BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Struktur dunia usaha yang tangguh memiliki peran yang signifikan bagi penguatan struktur perekonomian nasional. Struktur dunia usaha yang tangguh, tidak
saja akan memberikan kontribusi bagi penciptaan lapangan kerja tetapi juga terhadap devisa dan pengentasan kemiskinan melalui penciptaan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi. Sayangnya selama ini struktur dunia usaha kita masih timpang dan
menghadapi sejumlah kelemahan. Pembangunan nasional yang selalu bertumpu pada kelompok usaha skala besar yang diharapkan menjadi generator pertumbuhan juga
menghadapi sejumlah kelemahan mendasar, sementara kelompok usaha kecil juga menghadapi persoalan kronis. Kelompok usaha skala besar yang diharapkan mampu
menopang struktur perekonomian nasional justru collaps dalam menghadapi terpaan krisis. Padahal selama ini kelompok usaha inilah yang telah banyak menikmati
fasilitas sehingga meninggalkan bagian terbesar dari pelaku ekonomi yang ada yaitu ekonomi rakyat atau pelaku ekonomi usaha skala kecil sehingga menimbulkan
ketidakadilan dan keresahan.
1
1
Faisal Baasir, SH., Pembangunan dan Krisis –kritik dan solusi menuju kebangkitan
Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003, cet. 1, h. 4
Ketimpangan ini bisa dilihat dari beberapa indikator yang ada, seperti: dari sekitar 52.769.280 unit usaha di Indonesia, yang benar-benar masuk dalam unit usaha
menengah dan besar hanya 45.810 buah atau hanya 0,09 persen. Kelompok yang 0,09 persen ini menguasai produk domestik bruto PDB sebesar 56,94 persen. Sementara
itu unit usaha kecil dan rumah tangga yang jumlahnya mencapai sekitar 52.723.470 unit hanya menguasai 43,06 persen PDP BPS, 2009
Usaha kecil dan menengah UKM mudah dijumpai di sekitar kita, baik di pedesaan maupun perkotaan. Umumnya mereka masih bersifat informal meskipun
tidak sedikit yang sudah menjalankan usahanya secara formal atau bankable. Meskipun jumlah mereka sangat banyak, mencapai puluhan juta, tetapi posisi UKM
dalam struktur perekonomian masih sangat kecil. Kontribusinya dalam proses pembentukan produk domestik bruto dan penguatan struktur perekonomian masih
perlu ditingkatkan.
2
Kondisi ini tidak terlepas dari beberapa kendala yang masih dihadapi oleh UKM. Masalah yang dihadapi oleh usaha skala kecil bisa dilihat dari segi internal
maupun eksternal. Dari sisi internal misalnya, kelemahan tersebut bisa dilihat kekurang
mampuan UKM dalam membaca peluang pasar, kelemahan permodalan, kelemahan manajerial, termasuk kelemahan dalam memperoleh informasi akses pasar.
2
Ibid, h. 12
Dari sisi eksternal misalnya bisa dilihat sistem politik ekonomi nasional yang masih belum kondusif bagi pertumbuhannya usaha-usaha menengah dan kecil.
Kemauan politik pemerintah untuk menciptakan iklim dimaksud sudah ada, namun masih belum ditindaklanjuti dengan tindakan ekonomi yang kongkret.
Selama ini masalah pembiayaan usaha atau permodalan memang masih menjadi masalah yang sering dihadapi oleh UKM. Dukungan permodalan atau
pembiayaan usaha bagi UKM sangat penting. Di Indonesia lembaga keuangan yang dapat menyediakan dana untuk membantu permodalan secara formal adalah bank.
Hanya saja bank belum mampu menyentuh semua lapisan masyarakat, hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pinjaman dari bank memerlukan persyaratan
agunanjaminan, proses yang cukup lama dan suku bunga pinjaman yang relatif tinggi. Selain lembaga keuangan bank, terdapat pula Lembaga Keuangan Non Bank
LKNB. Istilah LKNB di sini dipakai untuk merujuk kepada reksa dana investment trust, uni kredit credit unions, masyarakat koperasi, kapitalis ventura, dan sejumlah
lembaga pengelola investasi lainnya. Mereka akan memobilisasi tabungan melalui penyertaan modal dan deposito mudharabah dan menyediakannya bagi para investor
yang memiliki prospek. Dengan demikian, lembaga-lembaga ini melakukan peran perantara dalam membantu para pengusaha menemukan dana untuk melakukan
ekspansi bisnis mereka.
3
3
Chapra, M. Umer, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press, 2000, h. 124
Dengan adanya sebuah lembaga yang dapat menjadi mediator antar pemilik kelebihan dana dan pihak yang memerlukan dana merupakan salah satu solusi dalam
memecahkan masalah perekonomian rakyat tersebut. Dana ini yang akan digunakan untuk mengaktifkan sektor rill atau ekonomi rakyat. Lembaga ekonomi yang dapat
menjadi mediator kebutuhan dana bagi rakyat yang ingin mengembangkan sektor rill adalah lembaga keuangan mikro, salah satunya Lembaga Keuangan Mikro Syariah
LKMS berbentuk Unit Layanan Modal Mikro ULaMM Syariah .
Unit Layanan Modal Mikro ULaMM Syariah adalah layanan dari PT. Permodalan Nasional Madani PNM yang merupakan Badan Usaha Milik Negara
BUMN yang dibentuk oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan dalam rangka memberdayakan usaha mikro dan kecil. Kegiatan ULaMM Syariah ini hanya bersifat
lending atau menyalurkan pembiayaan dan tidak menghimpun dana dari masyarakat karena unit usaha ini bukan lembaga perbankan.
4
Seperti diketahui, persoalan utama kredit mikro adalah masalah akses, yaitu belum terbiasanya pelaku usaha mikro dan usaha kecil memanfaatkan jasa lembaga
keuangan. Sebagai contoh, seorang pemilik warung yang berjualan dari pagi sampai sore, kemudian malam hari menyiapkan bahan-bahan untuk berjualan esok paginya.
Dengan kesibukan seperti itu, maka dia tidak sempat datang ke lembaga keuangan. Oleh karena itu, harus dari pihak lembaga keuangan yang proaktif mendatangi
pengusaha mikro kecil seperti ini.
4
Edy Sasmito, Rahasia Sukses Pengusaha Tahan Banting Pengalaman Pelaku Usaha Mikro Kecil, Jakarta: PT. Permodalan Nasional Madani, 2010, h. 20
Sesungguhnya hal seperti itulah yang dilakukan para rentenir sejak ratusan tahun yang lalu. Jadi ini bukan hal yang baru. Hanya saja kehadiran ULaMM Syariah
justru dengan maksud untuk membebaskan mereka dari lilitan ketergantungan pada para lintah darat. Selain memberikan akses pembiayaan yang lebih murah, ULaMM
Syariah juga melakukan pembinaan dan pendampingan berupa pelatihan-pelatihan dan konsultasi terhadap nasabah UMK, agar usahanya bisa berkembang.
5
Dengan kenyataan di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana strategi penyaluran dana yang dilakukan
oleh Lembaga Keuangan ULaMM Syariah. Dan penulis memilih Lembaga Keuangan ULaMM Syariah sebagai objek penelitian, melihat perkembangan yang dialami oleh
lembaga tersebut di tengah ketatnya persaingan tetapi tetap berkembang dan maju. Untuk itu penulis memberi judul skripsi ini dengan
“Strategi Unit Layanan Modal Mikro ULaMM Syariah PT. Permodalan Nasional Madani Persero dalam
Pemberdayaan UMKM Studi Pada ULaMM Syariah Cakung ”.
5
Ibid, h. 21.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah