BAB 5. PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yang berbentuk two group pretest-posttest design, yang merupakan uji klinis double blind
secara paralel dengan 2 kelompok melakukan randomisasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan efek risperidon dan
haloperidol terhadap simtom positif pada pasien skizofrenik. Penelitian ini memilih kelompok pasien skizofrenik yang berumur
antara 15-55 tahun sebagai sampel penelitian karena menurut kepustakaan yang ada menyatakan bahwa 90 pasien yang mendapat
pengobatan skizofrenik berumur antara 15 – 55 tahun. Puncak serangan pada pria antara umur 10-25 tahun dan 25-35 tahun pada wanita.
Serangan dibawah 10 tahun atau diatas 60 tahun dilaporkan jarang. Secara umum, wanita dengan skizofrenia mempunyai hasil
outcome yang lebih baik dibanding pria.
4
Dari empat puluh pasien skizofrenik yang datang berobat ke Poliklinik Psikiatri Rawat Jalan dan Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Sumatera Utara selama periode 1 Maret 2010 – 31 Agustus 2010 didapati hasil penelitian bahwa tidak ada perbedaan proporsi antara kedua
kelompok terapi dalam hal umur P = 0,269 jenis kelamin P = 0,507,
Berat badan P = 0,941.
Pengukuran skor PANSS total minggu ke nol didapati hasil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok terapi
P= 0,113,
33
Universitas Sumatera Utara
sehingga dari nilai P 0,05 maka kedua kelompok memiliki kesetaraan
pada saat awal sebelum dilakukan terapi pengobatan dengan menggunakan risperidon dan haloperidol.
Pengukuran skor PANSS positif minggu ke nol didapati hasil tidak ada perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok terapi P = 1,00
sehingga dari nilai P 0,05 maka kedua kelompok memiliki kesetaraan pada saat awal sebelum dilakukan terapi pengobatan dengan
menggunakan risperidon dan haloperidol. Dari uji dengan
Independet Samples Test terhadap skor PANSS total minggu ke nol dan minggu ke empat didapati perbedaan skor PANSS
total rata-rata untuk kelompok terapi risperidon 50,2 SD ± 9,7 dan perbedaan skor PANSS total rata-rata untuk kelompok terapi haloperidol
sebesar 47,4 SD ± 6,5, P = 0,281 P 0,05. Tidak ada perbedaan skor
PANSS delta total berdasarkan kelompok intervensi. Hasil penelitian ini memberikan hasil yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
KJ Vijay Sagar, Cr. Chandra Shekar selama 6 minggu pengobatan dengan risperidon dan haloperidol, tidak ada perbedaan skor PANSS
secara statistik pada pasien skizofrenik.
9
Dari uji dengan Independet Samples Test terhadap skor PANSS
positif minggu ke nol dan minggu ke empat didapati perbedaan skor PANSS positif rata-rata untuk terapi risperidon 13,1 SD ± 3,4 dan
perbedaan PANSS positif rata-rata untuk kelompok terapi haloperidol sebesar 10,5 SD ± 1,9,
P = 0,005 P 0,05. Ada perbedaan simtom
Universitas Sumatera Utara
delta positif berdasarkan kelompok intervensi. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dilihat bahwa pemakaian terapi risperidon lebih
baik pada pasien skizofrenik dibandingkan dengan pemakaian haloperidol dalam menurunkan simtom positif. Hasil penelitian ini memberikan hasil
yang sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jhon Davis, dimana hasil metaanalisis menunjukkan risperidon memenuhi kriteria
perbaikan simtom positif lebih baik dibandingkan dengan antipsikotik konvensional p0,001.
8
Universitas Sumatera Utara
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN