Unit Pengolahan Limbah UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Total kebutuhan solar = 34,687 ltr jam + 1.244,45 ltrjam = 1.279,138 ltrjam

7.5 Unit Pengolahan Limbah

Setiap kegiatan industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Limbah industri perlu ditangani secara khusus sebelum dibuang ke lingkungan sehingga dampak buruk dari limbah yang mengandung zat-zat membahayakan tidak memberikan dampak buruk ke lingkungan maupun manusia itu sendiri. Demi kelestarian lingkungan hidup, maka setiap pabrik harus mempunyai unit pengolahan limbah. Sumber-sumber limbah pada pabrik pembuatan glukosa Monohidrat meliputi : 1. Limbah cair-padat hasil pencucian peralatan pabrik Limbah ini diperkirakan mengandung kerak dan kotoran-kotoran yang melekat pada peralatan pabrik. 2. Limbah dari pemakaian air domestik Limbah ini mengandung bahan organik sisa pencernaan yang berasal dari kamar mandi di lokasi pabrik, serta limbah dari kantin berupa limbah padat dan limbah cair. 3. Limbah cair dari laboratorium Limbah yang berasal dari laboratorium ini mengandung bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menganalisa mutu bahan baku yang dipergunakan dan mutu produk yang dihasilkan serta digunakan untuk penelitian dan pengembangan proses. Perhitungan jumlah laju limbah yang diolah Diperkirakan jumlah air buangan pabrik adalah sebagai berikut : 1. Pencucian peralatan pabrik Limbah cair hasil pencucian peralatan pabrik diasumsikan sebesar 500 literjam 2. Domestik dan Kantor Diperkirakan air buangan tiap orang untuk : - Domestik = 10 ltrhari Metcalf Eddy, 1991 - Kantor = 20 ltrhari Metcalf Eddy, 1991 Universitas Sumatera Utara Jadi, jumlah limbah domestik dan kantor : = 100 x 20 + 10 ltrhari x 1 hari 24 jam = 125 ltrjam 3. Laboratorium Limbah cair dari laboratorium diasumsikan sebesar 20 literjam Total buangan air = 500 + 125 + 50 = 675 literjam = 0,675 m 3 jam

7.5.1 Pengolahan Limbah dengan Sistem Activated Sludge Lumpur Aktif

Proses lumpur aktif merupakan proses aerobis di mana flok biologis lumpur yang mengandung biologis tersuspensi di dalam campuran lumpur yang mengandung O 2

1. Bak Penampung

. Biasanya mikroorganisme yang digunakan merupakan kultur campuran. Flok biologis ini sendiri merupakan makanan bagi mikroorganisme ini sehingga akan diresirkulasi kembali ke tangki aerasi. Limbah yang masuk dalam bak ini adalah limbah domestik dan laboratorium. Pada bak penampung ini, limbah yang ditampung diratakan, agar konsentrasi aliran limbah yang masuk ke tangki aerasi menjadi sama. Proses ini akan mengurangi keperluan O 2

2. Kolam Aerasi

sebagai konsekuensi biologis dan mengurangi beban padatan pada unit sedimentasi berikutnya. Pada kolam aerasi terjadi proses aerasi dimana O 2 disuplai ke dalam cairan untuk memberikan asupan O 2 kepada bakteri yang hidup secara aerob. Dalam tangki aerasi aerator, mikroorganisme akan memakan substrat organik dalam air buangan. Konstruksi tangki aerasi ini biasanya terbuat beton, dengan keadaan terbuka langsung ke atmosfer. Fungsi aerator adalah sebagai pensuplai O 2 dan juga sebagai media alat pencampur. Jumlah O 2 - Rasio konsentrasi O yang ditransfer dipengaruhi oleh: 2 jenuh dalam limbah cair dengan konsentarsi O 2 - Rasio laju perpindahan O jenuh air distilasi 2 dalam limbah cair dengan laju perpindahan O 2 dalam air leding Universitas Sumatera Utara - Ketinggian lokasi - Temperatur

3. Tangki Sedimentasi

Mikroorganisme dari kolam aerasi akan membentuk flok biologis, dimana flok mikroba ini merupakan hasil penguraian limbah organik oleh mikroorganisme. Untuk membuang flok ini lumpur aktif, maka dilakukan tahap pengendapan pada tangki sedimentasi. Sedimentasi merupakan pemisahan partikel-partikel koloid dari air dengan gaya gravitasi. Lumpur yang telah mengendap pada dasar tangki akan dibuang sebagai effluent dan sebagian di-recycle kembali ke kolam aerasi untuk menyuplai mikroorganisme baru. Tangki Aerasi Tangki Sedimentasi Q r , X r Q w Q Q + Q r Q e X e Q w ’ , X r Gambar 7.1 Flow Diagram Pengolahan Limbah secara Activated Sludge Universitas Sumatera Utara

BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK