Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

dampak – dampak tersebut karenanya hal itu akan mempengaruhi dari segala kegiatan yang berlangsung, baik itu oleh masyarakat ataupun oleh lingkungan. Dalam hal ini lebih difokuskan pada kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, dengan terhindarnya masyarakat dari adanya proses pertambangan yaitu karena kebisingan, ataupun, penurunan kualitas udara ,kelancaran lalulintas, erosi dan sebagainya maka masyarakat akan dapat dengan leluasa untuk menjalankan kegiatan perekonomiannya dan bukan tidak mungkin akan dapat lebih meningkatkan pendapatan yang diperoleh.

3.1.2 AMDAL Dalam Tataran Regulasi Hukum Pertambangan Dan Hukum Lingkungan

Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia sebagaimana diatur dalam pembukaan UUD 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Untuk memajukan kesejahteraan umum dalam hal ini adalah pertambangan yang berwawasan lingkungan haruslah mempunyai regulasi yang jelas. Peran Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut AMDAL didalam penegakan suatu iklim industri pertambangan yang berwawasan lingkungan sangat dibutuhkan. Didalam Pasal 25 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa dokumen AMDAL memuat tentang pengkajian mengenai dampak rencana usaha danatau kegiatan, evaluasi kegiatan disekitar lokasi rencana usaha danatau kegiatan, saran masukan serta tanggapan masyarakat terhadap rencana usaha danatau kegiatan, prakiraan terhadap besaran dampak serta sifat penting dampak yang terjadi jika rencana usaha danatau kegiatan tersebut dilaksanakan dan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Berikut disampaikan beberapa analisis perundangan terkait AMDAL antara lain :

3.1.2.1 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

AMDAL dalam sektor pertambangan merupakan acuan dalam memberikan Izin Usaha Pertambangan IUP. Mengingat betapa pentingnya AMDAL ini sudah merupakan dan keharusan bagi tiap-tiap perusahaan menyertakan dokumen AMDAL yang akan melakukan dan memperoleh IUP. Oleh karenya, dalam Pasal 36 Ayat 1 Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara menjelaskan IUP terdiri atas dua tahap 64 : a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan; b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat 1 huruf a wajib memuat ketentuan sekurang- kurangnya : a. nama perusahaan; b. lokasi dan luas wilayah; c. rencana umum tata ruang; d. jaminan kesungguhan; e. modal investasi; f. perpanjangan waktu tahap kegiatan; g. hak dan kewajiban pemegang IUP; h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan; i. jenis usaha yang diberikan; j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan; k. perpajakan; l. penyelesaian perselisihan; m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan n. amdal. Melihat lex generalis dari UU Minerba sehubungan dengan Pasal 36 Ayat 1 di atas menunjukkan adanya keterkaitan AMDAL 64 Lihat Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dengan Pertambangan bahwa muatan AMDAL tergolong dalam rangka akan dikeluarkannya IUP Eksplorasi dimana berdasarkan pasal tersebut AMDAL merupakan kewajiban mutlak dan bersifat umum. Kewajiban tersebut dilatarbelakangi, karena negara atau pemerintah berkeinginan agar setiap perusahaan untuk bersungguh- sungguh memperhatikan lingkungan hidup supaya dapat dicegah atau diminimalkan terjadinya kerusakan lingkungan. 65 Bentuk pelaksanaan dari AMDAL tersebut, diatur terlebih dalam lagi mengenai regulasi dalam pemenuhan pengurusan AMDAL sebagai bentuk wujud pelaksanaan dari adanya kegiatan di sektor pertambangan berkaitan dengan AMDAL.

3.1.2.2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup