Produksi Program Televisi LANDASAN TEORITIS

a. Program tahunan, perencanaan program tahunan berpijak pada tahun berlakunya manajemen stasiun televisi bersangkutan. b. Program pekanan atau mingguan adalah susunan program siaran dalam setiap minggunya. c. Program harian. Penyusunan program harian didasarkan pada berapa banyak bahan siaran yang tersedia. Ketersediaan bahan ini bisa berupa bahan siaran jadi, bisa pula berupa bahan siaran yang harus diproduksi terlebih dahulu. 24 Setiap program televisi punya sasaran yang jelas dan tujuan yang akan dicapai. Ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam penyusunan program siaran televisi, yaitu : 1. Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program, 2. Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program, 3. Sasaran program, 4. Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program, 5. Karakter institusi dan manajemen sumber program untuk mencapai usaha yang optimum.

C. Produksi Program Televisi

Produksi adalah pelaksanaan pengubahan bentuk naskah menjadi bentuk auditif dan visual, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku bagi pertelevisian. 25 Produksi program televisi memiliki berbagai macam format dan materi. Beberapa diantaranya terkadang memiliki prosedur atau tata laksana kerja yang berbeda. 24 RM Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran, Jakarta: IKJ Press, 2007, cet. Ke-1, h. 5-15 25 Darwanto sastro soebroto, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta : Duta wacana, 1995, h. 125 Setiap materi program mendapatkan perlakuan khusus berdasarkan karakteristik dan spesifikasinya. Produksi siaran merupakan salah satu bagian dari organisasi penyiaran yang bertugas menangani produksi mata acara atau program acara. 26 Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser akan dihadapkan pada lima hal yaitu: materi produksi, sarana produksi, biaya produksi, organisasi produksi dan tahapan pelaksanaan produksi. 1. Materi Produksi Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu. Seorang produser professional dengan cepat mengetahui apakah materi atau bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya cipta, seperti musik, lagu atau lukisan, gagasannya mulai bergerak. Bahan yang ada dihadapannya akan merangsang kepekaan kreatifnya. 2. Sarana Produksi Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran seluruh persiapa produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. 26 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta: Grasindo, 1997, cet. Ke-1, h. 24 Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit peralatan pencahayaan. Setiap unit memiliki daftar peralatan sendiri gunanya untuk mengecek kelengkapan peralatan setiap kali akan dipakai untuk produksi dan diteliti kembali setalah produksi shooting selesai dan harus dikembalikan lagi dengan lengkap. Kreatifitas sangatlah diperlukan dalam penggunaan peralatan produksi karena akan berdampak pada biaya produksi. Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan melainkan oleh kemauan. 3. Biaya Produksi Perencanaan budget atau biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan: a. Financial Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada kemungkinan keuangan yang ada. Jika keuangan terbatas berarti tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula dibatasi. b. Quality Oriented Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, orientasi budget semacam ini biasanya produksi prestige produksi yang diharapkan keuntungan besar baik dari segi nama maupun financial. Banyak faktor tidak terduga yang sewaktu-waktu dapat terjadi seperti, hujan, lingkungan yang tidak mendukung, musim bila produksi dilakukan di luar studio, kecelakaan dalam shooting atau kerusakan dan kehilangan peralatan yang harus diganti. Oleh karena itu, biaya produksi hendaknya disiapkan pos tidak terduga biasanya minimal sebesar seperempat dari total biaya produksi atau bagi produser yang tidak berani spekulatif biasanya mengalokasikan sebesar sepertiga. 4. Organisasi Pelaksanaan Produksi Suatu produksi program televisi merupakan satuan kerja yang akan menangani proses produksi secara bersama-sama sampai hasilnya disiarkan. Meskipun mereka bertugas dibidang yang berbeda tapi tetap memiliki tujuan yaitu menghasilkan produksi yang disiarkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Agar pelaksanaan produksi lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi pelaksanaan produksi yang tidak disusun secara rapi akan menghambat jalannya produksi. Adapun bagan organisasinya sebagai berikut: Tabel 1 Bagan Organisasi Program Director Ass.Program Director Art Director Floor Director Property Make Up 1. Program Director Pengarah acara : Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan teknis produksi, mulai dari pra produksi, produksi, sampai dengan pasca produksi. Memimpin rapat secara teknis. Merencanakan bentuk pengambilan gambar dan pergerakkan kamera dalam bentuk recording plan. Mengarahkan dan melaksanakan proses produksi kepada kerabat kerja tim produksi dan pengisi acara. 2. Ass. Program Director : Mendampingi dan membantu PD dalam melaksanakan tugasnya, mengingatkan PD akan waktu yang tersedia, dan memberikan masukan kepada PD demi kelancaran acara, asisten PD biasa digunakan di TVRI, karena siaran yang berbentuk langsung membutuhkan kosentrasi tinggi. Mempersiapkan susunan nama-nama pemain dan kerabat kerja. 3. Floor Director : Mampu berkomunikasi dengan baik kepada seluruh kerabat kerja produksi. Melaksanakan koordinasi dalam studio berdasarkan permintaan PD, dengan memberikan cue yang diperlukan kepada crew dan pengisi acara saat produksi berlangsung. 4. Art. Director : Merencanakan fasilitas artistic seperti dekorasi, property, graphic, tata rias dan busana serta menyusun anggaran biaya. 5. Property : Menyediakan seluruh kebutuhan property perlengkapan yang mendukung suatu acara. 6. Make Up : Membuat desain dan melaksanakan tata rias terhadap pengisi acara sesuai dengan tuntutan persyaratan teknis dan artistic. 7. Switcher : Bertugas menyiapkan video mixer untuk mengatur dan memadukan gambar sesuai dengan permintaan PD. 8. VTR Video Tape Recoder : Mengoperasikan peralatan rekam audio visual dan melakukan pengisian time code. 9. Sound Mixer : Mengoperasikan audio yang digunakan, memasang mic dan peralatan pendukung lainnya. 10. Cameramen : Mengoperasikan kamera, crame, dolly, pedestal, steady cam, dan melaksanakan perintah yang diinginkan oleh PD. 11. Lightingman : Mengoperasikan penataan cahaya, merencanakan pemakaian lampu, menentukan jenis dan tipe lampu, dan mengatur pencahayaan. 12. CGO Character Generator Operator : Mempersiapkan dan mengoperasikan peralatan computer character generator, mengerjakan kredit title, dan sub title, serta menampilkan gambar grafis hasil rancangan graphic designer. 13. TD Technical Director : Menentukan kelayakan teknis produksi, memeriksa kesiapan peralatan, system dan instalasi produksi serta mengawasi pengopersian produksi. 14. Costume : Membuat desain dan menyediakan kostum sesuai dengan kebutuhan produksi acara. 5. Tahap Pelaksanaan Produksi Tahap pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan juga biaya yag besar., selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Tahapan produksi program televisi yang biasa disebut Standar Operation Procedure SOP, adalah sebagai berikut: a. Pra produksi perencanaan dan persiapan Perencanaan meliputi time schedule, penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, alokasi biaya dan crew. Persiapan meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan dan surat-menyurat. b. Produksi pelaksanaan Produksi adalah seluruh kegiatan liputan shooting baik di dalam studio maupun diluar studio, baik dari tahap set up dan rehearsal sampai general rehearsal. 27 Proses produksi juga ada secara record disebut taping. Setelah proses perencanaan dan persiapan selesai, pelaksanaan produksi bisa dimulai. Produser bekerja sama dengan para pengisi acara dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan yang tertulis dalam script menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. c. Pasca produksi penyelesaian dan penayangan Pasca produksi adalah semua kegiatan setelah peliputan shooting taping sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau diputar kembali. Yang termasuk pasca produksi antara lain editing penyuntingan, manipulating pengisian suara, subtitle, title, ilustrasi dan efek. 28 Pelaksanaan produksi dapat dibagi menjadi empat karakteristik: 27 Departemen Program TVRI, Standar Operating Procedure Produksi, Jakarta : PT. TVRI, 2008 28 JB. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992 , h.27 1 Diproduksi sekaligus dan disiarkan secara lamgsung, baik di dalam studio maupun di luar studio. 2 Diproduksi dengan berbagai kamera dan pelaksanaanya tidak sesuai dengan urutan naskahnya, jenis ini dapat dilakukan baik didalam maupu diluar studio. 3 Diproduksi dengan beberapa kamera dan alat perekam gambar. 4 Diproduksi hanya menggunakan kamera jinjing, baik set dekorasinya atau lokasinya si suatu tempat atau berpindah- pindah. 29 Keempat karakter produksi tersebut di atas, tiga di antaranya masih memerlukan penyelesaian tahap akhir yaitu pengeditan, sedangkan yang pertama tidak memerlukan tahap editing karena siarannya secara langsung, di mana hasil produksi disiarkan secara langsung dan dapat langsung dinikmati oleh penonton. Menurut lokasi atau tempatnya produksi siaran dapat dibagi menjadi tiga: 1 Produksi yang diselenggarakan sepenuhnya di dalam studio 2 Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan di luar studio 3 Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio. 30

D. Teletilawah