Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) P.T. Inalum Terhadap Meningkatnya Prestasi Belajar Siswa Kurang Mampu (Studi Eksplanatif di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara)

(1)

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ)

P.T Inalum Terhadap

Meningkatnya Prestasi Belajar Siswa Kurang Mampu

(Studi Eksplanatif di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara)

S K R I P S I

Diajukan oleh:

F A D I L L A H E R M E Y D A

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

0 4 0 9 0 1 0 3 0

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

M E D A N 2008


(2)

ABSTRAK

Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya merupakan suatu program yang wajib dijalankan oleh perusahaan-perusahaan. Badan Pengelola Zakat (BPZ) yang berada di PT.Inalum saat ini sudah menjalankan hal tersebut dengan melakukan berbagai cara, baik di bidang pendidikan, pertanian, peternakan, perdagangan dan lain-lain. Tetapi, yang menjadi sorotan utama lembaga ini adalah dalam hal pendidikan masyarakat sekitarnya dengan menyalurkan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa sekolah menengah pertama sampai dengan sekolah menengah umum. Contohnya di SMU Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan beasiswa dari Badan Pengelola Zakat terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu yang belum pernah mendapatkan beasiswa tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi korelasi Spearman, dimana dalam hal ini analisa data menggunakan aplikasi software statistik pada sistem komputerisasi. Lokasi penelitian dilakukan di SMU Negeri 1 Sei Suka Batubara, dengan responden sebanyak 63 orang.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program dari Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa merupakan motivasi ekstrinsik yang memiliki hubungan/pengaruh yang cukup berarti dalam mendorong peningkatan prestasi belajar siswa yang tidak mendapatkan beasiswa itu sendiri. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software statistik, maka diperoleh hasil koefisien korelasi Spearman sebesar 0,261. Berdasarkan pernyataan bahwa jika rs > 0, maka hipotesis diterima dan arahnya

positif. Karena hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis alternatif), yaitu terdapat hubungan antara program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa dengan peningkatan prestasi belajar pada Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka. Sekaligus juga menolak Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa dengan peningkatan prestasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara.


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Dengan segala kerendahan hati penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah-NYA yang senantiasa menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyusunan skripsi ini dengan baik. Dan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, atas petunjuknya sehingga kita sebagai umat manusia dapat hidup pada dunia yang lebih baik dan mulia.

Skripsi ini merupakan karya ilmiah sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dengan judul Pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) PT.Inalum terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu. Studi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Dengan ketulusan hati, skripsi ini penulis persembahkan sebagai ungkapan terima kasih dan segenap rasa sayang kepada ayahanda Herman Taslim dan ibunda Roida Khairuniah untuk segala rasa cinta, kasih sayang, dan pengorbanannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai pada tingkat ini. Serta kepada adikku Denny Dwi Putra yang sedang menuntut ilmu di kota orang (Yogyakarta) untuk semua kasih sayang, perhatian dan doa yang tiada hentinya untuk keberhasilan dan kebahagiaan penulis. Serta kepada seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan baik moril dan materil serta doa kepada penulis selama ini.


(4)

Penulis menyadari tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka dengan segenap kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. DR. Badaruddin, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen wali penulis. Terima kasih atas semua ilmu dan nasehat yang diberikan kepada penulis.

3. Ibu Dra. Rosmiani, MA selaku Sekretaris Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara sekaligus.

4. Rasa hormat dan ungkapan terima kasih yang tidak terhingga untuk Bapak Drs.

Sismudjito, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak mencurahkan tenaga, waktu, ide-ide serta ilmu pengetahuan untuk membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Kepada seluruh staf pengajar, khususnya dosen-dosen di Departemen Sosiologi

dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Kak Feny dan Kak Betty dan juga yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan andil besar dalam penyelesaian studi penulis.

6. Dengan segenap rasa sayang dan ungkapan terima kasih kepada Muhammad

Fahmi Harahap (kandaQ) untuk perhatian, dukungan, omelan, doa dan cintanya kepada penulis sehingga lebih terpacu dalam menyelesaikan skripsi ini.


(5)

7. Terima kasih buat sahabat-sahabatku di Sos 04: Ika, Ira, Kiki, Devi, Hesti, Toeit, Flo, Rini, Reni, Banta, Titin, Burung, Didin, Nita, Weni, dan semua yang tidak sempat penulis sebutkan satu-persatu (untuk semua dukungan en semangatnya).

8. Saudara satu atapku (kos-kosan): kak Dewi, P3 (untuk semua bantuan dan

hari-hari menyenangkan yang kita lewati bersama..)

9. Buat temen-temenku yang pernah senasib dan seperjuangan di medan perang

RUMIG. Mz Ded, Bg Buaya, Bg Blender, Bg Mansur, Bg Beny, Parto, Kk Arby, Tipe, dan Dekna, makasih buat bantuan, dukungan dan perhatian kalian. “AKU SAYANG KALIAN SEMUA”…!!!!! Thanx yach buat semuanya…

10.Terima kasih kepada seluruh responden penelitian yang telah membantu penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak karena tanpa bantuan dari adik-adik sekalian maka skripsi ini tidak bisa diselesaikan.

Akhirnya terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas doa, dukungan, dan partisipasinya. Semoga amal kebaikan yang telah diberikan senantiasa mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin yaa Rabbal Alamin.

Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sehingga dapat menambah kesempurnaan kajian dan penulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2008 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...i

KATA PENGANTAR……….…ii

DAFTAR ISI………..….vi

DAFTAR TABEL……….viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang………..…1

1.2.Perumusan Masalah……….….5

1.3.Tujuan Penelitian……….….6

1.4.Manfaat Penelitian………6

1.4.1. Manfaat Teoritis……….…..……6

1.4.2. Manfaat Praktis………...…….6

1.4.3. Manfaat Bagi Penulis……….……..6

1.5.Kerangka Teori………..…....7

1.5.1. Struktural Fungsional………..….……7

1.5.2. Motivasi Berprestasi………..….10

1.5.3. Prestasi Belajar………...……14

1.6.Hipotesis………..18

1.7.Definisi Konsep………...18

1.8.Operasional Variabel………..….19

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Badan Pengelola Zakat (BPZ)……….………22

2.2. Beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ)……….24

2.2.1. Maksud dan Tujuan Pemberian Beasiswa…………...….25

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian………....26

3.2. Lokasi Penelitian……….27

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel……….…….27

3.4. Teknik Pengumpulan Data………..28

3.5. Analisis Data………..…….29

3.5.1. Koefisien Korelasi……….………..29

3.6. Jadwal Kegiatan……….……….30

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian……….……31

4.1.1. Sejarah Singkat BPZ………...….31

4.1.2. Visi dan Misi BPZ………32

4.1.3. Strategi Pencapaian Visi dan Misi BPZ………...32


(7)

4.1.5. Peta Kekuatan BPZ………..…33

4.1.6. Kriteria Penerima Beasiswa BPZ………...…..34

4.1.7. Sistem Distribusi………..34

4.1.8. Periode Pemberian Beasiswa……….…..35

4.1.9. Bentuk Beasiswa……….….35

4.1.10. Program Kerja BPZ………..…..36

4.1.11. Harapan dan Peluang………..……37

4.1.12. Struktur Organisasi, Susunan Pengurus&Tugas BPZ....39

4.1.13. Sejarah Singkat SMA N 1 Sei Suka………..….41

4.1.14. Visi dan Misi SMA N 1 Sei Suka………..…42

4.1.15. Tujuan……….43

4.1.16. Profil Sekolah……….43

4.1.17. Kepala Sekolah……….……..44

4.2. Karakteristik Responden……….…45

4.3. Beasiswa BPZ………...49

4.4. Motivasi………..53

4.5. Prestasi………58

4.6. Analisis Data………...………61

4.7. Pembahasan……….…66

4.8. Kekuatan Korelasi……….…..69

BAB V : PENUTUP 5.1. Kesimpulan………..71

5.2. Saran………..………..72 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Indikator Variabel………..….…20

Tabel 2: Indikator Prestasi Belajar……….………..…….21

Tabel 3: Tabel kekuatan korelasi……….……….……29

Tabel 4: Jadwal kegiatan………..……30

Tabel 5: Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...45

Tabel 6: Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...46

Tabel 7: Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas...46

Tabel 8: Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua...47

Tabel 9: Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua... 48

Tabel10: Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Uang Jajan Perbulan...48

Tabel 11: Jumlah nominal bantuan dana yang diberikan oleh BPZ Inalum...49

Tabel 12: Motivasi untuk bisa menerima bantuan...50

Tabel 13: Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi peningkatan nilai setiap semerter...51

Tabel 14: Pengaruh pemberian bantuan dalam keaktifan proses belajar...51

Tabel 15: Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi belajar...52

Tabel 16: Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan...53

Tabel 17: Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan...54

Tabel 18: Frekuensi bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran...54

Tabel 19: Frekuensi diskusi di dalam kelas...55

Tabel 20: Frekuensi keaktifan dalam mengumpulkan tugas pelajaran yang diberikan guru...56

Tabel 21: Daya serap dalam menerima pelajaran...56

Tabel 22: Frekuensi dalam belajar kelompok selama seminggu...57

Tabel 23: Frekuensi diskusi dengan teman diluar sekolah...58

Tabel24: Keaktifan belajar memotivasi peningkatan nilai (prestasi) guna memenuhi syarat penerimaan bantuan...58

Tabel25: Keaktifan belajar kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemampuan...59

Tabel 26: Perbandingan peningkatan prestasi pada semester terakhir dengan yang sebelumnya...60

Tabel27: Perbandingan peningkatan menyerap pelajaran pada semester terakhir dengan yang sebelumnya...61

Tabel28: Data Jumlah Siswa dan Siswa Kurang Mampu Di SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara...62


(9)

ABSTRAK

Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya merupakan suatu program yang wajib dijalankan oleh perusahaan-perusahaan. Badan Pengelola Zakat (BPZ) yang berada di PT.Inalum saat ini sudah menjalankan hal tersebut dengan melakukan berbagai cara, baik di bidang pendidikan, pertanian, peternakan, perdagangan dan lain-lain. Tetapi, yang menjadi sorotan utama lembaga ini adalah dalam hal pendidikan masyarakat sekitarnya dengan menyalurkan bantuan beasiswa kepada siswa-siswa sekolah menengah pertama sampai dengan sekolah menengah umum. Contohnya di SMU Negeri 1 Sei Suka Kabupaten Batubara.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh penerimaan beasiswa dari Badan Pengelola Zakat terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa kurang mampu yang belum pernah mendapatkan beasiswa tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi korelasi Spearman, dimana dalam hal ini analisa data menggunakan aplikasi software statistik pada sistem komputerisasi. Lokasi penelitian dilakukan di SMU Negeri 1 Sei Suka Batubara, dengan responden sebanyak 63 orang.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program dari Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa merupakan motivasi ekstrinsik yang memiliki hubungan/pengaruh yang cukup berarti dalam mendorong peningkatan prestasi belajar siswa yang tidak mendapatkan beasiswa itu sendiri. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan software statistik, maka diperoleh hasil koefisien korelasi Spearman sebesar 0,261. Berdasarkan pernyataan bahwa jika rs > 0, maka hipotesis diterima dan arahnya

positif. Karena hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha (Hipotesis alternatif), yaitu terdapat hubungan antara program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa dengan peningkatan prestasi belajar pada Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka. Sekaligus juga menolak Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa dengan peningkatan prestasi belajar pada siswa SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara.


(10)

BAB I

PE N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Menyimak dari aspek historis dahulu sampai sekarang, yang menjadi permasalahan terbesar di dalam sebuah negara adalah masalah kemiskinan. Baik di bidang pendidikan, finansial, kesehatan, sampai dengan kemiskinan Sumber Daya Manusia (SDM). Pada dasamya, kemiskinan merupakan hasil dari apa yang telah di upayakan oleh manusia itu sendiri. Maksud dari ungkapan diatas adalah, "nasib seseorang tidak akan berubah apabila ia tidak berusaha mengubah nasibnya". Dalam hal ini, kemiskinan pada satu aspek yang sangat umum yaitu sosial ekonomi, yang berdampak negatif terhadap dunia pendidikan.

Kita mengetahui bahwa masa depan bangsa kita berada di tangan generasi muda. Akan tetapi, bagaimana nasib bangsa ini jika sebagian besar anak-anak dari keluarga miskin harus putus sekolah karena terbelit masalah ekonomi? Persoalan tersebut diatas bukan hanya dialami oleh sekolah-sekolah yang berafiliasi kepada sebuah Yayasan saja. Namun sekolah yang telah memiliki biaya operasional, tidak kalah bingung dalam menanggulangi masalah tersebut.

Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa atau yang terkecil adalah keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Artinya, mereka


(11)

mau mengurangi kualitas perumahan, pakaian, bahkan makanan, demi melaksanakan pendidikan anak-anaknya. Seharusnya, negara, juga demikian. Apabila suatu negara ingin cepat maju dan berhasil dalam pembangunan, prioritas pembangunan negara, itu adalah pendidikan. Jika perlu, sektor-sektor yang tidak penting ditunda dulu dan dana dipusatkan pada pembangunan pendidikan bagi anak kurang mampu (http:

//64.203.71.11 /kompas-cetak/0408/05/pnddkn/1 190244. htm).

Berkaitan dengan hal tersebut, negara kita telah lebih dari 20 tahun melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Enam Tahun dan telah 10 tahun melaksanakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada anak bangsa untuk memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak. Selain membuat program wajib belajar, pemerintah juga telah mengadakan dana. Biaya Operasional Sekolah (BOS). Sementara, sasaran penerima BOS tahun 2006 setara SD sebanyak 29.432.530 siswa dengan bantuan per orang Rp.235.000 per tahun dan setara SMP sebanyak 10.488.627 siswa dengan bantuan per orang Rp.324.500 per tahun serta setara SMA sebanyak 698.458 siswa dengan bantuan per orang Rp.65.000 per bulan. Sehingga total anggaran yang akan disalurkan senilai lebih kurang Rp.10,86 trilyun

Jika kita merujuk kepada hasil identifikasi yang dilakukan Kementerian Negara Percepatan Daerah Tertinggal, sebanyak 199 kabupaten termasuk dalam kategori tertinggal. Masyarakatnya masih seringkali menghadapi persoalan keterbatasan SDM dan kelangkaan sarana dan prasarana. Artinya, pemerintah daerah menghadapi pekerjaan rumah yang semuanya harus ditangani, sementara kemampuan


(12)

daerah sangat tidak mampu jika harus kerja sendirian untuk menyelesaikan persoalan sekompleks itu. Kondisi ini, menurut Dosen Fakultas Pertanian Universitas Asahan itu juga menjadi persoalan yang dihadapi oleh Pemkab Batubara. Sebagai Sekretaris Komisi C DPRD Asahan, dia melihat masih banyak yang harus ditangani oleh pemerintah daerah. Padahal untuk membangun pendidikan yang berkualitas, jelas saja cukup mahal. "Kalau sekolahnya mau baik, pelayanan pendidikan oleh guru yang cukup memuaskan, sarana dan prasarana yang oke, tentunya uang sekolah pun harus besar. Terutama untuk sekolah lanjutan atas,yang belum disubsidi oleh pemerintah," katanya. Angka kemiskinan di daerah ini masih cukup besar. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2006 jumlah penduduk miskin Kabupaten Asahan (masih termasuk Batubara) terus bertambah. Susenas 2006 menunjukkan terdapat 138 ribu jiwa lebih warga daerah ini masih dinyatakan miskin

(http://www.seputar.indonesia.comledisicetaklsumaterautaralhtml).

Saat ini, kemiskinan telah menjadi masalah umum bagi sekolah-sekolah yang ada di negara kita. Hal ini juga dialami oleh SMA Negeri 1 Sei Suka Batubara. Banyak orang tua yang mempercayakan sekolah tersebut sebagai lembaga yang bisa meningkatkan Sumber Daya anak-anaknya. Dari 632 orang siswa yang menuntut ilmu di sekolah tersebut, sekitar 63 siswa yang berstatus tidak mampu. Dari data tersebut kita dapat melihat bahwa keterbatasan ekonomi tidak mampu menyurutkan semangat mereka untuk terus sekolah. Malah, sebagian prestasi sekolah didapat dari siswa yang berstatus kurang mampu.


(13)

Realita tersebut mengundang simpati sebuah lembaga yang berada di sekitar pemukiman sekolah. Beberapa siswa kurang mampu yang berprestasi diberikan bantuan berupa dans yang tentunya akan terus diberikan apabila prestasi dapat dipertahankan. Bahkan, pihak lembaga akan menanggung biaya pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.

Lembaga tersebut dinamakan Badan Pengelola Zakat (BPZ), lembaga ini merupakan sebuah lembaga yang berlandaskan atas Islam yang dalam kegiatannya selalu memberikan bantuan atau solusi bagi setiap anggota masyarakat yang ada di sekitarnya. Baik dibidang pendidikan dengan memberikan bantuan kepada siswa kurang mampu yang berprestasi, bidang pertanian, perdagangan serta peternakan yang memberikan pinjaman modal tanpa memberikan bunga sewaktu mengembalikannya. Tentunya hal ini dilakukan agar terbebas dari jeratan rentenir.

Meskipun lembaga tersebut berlandaskan atas suatu agama, tidak menutup kemungkinan para pemeluk agama lain bisa mendapatkan bantuan yang telah ada dengan mengikuti prosedur yang telah diberlakukan oleh lembaga tersebut. BPZ sendiri telah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu, dan terletak di tengah-tengah sebuah komplek perumahan PT. Inalum Kab.Batubara. Sedangkan, dana yang didapat oleh BPZ merupakan dana yang dikumpulkan setiap bulannya oleh para penghuni komplek, yang dalam ketentuan Islam disebut dengan Zakat Profesi. Disini, saya akan mencoba menyoroti peran BPZ dalam menanggulangi masalah masyarakat di bidang pendidikan.


(14)

Berdasarkan survey yang dilakukan, bahwasannya siswa yang mendapatkan bantuan dari BPZ sebanyak 6 orang. Sementara, sudah menjadi rahasia umum bahwa pada sekolah-sekolah yang memiliki status Negeri pada umumnya memiliki siswa yang kurang mampu dalam jumlah yang cukup memprihatinkan.

Hal tersebut diatas menjadi suatu pertanyaan yang cukup penting, mengingat peran BPZ di dalam bidang pendidikan adalah memberikan bantuan kepada siswa yang kurang mampu. Tetapi, mengapa hanya segelintir saja yang mendapatkan bantuan, serta apakah siswa kurang mampu yang lainnya tidak merasa lebih termotivasi semangat belajarnya setelah adanya BPZ di sekolah mereka dan demi mendapat bantuan tersebut.

Disini, peneliti merasa tertarik untuk melakukan riset mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat diberlakukannya bantuan tersebut oleh Badan Pengelola Zakat. Terutama kepada siswa kurang mampu yang tidak berprestasi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut. Yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: "Apakah ada pengaruh antara Badan Pengelola Zakat (BPZ) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara?". Dalam upaya menjawab masalah ini digunakan variabel motivasi sebagai perantaranya.


(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) terhadap peningkatan prestasi belajar siswa kurang mampu yang ada di SMA Negeri 1 Sei Suka, Kabupaten Batubara.

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan manfaat penelitian ini berupa:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sebuah hasil kajian ilmiah yang akurat sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran bagi kalangan akademis maupun pihak kelembagaan yang terkait di dalamnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan bagi khazanah kepustakaan yang bernilai dan bermutu.

1.4.3. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta wawasan penulis mengenai kasus tersebut dan sebagai wadah latihan serta pembentukan pola fikir ilmiah dan rasional dalam menghadapi segala macam persoalan sosial yang ada dalam masyarakat.


(16)

1.5. Kerangka Teori

1.5.1. Struktural Fungsional

Dalam penelitian ini, dapat dipergunakan teori struktural fungsional dari Talcott Parsons yaitu, Parsons membuat sejumlah karya besar teoritis. Talcott Parsons merupakan tokoh Sosiologi modern yang mengembangkan analisis fungsional dan secara sangat rinci menggunakannya dalam karya-karyanya. Karya pertamanya yang memakai analisis fungsional adalah buku The Social System. Dalam karya berikutnya Parsons secara rinci menguraikan fungsi berbagai struktur bagi dipertahankannya sistem sosial.

Menurut Talcott Parsons, pada dasarnya masyarakat berkecenderungan ke arab eqilibrum (homeostatis). Prosesnya terjadi pada penerapan fungsi adaptasi pencapaian tujuan, integrasi, dan pemeliharaan pola. Sistem tidak dipandang sebagai sesuatu yang statis, tetapi pada dasarnya tiap-tiap sistem memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan dan adaptasi demi pencapaian tujuan masyarakat secara. keseluruhan (Abdulsyani, 1994:78).

Terkait dengan hal ini, lembaga yang ada di masyarakat yaitu Badan Pengelola Zakat (BPZ) dapat mengerti apa yang cenderung diharapkan oleh masyarakat itu sendiri. Maka daripada. itu, BPZ membuat suatu program kerja yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar agar nantinya dapat melakukan perubahan dalam bidangnya masing-masing demi mencapai tujuan yang diinginkan.


(17)

Sebagai prasyarat fungsional dari sistem sosial, Parsons mengemukakan sebagai berikut:

Setiap sistem harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya (adaptation).

 Setiap sistem harus memiliki suatu alat untuk memobilisasi sumbernya supaya

dapat mencapai tujuan-tujuannya, dan dengan demikian mencapai gratifikasi (goal

attainment).

 Setiap sistem harus mempertahankan koordinasi internal dari bagianbagiannya

dan membangun cara-cara yang bertautan dengan deviasinya atau dengan kata lain, setiap sistem harus mempertahankan kesatuannya (integration).

 Setiap sistem harus mempertahankan dirinya sedapat mungkin dalam keadaan

seimbang (latent pattern maintenance).

Sementara itu, Badan Pengelola Zakat (BPZ) adalah sebuah lembaga masyarakat, dimana di dalamnya memiliki suatu struktur sebagai suatu sistem, serta merniliki persyaratan yang fungsional. Persyaratan tersebut mencakup:

A - Adaptation, menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk

menghadapi lingkungannya. Ada dua dimensi yaitu: pertama, harus ada suatu penyesuaian dari sistem itu terhadap tuntunan kenyataan yang keras yang tidak dapat diubah (inflexible) yang datang dari lingkungan (atau kalau menggunakan terminologi Parsons yang terdahulu, pada kondisi tindakan). Kedua, ada proses transformasi aktif dari situasi itu. Ini meliputi penggunaan segi-segi situasi itu yang dapat dimanipulasi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, usaha memperoleh alat itu secara analistis harus dipisahkan dari pencapaian tujuan. Lingkungan, seperti sudah kita ketahui meliputi yang fisik dan yang sosial. Untuk suatu kelompok kecil, lingkungan


(18)

sosial akan terdiri dari satuan institusional yang lebih besar dimana kelompok itu berada.

G – Goal Attainment, merupakan persyaratan fungsional yang muncul dari

pandangan Parsons bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuan-tujuannya. Namun, perhatian yang diutamakan disini bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam suatu sistem sosial. Dalam salah satu dari kedua hal itu, pencapaian tujuan merupakan sejenis kulminasi tindakan yang secara intrinsik memuaskan, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan penyesuaian persiapan.

I – Integration, merupakan persyaratan yang berhubungan dengan integrasi antara

para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem sosial itu berfungsi secara efektif sebagai suatu satuan, harus ada paling kurang suatu tingkat solidaritas diantara individu yang termasuk di dalamnya. Masalah integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk bekerjasama dikembangkan dan dipertahankan.

L – Latent Pattern Maintenance, konsep latensi (latency) menunjukkan pada

berhentinya interaksi. Para anggota dalam sistem sosial apa saja bisa letih dan jenuh serta tunduk pada sistem sosial lainnya dimana mungkin mereka terlibat. Karena itu, semua sistem sosial harus berjaga-jaga bilamana sistem itu sewaktu-waktu kocar-kacir dan para anggotanya tidak lagi bertindak atau berinteraksi sebagai anggota sistem.

Persyaratan-persyaratan diatas tentunya dapat menjadi pegangan ataupun pedoman bagi sebuah lembaga, yang dalam hal ini adalah Badan Pengelola Zakat (BPZ), agar dapat menjalankan komitmen yang telah disepakati bersama demi


(19)

tercapainya suatu keseimbangan yang diinginkan di dalam masyarakatnya.

Selain persyaratan diatas yang harus di jalankan oleh sebuah kelembagaan, sebenarnya BPZ sudah memiliki program kerja yang diperuntukkan kepada siswa sekolah yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah. BPZ menjanjikan akan memberikan bantuan biaya kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi. Hal tersebut bertujuan agar para siswa yang memiliki status sosial ekonomi yang rendah merasa terpacu dan termotivasi untuk meraih prestasi demi mendapatkan bantuan tersebut.

1.5.2. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi berasal dari kata motif, dimana "motif dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu". Sementara itu motivasi juga mempunyai peranan yang penting dalam menimbulkan gairah, merasa tenang dan bersemangat belajar untuk mencapai tujuan, yaitu prestasi yang tinggi.

Sedangkan menurut Winkel dalam buku Mansour Fakih (2002:57), "Motivasi adalah sebagai daya penggerak dalam pribadi seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan". Motivasi berprestasi merupakan kecendrungan individu untuk menyeleksi aktivitas dengan usaha yang efektif sehingga memberikan hasil terbaik yang pada dasarnya berkaitan dengan harapan untuk sukses. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu energi penggerak dalam diri siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik.


(20)

Berbagai keinginan atau kebutuhan akan memunculkan dorongan. Dorongan ialah desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan hidup dan merupakan kecenderungan untuk mempertahankan hidup, semua itu merupakan hal yang biasa kita jumpai. Namun terkadang kita melihat ada orang-orang yang bisa berhasil dalam tempo yang tidak terlalu lama, ada pula mereka yang justru belum bisa mengubah nasib mereka. Banyak variabel memang yang bisa menentukan hal semua itu, diantara variabel itu adalah berkaitan dengan motivasi individu.

Abraham Maslow dalam buku Abdulsyani (1994:39), menyatakan bahwa urutan dasar dan kebutuhan motivasi adalah sebagai berikut :

1. Basic needs atau kebutuhan fisiologi, merupakan kebutuhan yang paling

penting seperti kebutuhan akar makanan. Dominasi kebutuhan fisiologi ini relatif lebih tinggi dibanding dengan kebutuhan lain dengan demikian muncul kebutuhan- kebutuhan lain.

2. Safety needs atau kebutuhan akan keselamatan, merupakan kebutuhan yang

meliputi keamanan, kemantapan, ketergantungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, hukum, batas-batas kekuatan pada diri, pelindung, dan sebagainya.

3. Love needs atau kebutuhan rasa memiliki dan rasa cinta, merupakan kebutuhan

yang muncul setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keselamatan telah terpenuhi. Artinya orang dalam kehidupannya akan membutuhkan rasa untuk disayang dan menyayangi antar sesama dan untuk berkumpul dengan orang lain.


(21)

4. Esteem needs atau kebutuhan harga diri. Semua orang dalam masyarakat

mempunyai kebutuhan atau mengiginkan penilaian terhadap dirinya yang mantap, mempunyai dasar yang kuat yang biasanya bermutu tinggi akan rasa hormat diri atau harga diri dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan ini dibagi dalam dua peringkat :

a. Keinginan akan kekuatan, akan prestasi, berkecukupan, unggul, dan

kemampuan, percaya diri, kemerdekaan dan kebebasan

b. Hasrat akan n am a bai k at au gengsi d an h arga diri, p res tise

(penghormatan dan penghargaan dari orang lain), status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian dan martabat.

5. Self Actualitation needs atau kebutuhan akan perwujudan diri, yakni

kecendrungan untuk mewujudkan dirinya sesuai dengan kemampuannya.

Pada dasarnya motivasi mengandung tiga komponen pokok yaitu menggerakkan, mengarahkan dan menopang tingkahlaku manusia. Apabila ketiga komponen tersebut dirinci lebih lanjut dapat memberikan gambaran bahwa :

• Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan individu memimpin seseorang

untuk bertindak dengan cara tertentu.

• Motivasi juga mengarahkan dan menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia

menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap tujuan.

• Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus


(22)

Motivasi berprestasi (achievement motivation) merupakan teori yang dikenalkan oleh David McClelland dalam buku Abdulsyani (1994:42). Dasar teorinya tetap berdsarkan teori kebutuhan Maslow, namun ia mencoba mengkristalisasinya menjadi tiga kebutuhan :

Need for Power (nPow)

Need for Affiliation (nAffi)

Need for Achievement (nAch)

McClelland mengklasifikasikan profil orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi (nAch) :

Orang dengan nAch tinggi memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang

mudah dan sulit. Mereka sebenarnya memilih tujuan yang moderat yang mereka pikir akan mampu mereka raih.

Orang dengan nAch tinggi memilih umpan balik langsung dan dapat diandalkan

mengenai bagaimana mereka berprestasi.

Orang dengan nAch tinggi menyukai tanggung jawab pemecahan masalah.

M. Ngalim Purwanto dalam buku Judistira Garna (1993:121) menjelaskan bahwa, motivasi adalah "pendorongan" yaitu suatu usaha yang didasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu hingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu.


(23)

David McClelland dalam buku Mansour Fakih (2002:45) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai kebutuhan yang mendorong manusia untuk berbuat lebih daripada orang lain, guna mencapai kesuksesan karir di masa yang akan datang sesuai dengan standar kehidupan yang ditetapkannya sendiri.

Motivasi di bedakan menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa rangsangan dari luar. Motivasi inilah yang di harapkan lebih dominan pada diri siswa sehingga dengan motivasi ini mereka terdorong untuk melaksanakan segala tugas yang di berikan kepadanya tanpa merasa terbebani dalam menyelesaikannya.

Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat adanya ransangan dari luar, di mana suatu kegiatan di mulai dan dilaksanakan karena adanya dorongan dari luar dirinya.

Dalam hal ini, peran BPZ adalah sebagai motivasi ekstrinsik, di mana para siswa merasa terpacu untuk belajar demi mendapatkan bantuan yang ditawarkan oleh BPZ itu sendiri. Baik itu motivasi intrinsik maupun ekstrinsik, demi mencapai suatu prestasi setiap siswa harus memiliki sebuah motivasi untuk belajar

1.5.3. Prestasi Belajar

Untuk memperoleh kemajuan dan kelestarian pada masa depan diperlukan adanya kualitas keberdayaan, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan moral, kecerdasan spiritual, dan keterampilan-keterampilan mega, yang akan dapat diwujudkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan adalah suatu


(24)

proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk membangun dirinya sendiri dan masyarakat. Konsekuensinya, proses pendidikan harus mampu menyentuh dan mengendalikan berbagai aspek perkembangan manusia.

Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu. Memasuki dunia Perguruan Tinggi berarti melibatkan diri dalam situasi hidup dan situasi akademis yang secara fundamental berbeda dengan apa yang pernah dialami dalam lingkungan sekolah lanjutan atas.

Para psikolog berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan prilaku. Prilaku mengundang arti yang sangat luas, meliputi pengetahuan kemampuan berpikir, skill/keterampilan, penghargaan terdapat sesuatu sikap, minat, dan semacamnya. Tidak semua prilaku merupakan hasil belajar, karena sebagian diakibatkan oleh proses perkembangan dan pertumbuhan, seperti antara lain kematangan tetapi hal tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Karena belajar merupakan suatu proses, ia membutuhkan waktu serta usaha dan usaha itu memerlukan waktu, cara dan metode.

Para ahli pendidikan, khususnya dalam hal belajar, secara umum berpendapat bahwa belajar bersifat kompleks karena, merupakan proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri manusia maupun dari luar diri manusia. Belajar juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang cukup banyak jenisnya. Namun secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: faktor internal seperti motivasi, bakat, minat, dan kondisi tubuh serta sektor eksternal seperti keadaan ekonomi keluarga,


(25)

lingkungan dan sarana prasarana.

Prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dapat dicapai. Muris dalam buku Shindunata (2000:12) mengemukakan bahwa pengertian prestasi dui belajar dipadukan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan pengajaran yang di capai oleh siswa. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah melakukan kegiatan belajar. Hal tersebut merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar. Prestasi belajar diwujudkan dalam bentuk angka. Hal ini dapat dilihat pada daftar nilai dari suatu mata pelajaran. Prestasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran.

Mutu pendidikan harus dilihat dari meningkatnya kemampuan belajar siswa secara mandiri. Pengetahuan apapun yang mereka kuasai adalah hasil belajar yang mereka lakukan sendiri. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi pemamfaatan waktu di kelas (time of learning dan time of task), partisipasi dan keaktifan siswa, perubahan prilaku dan sikap belajar, serta hasil belajar. Penilaian keberhasilan belajar adalah usaha untuk mengetahui mutu belajar dan mengajar atau dengan lain perkataan seberapa jauh setiap tujuan pendidikan telah tercapai. Evaluasi merupakan suatu proses yang berjalan terus menerus dan harus berdasarkan patokan atau kriteria serta dapat dikembangkan.

Perkembangan zaman di abad 21 ini menuntut sekolah menyelenggarakan pembelajaran yang memungkinkan lulusannya memiliki kemampuan kognitif tingkat tinggi, keterampilan memotivasi diri, keterampilan mengelola diri dan keterampilan teknis praktis. Dengan kemampuan dan keterampilan tersebut individu akan mampu


(26)

bersaing dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan jaman. Faktor-faktor penunjang efisiensi prestasi belajar, antara lain :

Kesiapan untuk belajar, adalah merupakan kapasitas fisik dan kesiapan mental

untuk belajar disertai harapan skill/keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk menger akan sesuatu.

Minat dan kosentrasi, keduanya merupakan faktor-faktor yang saling

berkaitan.Minat adalah perhatian yang bersifat khusus, sedangkan kosentrasi itu muncul akibat perhatian itu. Kosentrasi adalah pemusatan pemikiran terhadap suatu hal dengan menyampingkan semua hal yang berhubungan.

Keteraturan akan waktu dengan disiplin. Mengatur waktu dan disiplin

membawa banyak mamfaat. Namun hal ini kadang kurang diperhatikan, karena tidak mengetahui dan menyadari pentingnya waktu dan disiplin dalam belajar.

Menurut Megawangi dalam buku Hasbullah (2005:111), banyak alternatif sistem penilaian yang dapat dipakai selain tes pilihan berganda atau pilihan benar-salah, misalnya (1) Persentasi hasil kerja secara verbal; (2) Pameran hasil kerja atau tugas proyek; (3) bermain peran; (4) berdiskusi; (5) karya tulis; (6) sajak; (7) hasil kerja kelompok; (8) portofolio; (9) menjawab pertanyaan dengan tulisan atau esai; (10) menjawab pertanyaan dengan lisan; (11) kompetensi yang harus dikuasai sesuai dengan yang tercantum dikurikulum; (12) siswa memberikan penilaian terhadap kemampuan diri sendiri; dan (13) penilaian pada saat proses bukan hanya terhadap produk akhir.


(27)

1.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban semantara atas pertanyaan penelitian Prasetyo, dalam buku Burhan Bungin (2001: 76). Berdasarkan penjelasan teori diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : tidak ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) dalam memotivasi semangat belajar siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu Ha : ada pengaruh Badan Pengelola Zakat (BPZ) dalam memotivasi semangat belajar

siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa kurang mampu.

1.7. Definisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi kosep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah generalisasi dari kelompok fenomena tertentu yang akan diteliti (Singarimbun, 1989:33). Konsep-konsep yang penting dalam penelitian ini adalah:

1. BPZ (Badan Pengelola Zakat), adalah suatu lembaga resmi yang mengatasi

masalah-masalah masyarakat, baik di bidang pendidikan, pertanian, perdagangan, maupun peternakan, demi tercapainya suatu tujuan yang diinginkan.

2. Motivasi, adalah dorongan, keinginan, hasrat yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak/melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.


(28)

3. Siswa, adalah individu yang masih terikat dalam suatu lembaga pengajaran. 4. Zakat, adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat yang memeluk

agama Islam, untuk membersihkan harta yang dimilikinya.

5. Kurang mampu, adalah suatu kondisi dari individu yang dalam melakukan

segala hal tidak dapat mencapai titik maksimal. Dalam pembahasan ini, dapat dilihat dari kemampuannya memenuhi semua kebutuhan administrasi sekolahnya dan fasilitas yang dimiliki.

6. Prestasi, adalah suatu pencapaian maksimal yang telah memiliki standar

tertentu. Dalam hal ini, yang menjadi indikasi berprestasi adalah siswa yang memiliki peningkatan nilai dalam rapornya.

1.8. Operasional Variabel

Menurut Neuman, dalam buku Burhan Bungin (2001:521) variabel adalah sebuah konsep yang secara empiris dapat diukur dan dinilai. Dalam penelitian kuntitatif melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas (indenpenden) dan variabel terikatat (dependen). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Badan Pengelola Zakat (BPZ), variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Sedangkan yang menjadi variabel antara adalah motivasi belajar. Indikator-indikator pada variabel di atas akan ditampilkan pada tabel berikut :


(29)

Tabel. 1 Indikator Variabel

Variabel Teoritis Operasional Variabel

Variabel X

Badan Pengelola Zakat

 Besarnya jumlah bantuan

 Pemanfaatan dana bantuan

 Pengaruh bantuan zakat terhadap prestasi belajar Variabel Z

MotivasiBelajar

 Aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar 

 Memiliki kelompok belajar

Variabel Y

Prestasi Belajar

 Nilai mata pelajaran

Bagan Operasional Variabel

Motivasi (variabel antara) Prestasi (variabel terikat) Badan Pengelola Zakat(BPZ) (variabel bebas) - Besarnya jumlah bantuan - Pemanfaatan dana bantuan - Pengaruh bantuan zakat terhadap prestasi belajar

- Aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar

- Memiliki kelompok belajar.

- Nilai mata


(30)

Tabel. 2

Indikator Prestasi Belajar

Prestasi Belajar Defenisi Kerja

Nilai mata pelajaran  Nilai ujian mata pelajaran yang rata-rata 8

Aktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar

 Kemampuan menjawab secara lisan pertanyan dari

guru 

 Kemampuan menjawab pertanyaan secara tulisan

pertanyaan dari guru 

 Aktif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa

 Kemampuan dalam menerima (menyerap) pelajaran

Kemampuan belajar kelompok

 Memiliki kelompok belajar

 Kemampuan dalam mengaktualisasikan wawasan


(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Badan Pengelola Zakat (BPZ)

Permasalahan dalam masyarakat adalah bersifat kompleks. Segala fenomena dan gejala yang terjadi dalam masyarakat begitu luas di mana segala urusan yang menyangkut aspek kehidupan manusia pada hakekatnya merupakan masalah kemasyarakatan. Pitirin Sorokin (1981:14) mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan-hubungan dan pengaruh-pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial.

Begitu juga fenomena hubungan timbal balik antara suatu organisasi perusahaan dengan masyarakat luas dan sekitarnya. Yang menarik di lihat dari kaca mata sosiologi dari fenomena interaksi ini adalah masalah mengenai tanggung jawab sosial suatu organisasi perusahaan terhadap masyarakat luas atau masyarakat sekitarnya.

Banyak yang mengartikan istilah BPZ tersebut secara sempit, yakni tanggung

jawab sebuah organisasi terhadap kehidupan sosial, khususnya masyarakat tidak mampu. Akibatnya ketika sebuah organisasi menggelar kegiatan sosial, misalnya mendatangi panti asuhan, hal seperti itulah yang dianggap sebagai bentuk bentuk implementasi BPZ. Ada juga yang memaknai BPZ secara lebih luas, yakni tanggung jawab sosial organisasi terhadap bencana alam. Ketika tsunami menyapu Aceh dan Nias beberapa waktu lalu, disusul gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah


(32)

belum lama ini, banyak organisasi datang mengulurkan tangan. Mereka beramai-ramai memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah.

Pada awalnya sebagai bentuk perwujudan BPZ, perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada perbaikan pemenuhan kebutuhan stakeholder (salah satunya adalah karyawan) mereka saja. Tunjangan dan fasilitas untuk para karyawan mereka perbaiki. Dengan asumsi karyawan akan bertambah giat bekerja dan akan tetap loyal pada perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan mendapat keuntungan dari hal tersebut. Pemenuhan target produksi tercapai dengan semakin rajin dan besarnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaannya. Perusahaan untung dan karyawan menjadi senang.

Kenyataan nya tidaklah sesedarhana demikian, banyak penduduk (merupakan bagian dari komonitas) tempat perusahaan tersebut berada bersuara lantang dan nyaring mengkritik perusahaan tersebut. Mereka menyuarakan berbagai hal, dari mulai minta perhatian agar perusahaan dapat memberikan bantuan kepada mereka, berupa sumbangan untuk fasilitas sosial ataupun umum, bahkan juga sampai ada yang mengancam akan menutup perusahaan jika perusahaan tidak mengabulkan tuntutan mereka.

Apalagi jika produk yang dihasilkan perusahaan mengakibatkan limbah yang dirasakan sangat merugikan warga. Seperti kasus yang berkenaan dengan limbah yang merugikan masyarakat adalah kasus pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont di Sulawesi Utara dan di Sumatera Utara pernah mengemuka konflik antara PT Indo Rayon dengan masyarakat sekitar, dan banyak lagi kasus-kasus serupa yang terjadi di Indonesia. Perusahaan dianggap tidak dapat memberikan sesuatu yang


(33)

sifatnya positif bagi komonitas setempat malahan warga hanya mendapatkan hal yang negatif saja. Hal yang demikian dapat terjadi jika ada bagian dari BPZ yang belum dilaksanakan. Yaitu memperhatikan kehidupan komonitas setempat di mana perusahaan berada.

Korporasi akan kesulitan jika masih menggunakan paradigma lama, yaitu mengejar keuntungan yang setinggi-tingginya tanpa mempedulikan kondisi masyarakat sekitar. Hal ini akan memicu ketidakpuasan (kecemburuan sosial) dari masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan tidak dapat menggali potensi masyarakat lokal yang seyogyanya dijadikan modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Berbeda dengan konsep community development yang menekankan pada pembangunan sosial (pembangunan kapasitas masyarakat), di mana korporasi dapat diuntungkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, mereka juga dapat membangun citra sebagai korporasi yang ramah dan peduli lingkungan. Untuk keperluan ini Agenda 21 disarankan menggunakan empat pilar pembangunan berkelanjutan (Soemarwoto: 2003), yaitu pro lingkungan hidup, pro rakyat miskin, pro gender dan pro lapangan kerja.

2.2. Beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ)

Pada program pendidikan BPZ memberikan bantuan beasiswa untuk membantu generasi muda, yang bersifat bantuan pendidikan jangka panjang dan juga mendukung program pemerintah wajib belajar sembilan tahun. Bantuan beasiswa ini


(34)

juga mengharapkan bisa mengurangi angka putus sekolah mulai dari sekolah dasar, hingga sekolah menengah atas dan juga untuk membantu para sarjana muda dalam menyelesaikan pendidikan mereka. Program ini khusus untuk mereka yang tinggal di daerah atau di lingkungan operasi PT. Inalum.

2.2.1. Maksud dan Tujuan Pemberian Beasiswa

Bantuan beasiswa yang di berikan oleh BPZ kepada siswa SMA Negeri 1 Sei Suka, memiliki persyaratan yang harus di penuhi bagi siswa yang akan menerima beasiswa dari BPZ tersebut. Beasiswa diberikan kepada siswa-siswa yang berprestasi dan yang memerlukan bantuan. Bantuan beasiswa ini tidak mengikat siswa yang menerimanya, namun demikian berdasarkan kebutuhan operasinya, BPZ bisa meminta siswa yang telah menyelesaikan pendidikannya untuk bekerja di PT.Inalum.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai metode studi kasus (case study) karena, mengacu pada objek studi yang diamati, situasinya, dan perilakunya. Studi kasus digunakan untuk memperoleh pengamatan mendalam tentang mengapa dan bagaimana seorang individu atau kelompok bertindak dengan suatu cara. tertentu. Hal ini dikarenakan karena penelitian ini ingin melihat suatu permasalahan secara tajam. (Faisal, 1999:22). Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah studi korelasi. Secara spesifik penelitian ini menggunakan studi korelasi Spearman. Penggunaan korelasi Spearman dalam penelitian ini dikarenakan bahwa korelasi rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan data dari dua variabel yang mempunyai pengukuran sekurang-kurangnya tipe data ordinal sehingga memungkinkan untuk dibuat peringkat atau rangking terhadap data tersebut. Dimana dengan metode tersebut diharapkan dapat mencari atau menemukan hubungan antara variabel X dan variabel Y, dalam penelitian ini adalah variabel Badan Pengelola Zakat dan prestasi belajar. Selain itu, disini juga menggunakan variabel antara Z yaitu motivasi.


(36)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Sei Suka, Batubara. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini adalah:

1. Lokasi penelitian merupakan salah satu sekolah yang beberapa siswanya

mendapatkan prestasi terbaik dan mengikuti program sukses yang diberikan oleh BPZ.

2. Sekretariat BPZ yang ada di komplek perumahan PT. Inalum.

3. Lokasi tersebut merupakan tempat dimana peneliti berdomisili, sehingga

mempermudah untuk mengakses data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.

3.3. Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan gejala/satuan yang ingin diteliti Prasetyo, dalam buku Burhan Bungin (2001: 119). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kurang mampu yang tidak berprestasi, yang ada di SMA Negeri I Sei Suka Tanjung Gading, Kabupaten Batubara. Dalam penelitian ini, populasi penelitian sebanyak 63 orang, yang terbagi atas: Siswa kurang mampu kelas I: 28 orang, kelas II: 23 orang, kelas III: 12 orang. Peneliti memutuskan untuk mengambil seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian ini. Karena di dalam sebuah penelitian kuantitatif, populasi yang jumlahnya kurang dari 100, akan dijadikan sampel keseluruhannya. (Suharsimi Arikunto, 2005: 112).


(37)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan

Teknik pengumpulan data atau informasi yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi lapangan

Teknik pengumpulan data melalui penelitian langsung dengan turun kelokasi penelitian untuk mencari fakta/data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu dengan cara:

 Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk

mendapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. 

 Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan

menyebarkan angket yang berisi pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada siswa dan pengurus BPZ sebagai responden.

 Dokumenter, yaitu data yang diperoleh dari suatu dokumentasi. Dalam

penelitian ini memerlukan dokumen sekolah yang merupakan salah satu bentuk dari metode dokumenter ini.


(38)

3.5. Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi rank Spearman. Dan juga menggunakan teknik analisa tabulasi silang. Effendi, dalam (Singarimbun, 1995:273) menjelaskan bahwa tabulasi silang merupakan metode analisa yang paling sederhana tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.

Rumus yang digunakan adalah:

rs = 1 -

n n

di

3

2 . 6

Keterangan:

- rs = nilai korelasi

- di = different (selisih) rank 2 variabel (variabel X dengan Z, X dengan Y atau Z dengan Y).

- n = banyak sampel

- ∑ = sigma (akumulasi)

3.5.1. Koefesien korelasi (r,)

1. Kekuatan korelasi (magnitude)

Tabel. 3

Tabel kekuatan korelasi Nilai Koefisien Kekuatan Korelasi

0 Tidak ada korelasi

0,1 Sangat lemah


(39)

0,5 Sedang

0,75 Kuat

0,9 Sangat kuat

1 Sempurna

Sumber: Burhan Bungin

3.6. Jadwal Kegiatan

Tabel. 4 Jadwal kegiatan

No Jenis Kegiatan

Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln 7 Bln 8 Bln 9 Bln 10 Bln 11 Bln 12 1 Pra Observasi

2 ACC Judul 

3 Penyusunan Proposal  

4 Seminar Penelitian 

5 Revisi Proposal Penelitian 

6 Penyerahan Hasil Seminar 

7 Operasional Penelitian 

8 Bimbingan    

9 Penulisan Laporan Akhir 


(40)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Zakat (BPZ).

Badan Pengelola Zakat (BPZ) merupaka suatu organisasi yang berada di kawasan perumahan PT.Inalum. Organisasi ini merupakan organisasi yang berlandaskan atas Islam. Segala sesuatu yang ada di dalamnya, baik pengurus maupun program kerjanya juga berlandaskan atas Islam. Badan Pengelola Zakat (BPZ), dalam kegiatannya selalu memberikan bantuan atau solusi bagi setiap anggota masyarakat yang ada di sekitarnya. Baik dibidang pendidikan dengan memberikan bantuan kepada siswa kurang mampu yang berprestasi, bidang pertanian, perdagangan serta peternakan yang memberikan pinjaman modal tanpa memberikan bunga sewaktu mengembalikannya. Tentunya hal ini dilakukan agar terbebas dari jeratan rentenir.

Meskipun lembaga tersebut berlandaskan atas suatu agama, tidak menutup kemungkinan para pemeluk agama lain bisa mendapatkan bantuan yang telah ada dengan mengikuti prosedur yang telah diberlakukan oleh lembaga tersebut. BPZ sendiri telah berdiri sekitar 10 tahun yang lalu. Sedangkan, dana yang didapat oleh BPZ merupakan dana yang dikumpulkan setiap bulannya oleh para penghuni komplek, yang dalam ketentuan Islam disebut dengan Zakat Profesi.


(41)

4.1.2. V i s i d a n M i s i B P Z Visi BPZ :

" Menjadikan BPZ sebagai wadah yang disenangi oleh Muzaki sebagai pemberi

amanah dan dirindukan oleh Mustahik untuk mengembangkan perekonomian masyarakat”.

Misi/Sasaran BPZ 2008-2011 (3M = Muzaki, Mustahik, Mandiri)

1. Meningkatkan Muzaki yang menyerahkan ZIS melalui BPZ 20% dari tahun

sebelum.

2. Membantu peningkatan kesejahteraan Mustahik (Masyarakat Kecil) melalui

kegiatan pengembangan Sumber daya manusia dan ekonomi.

3. Optimalisasi kualitas penghimpunan dan penyaluran harta ZIS yang transparan,

terukur, berdayaguna, dan dapat dipertanggung jawabkan dalam mewujudkan kemandirian masyarakat di sekitar Inalum

4.1.3. Strategi Pencapaian Visi & Misi (3S = Sosialisasi, Sumber daya, Sinerji)

1. Sosialisasi/Dakwah kepada para muzaki :

1) Perintah kewajiban zakat bagi kaum muslimin sesuai nisab dan haul yang

telah ditetapkan.

2) Himbauan menunaikan ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqah) atau berbagi rezeki

kepada kaum duaffa melalui lembaga BPZ agar lebih sinergi.

3) Laporan/informasi kegiatan sebagai wujud pertanggung jawaban moril


(42)

2. Meningkatkan Sumberdaya manusia yang diperlukan khusus untuk pengelolaan BPZ secara profesional dan Mandiri serta peningkatan kecerdasan masyarakat sekitar.

3. Saling bekerjasama dengan pihak terkait, baik secara internal pengurus maupun eksternal masyarakat dan pemerintahan setempat untuk mencapai sasaran BPZ sebagai amanah umat.

4.1.4. Pola/Teknik BPZ

1. Saling ingat mengingatkan dalam kebenaran dan selalu mawas diri serta

bertaqwa kepada Allah SWT.

2. Mengajak kaum muslimin agar menerima dan mengamalkan ajaran islam secara

utuh dengan memberikan hak orang yang ada pada harta kita melalui pengeluaran zakat, infak dan sedekah.

4.1.5. Peta Kekuatan BPZ

Cukup tingginya tingkat kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat Tanjung Gading sebagai muzaki utama BPZ.

Prinsip Dasar Manajemen Pengelolaan Zakat

1) Amanah

Bahwa zakat yang dititipkan kepada BPZ merupakan amanah bagi pengurus sesuai syariat Islam.

2) Profesional

Bahwa keberhasilan pengeloaan zakat diukur dengan meningkatnya ekonomi umat maka zakat harus dikelola secara profesional agar menjadi efektif dan


(43)

efisien.

3) Transparan

Terbuka adanya kontrol dan pengawasan yang melibatkan semua pihak baik intern maupun ekstern.

4) Inovatif

Untuk senantiasa berubah dalam hal pengembangan harta ZIS sesuai dengan kebutuhan dan dinamika ummat.

4.1.6. Kriteria Penerima Bea Siswa BPZ

1. Diutamakan bagi siswa yang berprestasi

2. Mengajukan permohonan untuk menerima beasiswa yang berisikan:

a. Data lengkap siswa

b. Nama orang tua

c. Pekerjaan orang tua

d. Penghasilan orang tua

e. Dengan diketahui kepala sekolah dan ketua rukun warga setempat

4.1.7 Sistem Distribusi

Beasiswa diberikan melalui beberapa cara, sebagai berikut: 1. Langsung

a. diambil dirumah pengurus BPZ yang ditunjuk

b. diantar kerumah penerima beasiswa oleh pengurus BPZ yang ditunjuk


(44)

2. Melalui perantara

a. melalui sekolah tempat penerima beasiswa

b. melalui canel yang mengajukan siswa penerima beasiswa

3. Perioda distribusi

Beasiswa akan di bayar per 3 bulan, kecuali mahasiswa adalah per 6 bulan

4.1.8. Periode Pemberian Beasiswa

Jangka waktu pemberian beasiswa adalah selama satu tahun ajaran dan dapat diperpanjang apa bila hasil evaluasi siswa memenuhi persyaratan yang ditetapkan BPZ, yaitu:

1. Prestasi siswa meningkat dari yang sebelumnya, minimal sama

2. Akhlak dan perilaku siswa baik

3. Kondisi perekonomian siswa semakin buruk atau tidak berubah

4.1.9. Bentuk Beasiswa

1. Uang sekolah

a. Beasiswa yang diberikan adalah sejumlah uang SPP dan BP3

yang harus dibayar oleh siswa sesuai dengan tingkatannya

b. Apabila mahasiswa, maka sesuai dengan jumlah SPP persemester

2. Perlengkapan sekolah


(45)

4.1.10. Program Kerja

Berdasarkan visi, misi/sasaran organisasi maka disusunlah program kerja sebagai berikut:

1. Jangka Pendek

1) Kelengkapan Organisasi Dan Sekretariat

a. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab

b. Penyusunan Program Kerja Tiap Unit

c. Membuat Mekanisme Penyaluran

d. Membuat Kriteria Mustahiq

2) Program Pembinaan Dan Pengembangan

a. Sosialisasi ZIS dan BPZ melalui media yang ada

b. konsolidasi ke Pengurus/Pembina

c. Pendataan Muzakki dan Mustahiq

3) Program Pembiayaan

a. Safari Ramadhan

b. Penyaluran dana produktif pertanian 2. Jangka Menengah

1) Pembinaan Mustahiq

a. Sensus Mustahiq

b. Dakwah dan Penyuluhan

c. Proyek Pemberdayaan Ekonomi Umat

2) Pelatihan Pengelolaan Zakat


(46)

b. Diskusi dan Temu Muka dengan organisasi/badan terkait 3) Kegiatan Bakti Sosial

a. Santunan Anak Yatim

b. Pengobatan sosial dan Khitanan massal

3. Jangka Panjang

1) Membentuk lembaga Baitul Mal wat-Tamwil/Koperasi Syariah

2) Peningkatan kualitas umat :

a. Kiat membentuk keluarga sakinah

b. Kiat mendidik anak soleh

c. Etos kerja muslim

d. Proyek pemberantasan buta huruf AI-Quran (kerjasama dengan

lembaga lain).

4.1.11. Harapan dan Peluang

1. Peta Geographi Tanjung Gading dan Kuala Tanjung

Kota Tanjung Gading (lokasi pemukiman Karyawan) dan Kuala Tanjung (lokasi Pabrik Peleburan) berada di jalur 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Sei Suka, Air Putih dan Medang Deras. Kondisi geograpi di sekitar Tanjung Gading umumnya berupa tanah perkebunan dan persawahan, sementara lokasi Kuala Tanjung berada di pinggir pantai.


(47)

2. Karakteristik masyarakat

Masyarakat sekitar Tanjung Gading dan Kuala Tanjung pada umumnya hidup sebagai petani dan pedagang kecil, sebagian sebagai nelayan yang tinggal di sekitar pantai. Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali umat Islam yang tingkat ekonominya lemah sangat bergantung kepada renternir. Ini akibat ketiadaaan sumber dana untuk modal usaha. Kemudahan memperoleh 'suntikan modal' dari renternir tidak menjadi halangan walaupun 'bunga' yang diberikan cukup tinggi. Kergantungan hidupnya kepada renternir akan mengakibatkan hasil yang diperoleh dari usahanya sangat tipis sehingga tingkat kehidupannya akan susah untuk meningkat.

3. Peluang dan harapan

Saat ini harta ZIS yang sudah dihimpun oleh BPZ masih sekitar 20% (Rp10 juta) per bulan. Jadi masih besar peluang untuk menghimpun dalam jumlah yang lebih besar. Ini adalah peluang bagi BPZ untuk bisa lebih banyak lagi menghimpun dana zakat dan harapan bagi masyarakat untuk memperoleh bantuan lebih banyak lagi.

4. Masyarakat yang madani

Dengan dihimpunnya harta ZIS oleh lembaga amil maka disinilah sebenarnya letak kelebihannya penyaluran oleh lembaga Amil. Dengan adanya lembaga Amil ini maka masyarakat memiliki semacam jaminan/proteksi sosial melalui pengelolaan dana ZIS yang berupa pinjaman kebijakan (qardhul hasan) ataupun berupa insentif sosial, yakni rasa kebersamaan melalui ikatan kelompok simpan pinjam ataupun kelompok yang berorientasi sosial. Proteksi sosial ini menjamin


(48)

distribusi rasa kesejahteraan dari masyarakat yang tidak punya kepada masyarakat yang punya. Dengan demikian, terjadi komunikasi antara dua kelas yang berbeda yang akan memberikan dampak positif kepada kehidupan sosial ekonomi komunitas masyarakat sekitar. Apabila rasa kesejahtraan dan keadilan ini sudah terpenuhi maka diharapkan akan terbentuk masyarakat yang madani.

4.1.12. Struktur Organisasi, Susunan Pengurus dan Tugas Organisasi

Untuk lebih optimal dalam pengelolaan dan pendayagunaan harta zakat maka telah dibentuk struktur dan tugas organisasi sebagai berikut:

1. Struktur Organisasi terlampir 2. Tugas Organisasi

1) Ketua

-Bertanggung jawab terhadap kegiatan BPZ -Memimpin dan mengatur organisasi BPZ 2) Sekretariat

-Memimpin sekretariat

-Melaksanakan administrasi BPZ

-Membuat aturan-aturan dan mekanisme kerja BPZ -Membuat kriteria penyaluran

-Melakukan riview terhadap organisasi BPZ -Membantu bidang lain BPZ


(49)

3) Bendahara

-Mengumpulkan ZIS

-Membuat dan monitor cash flow dana BPZ -Melakukan pembayaran

-Membuat laporan keuangan -Membuat neraca keuangan -Membuat rencana anggaran -Membantu bidang/seksi lain

4) Ketua Bidang Pembinaan Dan Pengembangan -Koordinator Seksi Muzakki dan Seksi Mustahiq -Bertanggung jawab terhadap ketua

5) Seksi M u z a k k i

-Melakukan survey dan pendataan kondisi muzaki -Membuat program untuk peningkatan muzaki. -Melaksanakan dan mengevaluasi program point-2

-Membuat program untuk dakwah Zakat ke muzaki (Seminar, dll) -Membuat program dokumentasi dan sosialisasi zakat

-Membuat program pengumpulan dan penyaluran zakat fitrah (Bentuk Panitia) 6) Seksi Mustahiq

-Melakukan survey dan membuat peta kondisi mustahik.

-Membuat program untuk peningkatan ekonomi umat (pedagang, petani, ternak) -Membuat program untuk pengembangan SDM mustahik


(50)

-Membuat program dakwah buat mustahik

-Membuat program bantuan/kegiatan sosial masyarakat 7) Ketua Bidang Pembiayaan

-Koordinator Seksi Konsumtif dan Seksi Produktif -Bertanggung jawab terhadap Ketua

8) Seksi Konsumtif

-Melakukan penyaluran dana konsumtif -Membuat laporan kegiatan penyaluran

-Melakukan pengawasan dan evaluasi kondisi mustahik yang jadi binaan

-Memberikan masukan kepada bidang Pembinaan dan Pengembangan mustahik. 9) Seksi Produktif

-Melakukan penyaluran dana produktif -Membuat laporan kegiatan penyaluran

-Melakukan pengawasan dan evaluasi kondisi mustahik yang jadi binaan -Memberikan masukan kepada bidang terkait untuk pelaksanaan usaha 10) Komisaris Seksi

-Membantu kegiatan sekretariat

-Sebagai perwakilan seksi/departemen.

4.1.13. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Sei Suka

SMA Negeri 1 Sei Suka didirikan pada tahun 2002 yang dibangun berasal dari dana APBD Kabupaten Asahan dan merupakan satu-satunya SMA


(51)

Negeri yang ada di Kecamatan Sei Suka yang terletak di sebelah Timur Ibu Kota Kecamatan Sei Suka Kabupaten Asahan.

Sesuai dengan UU No. 5 Tahun 2007 tentang pemekaran Kabupaten Asahan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara dan sesuai dengan letak geografisnya SMA Negeri 1 Sei Suka terletak di Kabupaten Batu Bara, dengan posisi segitiga antara Kabupaten Asahan, Simalungun dan Serdang Bedagai.

4.1.14. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Sei Suka VISI

”Mewujudkan sekolah sebagai lembaga pusat pengembangan Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif serta menghasilkan lulusan yang bermoral Pancasila dengan wawasan IPTEK dan IMTAQ”.

MI S I

1.Menyelenggarakan dan meningkatkan kualitas kegiatan intrakurikuler.

2.Mengembangkan dan melaksanakan secara berkesinambungan kegiatan ekstrakurikuler.

3.Menyatukan dan memantapkan pemahaman warga sekolah tentang wawasan wiyata mandala.

4.Memelihara dan meningkatkan ketahanan sekolah.


(52)

meningkatkan kualitas sekolah.

4.1.15. Tujuan

1. Unggul dalam kegiatan keagamaan dan kepedulian sekolah 2. Unggul dalam persentase kelulusan UN

3. Unggul dalam persaingan masuk ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur PMP dan SPMB

4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

4.1.16. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sei Suka

Alamat : Jln. Beringin No. 1 Tanjung Gading

Kecamatan : Sei Suka

Kabupaten : Batu Bara

Propinsi : Sumatera Utara

N S S : 301070618047

NPSN : 10204058

Tahun Berdiri : 4 Februari 2003


(53)

Nama Bank : Bank Sumut

Alamat Bank : Jln. Sudirman No. Indrapura

Luas Tanah : 14.703 m2

4.1.17. Kepala Sekolah

N a m a : Drs. YAHYA SHAMADI

NIP : 1 3194 755 1

Pangkat/Golongan : Pembina, IV/a

Tempat/Tanggal Lahir : Binjai, 22 September 1961

Agama : Islam

Pejabat Yang Mengangkat : Bupati Asahan

Nomor dan Tanggal : 291 – BKD / 2004 Tanggal 6 Juli 2004


(54)

4.2. Karakteristik Responden

Untuk mengeahui pengaruh pemberian beasiswa dari BPZ terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Sei Suka, dilakukan penelitian kepada 63 responden yang terdaftar sebagai responden, yang memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan usia dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 5

Usia Frekuensi Persen

<= 15 tahun 31 49,2%

16 - 18 tahun 32 50,8%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki usia <= 15 tahun sebanyak 31 orang (49,2%), sedangkan yang berusia 16 - 18 tahun sebanyak 32 orang (50,8%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki usia 16 - 18 tahun.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel di bawah ini:


(55)

Tabel. 6

Jenis Kelamin Frekuensi Persen

Laki-laki 29 46,0%

Perempuan 34 54,0%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang (46,0%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 orang (54,0%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Kelas

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan kelas dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 7

Kelas Frekuensi Persen

Satu 28 44,4%

Dua 23 36,5%

Tiga 12 19,0%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden kelas I sebanyak 28 orang (44,4%), responden kelas II sebanyak 23 orang (36,5%), sedangkan kelas III sebanyak 12 orang (19,0%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden masih duduk di kelas I.


(56)

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 8

Pekerjaan Orang Tua Frekuensi Persen

Petani 21 33,3%

Pedagang (wirausaha) 28 44,4%

Karyawan/buruh pabrik 2 3,2%

Buruh kasar 10 15,9%

Nelayan 2 3,2%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang pekerjaan orang tuanya sebagai petani sebanyak 21 orang (33,3%), sebagai pedagang sebanyak 28 orang (44,4%), karyawan/buruh pabrik sebanyak 2 orang (3,2%), buruh kasar sebanyak 10 orang (15,9%), dan sebagai nelayan sebanyak 2 orang (3,2%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua responden bekerja sebagai pedagang/wirausaha.

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Orang Tua

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan penghasilan orang tua dapat di lihat pada tabel di bawah ini:


(57)

Tabel. 9

Penghasilan Orang Tua Frekuensi Persen

< Rp.500.000 39 61,9%

Rp.500.000 - Rp.1.000.000

20 31,7%

> Rp.1.000.000 - Rp. 1.500.000

4 6,3%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang penghasilan orang tuanya < Rp.500.000 sebanyak 39 orang (61,9%), Rp.500.000 - Rp.1.000.000 sebanyak 20 orang (31,7%), dan > Rp.1.000.000 - Rp. 1.500.000 sebanyak 4 orang (6,3%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar orang tua responden memiliki penghasilan sebanyak < Rp.500.000. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang perekonomian lemah.

4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran Uang Jajan Perbulan

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran uang jajan perbulan responden dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 10

Jajan perbulan responden Frekuensi Persen

Rp.100.000 - Rp.150.000 58 92,1%

> Rp.150.000 - Rp.200.000

4 6,3%

> Rp.200.000 - Rp.250.000

1 1,6%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang jajan setiap bulannya sebesar Rp.100.000 - Rp.150.000 sebanyak 58 orang (92,1%), > Rp.150.000 -


(58)

Rp.200.000 sebanyak 4 orang (6,3%), dan > Rp.200.000 - Rp.250.000 sebanyak 1 orang (1,6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki jajan perbulannya sebesar Rp.100.000 - Rp.150.000, yang berarti pengeluaran sebesar itu sangat minim jika kita bandingkan dengan harga-harga makanan dan transportasi sekarang.

4.3. Beasiswa BPZ

4.3.1. Jumlah nominal bantuan dana yang diberikan oleh BPZ Inalum

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan nominal bantuan menurut responden dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 11

Nominal Bantuan Menurut Responden Frekuensi Persen

Besar 2 3,2%

Sedang 54 85,7%

Kecil 7 11,1%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan nominal bantuan bernilai besar sebanyak 2 orang (3,2%), yang menyatakan sedang sebanyak 54 orang (85,7%), dan yang menyatakan kecil sebanyak 7 orang (11,1%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa bantuan yang diberikan BPZ bernilai sedang walaupun mereka belum pernah mendapatkan beasiswa tersebut.


(59)

4.3.2. Motivasi untuk bisa menerima bantuan

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan motivasi untuk bisa menerima bantuan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 12

Motivasi Untuk Menerima Bantuan Frekuensi Persen

Karena keadaan ekonomi

keluarga 14 22,2%

Untuk biaya sekolah 49 77,8%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa motivasi untuk menerima bantuan dikarenakan keadaan ekonomi keluarga sebanyak 14 orang (22,2%), sedangkan untuk biaya sekolah sebanyak 49 orang (77,8%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden termotivasi menerima bantuan dikarenakan biaya sekolah. Berarti, sebagian besar responden memang benar-benar sangat membutuhkan biaya untuk sekolah.

4.3.3. Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi peningkatan nilai setiap semerter

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan pengaruh syarat penerimaan terhadap memotivasi peningkatan nilai dapat di lihat pada tabel di bawah ini:


(60)

Tabel.13 Pengaruh syarat penerimaan terhadap

memotivasi peningkatan nilai

Frekuensi Persen

Tidak berpengaruh 4 6,3%

Berpengaruh 43 68,3%

Sangat berpengaruh 16 25,4%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan syarat penerimaan bantuan tidak berpengaruh dalam memotivasi peningkatan nilai tiap semester sebanyak 4 orang (6,3%), yang menyatakan berpengaruh sebanyak 43 orang (68,3%), dan yang menyatakan sangat berpengaruh sebanyak 16 orang (25,4%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa syarat penerimaa bantuan berpengaruh dalam memotivasi peningkatan nilai tiap semester.

4.3.4. Pengaruh pemberian bantuan dalam keaktifan proses belajar

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan pengaruh pemberian bantuan dalam keaktifan proses belajar dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 14 Pengaruh bantuan dalam

keaktifan proses belajar

Frekuensi Persen

Tidak berpengaruh 4 6,3%

Berpengaruh 45 71,4%

Sangat berpengaruh 14 22,2%


(61)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan bantuan tidak berpengaruh terhadap keaktifan proses belajar sebanyak 4 orang (6,3%), yang menyatakan berpengaruh sebanyak 45 orang (71,4%), dan yang menyatakan sangat berpengaruh sebanyak 14 orang (22,2%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bantuan berpengaruh terhadap keaktifan proses belajar.

4.3.5. Pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi belajar

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan pengaruh syarat penerimaan bantuan dalam memotivasi belajar dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 15 Pengaruh syarat penerimaan

dalam memotivasi belajar Frekuensi Persen

Tidak berpengaruh 6 9,5%

Berpengaruh 39 61,9%

Sangat berpengaruh 18 28,6%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang menyatakan syarat penerimaan bantuan tidak berpengaruh dalam memotivasi belajar sebanyak 6 orang (9,5%), yang menyatakan berpengaruh sebanyak 39 orang (61,9%), dan yang menyatakan sangat berpengaruh sebanyak 18 orang (28,6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan syarat penerimaan bantuan berpengaruh dalam memotivasi belajar.


(62)

4.4. Motivasi

4.4.1 Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara lisan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 16

Frekuensi menjawab Frekuensi Persen

Jarang 22 34,9%

Sering 40 63,5%

Sangat sering 1 1,6%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang jarang menjawab pertanyaan dari guru secara lisan sebanyak 22 orang (34,9%), yang sering menjawab sebanyak 40 orang (63,5%), dan yang sangat sering menjawab sebanyak 1 orang (1,6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sering menjawab pertanyaan dari guru secara lisan. Ini berarti mereka aktif dalam menjawab pertanyaan guru secara lisan.

4.4.2. Frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan frekuensi dalam menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan dapat di lihat pada tabel di bawah ini:


(63)

Tabel. 17

Frekuensi menjawab Frekuensi Persen

Jarang 6 9,5%

Sering 39 61,9%

Sangat sering 18 28,6%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang jarang menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan sebanyak 6 orang (9,5%), yang sering menjawab sebanyak 39 orang (61,9%), dan yang sangat sering menjawab sebanyak 18 orang (28,6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sering menjawab pertanyaan dari guru secara tulisan.

4.4.3. Frekuensi bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan frekuensi bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 18

Frekuensi bertanya kepada guru Frekuensi Persen

Tidak pernah 1 1,6%

Jarang 44 69,8%

Sering 18 28,6%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang tidak pernah bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran sebanyak 1 orang (1,6%), yang jarang bertanya sebanyak 44 orang (69,8%), dan yang sering bertanya sebanyak 18 orang (28,6%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden jarang bertanya


(64)

kepada guru mengenai materi pelajaran.

4.4.4. Frekuensi diskusi di dalam kelas

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan frekuensi diskusi di dalam kelas dapat di lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 19

Frekuensi diskusi Frekuensi Persen

Jarang 6 9,5%

Sering 52 82,5%

Sangat sering 5 7,9%

Total 63 100,0

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang jarang berdiskusi di dalam kelas sebanyak 6 orang (9,5%), yang sering berdiskusi sebanyak 52 orang (82,5%), dan yang sangat sering sebanyak 5 orang (7,9%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden sering melakukan diskusi di dalam kelas.

4.4.5. Frekuensi keaktifan dalam mengumpulkan tugas pelajaran yang diberikan guru

Dari sebaran data kepada responden, dari 63 orang responden, maka perincian untuk Karakteristik responden berdasarkan frekuensi keaktifan dalam mengumpulkan tugas pelajaran yang diberikan guru dapat di lihat pada tabel di bawah ini:


(1)

program-program kerja BPZ itu sendiri. Sejauh ini BPZ juga telah memiliki struktur keanggotaan serta program-program kerja yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar.

 Setiap sistem harus mempertahankan koordinasi internal dari bagian-bagiannya dan membangun cara-cara yang bertautan dengan deviasinya atau dengan kata lain, setiap sistem harus mempertahankan kesatuannya (integration). Dalam hal ini, selain memiliki suatu struktur dalam tubuhnya, BPZ juga harus mempertahankan apa yang telah dimilikinya.

 Setiap sistem harus mempertahankan dirinya sedapat mungkin dalam keadaan seimbang (latent pattern maintenance). Badan Pengelola Zakat (BPZ) senantiasa harus selalu berjaga-jaga apabila suatu saat para anggotanya menemui titik kejenuhan dalam menjalankan kewajibannya.

4.8. Kekuatan korelasi pengaruh beasiswa BPZ terhadap peningkatan prestasi belajar (akademis) siswa SMA Negeri 1 Sei Suka.

Tidak ada Sangat Lemah Sedang Kuat Sangat Sempurna Korelasi lemah kuat

*---*---*---*---*---*---* r 0 0,1 0,25 0,5 0,75 0,9 1


(2)

Dalam studi korelasi, sesuatu yang telah menimbulkan pengaruh sudah pasti terdapat hubungan di dalamnya. Tetapi, jika sesuatu yang sudah memiliki hubungan, belum tentu menimbulkan pengaruh. Dalam penelitian ini, hubungan antara variabel X terhadap variabel Y lemah.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Atas dasar temuan data-data di lapangan dan menganalisisnya dengan teknik analisa Korelasi Spearman berbasis program SPSS, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa merupakan motivasi ekstrinsik yang memiliki hubungan/pengaruh yang cukup berarti dalam mendorong peningkatan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka.

Secara lebih rinci beberapa kesimpulan dalam penelitian mengenai Bantuan Program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di Bidang Pendidikan Berupa Beasiswa Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka adalah sebagai berikut:

1. rs>0 (0,261 > 0). Maka hipotesis diterima dan arah korelasi positif.

2. Ada korelasi antara beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ) dengan peningkatan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka.

3. Korelasi antara beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ) dengan peningkatan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka: lemah.

4. Beasiswa Badan Pengelola Zakat (BPZ) merupakan motivasi ekstrinsik bagi Siswa SMA Negeri 1 Sei Suka dalam meningkatkan prestasi belajarnya.


(4)

5.2. Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Program Badan Pengelola Zakat (BPZ) di bidang pendidikan berupa beasiswa

yang telah berdampak positif terhadap siswa SMA Negeri 1 Sei Suka selayaknya dilakukan secara berkesinambungan dan terus konsisten oleh pihak BPZ. Dalam artian program ini tidak berhenti dan dapat terus berjalan kedepannya. Dengan demikian, berarti pihak BPZ dapat terus membantu dan memajukan dunia pendidikan Indonesia.

2. Bagi pihak BPZ, alangkah baiknya dapat meningkatkan dan mengembangkan program ini bagi pihak Sekolah SMA Negeri 1 Sei Suka. Agar kedepannya dapat menciptakan suatu sinergi yang berdayaguna dan bermanfaat positif bagi kedua belah pihak. Karena dengan adanya hubungan yang saling menguntungkan (mutual benefit) diantara keduanya maka konsistensi hubungan keduanya akan dapat terus terjaga.

3. Bagi siswa, lebih meningkatkan motivasi dalam mengembangkan potensi diri dan kemampuan akademis. Dengan begitu maka terbukalah peluang dan kesempatan dalam memperoleh beasiswa-beasiswa yang disediakan oleh pihak-pihak donatur, guna meraih cita-cita serta mencapai kesuksesan karir dimasa yang akan datang sesuai dengan standar kehidupan yang ditetapkan oleh diri sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, 1994, Sosiologi Skematika Teori dan Terapan, Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian (Edisi Revisi), Jakarta: PT.

Rineka. Cipta

Bungin, Burhan, 2001, Metodologi Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif

dan Kualitatif, Surabaya: Airlangga University Press

Danandjaja, 2005, Metodologi Penelitian Sosial, Medan: c.a

Fakih, Mansour, 2002, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Garna, Judistira, 1993, Teori-Teori Perubahan Sosial, Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran

Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sanafiah, Faisal, 1999, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Sindhunata, 2000, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Yogyakarta, Penerbit Kanisius

Singarimbun, Masri dan. Sofian Efendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES

Toha, Miftah, Prilaku Organisasi, Jakarta: Rajawali Pers.

Wahana Komputer, 2003, Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 11,5. Semarang: Salemba Infotek.

Wirartha, Made, 2006, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Penerbit Andi

2004, Kemiskinan dan Kesempatan Memperoleh Pendidikan, Ahmad Djauzak, (http: //64.203.71.11 /kompas-cetak/0408/05/pnddkn/1 190244. htm)


(6)

2007, Ulasan ke Sekolah Hanya Tinggal Modal Semangat yang Kuat, (http://www.seputar.indonesia.com/edisicetak/sumatera-utara/ulasan-ke-

sekolah-hanya-tinggal-modal-semangat-yang-3. html)

2006, Dana BOS dan BKM 2006 Capai 10, 86 T,