BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Pembahasan Pengumpulan Data
Aplikasi Tuntunan Shalat Berbasis Multimedia merupakan suatu solusi alternatif dari identifikasi masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya
dan untuk mendapatkan data serta informasi yang diperlukan, penulis menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu:
4.1.1. Pembahasan Studi Keptustakaan
Setelah penulis melakukan studi kepustakaan di fakultas sains dan teknologi dengan mempelajari buku-buku yang dapat mendukung
teori dalam perancangan sekripsi ini, penulis memperoleh informasi: • Penulis memperoleh inspirasi tentang perancangan aplikasi ini
• Dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan multimedia penulis dapat menentukan teori dan metodologi yang dapat
menunjang penulisan skripsi ini • Menambah wawasan penulis tentang pengetahuan multimedia
• Penulis dapat menentukan software-software yang digunakan dan dapat membantu dalam pembuatan aplikasi ini
• Penulis dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dari aplikasi- aplikasi yang sejenis yang terdapat di perpustakaan.
4.1.2. Pembahasan Observasi Langsung
Setelah penulis melakukan pengamatan langsung pada:
33
Tempat : Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Lembaga Taman Pendidikan Al-qur’an TPA Hafidin Royyan, Pesantren Ciganjur KH. Abdurrahman
Wahid Gus Dur, Lembaga pengajian Lembaga Pengkajian Masalah Agama LPMA, Ikatan Pemuda
Ciganjur IPC, yakni organisasi kepemudaan yang sejenis dengan karang taruna yang bertempat di Jl.
Warung Silah RT 002 RW 005 Kelurahan Ciganjur Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan 12630 dan
lingkungan sekitar. Waktu
: 28 Agustus – 5 September 2008 Dari data dan informasi tersebut, maka penulis menggunakannya
sebagai kebutuhan sistem dari aplikasi yang akan dibangun, yaitu: • Aplikasi yang dibuat dapat memberikan fasilitas yang menjelaskan
tentang waktu shalat, niat-niat, hukum-hukum dalam shalat serta bacaannya.
• Aplikasi yang dibuat dapat memberikan contoh cara melaksanakan shalat yang mudah dimengerti umat yang masih dalam taraf
mempelajari gerakan-gerakan dalam shalat serta bacaannya. • Aplikasi yang dibuat dapat membahas Kayfiyatul-shalat atau Tata
cara shalat. • Aplikasi yang dibuat menggunakan gambar animasi bergerak yang
dilengakapi dengan suara dan teks bacaan shalat.
34
• Aplikasi yang dibuat tidak memiliki keterbatasan dalam hal waktu dan tempat.
4.1.3. Pembahasan Kuisioner
Kuisioner dilakukan setelah tahap tes pada metode pengembangan multimedia. Setiap butir pertanyaan pada lembar
kuisioner diperoleh dari manfaat penelitian yang merupakan indikator dari tujuan penelitian. Pertanyaan pada lembar kuisioner berjumlah
10 pertanyaan. Seluruh butir pertanyaan diatas dituangkan dalam lembar
kuisioner dan kusioner yang dibuat dibagikan kepada 4 kategori pengguna, yaitu:
A : Kategori anak B : Kategori terdidik dan memiliki background keagamaan
C : Kategori terdidik dan tidak memiliki background keagamaan D: Kategori tidak terdidik dan tidak memiliki background keagamaan
Kuisioner ini dibagikan secara acak berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Untuk kategori A, penyebaran kuisioner dilakukan
disebuah lembaga TPA yang bernama Hafidin Royyan yang beralamat di Jl. Al-munawwaroh, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah anak-anak yang duduk di bangku sekolah, dari kelas 1 sampai kelas 6 Sekolah Dasar,
dengan syarat sudah memiliki kemampuan membaca. Kategori B, penyebaran kuisioner dilakukan di LPMA Lembaga Pengkajian
35
Masalah Agama yang beralamat di Jl. Kopo, Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan yang di dalamnya terdapat para Ustadz dan Ustadzah
dan Pesantren Ciganjur KH. Abdurrahman Wahid Gus Dur, dengan pertimbangan bahwa lembaga tersebut memiliki intensitas belajar
keagamaan lebih besar dari lembaga lainnya. Kategori C, penyebaran kuisioner dilakukan di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang memiliki intensitas belajar keagamaan yang lebih sedikit dibanding kategori B. Kategori D, penyebaran
kuisioner dilakukan di rumah-rumah sekitar. Yang termasuk dalam kategori ini adalah ibu–ibu rumah tangga, bapak-bapak, serta para
karyawan maupun wiraswasta yang memiliki keterbatasan pengetahuan, baik pengetahuan formal maupun pengetahuan
keagamaan.
4.2. Pembahasan Pengembangan Multimedia