15
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini secara teoritis dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana suatu al-
Qur’an dan hadis dapat dipahami dengan benar. Sehingga tidak terlalu kaku dengan pengamalan al-
Qur’an dan hadis yang menjadi pedoman kita.
D. Tinjauan Pustaka
Sejauh penelusuran yang penulis lakukan, penelitian tentang masalah ini masih belum ada yang melakukannya. Peneliti hanya menemukan satu
skripsi yang hanya membahas tentang metode pendidikan dalam surat al- Mâidah ayat 67 yang ditulis oleh Zulkarnaen Fadly Pendidikan Agama
Islam2009 dengan judul “Metode Pendidikan Islam dan Relevansinya dengan Metode Dakwah: Kajian surat al-Nahl ayat 125, al-Mâidah ayat 67 dan surat
Ali ‘Imrân ayat 159”. Skripsi ini membahas metode pendidikan dan dakwah, dan tidak ada analisa khusus mengenai ayat dalam surat al-Mâidah ayat 67.
Tentu saja penelitian tersebut berbeda dengan penulis yang menganalisa secara khusus ayat tersebut dan melakukan komparasi penafsiran dari dua
mufassir.
E. Metodologi Penelitian 1.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan kajian literatur dan kepustakaan. Data utama adalah al-
Qur’an dan yang menjadi kitab analisa utama adalah kitab Tafsîr al-
Qur’ân al-Hakîm Tafsir al-Manâr karya Muhammad Rasyîd Ridâ dan al-Mîzân fî Tafsîr al-
Qur’ân karya
16
Muhammad Husain al-Tabat aba’i, serta data sekunder dari buku-buku,
artikel dan lain-lainnya yang mempunyai kaitan dengan permasalahan yang sedang diangkat.
2. Metode Pembahasan
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif-analitis, sebagai upaya mengkaji kemudian memaparkan keadaan objek yang akan
diteliti dengan merujuk pada data-data yang ada baik primer maupun sekunder kemudian menganalisisnya secara proporsional dan
komprehensif dengan pendekatan komparatif, sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas persoalan yang berhubungan dengan pokok
permasalahan dan akan menghasilkan pengetahuan yang valid. 3. Tehnik Penulisan
Penulisan skripsi ini mengacu pada Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis dan Desertasi terbitan CeQDA Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab yang merupakan suatu rangkaian penulisan yang saling berhubungan, dengan uraian sebagai berikut:
Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
17
Bab II berisi tentang riwayat hidup Rasyîd Ridâ, riwayat kitab Tafsir al- Manâr, metode dan corak Tafsir al-Manâr dan kajian terhapad penafsiran
Rasyîd Ridâ tentang surat al-Mâidah ayat 67. Bab III berisi tentang riwayat hidup Tabat
aba’i, riwayat kitab Tafsir al- Mîzân, metode dan corak Tafsir al-Mîzân dan kajian terhapad penafsiran
Tabat aba’i tentang surat al-Maidah ayat 67.
Bab IV berisi tentang pokok kajian yaitu penafsiran mengenai kajian inti yang dibahas yaitu membahas surat al-Mâidah ayat 67 secara global yang
kemudian memfokuskan pembahasan kepada permasalahan sabab turunnya ayat, keterkaitan dengan peristiwa Ghadîr Khum, pesan penting dalam tablîgh
al-Risâlah yang diperintahkan Allah kepada Nabi saw., dan penjelasan tentang
makna ‘Ishmah dan kafir dalam ayat tersebut. Setelah itu melakukan analisa
perbandingan terhadap kedua penafsiran tersebut dan mengutip beberapa pendapat para ulama tafsir mengenai hal tersebut.
Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari masalah- masalah pokok dalam penelitian ini dan saran.
18
BAB II PENAFSIRAN RASYÎD RIDÂ TERHADAP SURAT AL-MÂIDAH
AYAT 67 DALAM TAFSIR AL-MANÂR
A. Riwayat Rasyîd Ridâ dan Tafsir al-Manâr
a. Riwayat Hidup Rasyîd Ridâ
Qalamun adalah sebuah desa yang dekat dengan kota Tripoli, Libanon. tempat kelahiran Sayyid Muhammad Rasyîd Ridâ pada tanggal
27 Jumadi al-Ûla 1282 H atau 18 Oktober 1865 M. Saat itu Libanon merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Turki Utsmani.
1
Menurut salah satu riwayat bahwa Rasyîd Ridâ mempunyai silsilah dari Husain bin
‘Ali bin Abî Tâlib, cucu Nabi saw., oleh karena itu beliau diberi gelar Sayyid.
Keluarga beliau dikenal dengan sebutan Syaikh merupakan keluarga yang sangat taat dalam beragama serta menguasai ilmu-ilmu agama.
2
Beliau mengawali pendidikan di desanya dengan membaca al- Qur’an, menulis dan berhitung. berbeda dengan anak-anak lain yang
sebaya dengannya, beliau lebih senang menghabiskan waktunya untuk belajar dan membaca buku dari pada bermain.
3
Sejak kecil ia telah memiliki kecerdasan yang tinggi dan keterkaitannya terhadap ilmu
pengetahuan.
1
A. Athaillah, Rasyîd Ridâ: Konsep Teologi dalam Tafsir Al-Manar, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 26
2
Ali Mufradi, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta: Logos, 1997, h. 162
3
Kufrawi Ridwan ed, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994, cet III, h, 161