karenanya, teknik ini dapat menjadi salah satu
teknik yang tepat sebagai upaya pengembangan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan emosi siswa.
b. Tujuan Intervensi
Secara umum tujuan intervensi expressive writing adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatur respon terhadap situasi
emosional, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain. Secara khusus tujuan intervensi adalah :
1. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menerima emosi yang datang.
2. Meningkatkan kemampuan pengendalian emosi yang berlebihan.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk menjadikan emosi sebagai sumber
inspirasi dan perilaku adaptif. 4.
Meningkatkan kemampuan pemahaman emosi yang dirasakan. 5.
Meningkatkan kemampuan untuk mengintegrasikan perasaan kedalam pikiran.
c. Asumsi Dasar
Asumsi pelaksanaan intervensi ini adalah : 1.
Ketidakmampuan seseorang dalam mengelola emosi akan berdampak pada berbagai perilaku yang maladaptif Caruso Salovey, 2005
2. Menulis dapat menjadi salah satu cara untuk mengembangkan
kemampuan pengelolaan emosi Caruso Salovey, 2005 : 135 3.
ET system as a whole bridges both chatartic and cognitive approaches Pearson, 2003 : 3
4. Pada teknik Expressive writing terdapat proses penyingkapan emosi, yakni
proses yang melibatkan perasaan alamiah atau emosi yang sebenarnya dan mengubahnua menjadi bahasa yang tertulis Pennebaker Chung, 2007.
Hal ini sejalan dengan tujuan pengelolaan emosi yakni mengintegrasikan pikiran dan perasaan yang akan mendorong pada perilaku yang adaptif
dan keputusan yang efektif.
Anisa Rahmadani, 2013 Efektivitas Teknik Expressive Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengelolaan Emosi Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
d. Sasaran Intervensi
Intervensi dilakukan terhadap empat orang siswa laki-laki yang berada dalam ketegori sedang dan rendah pada setiap aspek pengelolaan emosi dari 24
siswa yang teridentifikasi memiliki skor kemampuan pengelolaan emosi yang rendah. Pertimbangan memilih siswa laki-laki adalah menurut Smyth 1998 laki-
laki lebih mendapatkan manfaat dari menulis dibandingkan perempuan. Adapun keempat subjek intervensi adalah :
1. SDC yang memiliki skor rendah pada aspek : 1 emosi untuk
memfokuskan perhatian,2 mampu mengelola mood, 3 mampu terbuka terhadap perasaan diri sendiri dan orang lain, dan 4 mampu
menginspirasi orang lain. 2.
BL yang memiliki skor rendah pada aspek : 1 emosi untuk memfokuskan perhatian, 2 emosi sebagai penggerak perilaku adaptif,
dan 3 mampu mengelola mood 3.
AN yang memiliki skor rendah pada aspek : 1 emosi untuk memfokuskan perhatian dan 2 emosi sebagai dasar pengambilan
keputusan, 4.
BA yang memiliki skor rendah pada aspek : 1 emosi untuk memfokuskan perhatian, dan 2 mampu mengelola mood.
e. Prosedur Pelaksanaan