Anatomi sinus paranasal Hidung dan Sinus Paranasal

kecil mencapai mukosa dan dibalut oleh mukus. Adanya bersihan mukosiliar akan membawa partikel yang telah dibalut oleh mukus termasuk di dalamnya bahan patogen keluar dari hidung dan sinus Walsh dan Korn, 2006.

2.1.2 Anatomi sinus paranasal

Kavum nasi dikelilingi oleh ruangan yang berisi udara yang dikenal dengan nama sinus paranasal. Ada delapan sinus paranasal, empat buah pada setiap sisi hidung: sinus frontal kanan dan kiri, sinus etmoid kanan dan kiri , sinus maksilaris kanan dan kiri, serta sinus sphenoid kanan dan kiri. Semua rongga sinus ini dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan mukosa hidung, hanya lebih tipis dan kelenjarnya lebih sedikit, berisi udara dan semua bermuara di rongga hidung melalui ostiumnya masing-masing Ballenger, 2003. Sinus paranasal secara klinis dibagi menjadi dua yakni kelompok sinus anterior dan posterior. Kelompok anterior terdiri dari sinus frontal, sinus maksila dan sel-sel anterior sinus etmoid yang bermuara di meatus media. Kelompok posterior terdiri dari sinus sphenoid dan sel- sel posterior sinus etmoid yang bermuara di meatus superior Ballenger, 2003. Sinus maksila atau dikenal juga dengan nama antrum Highmore adalah merupakan sinus paranasal yang terbesar. Sinus maksila berbentuk piramid irregular dengan dasarnya menghadap fossa nasalis dan puncaknya ke arah apeks prosesus zigomatikus os maksila Ballenger, 2003. Dinding anterior sinus maksila adalah permukaan fasial os maksila, sedangkan dinding posteriornya adalah fossa infratemporal. Dinding medial sinus maksila adalah dinding lateral kavum nasi, Dinding superiornya adalah dasar orbita, sedangkan dasar sinus maksila adalah prosesus alveolar dari maksila. Ostium alami dari sinus maksila berada di superior dinding medial sinus dan drainasenya mengalir ke arah infundibulum etmoid dan hiatus semilunaris Rice dan Schaefer, 2004. Sinus frontal memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, dan seringkali juga sangat berbeda bentuk dan ukurannya dari sinus pasangannya. Kadang- kadang juga ada sinus yang rudimenter. Sinus ini berhubungan dengan meatus media melalui duktus nasofrontal, yang berjalan ke bawah dan belakang serta bermuara meatus media Ballenger, 2003. Sel-sel atau labirin etmoid terletak di kiri-kanan kavum nasi kira-kira sebelah lateral di setengah atau sepertiga atas hidung dan di sebelah medial orbita. Ada dua kelompok sel-sel: kelompok anterior yang bermuara ke meatus media dan kelompok posterior yang bermuara ke meatus superior. Sel-sel posterior jumlahnya lebih sedikit tapi berukuran lebih besar Ballenger, 2003. Sinus sfenoid terletak di dalam korpus os etmoid, ukuran serta bentuknya bervariasi. Sepasang sinus ini dipisahkan satu sama lain oleh septum tulang yang tipis. Masing-masing sinus sfenoid berhubungan dengan meatus superior melalui celah kecil menuju ke resesus sfeno-etmoidalis Ballenger, 2003. Untuk drainase, sinus sfenoid tergantung dari aliran mukosiliar Rice dan Schaefer, 2004.

2.1.3 Fungsi hidung dan sinus paranasal