Penggunaan Hak Angket di Beberapa Negara

Badan Legislatif berdasarkan ketentuan konstitusi serta peraturan perundang- undangan yang berlaku. 76 Hak angket merupakan bentuk pengawasan intensif serta investigatif DPR terhadap kebijaksanaan pemerintah. Peran DPR melalui Hak Angket akan lebih konkret daripada hanya sekadar menggunakan hak meminta keterangan, karena dalam hak angket terkandung unsur dimana DPR juga ikut andil mengawal proses penyelesaian suatu kasus dan sekaligus langsung menjadi investigator dalam kasus tersebut. Dimana dengan terlibatnya DPR terhadap suatu kasus, maka diharapkan upaya penyelesaian kasus ini akan semakin menemui titik terang dan mencegah terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme.

D. Penggunaan Hak Angket di Beberapa Negara

Dalam penggunaan hak angket, terdapat beberapa negara yang menggunakan hak angket dan dapat dijadikan sebuah perbandingan yang tepat dengan hak angket yang digunakan di Indonesia. Contohnya Amerika Serikat dipandang merupakan salah satu contoh ideal dari pemerintahan presidensial, sedangkan Inggris dipilih sebagai negara yang mewakili sistem pemerintahan parlementer. Selain Inggris, akan dijelaskan pula negara Perancis, dengan dasar pertimbangan, pertama sebagai negara asal istilah angket enquete kemudian Afrika Selatan. Selanjutnya akan dijelaskan tentang hak angket di beberapa negara di dunia sebagai berikut: 76 Republik Indonesia, Pasal 25-27 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1. Amerika Serikat

Parlemen Amerika Serikat biasa disebut kongres Congress yang terdiri dari House of Representative dan Senate. 77 Salah satu fungsi non-legislatif terpenting kongres adalah kekuasaannya untuk mengadakan penyelidikan. 78 Meskipun tidak ada ketentuan dalam konstitusi Amerika Serikat yang memberikan kewenangan kepada kongres untuk melakukan penyelidikan. Kekuasaan penyelidikan didapatkan berdasarkan keputusan Supreme Court dalam beberapa perkara. Dalam perkara Watkins v United States, pengadilan menjelaskan keluasan dari kekuasaan penyelidikan: “ The power of the Congress to conduct investigations is inherent in the legislative process. That power is broad, It encompasess inquiries concerning the administration of existing la w as well as proposed or possibly needed statues”. 79 Berdasarkan keputusan pengadilan tersebut, kekuasaan kongres untuk melakukan penyelidikan merupakan kekuasaan yang inheren dengan proses pembentukan undang-undang. Kekuasaan tersebut sangat luas, yaitu mencakup penyelidikan yang berkenan dengan administrasi baik peraturan yang sedang diajukan atau peraturan yang mungkin dibutuhkan. 77 Jhon J. Patrick, dkk, The Oxford guide to the United States Government, Oxford: Oxford University Press, 2001, h. 729. 78 Richard C. Schroeder, Garis-Garis Besar Pemerintah Amerika, Dinas Penerangan AS, h. 91. 79 Morton Rosenberg, Investigative Oversight: An Introduction to the Law, Practice and Procedure of Congressional Inquiry , artikel diakses pada tanggal 11 oktober 2013: http:www.house.gove.rules95-464.htm2. Kekuasaan dalam penyelidikan kongres terbatas, tidak ada wewenang untuk mengungkap kasus kecuali jika kongres membenahi fungsinya dan bukan fungsi dari kongres untuk menggunakan undang-undang eksekutif, penyelidikan mungkin tidak akan selesai tapi harus dimulai dengan membuat tugas kongres menjadi legal atau sah legitimate. 80 Kekuasaan Kongres untuk melakukan penyelidikan, dilengkapi dengan kekuasaan subpoena, yaitu kekuasaan untuk memanggil setiap orang untuk memberikan keterangan, jika perlu di bawah sumpah atau menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan oleh kongres. Kekuasaan ini menjadi penting ketika kongres dapat memaksa kesaksian orang-orang yang tidak bersedia menjadi saksi dan menyatakan bahwa orang-orang yang menolak menjadi saksi telah menghina kongres dan bahwa orang-orang yang memberikan kesaksian palsu adalah pengucap sumpah palsu. 81

2. Inggris

Pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap akuntabilitas pemerintah Inggris dilakukan melalui beberapa kesempatan, yaitu: Parliamentary Question and Answer, Ministerial Statements, Adjournment Debates , dan yang terakhir adalah 80 Kermit, L, Hall. The Oxford Companion to the Supreme Court of the United States. Oxford: Oxford University Press, 1992, h. 920. 81 Richard C. Schroeder, Garis-Garis Besar Pemerintah Amerika, Dinas Penerangan AS, h. 91 Motions of No Confidence . Dewan juga dapat melakukan pengawasan terhadap pemerintah melalui Select Committee System. 82 Parlementary Questions merupakan cara untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan pemerintah. Selain itu juga merupakan cara yang efektif mendapatkan perhatian dan menyuarakan dari konstituen anggota. Ada dua jenis pertanyaan, yaitu lisan dan tulisan. Pertanyaan lisan dijawab oleh Menteri atau Perdana Menteri pada question time di House of Commons. Kemudian kontrol terhadap pemerintah berpuncak pada mosi tidak percaya motion of no confidence dilakukan House of Commons memaksa pemerintah untuk mengundurkan diri. Pelaksanaan penyelidikan biasanya dilakukan oleh Departemental Select Committees, atau komisi yang membayangi atau merupakan pasangan dari departemen pemerintah. Ruang lingkup pemeriksaan komisi adalah berkaitan dengan pengeluaran, administrasi, dan kebijakan pemerintah dari departemen atau badan publik yang lain. 83 Select Committees mempunyai kewenangan untuk memanggil saksi dan meminta keterangan baik lisan maupun tertulis, atau meminta pihak-pihak untuk menyerahkan dokumen tertentu dan hasil laporan diserahkan ke Parlemen. 82 The Accountability of Government, diakses pada tanggal 12 November 2013: http:www.parliament.ukworksaccount.cfm, 83 House of Commons Select Committees: Guide for Witness, diakses pada tanggal 12 oktober 2013 http:www.parliament.ukcommonsselcomwitguide.htm,

3. Perancis

Parlemen Perancis terdiri dari National Assembly dan Senate. Parlemen mempunyai dua fungsi utama, yaitu membentuk undang-undang dan melakukan pengawasan terhadap pemerintah. Fungsi ini dilakukan menurut ketentuan dalam konstitusi dan Peraturan Tata Tertib National Assembly. 84 Kegiatan pemerintah juga dapat diawasi melalui cara temporary information assignments, yang dapat melibatkan lebih dari satu komisi yang biasanya menghasilkan laporan yang di publikasikan. Mekanisme pengawasan juga dilakukan terhadap implementasi dan evaluasi pelaksanaan undang-undang yang telah dihasilkan oleh parlemen, termasuk informasi mengenai pelaksanaan anggaran yang sedang berjalan untuk dipergunakan sebagai bahan dalam pembahasan undang-undang keuangan Financial Bill , Parlemen juga dapat membentuk Komisi Penyelidikan Committees of Inquiry untuk menyelidiki fakta-fakta mengenai manajemen pelayanan publik dan perusahaan-perusahaan nasional.

4. Afrika Selatan

Parlemen Afrika Selatan terdiri dari National Assembly dan National Council of Provinces . 85 National Assembly yang anggotanya dipilih merupakan lembaga yang bertugas mewakili rakyat sehingga mencerminkan demokrasi, 84 The French Parliament, diakses pada tanggal 12 oktober 2013: http:www.assembleenationale.frenglish8ad.asp 85 Constitution of South Afirica, Section 46” The National Assembly consist of no fewer than 350 and no more than 400 women and men elected as member”. yaitu pemerintahan oleh rakyat berdasarkan konstitusi, dengan cara memilih Presiden, memberikan pertimbangan terhadap isu nasional, memberikan persetujuan terhadap undang-undang, dan melalui pengawasan terhadap tindakan-tindakan pemerintah. Konstruksi ketatanegaraan Afrika Selatan yang termuat di dalam konstitusi digambarkan secara jelas sistem pemerintahannya, yang berdasarkan ciri tidak dipisahkannya kepala negara dan kepala pemerintahann yang dijabat oleh Presiden, maka ciri tersebut menggambarkan sistem pemerintahan Presidensial. Hal tersebut menjadi rancu ketik Presiden dipilih oleh Parlemen. Parlemen juga dapat memaksa Presiden mengundurkan diri oleh mosi tidakpercaya Parlemen. Hal tersebut terlihat ciri pemerintahan parlementer lebih menonjol. Dalam melakukan pengawasan terhadap eksekutif oleh parlemen, konstitusi memberikan kekuasaan kepada National Assembly atau setiap komisinya untuk: 86 a. Memanggil setiap orang datang ke parlemen dan memberikan bukti-bukti atau keterangan di bawah sumpah atau untuk menyerahkan dokumen- dokumen. b. Meminta setiap orang atau institusi untuk melaporkannya c. Memaksa setiap orang atau institusi untuk memenuhi panggilan d. Menerima petisi, perwakilan atau delegasi dari setiap orang atau lembaga yang berkepentingan 86 Constitutio n of south Africa, Section 56 “Evidence or information before National Assembly”

E. Contoh Kasus Hak Angket Sebelum dan Sesudah Amandemen Undang-Undang

Dokumen yang terkait

Kewenangan Pengujian Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

1 58 132

Penerapan Sistem Pemerintahan Presidensial Di Negara Republik Indonesia Setelah Amandemen Undang-Undang Dasar 1945.

7 119 93

PENGARUH AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN PENGARUH AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 TERHADAP PERUBAHAN KONFIGURASI KEKUASAAN KEHAKIMAN.

0 2 10

PENULISAN HUKUM / SKRIPSIPENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DALAM PROSES LEGISLASI MENURUT UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.

0 2 12

PENDAHULUAN PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DALAM PROSES LEGISLASI MENURUT UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.

0 4 20

PENUTUP PENGUATAN KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DALAM PROSES LEGISLASI MENURUT UNDANG - UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.

0 2 8

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Perspektif Teori Positivisme Hans Kelsen.

0 1 16

PERANAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DALAM MENJALANKAN KEKUASAANNYA MEMBENTUK UNDANG-UNDANG BERSAMA PRESIDEN PASCA PERUBAHAN uNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945.

0 0 9

Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

0 0 19

PENERAPAN HAK ANGKET DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PASCAAMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

0 2 10