Para pihak dalam asuransi jiwa serta hak dan kewajibannya

Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 janji maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan oleh pihak-pihak dan sanksi-sanksi hukum dapat diterapkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

C. Para pihak dalam asuransi jiwa serta hak dan kewajibannya

Suatu perjanjian yang dibuat secara sah akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi para pihak yang membuatnya. Di dalam asuransi jiwa, hak dan kewajiban para pihak ini tercantum di dalam polis asuransi. Pihak-pihak di sini dapat diartikan dalam arti sempit dan dapat pula diartikan dalam arti luas. 65 1. Pengambil asuransi; Dalam arti sempit, maka yang dimaksudkan sebagai pihak-pihak : 2. Penanggung. Sedang dalam arti luas, yang dimaksudkan sebagai pihak-pihak : 1. Penanggung; 2. Pengambil asuransi; 3. Tertanggung; 4. Tertunjuk. Para pihak dalam dalam pertanggungan kerugian ada dua yaitu: penanggung dan tertanggung. Tetapi dalam pertanggungan, pihak tertanggung dapat memecah diri menjadi dua bentuk, yaitu penutup pengambil asuransi dan penikmat. 66 65 H.Abdul.Muis, Ibid., Halaman 64 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 Adapun pihak-pihak dalam asuransi jiwa serta hak dan kewajibannya adalah sebagai berikut: 1. Penanggung Wirjono Prodjidikoro, dalam bukunya Hukum Asuransi di Indonesia, menggunakan istilah ”assurador” yang artinya penjamin. Secara umum penanggung dapat diartikan sebagai pihak yang menerima peralihan resiko. Yang menjadi kewajiban penaggung dalam asuransi jiwa adalah sebagai berikut; a. Menandatangani polis dan menyerahkannya kepada pemegang polis. Mengenai kewajiban menyerahkan polis itu dapat kita lihat pada Pasal- pasal sebagai berikut: Pasal 255 KUHD : “Suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis”. Pasal 257 KUHD : “Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup, hak-hak dan kewajiban bertimbal balik dari si penanggung dan si tertanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani”. b. Mengembalikan polis yang menjadi jaminan apabila pemegang polis telah mengembalikan pinjamannya. c. Membayar uang pertanggungan kepada pemegang polis apabila masa kontrak telah berakhir dan kepada orang yang ditunjuk atau penerima manfaat apabila tertanggung meninggal dunia asuransi jiwa Dwiguna. 66 H.M.N. Purwosutjipto, Op. Cit., Halaman 142 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 Pembayaran uang pertanggungan merupakan inti dari perjanjian asuransi jiwa, hal ini berarti para pihak-pihak tidak dapat menyimpang dari apa yang diperjanjikan tersebut. Saat terjadinya pembayaran uang tidak mungkin bertepatan dengan saat kematian 67 d. Kewajiban penanggung untuk menjelaskan tentang isi dari polis asuransi melalui petugas asuransi. karena: 1. Sebelum pembayaran harus menyelesaikan beberapa formalitas. 2. Penanggung harus diberitahu terlebih dahulu tentang kematian tertanggung dan pemberitahuan ini disertai dengan macam-macam surat untuk meneguhkan terjadinya kematian, misalnya : surat keterangan dari dokter tentang kematian 3. Surat-surat itu harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu oleh perusahaan asuransi yang bersangkutan. 4. Sesudah surat-surat itu berada ditangan penanggung, biasanya masih diberikan tenggang waktu kepadanya untuk membayar uang pertanggungan. Penjelasan yang baik, lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pemegang polis akan dapat menghindarkan terjadinya perselisihan antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi akibat kurang dipahaminya isi polis oleh pemegang polis, karena sumber kerawanan perselisihan yang sering timbul antara pemegang polis dan perusahaan asuransi adalah kurang dipahaminya oleh pemegang polis atas isi secara keseluruhan polis tersebut. 68 67 Rilawadi Sahputra., Ibid, Halaman 64 68 Sapto Trilaksono dan Kasir Iskandar, Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Asuransi Jiwa, Bogor, PT. Infomega Diliman, 1992, Halaman 38 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 e. Kewajiban untuk menagih premi tepat pada waktunya, apabila ini merupakan ketentuan dalam polis atau kebiasaan. f. Kewajiban untuk membayar keuntungan surplus, apabila hal ini merupakan syarat yang diperjanjikan g. Membayar nilai tunai polis kepada pemegang polis yang mengakhiri perjanjian asuransi sebelum masa pertanggungan berakhir. Selain itu ada hak Penanggung juga dapat diuraikan untuk lebih terperinci yaitu: Penanggung berhak atas uang premi, yang berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam syarat-syarat umum masing-masing polis harus dibayar oleh pemegang polis asuransi setiap bulan, triwulan atau setiap setengah tahun dan seterusnya. Sebelumnya, hak penanggung untuk menerima uang premi sudah ditegaskan di dalam Pasal 246 KUHD jo. Pasal 1 angka 1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, sebagaimana telah disebutkan terdahulu. Adapun yang dimaksud dengan premi adalah “sejumlah uang yang harus dibayarkan pemegang polis kepada perusahaan asuransi untuk suatu masa asuransi”. 69 69 Sapto Trilaksono dan Kasir Iskandar.,Ibid, Halaman 4 Disamping itu, penanggung juga berhak atas seluruh informasi yang benar dan lengkap mengenai objek asuransi sesuai dengan yang telah diatur dalam Pasal 251 KUHD. 2. Pemegang Polis Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 Yang dimaksud dengan istilah tertanggung sebagai pemegang polis asuransi, adalah pihak yang berhadapan dengan penanggung orang yang mengadakan kontrak atau perjanjian dengan penanggung. Dalam praktek asuransi jiwa pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, untuk mengambil asuransi menggunakan istilah pemegang polis yang diambil dari istilah Inggris “policy holder”. Pemegang polis adalah pihak yang kedudukannya sangat penting disamping penanggung, ia dapat menentukan kehendaknya dengan bebas. 2.1. Adapun hak-hak yang dimiliki oleh pemegang polis adalah : 70 1. Pemegang polis telah membayar premi paling sedikit tiga bulan lamanya. a. Hak untuk menunjuk orang yang akan ditunjuk sebagai ahli waris pihak yang akan menerima uang pertanggungan. Hak penunjukan ini penting karena pelaksanaan hak ini secara tepat, terpenuhilah maksud dari pertanggungan yaitu memberikan santunan kepada ahli waris. b. Hak untuk merubah siapa-siapa yang menjadi tertunjuk. Penggantian orang yang ditunjuk ini ada pembatasannya, yaitu sepanjang masih terdapat hubungan kepentingan asuransi dan mendapat persetujuan pihak yang digantikannya. c. Hak untuk penebusan polis kembali oleh tertanggung harus memenuhi beberapa syarat tertentu: 2. Permintaan diajukan secara tertulis oleh pemegang polis. 3. Tertanggung masih hidup. 70 H.Abdul Muis, Op.Cit., Halaman 66 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 d. Hak untuk memulihkan polis. Hak ini timbul karena pemegang polis tidak lagi melaksanakan kewajibannya membayar premi sehingga polisnya menjadi polis kadaluarsa atau polis bebas premi sehingga apabila tetap ingin melanjutkan perjanjian asuransinya dengan penanggung, maka diadakan pemulihan polis berdasarkan permintaan tertulis dari pemegang polis. e. Hak untuk mengadakan pengawasan terhadap penanggung. Hak ini terdapat pada pemegang polis di dalam usaha perasuransian yang berbentuk usaha bersama mutual. Di Indonesia pelaksanaan hak ini dijumpai pada perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 yang menetapkan pemegang polis adalah sebagai pemilik atau anggota Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912, dan memberi hak : - Hak atas diveden - Hak untuk mengawasi perusahaan f. Hak untuk menggadaikan polis Hak menggadaikan polis kepada penanggung, berhubung pemegang polis memerlukan uang. Di dalam praktek biasanya disebut mengambil pinjaman polis. 2.2. Kewajiban-kewajiban pemegang polis Pihak yang dimaksud untuk mengalihkan suatu resiko kepada pihak lain penanggung mempunyai beberapa kewajiban disamping juga mempunyai hak. Salah satu kewajiban tersebut adalah antara lain : Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 a. Kewajiban utamanya adalah membayar premi, apabila premi tidak dibayar pada waktunya, maka dengan atau tanpa pemberitahuan manakala hali ini diperjanjikan asuransi menjadi gugur. b. Kewajiban untuk memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan penanggung hal-hal yang perlu diberitahukan dengan benar Pasal 251,283, dan 654 KUHD; c. Berusaha untuk menghindari timbulnya kerugian atau setidak-tidaknya ia berusaha untuk memperkecil kemungkinan timbulnya kerugian Pasal 283 dan 655 KUHD; d. Kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam polis sebagai suatu perjanjian asuransi dalam rangka adanya kebebasan berkontrak antara penanggung dengan tertanggung. e. Kewajiban untuk melengkapi surat-surat yang diperlukan penanggung baik dalam masa asuransi maupun dalam mengajukan klaim. 3. Tertanggung Tertanggung adalah orang yang lama hidupnya menjadi dasar daripada perjanjian pertangungan yang dari hidupnya digantungkan penyelesaian daripada asuransi jiwa. 71 71 H.Abdul Muis.,Op.Cit. Halaman 64 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 Sedangkan kewajiban tertanggung adalah memberitahukan segala sesuatu tentang keadaan dirinya yang sebenarnya yang diminta oleh penanggung sehubungan dengan pertanggungan yang diadakan. 4. Penerima Manfaat H.M.N.Purwosutjipto, memakai istilah ”Penikmat”, yaitu orang yang ditunjuk oleh penutup asuransi untuk menerima prestasi penanggung, yang terwujud sejumlah uang yang besarnya telah ditentukan pada saat ditutupnya pertanggungan. 72 Hak atas uang pertanggungan yang dapat terjadi karena hak tersebut merupakan hak lanjutan yang semula dimiliki oleh pemegang polis dan hak itu terjadi karena ada persesuaian kehendak antara pemegang polis dengan penanggung. Penerima manfaat ini ditunjuk oleh pemegang polis biasanya adalah ahli waris pemegang polis yaitu istri dan anak. Adapun hak dari penerima manfaat adalah : 73 a. Memberitahukan kepada penanggung mengenai kematian tertanggung dalam hal ini si tertunjuk bukanlah si tertanggung Kewajiban-kewajiban penerima manfaat, yaitu: b. Membuktikan dapat ditagihnya uang pertanggungan dari penanggung. Peristiwa kematian tertanggung itu sudah barang tentu harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. 72 H.M.N.Purwosutjipto., Op.Cit. Halaman 17 73 H.Abdul Muis, Log .Cit. Halaman 65 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 c. Membuktikan haknya untuk menerima uang pertanggungan. d. Kewajiban untuk menyerahkan atau memperlihatkan kwitansi akhir dari pembayaran premi. e. Harus membayar premi yang menunggak apabila pemegang polis meninggal dunia dan premi belum dibayarkan. 74 Selanjutnya, dalam hukum perjanjian apabila salah satu pihak tidak memenuhi prestasi kewajiban sesuai yang tertulis dalam kontrak, maka dianggap telah melakukan wanprestasi default, nonfulfilment. Wanprestasi adalah tidak terlaksananya prestasi kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap para pihak. Bentuk-bentuk wanprestasi dapat berupa : 1 tidak terlaksananya atau memenuhi prestasi, 2 terlambat memenuhi prestasi, 3tidak sempurna atau keliru memenuhi prestasi. Jadi, apabila pemegang polis menghentikan pembayaran premi asuransi sesuai kesepakatan mengenai jumlah dan jangka waktunya, maka ia bisa dianggap telah melakukan wanprestasi. Akan tetapi perlu diingat, seseorang yang tidak melaksanakan perjanjian baik karena kesengajaan atau kelalaian tidak dengan sendirinya dikatakan telah melakukan wanprestasi atau ingkar janji. Bersasarkan sistem hukum di Indonesia dan negara Civil Law, bila salah seorang tidak memenuhi prestasi, maka haruslah pihak lain 74 H.Abdul Muis.,Ibid, Halaman 66 Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009. USU Repository © 2009 dalam kontrak tersebut terlebih dahulu mengajukan peringatan yang dikenal dengan istilah “somasi”. 75

D. Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Asuransi Terhadap Klaim