30 Kandungan TN dari masing-masing stasiun memperlihatkan variasi,
kandungan tertinggi pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun 2. Stasiun 1 merupakan inlet dari Waduk Ir. H.
Juanda terutama diduga berasal dari Waduk Cirata sehingga banyaknya masukan nutrien yang masuk ke stasiun ini. Menurut
Sukimin 1996 kandungan bahan organik yang masuk ke perairan, terutama di daerah sumber utama air outlet Waduk Cirata mempunyai kisaran yang lebih
besar dibandingkan dengan zona lainnya. Kandungan TN yang rendah terjadi pada stasiun 2 dan 3 yang
kandungannya tidak berbeda nyata. Hal ini dimungkinakan pada stasiun ini merupakan staisun yang berada pada zona transisi yakni zona pertemuan antara
air waduk yang mengalir dan juga perairan waduk yang relatif tenang hal ini menyebabkan TN pada stasiun ini paling rendah karena dimungkinkan
mengalami sedimentasi. Kandungan TP di perairan Waduk Ir. H. Juanda hampir sama dengan
kandungan TN. Kandungan TP tertinggi pada stasiun 1 dan terendah pada stasiun 2. Kandungan TP tertinggi pada stasiun 1 sedangkan kandungan
terendah pada stasiun 2, kerendahan ini dimungkinkan karena stasiun ini merupakan zona penggaduhan atau zona transisi yaitu daerah pertemuan antara
daerah mengalir dan daerah menggenang dimungkinkan mengalami pengendapan sehingga kandungan fosfat pada stasiun ini relatif rendah.
4.2. Kelimpahan plankton Waduk Ir. H. Juanda
31 Ditemukan 27 genus plankton yang terdiri 5 kelas dari fitoplankton dan 2
kelas dari zooplankton. fitoplankton tardiri dari kelas cyanophyceae 5 genus, chlorophycea 10 genus, bacillariophyceae 4 genus, dynophyceae 2 genus,
dan euglanophyceae 1 genus sedangkan zooplankton terdiri dari dua kelas crustaceae cladocera dan copepoda 3 genus dan rotatoria 2 genus.
Dari hasil pengamatan fitoplankton yang paling tinggi kelimpahnnya adalah dari chlorophyceae 10 Genus. Genus yang paling tinggi jumlah
kelimpahannya adalah Chlorella tabel 3. Umar, dkk 2004 melaporkan bahwa chlorophyceae merupakan kelas yang paling tinggi persentasenya di Waduk Ir.
H. Juanda. Zooplankton yang ditemukan pada saat pengamatan adalah rotatoria,
cladocera, dan copepoda. Kelimpahan tertinggi dari rotatoria. Rotatoria terdiri dari genus Karatella dan Branchionus sedangakan cladocera terdiri dari
Daphnia dan Bosmina, sedangkan copepoda yaitu genus Cyclops tabel 3 lampiran 4. Sulawesty, dkk 2008 menyatakan bahwa copepoda dan cladocera
merupakan kelompok zooplankton yang hampir selalu ada di setiap situ yang ada di Jawa Barat, rotifera juga ditemukan di semua situ kecuali di Situ
Patenggang. Tabel 3. Kelimpahan plankton rata-rata berdasarkan zona fotik dari setiap stasiun
di Waduk Ir. H. Juanda
No. PLANKTON
GENUS ST. 1
ST. 2 ST. 3
ST. 4 FITOPLANKTON
1
Cyanophyceae
Microcystis 31
10 10
4 Oscillatoria
2748 916
1074 1669
Anabaena 729.6
243 464
204 Merismopedia
59 20
45 68
Nostoc 367
122 203
375
32
2 Chlorophyceae
Scenedesmus 3
1 14
Staurastrum 42
14 39
30 Ulothrix
112 37
95 51
Pediastrum 6
2 4
Chlorella 9551
3184 364
75 Monaripidium
32 11
34 Cosmarium
2 10
Closterium 9
3 98
95 Oocystis
2 Coelastrum
1 3
Bacillariophyceae Synedra
19 6
15 31
Frustulia 19
6 30
21 Navicula
2 1
8 10
Cymbella 4
1 4
Dynophyceae Ceratium
28 9
50 50
Glenodinium 141
47 23
40 5
Euglenophyceae Trachelomonas
3
ZOOPLANKTON
7 Crustacea
Cladosera Daphnia
8 3
4 6
Bosmina 3
Copepoda Cyclops
5 2
4 8
Rotatoria Karatella
9 3
11 21
Branchionus 4
23 Jumlah
13924 4641
2589 2791
Kelimpahan cyanophyceae di setiap stasiun relatif tinggi karena kemampuan sebarnya yang luas serta didukung oleh lingkungan yang
mendukung kehidupannya. Mason 1993 menyatakan bahwa ciri umum alga di danau eutrofik adalah sering didominansi oleh cyanophyceae, sedangkan
menurut Kumar Sigh 1979 dalam Prihantini, 2006 menyatakan bahwa meningkatnya kadar nutrien ditambah dengan suhu dan cahaya yang sesuai,
aliran air yang sangat lambat, dan adanya faktor pendukung lain menyebabkan terjadi blooming cyanophyta di perairan. Niken, dkk 2006 melaporkan bahwa
cyanophyceae merupakan penyusun utama komunitas fitoplankton di seluruh lokasi penelitian Waduk Ir. H. Juanda pada ketiga lapisan kedalaman. Penyusun
33 komunitas selanjutnya adalah dari kelas chloropyceae terdiri dari genus Ulothrix
dan Chlorella kelas bacillariophyceae dan kemudian dari kelas dinophyceae.
Gambar 3. Kelimpahan Plankton dari tiga kedalaman zona fotik yang berbeda
pada tiap stasiun pengamatan di Waduk Ir. H. Juanda, Jawa Barat
Kelimpahan plankton tertinggi terdapat pada stasiun 1 pada permukaan yaitu 18.697 indl dan kelimpahan terendah pada stasiun 4 pada permukaan
juga yakni 1.034 indl Gambar 3. Kondisi tersebut dimungkinkan terjadi karena pada stasiun 1 merupakan inlet utama dari Waduk Ir. H. Juanda dari
Waduk Cirata yang membawa nutrien yang masuk ke Waduk Ir. H. Juanda yang bersumber dari Waduk Cirata. Jika dikaitkan dengan kandungan TN dan TP
pada stasiun 1 lebih tinggi dibandingkan stasiun lainnya, yaitu dengan TN 1,7061 mgl dan TP 0,0902 mgl.
Kelimpahan plankton terendah pada permukaan stasiun 4 hal ini dimungkinkan karena faktor lingkungan yang menjadikan kelimpahannya lebih
rendah dibandingkan stasiun lainnya yaitu suhu yang cukup tinggi 30,1 C akibat
penetrasi cahaya yang masuk ke perairan dan pH yang paling tinggi dibandingkan pada stasiun dan zona fotik lainnya yaitu 7,93 menyebabkan
kelimpahan pada zona fotik ini lebih rendah dibandingkan dengan stasiun dan zona fotik lainnya Tabel 1.
34 Niken, dkk 2006 menyatakan bahwa nilai kelimpahan plankton di Waduk
Ir. H. Juanda pada permukaan selalu lebih rendah dibandingkan dengan kedalaman 2 dan 4 m. Keadaan ini terjadi karena penetrasi cahaya yang masuk
ke perairan akan semakin berkurang dengan bertambahnya kedalaman. Akibatnya suhu pada permukaan air cendrung menjadi lebih tinggi, akibatnya
fitoplankton cendrung berada di kedalaman tertentu yang masih mendapatkan cahaya dari pada perairan.
Goldman Horne 1983, menyatakan bahwa pada umumnya fitoplankton banyak terdapat pada zona fotik, karena pada zona ini cahaya relatif
banyak tersedia untuk fotosintetis. Kelimpahan planton dari tiga kedalaman yang berbeda pada zona fotik paling tinggi kelimpahannya pada permukaan.
Kelimpahan terendah pada pengambilan kedalaman 2,5 x Secchi disk Gambar 4. Pada permukaan stasiun 1 kelimpahan tertinggi adalah chlorophyceae 17.582
indl sedangkan kelimpahan terendah copepoda 3 Indl pada stasiun 1. Secara umum plankton akan cendrung lebih banyak ditemukan dimana
intensitas cahaya matahari paling banyak ditemukan oleh karenanya kelimpahan tertinggi terjadi pada permukaan. Umar, dkk 2004 mengemukakan bahwa
kelimpahan fitoplankton di Waduk Ir. H. Juanda tertinggi terjadi pada kedalaman 0,5 m sedangkan kelimpahan terendah terjadi pada kedalaman 8 m.
Pada kedalaman Secchi disk memilki kecerahan berkisar 145-250 cm. plankton yang kelimpahannya tertinggi masih chlorophyceae 14.038 indl dan
terendah cladocera 6 indl Gambar 4 5 . Pada kedalaman 2,5 x Secchi disk plankton yang mendominasi adalah cyanophyceae 15.894 indl dan terendah
35 euglenophyceae 6 indl Gambar 4 5. Menurut Belcher Swale, 1976
dalam Warsa, 2006 fitoplankton dari kelas cyanophyceae ditemukan hampir di seluruh kedalaman, karena mempunyai kemampuan untuk hidup pada perairan
yang kurang cahaya matahari.
Gambar 4. Kelimpahan fitoplankton dari tiga kedalaman zona fotik yang
berbeda pada tiap stasiun pengamatan di Waduk Ir. H. Juanda, Jawa Barat
36 Gambar 5. Kelimpahan zooplankton dari tiga kedalaman zona fotik yang
berbeda pada tiap stasiun pengamatan di Waduk Ir. H. Juanda, Jawa Barat
4.3. Persentase Makanan ikan bandeng