3.1. Desain Penelitian
Metoda yang digunakan adalah uji diagnostik dengan cara tersamar untuk menilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif, akurasi, prevalensi dan
likelihood ratio .
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas dan Rumah Sakit di Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal propinsi Sumatera Utara.
Waktu penelitian Oktober-November 2006. Izin melaksanakan penelitian diperoleh dari Komite Etik Penelitian Bidang
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3.3. Populasi Penelitian dan Sampel
Sampel diambil dari pasien yang berkunjung ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Umur sampel yang diambil adalah semua golongan umur.
3.4. Besar Sampel
Besar sampel ditentukan :
30
Z α √PoQo + Z √PaQa
2
n = Pa – Po
2
Po dan Pa = masing – masing proporsi Q = 1-P
α = tingkat kemaknaan P = 0,5
z α = 1,96
Z = 0,842 Pa = 0.90 Po = 0,80
Dengan memakai rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel minimal 104 orang.
3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1. Kriteria inklusi:
Setiap pasien yang datang dengan satu keluhan atau lebih seperti: - Demam
≥ 37,5 °C
- Pucat - Mencret
- Sakit kepala
3.5.2. Kriteria Eksklusi:
- Riwayat makan obat anti malaria satu minggu sebelumnya.
- Penderita yang tidak bersedia diperiksa atau tidak mau mengikuti penelitian ini.
3.6. Cara Kerja
Pasien yang datang ke Puskesmas dan Rumah sakit dengan satu keluhan atau lebih seperti demam, pucat, mencret dan sakit kepala dilakukan
pemeriksaan suhu tubuh, frekuensi jantung, frekuensi nafas, pemeriksaan hepar dan lien. Setiap pasien diambil darah untuk pemeriksaan malaria
dengan 2 metoda yaitu Giemsa dan Parascreen.
3.6.1. Pulasan Giemsa
Ujung jari ditusuk dengan menggunakan blood lancet
. Sampel darah diperiksa dengan dua sediaan yaitu sediaan darah tebal dan tipis.
a. Cara membuat sediaan darah tebal -
Sampel darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih, ditebarkan perlahan-lahan dengan kaca objek yang lain.
- Biarkan kering, kemudian bilas dengan air.
- Diwarnai dengan larutan Giemsa, dan biarkan 30 menit.
- Cuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan.
- Hasil pulasan dilihat di bawah mikroskop cahaya.
b. Cara membuat sediaan darah tipis
- Sampel darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih.
- Hapus dengan kaca objek lain dengan menggunakan
ujung kaca objek penghapus. -
Ujung kaca objek penghapus diletakkan di depan darah kemudian ditarik ke arah darah tersebut hingga
menyebar pada sudut kedua kaca objek. - Dengan
membentuk sudut
30 derajat, kaca objek penghapus segera didorong ke depan dengan perlahan-
lahan tanpa berhenti. - Biarkan
kering. -
Fiksasi dengan metanol 1-2 menit, kemudian warnai dengan larutan Giemsa selama 30 menit.
- Cuci dengan air mengalir kemudian dikeringkan.
- Hasil pulasan dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Sediaan dikatakan positif bila ditemukan spesies parasit yaitu inti parasit berwarna merah dan sitoplasma berwarna biru keungu-unguan dengan
pigmen terlihat berwarna coklat kehitaman
3.6.2. Parascreen
Parascreen Pan Pf
berbentuk dipstik, buatan Zephyr Biomedicals
, India.
- Ujung jari ditusuk dengan menggunakan
blood lancet .
- Darah ditaruh pada port ”A”.
- Teteskan clearing buffer
4 tetes pada port ”B”. -
Hasil dibaca dalam 15 menit. -
Bila terlihat satu garis garis kontrol berwarna merah muda berarti negatif.
- Bila terlihat dua garis berwarna merah muda berarti positif P
. nonfalciparum.
- Bila terlihat tiga garis berati positif
P. falciparum atau infeksi
campuran.
3.6. Analisa data
Hasil penelitian dijabarkan dalam tabel tabulasi silang dengan perangkat lunak
SPSS for WINDOWS 13
SPSS Inc, Chicago antara hasil pemeriksaan
Giemsa dengan metoda Parascreen. Penghitungan data dilakukan dengan cara manual. Data yang dinilai adalah: sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktif,
akurasi, prevalensi, likelihood ratio
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1. Hasil Penelitian
Jumlah sampel dalam penelitian ini 104 orang. Anak perempuan lebih banyak dibandingkan anak laki-laki. Umur 6-12 tahun yang terbanyak yaitu 94 orang
90,4. Gejala terbanyak adalah pucat yaitu 88 orang 84,61 dan splenomegali yaitu 7 orang 6,73. Tabel 1
Tabel 1. Karakteristik sampel
Karakteristik Jumlah n
Persentase Jenis Kelamin
Laki - laki 47
45,2 Perempuan
57 54,8
Umur tahun 6 - 12
94 90,4
12 - 15 8
7,7 15 - 18
2 1,9
Gejala Demam
14 13,46
Pucat 88
84,61 Mencret
7 6,73
Sakit Kepala 50
8,07 Tanda
Ikterik 4
3,84 Hepatomegali
5 4,80
Splenomegali 7
6,73
Tabel 2. Perbandingan metoda parascreen dan giemsa
Giemsa Jumlah
Positif Negatif
Positif 65 0 65 Parascreen
Negatif 20 19 39 Jumlah 85 19 104
Pada penelitian ini didapatkan nilai sensitivitas 76,47, spesifisitas 100, nilai prediksi positif 100, nilai prediksi negatif 48,71, akurasi 80,76,
prevalensi 81,73, likelihood ratio
+ tak terhingga dan likelihood ratio
– 0,23. Tabel 2
Tabel 3. Sensitivitas Parascreen berdasarkan jumlah parasitemia
Parasitemia mm
3
darah Giemsa Parascreen
Sensitivitas
1 - 100 11
101 - 200 32
26 81,25
201 - 400 24
21 87,50
401 - 600 18
18 100
Parascreen tidak sensitif pada jumlah parasitemia 1-100mm
3
, tetapi sensitivitas Parascreen semakin meningkat sebanding dengan peningkatan
jumlah parasitemia. Sensitivitas mencapai 100 pada jumlah parasitemia 401-600mm
3
. Tabel 3
4.2. Pembahasan