Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
j. Analisis Tema merupakan kegiatan peneliti menghubungkan domain-domain
tersebut dan bagaimana hubungan antar aspek yang diteliti untuk selanjutnya dinyatakan dalam judul penelitian.
k. Temuan Budaya pada tahap ini peneliti akan menemukan fakta-fakta mengenai
budaya yang telah didapatkan dari hasil penelitian, sehingga menghasilkan judul yang telah ditentukan.
l. Tahap Akhir yaitu menulis laporan, kegiatan tersebut merupakan proses dari
hasil mengumpulkan keseluruhan data melalui observasi dan wawancara di lapangan.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan prosess tindak lanjut dari pengolahan data. Saat data sudah diolah kemudian dianalisis dan diklasifikasikan menjadi kelompok khusus
sesuai dengan jenis datanya sehingga menghasilkan data yang tersusun secara sistematis. Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara dalam
meningkatkan kredibilitas antara lain perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, serta
member check. Pada penelitian ini peneliti menggunakan cara triangulasi, karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil terdapat kata-kata yang keliru
yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya, waktu pengungkapan, kondisi
yang dialami dan sebagainya. Maka peneliti perlu menggunakan triangulasi yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Sehingga
ada triangulasi dari sumbberinforman, triangulasi dari teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
1. Triangulasi SumberInforman
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Cara untuk meningkatkan kepercayaan penelitian adalah dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain. Dalam hal
ini peneliti perlu mengeksplor guna mengecek kebenaran data dari berbagai sumber. Triangulasi dengan sumber data, contoh jika meneliti kredibilitas
Ketua Adat dalam memimpin Kampung Adat Kuta. Peneliti harus mewawancarai wakil ketua adat dan para sesepuh lainnya, melebar kepada
masyarakatnya. 2.
Triangulasi Teknik Triangulasi teknik merupakan berbagai teknik ungkapan data yang
dilakukan kepada sumber data. Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda merupakan cara menguji kredibilitas data dengan
triangulasi teknik. Misalnya, mengungkapkan data tentang eksistensi Ronggeng Kaleran dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi
dilapangan apakah kesenian tersebut masih baik eksistensinya atau sebaliknya, kemudian lakukan dokumentasi. Jika ternyata diperoleh situasi
yang berbeda maka peneliti perlu untuk melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data atau yang lain untuk memastikan data yang dianggap
benar. 3.
Triangulasi Waktu Menguji kredibilitas data dengan triangulasi waktu dilakukan dengan cara
mengumpulkan data pada waktu yang berbeda. Peneliti yang melakukan wawancara di sore hari dapat mengulanginya di pagi hari dan kembali
mengeceknya lagi disiang hari. Peneliti melakukan triangulasi waktu agar peneliti dapat mengecek konsistensi, kedalaman dan ketepatankebenaran
suatu data.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan teori diatas maka penelitian kualitatif bersifat deskriptif analisis bisa menghasilkan suatu temuan baru. Begitupula pada penelitian ini,
hasil penelitiannya berupa skripsi yang berjudul Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Nyuguh di Kampung Adat Kuta.
Gilang Gartika, 2015 RONGGENG KALERAN DALAM UPACARA NYUGUH DI KAMPUNG ADAT KUTA CIAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis
dapat disimpulkan sebagai berikut. Tradisi upacara Nyuguh merupakan tradisi yang memang rutin dilakukan oleh masyarakat adat Kuta setiap tahunnya
antara tanggal 17-25 Shafar. Hal ini dilandasi dengan kepercayaan warga masyarakatnya yang apabila tidak dilaksanakan maka akan terjadi bencana
yang akan menimpa masyarakat Kampung Adat Kuta. Selain itu, kegiatan upacara Nyuguh ini merupakan bentuk rasa syukur warga terhadap Tuhan
Yang Maha Esa karena telah diberikan panen yang berlimpah. Kegiatan inti dari upacara Nyuguh biasa diselenggarakan masyarakat Kuta di pinggir Sungai
Cijolang dengan dipimpin oleh Aki Kuncen Bapak Maryono. Terdapat berbagai tahap upacara Nyuguh mulai dari tahap persiapan,
penyelenggaraan, dan penutup acara. Pada tahap persiapan, masyarakat terlebih dahulu akan melakukan musyawarah bersama menentukan hari yang
akan digunakan untuk upacara Nyuguh. Kemudian dari jauh-jauh hari warga menyiapkan ijuk, kiray dan berbagai macam hasil kebun dan ladangnya. Tak
lupa panggung hiburan yang dibuat didepan Balai Sawala untuk tempat berkumpulnya warga sebelum berangkat menuju Sungai Cijolang Untuk
mengarak Dongdang. Panggung tersebut juga dipersiapkan untuk hiburan kesenian warga Kuta. Ronggeng Kaleran bersama kesenian lainnya
diantaranya Gondang Buhun dan Gembyung dipertunjukan di awal ritual Nyuguh sembari mengumpulkan warga di depan Balai Sawala.
Setelah segala bentuk hiburan selesai barulah sesepuh kampung akan memulai doa awal ritual sebelum berangkat mengarak Dongdang ke Sungai