4 Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat sebagaimana dimaksud pada
huruf b telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Masa Pajak berikutnya.
f. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak pada tanggal 31
Desember tahun sebelum penetapan sebagai Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur
atau menunda pembayaran pajak. g.
Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3
tiga tahun berturut-turut. Laporan keuangan dimaksud adalah laporan keuangan yang dilampirkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan yang wajib disampaikan selama 3 tiga tahun berturut-turut sampai dengan akhir tahun sebelum tahun penetapan Wajib Pajak dengan
Kriteria Tertentu. h.
Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dalam jangka waktu 5 lima tahun terakhir. 3.
Penerimaan pajak adalah penerimaan negara yang bersumber dari Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, dan Bea Materai yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Pajak.
3.4 Definisi Operasional
Tujuan dari definisi operasional secara khusus adalah sebagai berikut. 1.
Memudahkan pengumpulan data dan menghindarkan perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel.
2. Definisi variabel kuncipenting dapat diukur secara operasional dan
dipertanggungjawabkan. 3.
Memuat batasan variabel bebas dan variabel terikat serta istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-variabel.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak dan penerimaan pajak.
3.4.1 Kepatuhan Wajib Pajak Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-13PJ2014 tentang
Penunjukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam Rangka Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
menunjuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur sebagai salah satu dari sepuluh Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang melaksanakan uji coba penataan
tugas dan fungsi Account Representative. Uji coba tersebut dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2014 sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 melalui
pemisahan Account Representative yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pemberian konsultasi dan penyelesaian permohonan pelayanan Wajib Pajak dan
Account Representative yang menyelenggarakan tugas dan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak pada masing-masing Seksi Pengawasan dan
Konsultasi. Setelah berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, uji coba penataan
tugas dan fungsi Account Representative tersebut diperpanjang dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-286PJ2014 tentang Perpanjangan
Penunjukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama dalam Rangka Uji Coba Penataan Tugas dan Fungsi Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
yang dilaksanakan mulai tanggal 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Maret 2015. Pada akhirnya, pada tanggal 20 Maret 2015, Direktur Jenderal Pajak menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-15PJ2015 tentang Pedoman Penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2PMK.012014 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang menetapkan saat mulai penerapan struktur, tugas, dan fungsi instansi vertikal
Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.2PMK.012014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Pajak adalah 31 Maret 2015, yang mengelompokkan Account Representative berdasarkan tugas dan fungsinya, yaitu:
1. Account Representative Pelayanan adalah Account Representative yang
ditempatkan pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi I yang menyelenggarakan fungsi pemberian konsultasi dan penyelesaian permohonan pelayanan Wajib
Pajak; dan 2.
Account Representative Pengawasan adalah Account Representative yang ditempatkan pada Seksi Pengawasan dan Konsultasi IIIIIIV yang
menyelenggarakan fungsi pengawasan dan penggalian potensi Wajib Pajak. Target dan realisasi penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Timur dibagi dalam lima jenis, yaitu:
1. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah; 2. Pajak Penghasilan Non Minyak dan Gas Bumi;
3. Pajak Penghasilan Minyak dan Gas Bumi; 4. Pendapatan atas Pajak Lainnya PL dan Pengembalian Imbalan Bunga PIB;
5. Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
Gambar 3.1 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2012 dalam Rupiah
Sumber: Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
0,00 50.000.000.000,00
100.000.000.000,00 150.000.000.000,00
200.000.000.000,00 250.000.000.000,00
300.000.000.000,00 350.000.000.000,00
400.000.000.000,00 450.000.000.000,00
Penerimaan Pajak Tahun 2012
Penerimaan Pajak Tahun 2012
Gambar 3.2 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2013 dalam Rupiah
Sumber: Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
Gambar 3.3 Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2014 dalam Rupiah
Sumber: Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
0,00 50.000.000.000,00
100.000.000.000,00 150.000.000.000,00
200.000.000.000,00 250.000.000.000,00
300.000.000.000,00 350.000.000.000,00
400.000.000.000,00 450.000.000.000,00
Penerimaan Pajak Tahun 2013
Penerimaan Pajak Tahun 2013
0,00 100.000.000.000,00
200.000.000.000,00 300.000.000.000,00
400.000.000.000,00 500.000.000.000,00
600.000.000.000,00
Penerimaan Pajak Tahun 2014
Penerimaan Pajak Tahun 2014
Gambar 3.4 Penerimaan Pajak Bulan Januari s.d. September Tahun 2015 dalam Rupiah
Sumber: Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak
Dari kelima jenis penerimaan tersebut, pada tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014, dan bulan Januari sampai dengan September tahun 2015, realisasi penerimaan
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah menempati urutan pertama dengan jumlah sebesar:
1. Rp 392.312.058.420 tiga ratus sembilan puluh dua miliar tiga ratus dua belas
juta lima puluh delapan ribu empat ratus dua puluh rupiah pada tahun 2012; 2.
Rp 419.907.148.695 empat ratus sembilan belas miliar sembilan ratus tujuh juta seratus empat puluh delapan ribu enam ratus sembilan puluh lima rupiah
pada tahun 2013; dan 3.
Rp 496.886.097.472 empat ratus sembilan puluh enam miliar delapan ratus delapan puluh enam juta sembilan puluh tujuh ribu empat ratus tujuh puluh dua
rupiah pada tahun 2014; dan
0,00 50.000.000.000,00
100.000.000.000,00 150.000.000.000,00
200.000.000.000,00 250.000.000.000,00
300.000.000.000,00 350.000.000.000,00
Penerimaan Pajak Tahun 2015
Penerimaan Pajak Tahun 2015
4. Rp 330.908.025.497 tiga ratus tiga puluh miliar sembilan ratus delapan juta
dua puluh lima ribu empat ratus sembilan puluh tujuh rupiah pada bulan Januari sampai dengan September tahun 2015.
Oleh karena waktu pelaksanaan uji coba penataan tugas dan fungsi Account Representative yang dilanjutkan dengan perpanjangan penataan tugas dan
fungsi Account Representative serta penerapan struktur, tugas, dan fungsi instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 206.2PMK.012014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sampai dengan pelaksanaan penelitian ini hanya
berjarak sembilan belas bulan dan mempertimbangkan dominasi kontribusi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah terhadap realisasi
penerimaan pajak pada tahun 2012, tahun 2013, tahun 2014, dan bulan Januari sampai dengan September tahun 2015 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Timur, maka ruang lingkup variabel kepatuhan Wajib Pajak dibatasi pada pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai secara tepat waktu.
Tabel 3.1 Batas Waktu Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang
Mewah Kurang Bayar dan Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
No. Jenis SPT Masa PPN
Batas Waktu PembayaranPenyetoran
Batas Waktu PenyampaianPelaporan
1 PPN atau PPN dan
PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak
Akhir bulan berikutnya Paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
2 PPN yang terutang atas
pemanfaatan BKP tidak berwujud danatau JKP
dari luar pabean Tanggal 15 lima belas
bulan berikutnya Paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
3 PPN atas Kegiatan
Membangun Sendiri Tanggal 15 lima belas
bulan berikutnya Paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
4 PPN atau PPN dan
PPnBM yang dipungut pejabat penandatangan
SPM sebagai pemungut PPN
Disetor pada hari yang sama saat pelaksanaan
pembayaran melalui KPPN
Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir
5 PPN atau PPN dan
PPnBM yang dipungut bendahara pengeluaran
sebagai pemungut PPN 7 tujuh hari setelah
tanggal pelaksanaan pembayaran melalui
KPPN Paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
6 PPN atau PPN dan
PPnBM yang dipungut oleh pemungut PPN
selain Bendahara Pemerintah
Tanggal 15 lima belas bulan berikutnya
Paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa
Pajak berakhir
Sumber: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
242PMK.032014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak
3.4.2 Penerimaan Pajak Sama halnya dengan variabel kepatuhan Wajib Pajak, oleh karena waktu
pelaksanaan uji coba penataan tugas dan fungsi Account Representative yang dilanjutkan dengan perpanjangan penataan tugas dan fungsi Account
Representative serta penerapan struktur, tugas, dan fungsi instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
206.2PMK.012014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak sampai dengan pelaksanaan penelitian ini hanya
berjarak sembilan belas bulan, maka ruang lingkup variabel penerimaan pajak dibatasi pada realisasi penerimaan pajak per bulan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Timur.
3.5 Skala Pengukuran Variabel