Ektomikoriza Ektendomikoriza Endomikoriza Pemanfaatan Berbagai Jenis Fungi Untuk Mendekomposisi Bahan Organik Tanah Gambut Dan Pertumbuhan Meranti Batu (Shorea Platyclados)

Manfaat Mikroba Fungi bagi Tanaman Fungi yang bermanfaat bagi tanaman disebut dengan Mikoriza. Istilah mikoriza diambil dari Bahasa Yunani yang secara harfiah berarti fungi mykos = miko dan akar rhiza. Fungi ini membentuk simbiosa mutualisme antara fungi dan akar tumbuhan. Fungi memperoleh karbohidrat dalam bentuk gula sederhana glukosa dari tumbuhan. Sebaliknya, fungi menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan. Mikoriza merupakan fungi yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid akar semu fungi. Asosiasi antara akar tanaman dengan fungi ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat fungi tersebut tumbuh dan berkembang biak. Fungi mikoriza berperan untuk meningkatkan ketahanan hidup bibit terhadap penyakit dan meningkatkan pertumbuhan Hesti Tata, 2009 dalam Novriani Madjid, 2009. Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokkam ke dalam tiga tipe :

1. Ektomikoriza

Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksi membesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar dan berfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifa tidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding sel jaringan korteks membentuk struktur pada jaringan. Universitas Sumatera Utara

2. Ektendomikoriza

Ektendomikoriza merupakan bentuk antara intermediet kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinya antara lain adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan, hifa dapat menginfeksi dinding sel korteks dan juga sel-sel korteknya. Penyebarannya terbatas dalam tanah-tanah hutan.

3. Endomikoriza

Endomikoriza mempunyai sifat-sifat antar lain akar yang kena infeksi tidak membesar, lapisan hifa pada permukaan akar tipis, hifa masuk ke dalam individu sel jaringan korteks, adanya bentukan khusus yang berbentuk oval yang disebut Vasiculae vesikel dan sistem percabangan hifa yang disebut arbuscules arbuskul Brundrett, 2004. Mikoriza dikenal dengan fungi tanah karena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman rizosfer. Selain disebut sebagai fungi tanah juga biasa dikatakan sebagai fungi akar. Keistimewaan fungi ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untuk menyerap unsur hara terutama Phosphates P. Mikoriza merupakan suatu bentuk hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan dengan akar tanaman. Baik cendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini. Infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yang lebih baik. Dilain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan hidupnya karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya dari tanaman inang Syib’li, 2008 dalam Novriani Madjid, 2009. Universitas Sumatera Utara Mikoriza berpengaruh terhadap: 1. Adanya peningkatan absorpsi hara, sehingga waktu yang diperlukan untuk mencapai akar lebih cepat. 2. Meningkatkan toleransi terhadap erosi, pemadatan, keasaman, salinitas. 3. Melindungi dari herbisida. 4. Memperbaiki agregasi partikel tanah Rao, 1994. Deskkripsi Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik dari tanaman-tanaman yang tergenang air yang terurai secara lambat. Gambut yang terbentuk terdiri atas berbagai bahan organik tanaman yang membusuk dan terdekomposisi pada berbagai tingkatan. Ciri-ciri khas dari lahan gambut adalah mempunyai kandungan bahan organik yang sangat tinggi lebih dari 65. Gambut yang terjadi di daerah-daerah hutan rawa kandungan haranya rendah, pH rendah sekali atau asam sekali gambut oligotrop, gambut akan mengkerut apabila keadaannya menjadi kering, permukaannya akan turun, ketebalan berkurang, dan mudah terbakar. Kedalaman lahan gambut dapat mencapai lebih dari 15 m. Umumnya, kawasan gambut berbentuk kubah yang tebal pada bagian tengah dan menipis pada bagian tepi yang biasanya terdapat pada daerah-daerah pinggiran sungai atau tanah gambut berada diantara dua buah aliran sungai. Ketebalan gambut dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di sekitar lahan gambut sendiri, dibeberapa rawa yang berada pada ketinggian 1 - 2 m dari permukaan laut, dan di wilayah pesisir ketebalan gambut sekitar 0,5 - 2,0 m Noor, 2001. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tingkat dekomposisinya, gambut dibedakan menjadi 4 yaitu gambut seratan gambut mentah yang paling sedikit terombak atau fibrik, gambut lembaran folik yang terdiri atas dedaunan dan ranting-ranting yang terombak sebagian merupakan busukan atau seresah, gambut hemik terombak sedang, dan gambut saprik terombak paling matang Darmawijaya, 1980. Tanah gambut Indonesia mempunyai pH berkisar antara 2.8 - 4.5 dengan ketersediaan unsur-unsur makro, N, P, K serta sejumlah unsur mikro pada umumnya juga rendah. Gambut Indonesia memiliki karbohidrat yang sangat rendah, dan sifatnya berbeda dengan gambut yang berada di daerah subtropis. Lahan gambut di Indonesia pada umumnya telah diusahakan sebagai lahan pertanian oleh penduduk lokal, bahkan akhir-akhir ini pembukaan lahan gambut meningkat akibat kebutuhan untuk ekstensifikasi usaha pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan Darmawijaya, 1980. Karakteristik Gambut Gambut mempunyai karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh jenis tanah yang lain. Sifat fisik yang dimiliki tanah gambut adalah mampu menyerap air yang sangat tinggi. Sebaliknya apabila dalam kondisi yang kering kering berkelanjutan, gambut sangat ringan dengan berat volume yang sangat rendah 0,1 - 0,2 gcm 3 dan mempunyai sifat hidrofobik sulit menyerap air dan akan mengambang apabila terkena air. Pada kondisi demikian gambut dapat mengalami amblesan subsidensi dan mudah terbakar. Sedangkan sifat kimianya, gambut sangat tergantung pada jenis tumbuhan yang membentuk gambut, keadaan tanah dasarnya, pengaruh luar seperti endapan sungaibanjir, endapan vulkanis dan sebagainya. Ada dua kriteria utama yang mempengaruhi sifat kimia gambut yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Sifat dan asal tanaman yang terombak dan 2. Tingkat dekomposisi Noor, 2004. Deskripsi Pohon Banio Meranti Batu Shorea platyclados Taksonomi dan Penyebaran Shorea platyclados Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Clas : Dicotyledone Ordo : Periatales Famili : Dipterocarpaceae Genus : Shorea Sub genus : Red Shorea Species : Shorea platycladosv.Slooten exFoxw Arkive, 2009 Shorea platyclados memiliki beberapa nama, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama banio, nama meranti batu Sumatera Utara, meranti cingham Sumatera Bagian Timur, ketir Klimantan Selatan, meranti bukit Malaysia dan umumnya dikenal dengan meranti merah tua, karena warna dari kayunya yang merah tua Newman dkk, 1996 dalam Irmayuni, 2004. Penyebaran S. platyclados meliputi Semenanjung Malaysia, Sumatera, Sarawak Lembah Rajung kea rah timur laut, Brunei, Sabah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah. Jenis ini banyak ditemukan di hutan pegunungan dataran tinggi hingga 1800 mdpl di Sumatera Newman dkk, 1996 dalam Irmayuni, 2004. Universitas Sumatera Utara Morfologi Bunga memiliki daun mahkota kuning pucat, benang sari berjumlah 15. Kelopak buah memiliki tiga sayap panjang dan sayap pendek. Sayap panjang berukuran 5,2 – 8,3 cm x 0,9 – 1,5 cm dan sayap pendek 1,9 – 5,8 cm x 0,3 – 0,8 cm. Buah berukuran 7 – 16 mm x 6 – 12 mm. Ranting berbentuk pipih. Tangkai daun berukuran 0,9 – 2 cm. Daun berbentuk lanset dengan ukuran 6,1 – 13,1 cm x 6 – 13,1 cm x 2,2 – 4 cm. Pada bagian perakaran terdapat banir yang tinggi mencapai 4 m dan membentang. Permukaan pepagan merah tua hingga coklat, berlekah sempit dan dalam, lekahan-lekahan mencapai panjang 1 m, lebar 2 cm, dan dalamnya mencapai 1,5 cm, bewarna coklat, pepagan dalam berserat, coklat merah di sebelah luar hingga coklat kuning pada cambium, kayu gubal cukup keras, kuning jerami, kayu teras merah tua hingga merah. Sistem perkaran dalam, dengan banyak akar utama melandas membentuk pohon yang sangat kokoh dan tahan akan tiupan angin Newman dkk, 1996 dalam Irmayuni, 2004. Pohon dari marga Dipterocarpaceae mendominasi dataran hutan hujan tropis Asia Tenggara, dan batang yang lurus, tinggi bebas cabang TBC yang tinggi dan kayu yang keras menjadikan kayu ini menjadi favorit dan banyak di eksploitasi, Pohon-pohon dari genus Shorea dianggap terbesar dari marga Dipterocarpaceae dan paling penting dalam hal nilai ekonomis. Spesies banio atau meranti batu ini adalah salah satu dari beberapa spesies Shorea, yang telah dikelompokkan ke dalam Subgenus Red shorea, yang umum dikenal sebagai meranti merah tua, karena warna kayunya yang merah tua. Kelompok ini ditandai dengan pohon yang besar dan tinggi mencapai ketinggian 70 m, dengan batang yang lurus dan silindris Arkive, 2009. Universitas Sumatera Utara BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi, Rumah kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, dengan menggunakan sampel gambut Fibrik yang diambil di Desa Sei Siarti, Kecamatan Panai Tengah, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai Desember 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah tanah gambut fibrik, fungi Aspergillus sp, Penicillium sp, Trichorderma sp, Curvularia sp, PDA Potato Dextro Agar, jagung, air steril, dektrosa, alkohol 70, kloroks 1 , aluminium foil, tissue, kertas label. Peralatan yang digunakan yaitu: cangkul, kantong plastik besar, goni plastik, cawan Petri, beaker glass, tabung reaksi, gelas ukur, mikroskop cahaya, spatula, jarum Ose, timbangan analitik, bunsen, autoklaf, oven, laminar air flow, gunting, kamera digital, kaca objek dan kalkulator, dan alat-alat tulis. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 5 perlakuan yaitu: 1. A = Kontrol 2. A 1 = Curvularia sp. 3. A 2 = Aspergillus sp. 4. A 3 = Penicillium sp. 5. A 4 = Trichorderma sp. Universitas Sumatera Utara Dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga didapat 15 unit percobaan. Model matematika yang digunakan dalam analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut: Y ij = μ + δi + εij Keterangan: Yij = Nilai pengamatan ulangan ke-i dan perlakuan ke-j μ = Nilai tengah δi = Pengaruh ulangan ke-i εij = Galat ulangan ke-i dan perlakuan ke-j. Selanjutnya jika berpengaruh nyata maka dilakukan analisis data dengan uji DMRT Duncan Multyple Range Test. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahapan pengerjaan yaitu sebagai berikut :

1. Pembuatan Media PDA Potato Dextrose Agar