2.1.9.4 Imunoterapi
Imunoterapi digunakan untuk merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Misal, vaksin yang terdiri dari antigen diperoleh dari sel tumor
bisa menaikkan fungsi tubuh pada antibodi atau sel kekebalan limfosit T. Walaupun mekanisme tepat pada tindakan tidak benar-benar jelas, interferon
mempunyai tugas di dalam pengobatan beberapa kanker Indonesian Pharmacist Update, 2009.
2.1.9.5 Terapi hormon
Kanker dikaitkan dengan beberapa jenis hormon, terutamanya kanker payudara dan kanker prostat. Terapi hormon dirancang untuk mengubah produksi
hormon dalam tubuh sehingga sel-sel kanker berhenti berkembang atau dibunuh sepenuhnya. Terapi hormon kanker payudara sering fokus pada pengurangan
kadar estrogen obat umum untuk ini adalah tamoxifen dan hormon terapi kanker prostat sering fokus pada pengurangan kadar testosteron. Selain itu,
beberapa kasus leukemia dan limfoma dapat diobati dengan hormon kortison Crosta, P., 2010.
2.2 Sistem Imun Tubuh
2.2.1 Definisi
Menurut Karnen Garna Baratawidjaja dalam buku Imunologi Dasar Edisi Ketiga, sistem imun ialah semua mekanisme pertahanan yang digunakan tubuh
untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Fungsi
sistem kekebalan tubuh adalah untuk melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Sistem kekebalan tubuh bekerja untuk mengidentifikasi patogen dan sel-sel
Universitas Sumatera Utara
tumor yang dapat menyebabkan penyakit dan mengeliminasi dari sistem tubuh. Tetapi, tugas ini adalah sanagat sulit karena patogen dan sel-sel buruk licik
sehingga mereka dapat merancang ulang diri mereka dan beradaptasi dengan perubahan tubuh. Selain itu, ia juga berperanan dalam menyingkirkankan
jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan Baratawidjaja, 1998.
Sistem kekebalan tubuh manusia dibagi kepada dua, yaitu kekebalan tubuh non spesifik dan kekebalan tubuh spesifik. Sistem imun non spesifik
merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, oleh karena dapat memberikan respon langsung terhadap
antigen, sedang sistem imun spesifik membutuh waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya.
2.2.2 Sistem imun non spesifik
Sistem imun non spesifik ini dibagi kepada empat yaitu pertahanan fisik dan mekanik, pertahanan biokimiawi, pertahanan humoral serta pertahanan
seluler. Dalam sistem pertahanan fisik atau mekanik ini, kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman
patogen ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan risiko infeksi. Pertahanan
biokimiawi adalah seperti asam hidroklorida dalam lambung, enzim proteolitik dalam usus, serta lisozim dalam keringat, air mata, dan air susu. Berbagai bahan
dalam sirkulasi berperanan pada pertahanan humoral seperti komplemen, interferon, dan C-Reactive Protein. Komplemen berperan meningkatkan
fagositosis dan mempermudah destruksi bakteri dan parasit. Interferon pula dilepas sebagai respon terhadap infeksi virus. Di samping itu, ia juga dapat
Universitas Sumatera Utara
mengaktifkan Natural Killer cell sel NK. Fagosit, makrofag, sel NK dan sel K berperanan dalam sistem imun non spesifik selular dan berperan untuk
menangkap, mamakan, membunuh dan akhirnya mencerna kuman Baratawidjaja, 1998.
2.2.3 Sistem imun spesifik