Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidang perasuransian yang biasa di kenal dengan Asuransi sudah merupakan kebutuhan di dalam perkembangan masyarakat sekarang ini. Di dalam kehidupan
sehari-hari kita sebagai manusia banyak mengalami kejadian-kejadian yang tidak tentu atau resiko-resiko yang akan mengganggu jalannya kehidupan kita dan akan
merugikan kita.
1
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung
jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Selanjutnya dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, menyebutkan :
2
Dengan adanya asuransi tersebut maka kita dapat mengalihkan resiko itu kepada perusahaan yang bergerak di dalam bidang asuransi untuk menanggung
resiko-resiko yang seharusnya kita tanggung sehingga dapat membantu kita mengurangi beban hidup kita. Resiko-resiko yang banyak dapat terjadi dalam
1
Agus Prawoto, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi. Guide line Untuk Membeli Polis Asuransi Yang Tepat Dari Perusahaan Asuransi Yang Benar. Yogyakarta, Edisi I.
BPFE,1995,halaman 11
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992, Tentang Usaha Perasuransian
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
kehidupan kita antara lain, seperti kehilangan harta kekayaan, kehilangan nyawa, kecelakaan, kebakaran, kerusakan pada hasil pertanian, kecelakaan pada angkutan
umum, angkutan laut, dan angkutan udara, dan lain sebagainya. Memahami penelitan tentang pelaksanan pembayaran asuransi jiwa, ada
baiknya terlebih dahulu mengenal tentang Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumi Putera 1912 yang merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang perasuransian
yang dapat menerima pengalihan resiko dari setiap individu ataupun kelompok yang membutuhkan perlindungan manakala resiko yang tidak diharapkan benar-benar
terjadi dikemudian hari. Pengalihan resiko tersebut melalui suatu perjanjian asuransi yang tertuang dalam bentuk polis. Dengan ketentuan bahwasanya pihak tertanggung
membayar sejumlah uang tertentu yang disebut premi dan bila terjadi suatu resiko pihak tertanggung akan mendapatkan penggantian yang disebut klaim.
3
Dalam Asuransi Jiwa yang dipertanggungkan ialah yang disebabkan oleh kematian death. Kematian tersebut mengakibatkan hilangnya pendapatan seseorang
atau suatu keluarga tertentu. Resiko yang mungkin timbul pada Asuransi Jiwa terutama terletak pada “unsur waktu time”, oleh karena sulit untuk mengetahui
kapan seseorang meninggal dunia. Untuk memperkecil resiko tersebut, maka sebaliknya diadakan pertanggungan jiwa.
4
3
Selanjutnya asuransi jiwa itu bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena
http:.Pembayaran klaim.. ac.id., com, diakses tanggal 22 Februari 2008
4
A.Abbas Salim, Dasar-Dasar Asuransi Principles of Insurance, Jakarta, Rajawali Pers, 1989, halaman 25
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama. Di sini terlukis bahwa, dalam asuransi jiwa resiko yang dihadapi ialah,
a. Resiko kematian
b. Hidup seseorang terlalu lama.
Hal ini sudah barang tentu akan membawa banyak aspek, apabila resiko yang terdapat pada diri seseorang tidak diasuransikan kepada perusahaan asuransi jiwa,
sebagai contoh jaminan untuk keturunan dependents, seorang bapak kalau dia meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka si anak tidak akan
terlantar dalam hidupnya. Bisa juga terjadi terhadap seseorang yang telah mencapai umur ketuaannya old age dan tidak mampu untuk mencari nafkah atau membiayai
anak-anaknya, maka membeli asuransi jiwa, resiko yang mungkin bisa diderita dalam arti kehilangan kesempatan untuk mendapat penghasilan akan ditanggung oleh
perusahaan asuransi. Ternyata di sini, bahwa lembaga asuransi jiwa ada faedahnya dengan tujuan
utama ialah untuk menanggung atau menjamin seseorang terhadap kerugian-kerugian finansial. Di bawah ini dapat kita lihat betapa pentingnya peranan serta tujuan
asuransi jiwa tersebut yakni: 1.
Dari segi masyarakat umumnya sosial Asuransi jiwa bisa memberikan keuntungan-keuntungan tertentu terhadap
individu atau masyarakat, yaitu: a.
Menenteramkan kepala keluarga suamibapak, dalam arti memberi jaminan penghasilan, pendidikan, apabila kepada keluarga tersebut meninggal dunia.
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. Dengan membeli polis asuransi jiwa dapat digunakan sebagai alat untuk
menabung saving. Pada umumnya pendapatan perbulan dari masyarakat masih sangat rendah, karena itu dalam praktek terlihat bahwa keinginan
masyarakat untuk membeli asuransi jiwa sedikit sekali. c.
Sebagai sumber penghasilan earning power Ini dapat kita lihat pada negara-negara yang sudah maju, seseorang yang
merupakan pekerja yang profesional dalam perusahaan akan diasuransikan oleh perusahaan di mana ia bekerja. Hal ini perlu dilaksanakan mengingat
pentingnya posisi yang dipegangnya. Banyak sedikitnya akan mempengaruhi terhadap kehidupan perusahaan yang “going concern” sedang berjalan.
Seperti halnya seorang ahli atom atau nuklir akan dipertanggungkan jiwanya, bilamana ia meninggal dunia atau sakit, perusahaan wajib membayar ganti
kerugian. Hal seperti inilah yang tidak kita temui di Indonesia, karena negara kita belum begitu maju dalam bidang industri bila dibandingkan dengan
Negara Barat. d. Tujuan lain asuransi jiwa ialah, untuk menjamin pengobatan dan menjamin
kepada keturunan apabila yang mengasuransikan tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya beasiswapendidikan. Sering ditemukan dalam
praktek ialah, pertanggungan untuk resiko kematian, sedangkan pertanggungan selebihnya belum begitu maju pesat.
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2. Dari segi pemerintahpublik Perusahaan asuransi jiwa di negara kita yang besar operasinya, umumnya
kepunyaan pemerintah. Di sini kita hubungkan dengan peraturan pemerintah yaitu Undang-undang nomor 19 tahun 1960 mengenai Pembagian kegiatan antara
perusahaan-perusahaan Negara. Pembagian kegiatan seperti tercantum di dalam sektor-sektor sebagai berikut:
a. Sektor produksi Perusahaan Industri Negara, Perusahaan Perkebunan Negara,
dan Perusahaan Pertambangan Negara. b.
Sektor Marketing Perusahaan Niaga. c.
Sektor Pemberian fasilitas Perusahaan-perusahaan Asuransi Negara, Bank Pemerintah, dan perusahaan pelayanan milik negara lainnya.
Dapat kita simpulkan disini bahwa, perusahaan asuransi merupakan satu lembaga keuangan yang memberikan fasilitas untuk pembiayaan yang dapat
dipergunakan dalam tahap pembangunan ekonomi Indonesia. Berdasarkan pada Undang-undang nomor 19 tahun 1960, ternyata bahwa sumbangan lembaga asuransi
terhadap pembangunan ekonomi ialah: 1
Sebagai alat pembentukan modal capital formation. 2
Lembaga penabungan saving. Jadi dapat dikatakan bahwa, tujuan perusahaan asuransi ialah untuk turut
membangun ekonomi nasional di bidang perusahaan asuransi jiwa sesuai dengan Repelita, dengan mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan
bekerja dalam perusahaan menuju masyarakat adil dan makmur materil dan spiritual.
5
5
A.Abbas Salim.,Ibid., halaman 26
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tetapi ketika terjadi klaim apa yang diharapkan dari tujuan berasuransi tersebut pelaksanaannya masih sering terjadi kegagalan dalam pelaksanaan
pembayaran klaim tersebut, dimana segala yang menjadi syarat-syarat untuk mendapatkan pembayaran klaim telah dipenuhi oleh tertanggung tetapi pelaksanaan
pembayaran klaim masih belum dapat di penuhi oleh pihak perusahaan asuransi sesuai apa yang diperjanjikan antara kedua belah pihak yang tertuang dalam polis.
Tidak semua kegagalan pembayaran klaim disebabkan oleh perusahaan asuransi. Bisa juga penyebabnya adalah nasabah sendiri kadang ketidakjujuran
nasabah dalam pengisian surat permohonan asuransi mengakibatkan uang asuransi tidak dibayar jika terjadi klaim misalnya sebelum seseorang memiliki produk asuransi
jiwa, ia lebih dulu harus mengisi surat permohonan asuransi
6
6
. Dalam surat permohonan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang calon
nasabah, dan dari jawaban-jawaban itulah perusahaan asuransi akan melihat apakah akan memberikan perlindungan asuransi jiwa kepada nasabah atau tidak. Pada saat
mengisi surat permohonan tersebut seringkali calon nasabah memberikan jawaban yang tidak benar. Misalnya, dalam surat permohonan terdapat pertanyaan tentang
apakah anda pernah dirawat di rumah sakit dalam dua tahun terakhir. Jika nasabah menjawab tidak padahal pernah dirawat di rumah sakit enam bulan lalu misalnya,
maka bila terjadi kematian pada nasabah dan perusahaan asuransi menemukan bahwa penyebab kematian nasabah tersebut adalah karena adanya penyakit yang pernah
http:www.Penyebab Klaim Asuransi Tidak Dibayar.comcontent.php?id, diakses pada tanggal 7 Oktober 2008
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
diderita oleh nasabah hingga membuat masuk ke rumah sakit sekitar enam bulan lalu, maka perusahaan asuransi tidak akan membayar uang pertanggungan yang mereka
janjikan. Adanya pengecualian oleh perusahaan asuransi dalam membayar uang
pertanggungan kadang-kadang perusahaan asuransi jiwa tidak memberikan manfaat yang mereka janjikan bila ternyata penyebab kematian nasabah memang dikecualikan
dan pengecualian itu ditulis dalam polis. Mengenai pengecualian ini, umumnya perusahaan asuransi menetapkan jumlah pengecualian yang bervariasi. Akan tetapi,
umumnya adalah kematian karena bunuh diri, kematian karena orang yang bersangkutan melakukan tindak kriminal, kematian karena AIDS, dimana kematian
terjadi pada tahun pertama seorang nasabah mengikuti program asuransi dari perusahaan asuransi bersangkutan, kematian karena force majeure, atau hal-hal yang
memang tidak bisa dihindari, seperti perang, bencana alam, atau huru-hara. Dari pengecualian-pengecualian yang terdapat dalam polis itu tidak dibaca oleh nasabah,
sehingga ia merasa dirugikan ketika uang pertanggungan asuransi tidak dibayar.
7
Sering terjadi nasabah terlalu lama mengajukan klaim umumnya juga mengakibatkan tidak dibayarnya uang pertanggungan oleh perusahaan asuransi
hingga perusahaan asuransi menetapkan batasan waktu pengajuan klaim asuransi yang biasanya batasan waktu yang ditetapkan adalah tiga bulan. Repotnya, nasabah
seringkali mengajukan klaim di luar batas waktu tersebut, sehingga Perusahaan Asuransi sulit memenuhinya. Sebagai contoh, seorang suami mengikuti sebuah
7
http:www. Asuransi Tak Dibayar.html
, diakses tanggal
26 Agustus 2008
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Program Asuransi Jiwa dengan ahli warisnya. Bila terjadi kematian pada suami tersebut, maka ahli warisnya hanya bisa mendapatkan manfaat asuransi yang
dijanjikan apabila pengajuan klaim oleh nasabah masih berada dalam batas waktu tiga bulan setelah kematian tersebut. Jika tidak, perusahaan asuransi mungkin tidak mau
memberikan manfaat yang mereka janjikan. Syarat-syarat pengajuan klaim kurang lengkap yang diajukan oleh ahli waris
orang yang ditanggung juga bisa menyebabkan uang pertanggungan tidak dibayar oleh perusahaan asuransi. Juga tidak dibayarnya premi oleh nasabah dalam jangka
waktu yang sudah ditentukan, bisa mengakibatkan Polis Asuransi seorang nasabah menjadi tidak berlaku lagi. Ini berarti, seorang nasabah tidak dilindungi perusahaan
asuransi lagi. Padahal pada awal-awal bulan, nasabah rajin membayar premi, tetapi pada suatu saat tertentu, premi tidak dibayar lagi, bahkan hingga batas waktu tertentu.
Hal ini sama saja dengan seorang nasabah kalau memakai listrik dan tidak membayarnya dalam batas waktu tertentu, sehingga listrik nasabah di rumah
terancam diputus oleh Pembangkit Listrik Nasional PLN. Karenanya, harus dipastikan nasabah mengetahui peraturan pembayaran preminya. Jangan sampai Polis
Asuransi seorang nasabah menjadi tidak berlaku lagi hanya gara-gara nasabah tersebut lupa membayar premi tepat pada waktu.
Selain dari sisi nasabah, tidak dibayarnya uang asuransi dapat juga disebabkan oleh kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak perusahaan asuransi misalnya
ketidakjujuran agen asuransi dalam mempresentasikan produk asuransi jiwanya. Sebagai contoh, ketika bertemu, agen asuransi mengatakan bahwa perusahaan
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
asuransi akan membayar uang pertanggungan asuransi jiwa bila kematian disebabkan penyakit kritis, termasuk apabila resiko tersebut terjadi di tahun pertama padahal
umumnya tidak demikian. Umumnya tidak semua perusahaan asuransi punya kebijakan yang sama. Jadi
apa yang di lihat nasabah dalam polis asuransi tersebut itulah yang harus dijadikan rujukan, bukan dari apa yang dikatakan agen asuransi. Umumnya perusahaan asuransi
memberikan semacam jaminan uang kembali kalau ternyata nasabah tidak puas terhadap pasal-pasal yang tertera dalam polis. Maka nasabah juga bisa
mengembalikan polisnya, dan meminta uang yang telah dibayar supaya dikembalikan oleh perusahaan asururansi. Dalam hal ini tentu saja, selama pengembalian polis itu
berada dalam batas jangka waktu tertentu ditetapkan oleh perusahaan asuransi, yang biasanya 30 sampai 90 hari.
Tetapi tidak semua agen asuransi tidak bisa depercayai semua kembali kepada kepribadian agen tersebut dan karakternya masing-masing dan untuk
membuktikan apakah presentasi yang diberikan agen asuransi jiwa tersebut itu benar, nasabah harus mencocokkan dengan polis asuransi yang diterbitkan. Bila sama,
berarti agen asuransi tersebut memang jujur dan bisa dipercaya. Bila tidak, nasabah dapat melaporkan kepada perusahaan asuransinya. Dalam prakteknya ada juga
perusahaan asuransi yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Undang-undang perasuransian. Padahal nasabah telah memenuhi
semua persyaratan yang diminta, jujur dalam mengisi surat permohonan, rajin membayar premi, mengirimkan pengajuan klaim masih dalam jangka waktu yang
Juni Surbakti : Kajian Hukum Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ditentukan, tetapi ketika terjadi klaim pelaksanaan pembayaran klaim masih belum bisa dilaksanakan oleh pihak perusahaan dengan berbagai alasan-alasan sehingga
pihak pemegang polis merasa dirugikan. Sehingga berdasarkan dari latar belakang
tersebut perlu mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Kajian Hukum
Terhadap Pelaksanaan Pembayaran Klaim Studi pada Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912 Medan”
B. Perumusan Masalah