Rumusan Masalah Tujuan Metode Pengumpulan Data Katalogisasi

29 3

1.2 Rumusan Masalah

1 . Bagaimanakah kompetensi pengelola perpustakaan dalam pelayanan bahan pustaka di perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara? 2. Bagaimanakah kompetensi pengelola perpustakaan dalam bidang pengolahan bahan pustaka di perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara? 3. Apakah hambatan-hambatan yang dialami pada perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui kompetensi pengelola perpustakaan dalam pelayanan bahan pustaka di perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara 2. Untuk mengetahui kompetensi pengelola perpustakaan dalam bidang pengolahan bahan pustaka di perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara 3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami pada perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan dua cara yaitu: 1. Studi kepustakaan Library Research penulis mempelajari bahan pustaka atau literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas pada kertas karya ini 2. Studi lapangan Field Research penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung pada objek yang diteliti serta mengadakan wawancara pengelola perpustakaan SMA yayasan Mitra Inalum

1.5 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kompetensi pengelola perpustakaan terhadap pelayanan dan pengolahan bahan pustaka pada perpustakaan hambatan-hambatan yang dialami pada perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara. Universitas Sumatera Utara 29 4 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Sekolah Menurut Hermawan 2006 perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dasar dan menengah. Pada hakikatnya tidak ada perbedaan antara perpustakaan perguruan tinggi dengan perpustakaan sekolah, kedua-duanya berperan sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar. Yang dimaksud dengan sekolah adalah jenjang pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, antara lain; sekolah dasar SD dan Madrasah Ibtidaiyah MI, sekolah menengah tingkat pertama SMP dan Madrasah Tsanawiah MTs, sekolah menengah atas SMA dan Madrasah Aliyah MA, serta pendidikan menengah kejuruan SMK dan Madrasah Aliyah kejuruan MAK. Termasuk dalam kategori sekolah-sekolah agama yang sederajat yang dikekola oleh pondok- pondok pesantren. Pengelolaan pendidikan, disamping pemerintah negeri juga masyarakat swasta. Menurut Yusup 1997 perpustakaan sebagai satu unit kerja di lingkungan sekolah harus mendukung dan sejalan dengan tugas-tugas sekolah. Karena tugas sekolah sudah jelas tertuang dalam kurikulum sekolah, maka dengan sendirinya perpustakaan sekolah pun harus sanggup mendukung kurikulum sekolah.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Menurut Hermawan 2006 secara umum tujuan perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat kelengkapan pendidikan untuk bersama dengan kelengkapan-kelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa berdasarkan sistem Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Universitas Sumatera Utara 29 5 Secara khusus tujuan perpustakaan sekolah sebagai berikut: 1. Mengembangkan minat, kemampuan dan semangat membaca 2. Mendayagunakan budaya tulisan 3. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah dan memanfaatkan informasi 4. Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka 5. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri 6. Memupuk minat dan bakat 7. Menumbuhkan penghargaan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif, dan 8. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Menurut Noerhayati 1987 fungsi yang universal dari setiap pendidikan ialah bahwa perpustakaan harus selalu mampu berdiri di garis depan dari perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, sebab pendidik dan anak didik selalu involve saling bertautan dengan hal-hal yang terjadi di dalam masyarakatnya di luar dinding sekolah. Pendidikan akan dapat berbuat demikian bilamana ia mampu memiliki pengetahuan yang luas tentang manusia dan dunianya. Menurut Hasugian 2011 fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Setiap jenis perpustakaan tertentu mempunyai fungsi yang berbeda, sekalipun memiliki perbedaan secara umum fungsi perpustakaan adalah: a. Penyimpanan, salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan bahan perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storange, sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini b. Pendidikan, boleh dikatakan bahwa mayoritas masyarakat mengetahui perpustakaan adalah merupakan tempat belajar seumur hidup, terlebih-lebih bagi mereka yang sudah bekerja atau telah meninggalkan bangku sekolah Universitas Sumatera Utara 29 6 ataupun putus sekolah. Bahkan masyarakat awam selalu mengaitkan keberadaan suatu perpustakaan dengan dunia pendidikan c. Penelitian, kegiatan penelitian dipastikan sangat berkaitan erat dengan perpustakaan. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan penyedia materi untuk keperluan penelitian d. Informasi, perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai. Perlu diketahui bahwa informasi sedikit berbeda atau lain dengan data perpustakaan. Informasi sudah merupakan pengolahan data perpustakaan yang disediakan dengan permintaan pemakai e. Kultural, perpustakaan bertugas menyediakan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip danatau dokumen lainnya. f. Fungsi rekreasi, pengguna perpustakaan dapat menikmati rekreasi dengan cara membaca. Oleh karena itu, melalui bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan juga terkandung aspek rekreasi terutama bacaan umum dan karya fiksi seperti novel, roman, dan sebagainya Menurut Hermawan 2006 perpustakaan sekolah memiliki berbagai fungsi, antara lain: 1. Fungsi Pendidikan; perpustakaan merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan tentang pelajaran yang diperolehnya di dalam kelas 2. Fungsi Informasi; perpustakaan merupakan sarana untuk menemukan sumber informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang proses pembelajaran 3. Fungsi Penelitian; membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang sifatnya sederhana berkaitan dengan mata pelajaran yang dipelajaridiajarkan 4. Fungsi Rekreasi; merupakan tempat rekreasi, masuk perpustakaan membaca bacaan yang segar untuk menambah wawasan dan pengetahuan merupakan rekreasi yang sehat dan mendidik serta menghilangkan kejenuhan bagi siswa dan guru Universitas Sumatera Utara 29 7 5. Fungsi Kebudayaan; merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik kebudayaan lokal, daerah, maupun nasional 6. Fungsi Kreatifitas; membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi. Untuk menunjang hal tersebut, diperlukan buku-buku yang dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa 7. Fungsi Dokumentasi; menjadi pusat dokumentasi sekolah dari berbagai kegiatan yang pernah dilakukan sekolah, baik siswa maupun guru.

2.2 Koleksi Bahan Pustaka

Koleksi perpustakaan sekolah adalah sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan, intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan masyarakat sekolah, terutama siswa. Menurut Hermawan 2006 koleksi perpustakaan sekolah terdiri dari: a. Buku teks pelajaran yang mendukung setiap mata pelajaran termasuk buku pegangan guru, yaitu buku yang mendampingi buku teks pelajaran dan diperuntukkan bagi para guru b. Buku rujukan referensi dan bahan bukan buku c. Buku pengayaan, baik untuk mendukung semua mata pelajaran yang terdapat di sekolah tersebut atau koleksi lain yang mendukung tujuan umum pendidikan, termasuk koleksi yang bersifat hiburan, dan d. Sumber belajar lain, diantaranya berupa koleksi multimedia, situs web website, globe, CD, dan sebagainya.

2.2.1 Pemilihan dan Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka

Menurut Sutarno 2006 pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi. Bagi perpustakaan yang baru dibentuk atau didirikan, kegiatan pengadaan ini meliputi pekerjaan penentuan kriteria koleksi perpustakaan dan pembentukan koleksi awal. Untuk perpustakaan yang sudah berjalan, kegiatan pengadaan untuk menambah dan melengkapi koleksi yang sudah ada. Yang menjadi titik tolak kegiatan pembinaan dan pengembangan koleksi selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 29 8 Dalam Buku Membina Perpustakaan Sekolah 1994,73 Perpustakaan sekolah, dalam memilih, mengadakan dan mendapatkan koleksi bahan pustaka menurut maksud dan tujuannya yaitu menunjang proses pendidikan. Tidak semua buku menunjang pendidikan yang diharapkan untuk dicapai. Bahkan tidak jarang didapat buku-buku yang justru menghambat proses pendidikan yang hendak dicapai. Oleh sebab itu perlu dikemukakan beberapa hal yang membantu menghindari hambatan tersebut, yaitu : 1. Pemilihan koleksi Pemilihan koleksi dilaksanakan bersama-sama oleh petugas perpustakaan dengan para guru, terutama bila buku yang hendak diadakan menyangkut bidang studi tertentu. Dengan cara ini pemilihan koleksi lebih objektif dan efektif. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pustaka, antara lain: 1. Pilihan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan pemakai perpustakaan dan tidak bertentangan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan 2. Dipilih untuk para pemakai. Dihindari, jangan sampai pemilihan terlalu dipengaruhi oleh selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja 3. Membawa manfaat kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa baik yang bersifat informatif, inspiratif maupun rekreatif 4. Bahan yang dipilih memenuhi syaratkualitas pustaka yang baik, antara lain otoritas pengarang, reputasi pengarang, penerbit, daftar isi, edisi, fisik buku, dan lain lain. 2. Pengadaan Koleksi Setelah usaha pemilihan koleksi selesai, diteruskan dengan kegiatan pengadaan koleksi. Usaha pengadaan koleksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yakni: pembelian, hadiah, swadaya murid, tukar-menukar atau titipan. a. Pembelian Pembelian adalah jalan paling ideal dalam pembinaan koleksi, sebab ada kebebasan menentukan pilihan pustaka yang dikehendaki. Pembelian dapat dilakukan langsung ke toko buku, atau dengan cara memesan ke penerbit. Universitas Sumatera Utara 29 9 b. Hadiah Hadiah dapat diperoleh dari departemeninstansi pemerintah atau swasta, perseorangan, sebagai kenang-kenangan, tanda terima kasih, dan lain-lain. Kelemahannya buku yang kita terima belum tentu sesuai dengan yang kita harapkan. c. Tukar-menukar Bagi sekolah yang mampu menerbitkan buku atau memiliki penerbitan sendiri buku-buku atau judul yang diterbitkan dapat digunakan untuk tukar menukar dengan penerbit lain. Hasil tukar-menukar itu dijadikan tambahan koleksi perpustakaan d. Titipan Dalam situasi tertentu perpustakaan dapat menerima titipan koleksi dari guru, murid, orang tua murid atau siapa saja yang ingin agar koleksinya dimanfaatkan. Dengan demikian, hak milik tetap ada pada yang menitipkan, sedangkan perpustakaan berhak untuk mengelola dan meminjamkan serta membantu merawatnya. 3. Penyimpanan dan Pelestarian Bahan Pustaka Salah satu dari kegiatan uatama yang harus dilakukan perpustakaan adalah melakukan penyiapan dan pelestarian bahan pustaka. Kegiatan itu harus dilakukan perpustakaan agar setiap bahan pustaka selalu terpelihara dan terawat dengan baik, sehingga daya pakai menjadi panjang, usianya lebih lama dan tetap utuh, peletakkan di rak selalu teratur, dan keadaannya selalu bersih. 2.3 Pelayanan Bahan Pustaka Dalam Buku Membina Perpustakaan Sekolah 1994,73 tugas yang paling mulia dan tujuan sebenarnya dari semua kerja terdahulu, ialah melayani pengunjung dan pengguna perpustakaan. Pelayanan ini meliputi peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, termasuk didalamnya mencatat dengan cermat peminjaman dan pengembalian tersebut. Ketertiban, kerapian, keindahan dan keramahan, juga pendidikan dan penerangan bagaimana memanfaatkan fasilitas perpustakaan tersebut sangatlah penting. Universitas Sumatera Utara 29 10

1. Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem pelayanan tertutup ialah sistem pelayanan yang hanya memperkenankan pengunjung melihat daftar buku yang ada atau dengan melihat kartu katalog, kemudian memesan buku yang dikehendaki dengan mengisi blanko peminjaman. Blanko yang telah diisi kemudian diserahkan kepada petugas sirkulasi. Petugas akan mencari buku yang dimaksud. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada perpustakaan tersebut, pada waktunya peminjam dapat mengambil buku yang dikehendaki dari petugas. Apabila buku yang dikehendaki sedang dalam peredaran, maka blanko dikembalikan dengan catatan bahwa buku sedang dipinjam atau tidak ada. Sebaliknya bila buku yang dimaksud tersedia, maka blanko pesanan bersama bukunya dapat diambil pada petugas di tempat dan waktu yang sudah ditentukan.

2. Sistem Pelayanan Terbuka

Pada pelayanan dengan sistem terbuka ini, peminjaman dapat bebas masuk dan melihat serta mencari buku di rak buku perpustakaan. bila telah menemukan buku yang dikehendaki, buku tersebut dibawa ke petugas sirkulasi untuk mencatatkan peminjam itu dengan memperlihatkan kartu anggota, dan mengisi buku peminjaman. Setelah petugas memeriksa dan membuat catatan seperlunya pada kartu buku, buku dapat dibawa pergi untuk jangka waktu yang sudah ditentukan dalam peraturan perpustakaan.

2.3.1 Layanan Sirkulasi

Kegiatan layanan sirkulasi merupakan salah satu bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perpustakaan sekolah. Agar perpustakaan dapat memainkan peranannya dengan baikberdaya guna dan berhasil guna maka perpustakaan harus didukung oleh sarana, prasarana serta tenaga kerja pengelola yang handal. Untuk itu tenaga pengelola perpustakaan sekolah perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan mengelola perpustakaan sekolah khususnya pada bagian pelayanan sirkulasi. Kegiatan kerja pelayanan sirkulasi pada perpustakaan saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Kegiatan ini mencakup antara lain: Universitas Sumatera Utara 29 11 a. Peminjaman b. Pengembalian c. Perpanjangan d. Penagihan e. Pemberian Sanksi f. Bebas Pinjam ` Menurut Lasa 1994 jenis pelayanan yang dekat dengan pengunjung ini merupakan bagian penting dalam suatu perpustakaan dengan tujuan: a. Mampu memanfaatkan koleksi semaksimal mungkin b. Mudah mengetahui siapa yang meminjam koleksi tertentu, dimana alamatnya serta kapan koleksi itu harus kembali c. Terjaminnya pengembalian pinjaman dalam waktu yang jelas. Dengan demikian keamanan bahan pustaka akan terjaga d. Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan koleksi e. Apabila terjadi pelanggaran akan segera diketahui

2.3.2 Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi merupakan salah satu kegiatan pelayanan khusus melayani koleksi referensi kepada para pengguna agar dapat dimanfaatkan sebaik- baiknya. Menurut Sumardji 1998, pelayanan referensi adalah “kegiatan pelayanan koleksi perpustakaan, terutama koleksi pustaka acuan reference book atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang oleh anggota perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan”. Pelayanan referensi merupakan pelayanan langsung, artinya tugas perpustakaan langsung berhadapan dengan pengguna. Karena itu sering petugas pelayanan referensi harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.

2.3.3 Pendidikan Pengguna

Menurut Soetminah 1992, pendidikan pengguna adalah “kegiatan membimbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif dan efisien”. Universitas Sumatera Utara 29 12 Adapun tujuan pendidikan pengguna pada perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri 2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan pelayanan perpustakaan 3. Mempromosikan pelayanan perpustakaan

2.4 Pengolahan Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang sudah di inventarisasi, belum dapat langsung disimpan dalam rak untuk dipinjamkan. Untuk dapat dipinjamkan masih harus dilengkapi dengan beberapa perlengkapan. Proses persiapan itu disebut pengolahan. Perlu dikemukakan, bahwa bahan pustaka yang berupa tampak- dengar audio-visual jumlahnya masih amat sedikit, dan belum bisa diproses sebagaimana seharusnya. Oleh karena itu belum bisa disirkulasikan secara sempurna. Dalam Buku Membina Perpustakaan Sekolah 1994,73 perlengkapan yang diperlukan agar buku siap untuk disirkulasikan meliputi: 1. Label buku 2. Kartu buku 3. Kantong kartu buku 4. Lembar wajib kembali lembar sirkulasi 5. Kartu peminjaman

2.4.1 Proses Pengolahan Bahan Pustaka

Menurut Sutarno 2012 pengolahan bahan pustaka adalah pekerjaan yang terdiri daribeberapa kegiatan yang berlangsungsecara berurutan, sistematika dan kronologis. Sebelum diolah, maka buku-bukutersebut belum dapat dibaca atau dipinjam karena belum dilengkapi dengan beberapa persyaratan seperti kode nomor klasifikasi, kartu katalog, label, dan sarana temu kembali. Sebagai usaha jasa pelayananservice, perpustakaan haruslah dapat memberikan pelayanan yang baik, cepat dan tepat kepada para pemakai. Untuk itu bahan pustaka yang ada perlu diatur secara baik menurut suatu sistem. Universitas Sumatera Utara 29 13 Apabila buku telah dilengkapi dengan alat-alat pembantu sebagaimana diutarakan di muka buku. Cara penyusunan harus praktis dan sistematis. Praktis berarti mudah ditemukan kembali dalam waktu sesingkat mungkin. Sistematis yaitu memakai sistem pengelompokan atau klasifikasi tertentu. Klasifikasi menurut isisubjek yang telah dibakukan oleh Melvil Louis Kossuth Dewey. Pengelompokan ini terkenal dengan nama Dewey Decimal Classification, disingkat DDC. Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Klasifikasi Persepuluhan Dewey.

2.4.1.1 Klasifikasi Persepuluhan Dewey

Menurut Suwarno 2010 Dewey Decimal Clasification DDC merupakan sistem klasifikasi perpustakaan hasil karya Melvil Dewey 1851-1931. Dewey telah merintis sistem klasifikasi ini ketika ia masih menjadi mahasiswa dan bekerja sebagai pustakawan di Amherst College, Massachusetts, di sebuah negara di Amerika Serikat. Klasifikasi atau pengelompokan bahan pustaka bermaksud membagi bahan pustaka yang ada menurut golongan tertentu dengan cara tertentu pula. Klasifikasi Dewey disebut persepuluhan karena memakai angka-angka persepuluhan untuk menyatakan cabang-cabang pengetahuan yang ada. Angka-angka yang dipakai untuk seluruh bidang ilmu pengetahuan diberi nomor dari 000 sampai dengan 999. Seluruh angka dari 000 sampai 999 itu meliputi semua bidang ilmu pengetahuan dan aktivitas manusia, dibagi atas sepuluh bagian, dan seterusnya. Setiap bagian kelompok ilmu masih dibagi lagi menjadi 10 sub bagian kelompok ilmu, dan seterusnya. Sistem Dewey dipilih karena praktis dan tepat. Praktis karena angka persepuluhan memungkinkan mencakupsemua cabang ilmu pengetahuan. Betapapun banyaknya judul pustaka dapat dimasukkan dalam nomor klasifikasi. Hal ini memungkinkan pengembangan perpustakaan yang bersangkutan. Sistem Dewey DDC tepat karenasesuai dengan urutan penataan buku dalam rak. Buku disusun menurut golongan subjek. Susunan sedemikian mempermudah siswa dalam menemukan bacaan yang di butuhkan dan mempermudah pelayanan sistem terbuka yang dilaksanakan di perpustakaan Universitas Sumatera Utara 29 14 sekolah. Dengan kemudahan ini penggunaan kalsifikasi DDC dapat mencapai maksudnya: setiap siswa paham ke rak mana harus menuju, atau kebagian nomor berapa ia dapat menemukan buku yang dikehendakinya.

2.4.1.2 Menentukan Isi subjek Buku

Dalam Buku Membina Perpustakaan Sekolah 1994,73 menggunakan klasifikasi DDC berarti menggolongkan bahan pustaka menurut isi. Oleh karena itu untuk dapat mengklasifikasi buku, orang harus dapat mengetahuiapa isi buku yang bersangkutan, dengan tujuan untu dapat menentukan ke dalam kelompok mana buku itu harus dimaksudkan. Ada beberapa cara untuk dapat menentukan isi buku secara cepat dan mudah, yaitu dengan membaca: 1. Judul, pada umumnya judul buku dapat langsung memberi petunjuk apa yang dikemukakan dalam buku tersebut. 2. Pengantar, pada umumnya pengantar membicarakan lingkup yang hendak dibahas oleh buku, latar belakang penulisan, tujuannya, dalam rangka apa, dan lain sebagainya. Dari pengantar dapat diperoleh gambaran tentang isi buku secara singkat tetapi lebih lengkap daripada dari judul saja. 3. Daftar isi, menunjukkan garis besar isi penulisan, pokok-pokok pembicaraan, kerangka isi umumnya, sistematik materi buku, sekaligus menunjukkan pada halaman berapa bagian itu diuraikan. 4. Pendahuluan, memberikan keterangan lebih mendalam tentang isi buku daripada judul dan pengantar, sehingga dari pendahuluan kemungkinan akan lebih mudah bagi petugas klasifikasi untuk menentukan subjek buku itu. 5. Blurb, yaitu keterangan tentang buku yang biasanya ditulis di jaket buku. Keterangan itu kadang-kadang berupa rekomendasi, pujianpenerbit mengenai bukuyang bersangkutan beserta kekhususan isinya, cara penajian maupun penulisannya. Petugas klasifikasi harus berhati-hatidengan blurb ini, sebab keterangannya seringkali berisi iklan. 6. Indeks, yaitu daftar alfabetisdari nama atau subjek yang dibahas dalam buku bersangkutan secara terperinci, disertai penunjukan halaman tempat hal itu berada. Manfaat indeks hampir sama dengan daftar isi, tetapi pada indeks Universitas Sumatera Utara 29 15 semua disusun menurut abjad dan lebih terperinci. Sering dipisahkan antara indeks nama dan indeks subjek untuk memudahkan para pemakai. 7. Teks, bila hal pembantu diatas belum memuaskan atau belum memberikan gambaran yang pasti dan jelas mengenai isi buku itu, jalan selanjutnya adalah membaca teks isi. Cara ini dinilai tidak efisien karena memakan cukup banyak waktu, meskipun tidak perlu membaca semuanya.

2.1.4.3 Menentukan Nomor Pustaka

Maksud klasifikasi ialah mengelompokkan koleksi bahan pustaka yang sejenis menjadi satu kelompok dengan memberi kode nomor DDC agar mudah ditemukan kembali. Maka setelah isi buku diketahui, ditentukan nomor buku tersebut sebaiknya diperiksa apakah nomor tersebut sudah terdapat dalam kartu katalog. Apabila telah ada, sedang judul maupun isinya berlainan maka nomor tersebut perlu diteliti dan diperbaiki, mungkin salah satu diantara keduanya judul dan atau isinya terdapat kekeliruan. Kemudian nomor yang sudah ditentukan itu dicantumkan dengan pensil pada halaman juduldisebelah kanan atas. Dengan demikian nomor tersebut dapat segera dicantumkan dalam buku inventaris, sebagai nomor pustaka.

2.5 Katalogisasi

Dalam Buku Membina Perpustakaan Sekolah 1994,73 apabila buku sudah memiliki nomor pustaka, dibuatkan label dan dipasang pada punggung buku berjarak 3 cm dari kaki buku. Kemudian dibuatkan kartu katalog. Proses penyusunan katalog ini disebut katalogisasi; membuat keterangan singkat pada kertas yang berbentuk kartu yang dibuat dari karton halus dan tipis. Ukuran besarnya mengikuti ukuran internasional, panjang 125 mm dan lebar 75 mm. Dibagian bawah, 8 mm dari kakidasar kartu, tepat ditengah-tengah kartu, diberi lubang dengan garis tengah 5 mm. Isi uraian singkat kartu katalog adalah semua keterangan mengenai identitas buku, antara lain: 1. Daerah judul, berisi keterangan judul sebenarnya, judul setara, judul tambahan dan penanggung jawab buku. Universitas Sumatera Utara 29 16 2. Daerah edisi, berisi keterangan edisi, cetakan, edisi revisi, alih bahasa, dan penanggung jawab edisi. 3. Daerah publikasi, berisi keterangan tempat terbit, nama penerbit, dan tahun terbit. 4. Daerah deskripsi fisik, berisi keterangan jumlah halaman romawi, jumlah halaman angka arab, ilustrasi gambar, diagram, grafik, tabel, skema, dan tinggi buku. 5. Daerah seri, berisi keterangan judul seri, penanggung jawab seri, dan nomor seri. 6. Daerah catatan, berisi keterangan abstrak, bibliografi, dan indeks. 7. Daerah nomor standar, berisi keterangan nomor ISBN, ISSN, ISMN, dan 8. Daerah jejakan khusus kartografi dan peta, berisi keterangan subjek menggunakan nomor arab. Universitas Sumatera Utara 29 17 BAB III PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan SMA Mitra Inalum Batubara