yaitu berupa pelatihan tentang pengetahuan internet yang berfungsi agar para UMKM dalam membuat atau menjual seperti pakaian dan sepatu mengetahui trend sekarang
seperti apa sehingga secara tidak langsung mereka akan menjual atau memproduksi barang beragam sesuai dengan trend dan pelatihan khusus juga pernah dilakukan
yaitu pelatihan keterampilan perbengkelan yang dilakukan di Batam. Menurut Pak S, “…Kalau khusus para UMKM yang ada di Desa Sampali dalam hal
pelatihan khusus tersebut belum ada...” Wawancara di ruangan CDC PT. Telkom Kandatel Medan Hari Selasa 25 Mei 2010
Dari beberapa kemudahan dan pelatihan yang diberikan terlihat jelas bahwa PT. Telkom sangat memperhatikan UMKM yang merupakan mitra binaannya sampai
ada seorang informan sebut saja Pak SH mengatakan, “…Pihak PT. Telkom bisa dibilang bagus diatas bagus dalam
membina masyarakat dan enak diatas enak...” Wawancara di kedai Pak SH Hari 22 Mei 2010
4.2.2. Profil Informan
- K Pr, 33 Tahun
K adalah seorang wanita yang masih terlihat cantik, berkulit sawo matang. Ia berusia 33 tahun dan sudah menikah serta memiliki 1 orang anak. Ia bekerja sebagai
guru swasta dan suaminya membuka usaha kedai kelontong. Dahulu mereka berjualan didalam rumah dimana barang dagangannya diletakkan di dekat jendela
agar terlihat dari luar. Awalnya mereka berjualan makanan ringan jajanan sekarang
Universitas Sumatera Utara
mereka membangun sebuah toko kecil yang dibangun menyatu dengan rumah dan sekarang barang dagangan mereka sudah mulai bervariasi seperti makanan ringan,
minuman ringan, beras, gula, sapu dan bahan-bahan dapur lainnya. Ibu K bercerita bahwa mereka membangun took kecil ini karena adanya bantuan pinjaman modal
yang diberikan oleh PT. Telkom. Awalanya mereka mengajukan Rp 15.000.000 dan yang disetujui sebesar Rp 10.000.000 dengan tambahan bunga sebesar 6 pertahun
atau sebesar 0,5 per bulan. Setiap bulannya mereka membayar cicilan sebesar Rp 467.000 selama 2 tahun.
“…Waktu itu mengetahui adanya pinjaman modal dari Pak P. Disuruh mengisi formulir dan melengkapi surat-surat. Pokoknya
syarat-syaratnya mudah dan bunganya ringan itu yang membuat saya nekad meminjam modal usaha ke PT. Telkom...” Wawancara dirumah
Ibu K Hari Sabtu, 22 Mei 2010
Dengan adanya pinjaman tersebut penghasilan mereka meningkat 4 dari sebelumnya dan mereka tidak lagi kekurangan serta bisa menabung untuk pendidikan
anak mereka yang masih kecil. Dan Ibu K berharap supaya bisa meminjam untuk yang kedua kalinya.
- MS Lk, 28 Tahun
MS adalah seorang laki-laki yang ramah dan baik. Ia berumur 28 tahun dan sudah menikah serta memiliki anak. Ia lulusan S1 Teknik Elektro di sebuah
perguruan tinggi swasta di Medan dan sekarang bekerja di sebuah perusahaan yang ada di Medan. Pak MS ini aktif dalam Kampung Digital Sampali karena ia adalah
Universitas Sumatera Utara
salah satu pengurus Kampung Digital Sampali dan orang pertama yang peneliti jumpai pada saat pra observasi.
Selain bekerja ia juga membuka usaha kedai kelontong sejak tahun 1990-an sebelum ia menikah tahun 2008. Karena ingin membesarkan usahanya ia meminjam
kepada PT. Telkom sebesar Rp 12.000.000 dengan cicilan perbulan Rp 580.000 selama 2 tahun. Ia merupakan salah satu koordinator bagi UMKM yang ingin
meminjam modal usaha sehingga ia mendapat kemudahan untuk meminjam. Modal yang ia dapatkan digunakan untuk membesarkan usaha. Menurut pengakuannya
dalam meminjam modal usaha pasti ada yang namanya agunan dan PT. Telkom juga demikian namun, bedanya agunan yang ada di PT. Telkom tidak bersifat permanen
karena bisa diganti dengan yang senilai jika agunan dibutuhkan UMKM. Namun, ketika ditanya berapa penghasilannya ia hanya bilang semua tergantung pembeli
kalau banyak yang beli berarti banyak yang laku. Dan ketika ia ditanya harapan ia menjawab,
“…Supaya Telkom dapat bisa mengayomi mitra binaan UMKM untuk bisa lebih kreatif dengan memberikan pelatihan dasar pengolahan
usaha. Harus menciptakan industri yang kreatif karena jika kita lihat cenderung kebanyakan penjual jadi kalau begitu siapa yang mau
beli…” Wawancara di rumah Pak MS Hari Sabtu, 22 Mei 2010
Universitas Sumatera Utara
- SH Lk, 64 Tahun
Seorang Bapak berumur 64 tahun yang masih kuat untuk beraktifitas dan ia memiliki 1 orang istri dan 4 orang anak. Anak Pak SH bisa dikatakan berhasil karena
dua diantaranya bekerja sebagai anggota polisi, 1 bidan dan 1 lagi seorang wirausaha seperti saya. Ia memulai usaha sudah hampir 4 tahun dan sekarang sudah memiliki 3
usaha yaitu: grosir, dagang makanan dan ternak itik. Dan itu semua berkat adanya bantuan dari PT. Telkom yang sudah membantu. Ia sudah 2 kali meminjam kepada
PT. Telkom. Masing- masing Rp 10.000.000 dan ia melunasi pinjaman tersebut kurang dari 2 tahun karena pihak PT. Telkom walaupun memberi patokan berapa
jumlah cicilannya namun pihak PT. Telkom memberi kebebasan pada para peminjam untuk membayar diatas patokan atau daftar.
Ia mengaku sejak meminjam modal usaha kepada PT. Telkom ia merasa pihak perusahaan tidak memberatkan para peminjam modal karena menurut penuturannya
mereka diberi pelatihan yang berguna bagi kelancaran usaha mereka seperti pembuatan blog usaha agar usaha yang ia jalankan sukses dan meraih keuntungan
yang besar dan mengadakan pelatihan tentang usaha dagang tanpa dipungut biaya sedikitpun bahkan menurut ia mereka justru diberikan uang saku dan makan gratis
selama masa pelatihan dimana biasa dilakukan di sekretariat, kantor desa dan tempat- tempat diluar Desa seperti dihotel. Selain itu, pihak perusahaan tidak memberikan
sanksi kepada masyarakat hanya saja pihak perusahaan mengirim pesan melalui flexi yang ketika salah satu orang dikirimkan berarti yang lain juga ikut menerima. Yang
Universitas Sumatera Utara
jelas sanksi moral ada akan tetapi sanksi denda tidak ada. Dalam wawancara ia berkata,
“… Telkom bisa dibilang bagus diatas bagus dalam membina masyarakat atau enak diatas enak karena tidak memberatkan
masyarakat yang meminjam modal usaha kepada Telkom…” Wawancara di Kedai makanan milik Pak SH Hari Sabtu, 22 Mei
2010
Semenjak meminjam modal usaha kepada pihak Telkom ia mengakui bahwa ad peningkatan pendapatan yang ia dapatkan setelah usaha diperbesar. Dimana
dahulu Rp 300.000hari dan secara tidak langsung bisa nabung Rp 700.000 – Rp 1.000.000. Masa tua yang bahagia mungkin ini yang peneliti bisa katakan karena
usahanya yang gigih dan kerja keras ia bisa seperti sekarang ini sukses dan beruang. -
N Lk, 46 Tahun
Seorang laki-laki yang terlihat agak sedikit galak namun baik ternyata. Itulah yang pertama terlintas dibenak peneliti ketika mendatangi rumahnya. Ia adalah
seorang laik-laki berusia 46 tahun yang kesehariannya berdagang dengan membuka kedai kelontong di depan rumahnya. Ia sudah menikah dan memiliki 3 anak dimana
yang 1 sudah tamat SMA, 1 orang kelas 3 SD dan yang terakhir umur 4 tahun dan belum sekolah. Pak N hanya lulus SMP namun pemikirannya sudah berpikiran maju
dan ingin anaknya untuk sekolah sampai ke perguruan tinggi walaupun ia hanya seorang pedagang.
Usaha yang ia jalankan adalah usaha yang dulu di jalankan oleh orangtuanya dan sekarang ia yang meneruskan jadi kedai ini sudah cukup lama beroperasi yaitu
Universitas Sumatera Utara
sekitar 20 tahun yang lalu. Ketika peresmian Kampung Digital, salah seorang pengurus Kampung Digital memberitahukan bahwa ada bantuan pinjaman modal
usaha, ia tertarik dan kemudian membuat proposal baru setelah disurvei dan dinyatakan ok maka ia menyerahkan agunan berupa suarat BPKB motor.
Ia mengajukan Rp 15.000.000 namun yang disetujui hanya Rp 7.000.000 dengan cicilan perbulan Rp 300.000-Rp 400.000. Namun, ia membayar Rp 500.000
supaya bisa cepat lunas dan bisa mendapatkan pinjaman modal yang kedua. Karena ia membutuhkan modal tersebut untuk memperbesar usahanya. Menurut Pak N,
“… Selain kami diberi pinjaman modal kami juga diberi pelatihan gratis malahan kami diberikan uang saku, sarapan dan makan siang.
Pokoknya PT. Telkom memudahkan dan tidak ada yang dipersulit. Dan yang jelas jaga kepercayaan yang telah PT. Telkom berikan
kepada kami yang pinjam modal usaha…” Wawancara di kedai Pak N Hari Sabtu, 22 Mei 2010
Pendapatan yang ia dapat sebagian ditabung untuk keperluan sekolah anak dan membayar hutang. Dan pendapatan yang ia dapatkan perhari tidak tentu karena
tergantung pada jumlah pembeli yang datang terkadang ramai terkadang tidak. Walau demikian ia tidak menyerah demi menghidupi anggota keluarganya dan ingin
memasukkan anaknya ke perguruan tinggi. -
Su Lk, 52 Tahun
Pak Su seorang laki-laki yang berusia 52 tahun dan memiliki 3 orang anak salah satunya adalah DI yang merupakan pengurus PIM Pondok Rowo. Ia dan
Universitas Sumatera Utara
keluarga membuka kedai kelontong dan memiliki rental Playstation. Selain itu Pak Su bekerja sebagai tukang. Sebelum ia meminjam modal kepada PT. Telkom ia
meminjam kepada koperasi sebesar Rp 5.000.000 untuk membuka usahanya baru setelah beberapa hampir setahun baru ia meminjam modal usaha kepada Telkom
sebesar Rp 10.000.000 dengan bunga 6 pertahun. Usaha kedai kelontongnya dengan menjual sayuran dan makanan ringan
berada didalam rumah dan rental Playstation berada dibelakang rumah yang berbentuk seperti lorong panjang yang berisi beberapa buah TV beserta alat
Playstation nya yang dibuka setelah anak-anak sekolah pulang dari sekolahnya yaitu pukul 15.00 dan hari merah nonstop dari jam 08.00 – 12.00 baru buka kembali jam
14.00 sampai malam. Usaha yang ia jalankan mengenal sistem hutang yang terkadang dibayar awal
bulan contohnya bermain Playstation terkadang main sekarang bayar besok. Dan pendapatan perbulan yang ia peroleh adalah Rp 1.200.000 dengan membuka usaha
tersebut. Rumah Pak Su dijadikan tempat untuk berkumpul UMKM dan juga dijadikan
tempat untuk mengumpulkan uang cicilan yang akan dibayarkan ke pihak Telkom. “… Orang yang mau bayar cicilan tiap bulan ke rumah saya dan
batas pemberiannya itu tanggal 5 baru setelah terkumpul oleh anak saya dibayarkan ke Telkom langsung…” Wawancara dirumah Pak Su
Hari Sabtu, 29 Mei 2010
Universitas Sumatera Utara
- Ng Lk, 52 Tahun
Pak Ng adalah laki-laki yang baik dan pekerja keras. Setiap hari bekerja diluar rumah untuk mencari nafkah buat istri dan anak-anaknya. Peneliti sangat beruntung
karena ia mau diwawancarai walaupun hanya sebentar. Pak Ng berusia 52 tahun sama seperti Pak Su dan sudah menikah serta memiliki 3 orang anak laki-laki. Selain
bekerja diluar rumah ia juga seorang peternak kambing. Tiga tahun yang lalu ia memulai memelihara 5 ekor kambing. Karena ia mendengar ada bantuan pinjaman
modal usaha dan bunga yang rendah dari Telkom ia pun meminjam. Pada awalnya ia mengajukan Rp 20.000.000 namun yang disetujui Rp 10.000.000. Alasan dari PT.
Telkom adalah karena baru awal meminjam jadi Rp 10.000.000 dengan pembayaran kurang dari Rp 500.000 namun Pak Ng membayar Rp 500.000 katanya biar tidak
susah menghitungnya. Sanksi bagi yang tidak bayar ditulis secara tertulis tidak ada yang ada diingatkan, baru didatangi untuk menanyakan apa kendalanya dikasih solusi
juga. Jika tidak bisa dengan cara demikian maka diberi surat peringatan. Setelah mendapatkan modal usaha ia menambah jumlah kambingnya menjadi
40 ekor dan dijual tidak dengan sistem berjualan di pasar tetapi pembeli yang datang kerumah dan memilih sendiri. Karena sistem penjualannya seperti itu maka tidak
memungkinkan kebutuhan hidup akan terpenuhi jika ia tidak bekerja diluar rumah. Menurut penuturan Pak Ng,
Universitas Sumatera Utara
“… Kambing banyak dibeli orang itu pada hari raya idul adha, lebaran, dan ada juga yang membeli untuk aqiqah. Makanya
pendapatannya tidak tentu kadang ada satu hari kadang tidak ada yang membeli sampai berbulan-bulan…” Wawancara di rumah Pak
Su Hari Sabtu, 29 Mei 2010
Kambing yang ia pelihara setiap 6 bulan sekali disuntik dikasih vitamin pil munil biar sehat. Dalam setiap usaha pasti memiliki kendala baik itu kecil maupun
besar begitu juga dengan usaha yang Pak Ng jalankan. Kendalanya adalah ada hewan ternak yang mati setelah melahirkan. Kambing-kambing yang dipelihara pada saat
makan di buat sistem lepas karena keamanan bagus namun ketakutan pasti ada. Ada beberapa harapan yang terlontar dibibir Pak Ng yaitu
“… Kalau bisa program ini tetap berjalan terus, lokakarya untuk mitra binaan terus diadakan dan pertemuan juga harus diteruskan…”
Wawancara di rumah Pak Su Hari Sabtu, 29 Mei 2010
- MSu Lk, 36 Tahun
MSu adalah salah seorang Kepala Dusun di Desa Sampali. Ia adalah seorang laki-laki berumur 36 tahun dan sudah menikah dengan memiliki 3 orang anak yang
masih kecil-kecil. Ia terlihat baik, bijaksana, dan pekerja keras. Namun, kerja kerasnya dan bertanggung jawab pada
pekerjaannya. Pekerjaan yang mengaruskannya mengadakan penyuluhan sampai larut malam bagi sebagian orang
disalah artikan dan pernah ia mendapatkan fitnah bahwa ia memiliki istri lagi. Akan tetapi, ia bersabar dan tidak terpancing dengan apa yang dibilang orang begitu juga
dengan istri dan anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Selain menjabat sebagai kepala dusun ia juga memiliki usaha ternak kambing dan sapi. Awal mula ternaknya tersebut hanya terdapat 2 ekor kambing namun berkat
adanya pinjaman modal usaha dari PT. Telkom ia bisa membeli beberapa ekor kambing dan lembu lagi, membuat kandang yang lebih besar untuk hewan ternaknya
dan juga menampung beberapa hewan yang dititipkan kepadanya untuk dirawat. Jumlah kambing yang ia miliki dan sudah termasuk hewan yang dititipkan kepadanya
berjumlah 37 ekor kambing dan 16 ekor lembu. Usahanya tersebut sudah berjalan sekitar tahun 1998.
Pak MSu mengetahui adanya pinjaman modal yang diberikanoleh PT. Telkom tersebut berasal dari Pak IP yang merupakan Ketua Kampung digital Sampali. Sampai
pada akhirnya ia tertarik untuk meminjam karena syarat yang mudah untuk dipenuhi dan bunga yang rendah serta dapat dicicil selama 2 tahun. Ia meminjam modal usaha
sebesar Rp 10.000.000 dan awal pinjaman pada bulan 12 tahun lalu serta cicilan yang harus dibayar adalah Rp 500.000 per bulan walaupun didaftar pinjaman tidak sampai
Rp 500.000. Pak MSu menjalankan usahanya dengan sistem datang ke rumah untuk
membeli walaupun ia sudah memasukkan usahanya ke internet agar bisa diakses dan dibeli oleh masyarakat di luar Desa Sampali. Dan dalam menjalankan usahanya ia
sudah menggunkan spekulasi dalam artian ia sudah mampu memikirkan untung dan rugi dalam penjualan sehingga tidak dapat ditipu oleh pembeli. Ia juga mengirim
ternaknya ke sibolga karena ada yang memesan disana dan jauh lebih berkembang
Universitas Sumatera Utara
jika dibandingkan dengan di Desa Sampali. Karena adanya persaingan yang ketat antar peternak.
Setiap usaha memiliki kendala begitu juga yang dialami oleh Pak MSu. Kendala tersebut adalah masalah marketing penjualan yang belum lancar yang
membuat penjualan tidak maksimal. Dan untuk itu ia pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak PT. Telkom yang berguna untuk memajukan usaha
yang ia jalankan. Adapun harapan yang ia ungkapkan adalah: “… Sebagai Kepala Dusun saya berharap agar para peminjam modal
usaha bisa menjaga kepercayaan yang diberikan PT. Telkom dan tidak mengecewakan pihak Kampung Digital Sampali…” Wawancara di
rumah Pak Su hari Sabtu, 29 Mei 2010
- R Lk, 49 Tahun
Pak R adalah seorang laki-laki sudah menikah dan memiliki 5 orang anak. Ia berumur 49 tahun. Kesehariannya ia menjalankan usahanya dibidang bengkel las dan
usahanya tersebut sudah dijalankan sejak tahun 2000 sampai dengan sekarang. Ia mendapatkan informasi tentang pemberian bantuan pinjaman modal dari PT. Telkom
yaitu dari UMKM lainnya. Ia meminjam modal usaha sebesar Rp 50.000.000 dan harus membayar cicilan Rp 2.000.000 selama 2 tahun dan selambat-lambatnya
tanggal 5 setiap bulannya.
Universitas Sumatera Utara
Dengan adanya pinjaman usaha dari PT. Telkom usaha yang ia jalankan maju dan mengalami peningkatan pendapatan. Dan sekarang pendapatan yang ia dapatkan
sebesar Rp 4.000.000 tiap bulannya. “… Harapan saya semoga PT. Telkom semakin maju dan bisa
memberikan pinjaman modal kepada usaha-usaha kecil lainnya…” Wawancara di rumah Pak R Hari Minggu, 30 Mei 2010
- A Lk, 32 Tahun
Pak A berusia 32 tahun, lulusan SMA. Ia sudah menikah dan memiliki 1 orang anak. Ia menjalani usaha ternak lembu. Ia memperoleh informasi tentang
adanya pinjaman modal usaha dari PT. Telkom dari Pak IP yang selalu bekerjasama dengan PT. Telkom. Dan ia mengajukan pinjaman sebesar Rp 10.000.000 namun
yang disetujui adalah Rp 8.000.000 dan membayar cicilan selama 2 tahun dan sebesar Rp 400.000 dan akan mendapat peringatan melalui pesan singkat SMS dari PT.
Telkom jika telat membayar. Usaha yang dijalankan masih berjalan sampai dengan sekarang dan ekonomi
keluarga sedikit lumayan. Dan sekarang pendapatan perbulan Pak A sebesar Rp 1.000.000. Namun, ia juga mendapatkan hambatan yaitu adanya pelanggan yang agak
telat bayar hutang sehingga pendapatannya agak sedikit terganggu.
Universitas Sumatera Utara
- Ai Pr, 33 Tahun
Ai adalah seorang ibu rumah tangga dan memiliki 3 orang anak. Ia mempunyai suami bekerja sebagai buruh pabrik yang penghasilannya tidak besar.
Oleh karena itu, ia membuka usaha kedai kelontong dirumah agar dapat membantu suami untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan minum, bayar uang
sekolah anak dan lain-lain. Usaha ini sudah berjalan selama 3 tahun dan modal awal di peroleh dari dana sendiri. Baru kemudian meminjam modal usaha kepada pihak
PT. Telkom sebesar Rp 10.000.000 dan cicilan perbulan adalah Rp 467.000. akan tetapi ia membayar Rp 500.000 yang dicicil selama 2 tahun.
- SP Lk, 46 Tahun
Laki-laki bertubuh subur, berkulit sawo matang dan sedikit galak. Ia adalah Pak SP berusia 46 tahun sudah berkeluraga dan memiliki 2 orang putra yang sudah
dewasa. Pak SP adalah salah satu penanggung jawab dalam pemberian bantuan dari PT. Telkom berupa bantuan hibah kepada 40 orang pedagang bubur yang ada di Desa
Sampali yang merupakan kelompok pedagang bubur Desa Sampali Bangkit. Ia mengatakan,
“…Bantuan PT. Telkom terbagi dua yaitu bantuan yang sifatnya hibah dan bantuan yang sifatnya pinjaman. Kalau hibah ada bantuan yang
diberikan untuk 40 pedagang bubur mereka diberi sepeda, kotak dan panci sedangkan yang bantuan bersifat pinjaman itu diberikan pada
UKM Mitra Binaan Telkom…” Wawancara di rumah Pak SP Hari Jum’at, 28 Mei 2010
Universitas Sumatera Utara
Pinjaman modal usaha yang bisa diberikan kepada masing-masing UMKM itu berkisar antara Rp 5.000.000 – Rp 40.000.000. Dan Pak SP merupakan salah satu
UMKM yang meminjam modal usaha kepada PT. Telkom. Usaha yang ia jalankan pada awalnya adalah membuka counter pulsa sekarang berkat adanya PT. Telkom ia
bisa meminjam modal sebanyak Rp 20.000.000 untuk membesarkan usahanya dan pada tahap kedua ia meminjam RP 35.000.000 karena ia bisa melunasi pinjaman
pertamanya cepat dan hanya dalam waktu 1 tahun. Dan sekarang untuk pinjaamn kedua ia harus membayar Rp 1.650.000 perbulan yang paling lambat dibayar
selambat-lambatnya tanggal 9. Sekarang Pak SP selain mempunyai usaha counter pulsa, ia juga membuka
rental Playstation di dua lokasi yang berbeda yang satu berada di dibuka di depan rumah dan yang satu lagi berada tidak jauh dari rumahnya dan mereka menyewa
sebuah rumah untuk membuka rental Playstation dan rental komputer. Dikarenakan ia memiliki 2 orang anak laki-laki ia memberikan tanggung jawab counter pulsa
kepada anak paling kecil dan rental Playstation dan rental komputer kepada anak yang paling besar. Dan sekarang asset yang ia miliki adalah Rp 150.000.000 dimana
pada awalnya hanya Rp 18.000.000. Pendapatan yang mereka dapat adalah Rp 100.000 perhari. Namun, menyimak
perkataannya bahwa rental Playstation yang menyewa rumah sebesar Rp 25.000.000 pertahun bisa menghasilkan Rp 25.000.000 pertahun pada tahun berikutnya dengan
begitu pendapatan mereka lebih dari Rp 100.000.
Universitas Sumatera Utara
Pak SP mengatakan bahwa PT. Telkom tidak hanya meminjamkan uang kepada mereka tetapi juga melakukan pelatihan kepada para mitra binaan UMKM
nya yang dilaksanakan selama 3 bulan sekali. Pada pelatihan tersebut dipaparkan masalah-masalah apa yang dihadapi UMKM, pemasaran dan marketing. Dengan kata
lain menurut penuturan Pak SP mereka mendapatkan perhatian penuh dari PT. Telkom.
- DI Lk, 23 Tahun
DI adalah seorang pemuda dusun Pondok Rowo yang peduli akan pendidikan masyarakat. Dan ia merupakan orang yang paling muda dalam kepengurusan
Kampung digital. Serta ia adalah pengurus dari PIM Pondok Rowo. Ia berusia 23 tahun dan belum menikah. Ia lulusan STM namun begitu ia mahir menggunkan
komputer sehingga ia dipercaya untuk menjadi pengurus PIM Pondok Rowo dan tanpa dibayar.
Menurut pendapatnya, PIM adalah tempat pelatihan masyarakat yang ingin mengetahui lebih jelas tentang TI. Selama ada PIM bisa membantu anak-anak yang
belum mengetahui teknologi komputer, bagaimana pembuatan email dan lain-lain. Dimana PIM yang ada di Desa Sampali sendiri ada 4 lokasi yaitu Sekretariat
Kampung Digital yang ada di Gang Tawon Dusun 18, Kantor Kepala Desa, PIM Pondok Rowo dan PIM Kemuning.
Universitas Sumatera Utara
Bang DI mengatakan, “…Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan komputer bagi yang
mau mengetahui tentang komputer. Kegiatan ini dilakukan 3x dalam seminggu dan biasanya hari libur atau pada malam hari dan melatih
kurang lebih 23 orang setiap latihan walaupun komputer yang ada hanya 2 buah…” Wawancara di PIM Pondok Rowo Hari Sabtu, 29
Mei 2010
Peserta pelatihan mengantri menunggu giliran karena hanya memiliki 2 buah komputer dan pernah pengurus PIM Pondok Rowo membuat jadwal siapa saja yang
melakukan pelatihan. Namun, antusias masyarakat khususnya anak-anak sekolah sangat tinggi sehingga jadwal tersebut tidak terlaksana. Dan ini berlangsung hampir
setengah tahun atau 6 bulan. Ini dikarenakan tidak ada lagi anak yang ingin diajarkan dan adanya kerusakan pada jaringan internet yang membutuhkan biaya besar jika
ingin memperbaikinya. Jadi sekarang akses internet dipusatkan pada sekretariat. Harapan Bang DI adalah:
“...Kalau bisa Telkom bisa lebih mengantisipasi keadaan yang akan terjadi seperti mengetahui seberapa lama alat untuk komputer itu
bertahan dan jaringan internet…” Wawancara di PIM Pondok Rowo Hari sabtu, 29 Mei 2010
-
SA Pr, 40 Tahun
Bu SA adalah seorang Kepala Desa. Ia terlihat bijaksana, cerdas dan berwibawa serta tidak mencerminkan wanita yang lemah. Ia menjabat sebagai Kepala
Desa sudah hampir 8 tahun dan sudah memiliki suami dan anak.
Universitas Sumatera Utara
Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan di Desa Sampali harus meminta izin kepada Kepala Desa maka PT. Telkom pertama
kali meminta izin pada kepada Kepala Desa Sampali untuk melakukan kegiatan CSR mereka sebagai wujud tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya di Desa
Sampali dan alasan lain adalah karena untuk mengikuti perlombaan CSR Tingkat Nasional dan pada akhirnya pihak perusahaan mendapatkan penghargaan CSR Award
2008. Adapaun kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang ada di Desa Sampali
khususnya sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bu Kepala Desa terdari dari tiga bagian: Pertama, Lingkungan dan infrastruktur. Kegiatannya pembuatan dinding parit
Drainase, itu di dusun 10, 12, 16, 17, 18. Memberikan pohon mangga sebanyak 1500 batang pohon mangga untuk 25 dusun. Kedua, Ekonomi. Kegiatannya memberi
bantu UKM dalam peminjaman modal sebanyak 40 usaha, membantu pedagang bubur memberikan sepeda dan kotak untuk 40 orang. Ketiga, Sosial. Membantu
merenovasi masjid, merehap ambulance desa, bantuan untuk orang tua jompo dan pemasangan jaringan internet kedalam 4 lokasi yaitu di kantor desa, di gang tawon
dusun 18 Sekretariat Kampung Digital, Dusun 13 dan Dusun 22. Dan bermanfaat bagi masyarakat Desa Sampali sesuai dengan yang dikatakan oleh Bu SA,
“…Program yang dijalankan PT. Telkom sangat bermanfaat bagi warga masyarakat karena telah meningkatkan taraf hidup, usaha
berkembang karena adanya peminjaman modal usaha, infrastruktur tertata rapi dan parit-parit bisa mengalir…” Wawancara di Kantor
Kepala Desa Sampali Hari Senin, 24 Mei 2010
Universitas Sumatera Utara
Dan harapannya selaku Kepala Desa Sampali adalah: “…Harapannya supaya kerjasama antara Desa Sampali dan PT.
Telkom dapat berkesinambungan agar kehidupan masyarakat dapat sejahtera...” Wawancara di Kantor Kepala Desa Sampali Hari Senin,
24 Mei 2010
- IP Lk, 29 Tahun
Pak IP adalah seorang laki-laki yang ramah, bijaksana, bersahaja dan merupakan salah satu orang yang memprakarsai didirikannya Kampung Digital di
Desa Sampali. Pak IP berumur 29 tahun dan sudah menikah serta mempunyai 2 orang anak. Namun, anaknya yang pertama meninggal dunia. Ia tinggal di sebuah rumah
yang sederhana dan berada di dalam kompleks. Ia merupakan lulusan dari Fakultas Teknik Kimia USU dan serta merupakan mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi.
Sehingga ini yang mendorong ia untuk membuat masyarakat khususnya Desa Sampali untuk mengenal komputer dan internet walaupun desa ini sudah memasuki
wilayah Peri-Urban. Pak IP mengatakan bahwa sebelumnya ia melihat di internet tentang
Kampung Digital Terang Bulan dan Kampung Digital Sumber Karya yang dibuat oleh PT. Telkom. Dari melihat itu timbul ide dari Pak IP untuk mengajukan
permohonan kepada PT. Telkom agar didirikan Kampung Digital di Desa Sampali. Baru setelah itu ia menjumpai Pak Su dan Pak B untuk membicarakan pendirian
Kampung Digital yang sebelumnya sudah pernah bertemu karena sering mengadakan kerjasama dalam program Education For Tomorrow dan kerjasama dalam
Universitas Sumatera Utara
mengadakan pelatihan internet kepada 600 anak yang dilakukan oleh PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Generasi Amanah dan LP3I.
Dalam pertemuan tersebut Pak IP dan Pak MS mengajukan permohonan untuk didirikannya Kampung Digital Sampali. Namun, pertemuan pertama belum ada kata
sepakat. Pak IP dan Pak MS disuruh buat proposal dan membuat blog Desa Sampali yang berisi kegiatan yang dilakukan di Desa Sampali dan produk unggulan dari Desa
Sampali, orang- orang yang akan mengelola secara sukarela, pengelola harus paham IT dan potensi unggulan desa.
Untuk bantuan awal pihak PT. Telkom memberikan 2 unit komputer beserta SPEEDY kepada PKBM Generasi Amanah untuk melakukan pelatihan dan disuruh
membuat website Kampung Digital Sampali yaitu www.sampali.kampungdigital.com setelah dilakukan pelatihan dan setelah itu pihak PT. Telkom mengadakan observasi
untuk mendesain Kampung Digital di Desa Sampali. Sudah hampir 6 bulan baru dilakukan peresmian pada tanggal 18 Juli 2008 oleh Direktur HC GA PT.
TELKOM, Bapak Faisal Syam. Dan beberapa bantuan yang diberikan oleh PT. Telkom kepada Kampung
Digital Desa Sampali yaitu mendirikan PIM yang berada di 4 lokasi yang berbeda yaitu Sekretariat Kampung Digital Sampali, Kantor Kepala Desa, PIM Pondok Rowo
dan PIM Kemuning, pemberian pinjaman modal usaha kepada UMKM serta bantuan lain seperti perbaikan ambulance, perbaikan drainase dan renovasi mesjid.
Universitas Sumatera Utara
Dan menurut Pak IP dampak dari program ini adalah: “…Dampak, yang jelas masing-masing kegiatan memiliki dampak dan
yang jelas yang merasakan masyarakat sekitar. Kalau bagi yang belajar internet mereka yang merasakan seperti anak sekolah, ibu-ibu
PKK dan anggota remaja mesjid. Kalau pelatihan waktu itu berjalan 1 tahun yang mealtih 1600 orang lebih yang diadakan setiap seminggu
sekali dan biasanya hari libur dan sekarang sudah tidak ada pelatihan karena sudah pandai semua jadi gak ada yang diajarin lagi karena
belajar internetkan satu hari juga sudah bisa. Dan yang sekarang siapa yang membutuhkan seperti anak sekolah yang mencari bahan
dari internet dan mengerjakan tugas ya datang saja…” Wawancara di rumah Pak IP Hari Jum’at, 28 Mei 2010
- S Lk, 45 Tahun
Pak S adalah sesosok laki-laki yang ramah, berwajah tampan, wibawa dn berpendidikan. Ia berusia 45 tahun dan sudah berkeluarga. Pak S adalah salah seorang
assisten manager officer 1 yang bekerja dibagian Community Development Centre CDC yang menangani masalah CSR PT. Telkom. Dan di ruangan CDC ini terdiri
dari 4 orang pegawai termasuk Pak S. Diruangan CDC ini lah peneliti melakukan wawancara kepada Pak S. Dalam
wawancara tersebut pertanyaan yang ditanyakan dijawab dengan lemah lembut dan santai namun jelas. Walaupun ia dalam keadaan sibuk namun ia masih bisa menjawab
pertanyaan yang peneliti jawab. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mengetahui bahwa
pihak perusahaan terutama yang termasuk dalam BUMN tidak mengenal adanya istilah CSR yang mereka kenal adalah istilah PKBL Program Kemitraan Bina
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan karena pemerintah sendiri dalam undang-undang tidak menggunakan istilah CSR. Perusahaan dalam hal ini adalah PT. Telkom melakukan kegiatan PKBL
ini didasarkan pada Permen BUMN No. Per-05MBU2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dan
peraturan UU No.40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Undang-Undang Perseroan Terbatas yang harus melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan maka
pemerintah mengharuskan adanya tanggungjawab sosial dan lingkungan walaupun sebelum keluar undang-undang tersebut pihak PT. Telkom sudah melakukan kegiatan
PKBL yang dananya berasal dari penyisihan laba perusahaan. Sebesar 1,7 dari laba perusahaan, jumlah ini bisa saja sama setiap tahun bisa juga tidak tergantung
keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Dalam melakukan kegiatan CSR di suatu tempat juga menunggu keputusan
dari Rapat Umum Pemegang Saham karena saham dari PT. Telkom sudah go public jadi pemegang sahamnya tidak hanya pemerintah melainkan pihak lain. Setelah
adanya keputusan tersebut baru dilimpahkan ke direksi dan dilanjutkan ke bagian yang menangani CSR.
Program Kampung Digital Sampali yang ada di Desa Sampali merupakan sakah satu program yang dilaksanakan oleh PT. Telkom dan program atau kegiatan
yang dilakukan disesuaikan dengan konsep Triple Bottom Line yang dibagi atas lingkungan, sosial dan ekonomi dimana program tersebut adalah Lingkungan:
Penanaman 1000 pohon mangga, renovasi mesjid dan perbaikan drainase. Sasarannya masyarakat. Sosial termasuk didalamnya pendidikan, perusahaan membangun PIM di
Universitas Sumatera Utara
4 lokasi dengan dilengkapi komputer dan internet. Sasarannya anak-anak sekolah, remaja, maupun orang tua. Ekonomi: pemberian bantuan pinjaman modal usaha
kepad UMKM baik yang individual maupun kelompok seperti KUB Agro Sampali Bangkit dan sasaran dari ekonomi ini UMKM.
Program diatas sebagian sudah tidak berjalan ini dikarenakan perusahaan menilai bahwa Desa Sampali sudah menjadi Desa Mandiri dan sikap perusahaan yang
tadinya proaktif dan sekarang responsib. Namun, program pemberian pinjaman kepada UMKM masih berjalan.
Dalam setiap peminjaman modal usaha pasti ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para calon peminjam. Salah satu diantara syarat yang diajukan oleh
pihak perusahaan adalah agunan. Pak S berkata, “…Agunan diberikan pada saat setelah survei dan disetujui
peminjaman modalnya. Agunan ini bersifat tidak permanen dan merupakan titipan yang sewaktu-waktu dapat diambil jika
memerlukannya namun harus diganti dengan yang lain yang senilai contoh kalau sebidang tanah tersebut yang dijadikan agunan mau
dijual bisa mengambil surat tanah nya dengan syarat diganti dengan surat tanah yang lain…”Wawancara di ruangan CDC Hari Selasa, 25
Mei 2010 Dan pihak PT. Telkom tidak memberikan sanksi berupa denda atau
penambahan bunga pinjaman. Akan tetapi, hanya tidak diperbolehkannya meminjam untuk pinjaman selanjutnya. Selain memberikan pinjaman modal pihak perusahaan
juga melakukan pelatihan kepada UMKM yaitu pelatihan pengelolaan usaha dan mendatangkan orang-orang sukses untuk memberi motivasi bagi UMKM itu
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada tanggal 28 Maret 2010 di balai desa. Pengetahuan tentang internet. Minimal 1 tahun 1x.
Dari data yang peneliti terima terlihat bahwa kebanyakan yang diberi pinjaman adalah pedagang. Namun, Pak S mengatakan,
“…Secara teoritis tidak membatasi bidang usaha apa yang menerima bantuan semuanya dilayani dan disurvei baik sektor industri pakaian,
sepatu, dan pedagang. Kebanyakan yang menerima bantuan adalah pedagang karena kebanyakan yang mengajukan pinjaman adalah
pedagang dan jasa namun sebenarnya yang lebih diutamakan sektor industri karena memiliki nilai tambah yang tinggi yaitu bisa menyerap
sumber daya manusia…” Wawancara di ruangan CDC Hari Selasa, 25 Mei 2010
Ada awal pasti ada akhir begitu juga dengan program CSR yang dilakukan PT. Telkom dimana secara perlahan – lahan mulai melepas Desa Sampali menjadi
Desa Mandiri karena menurut pernyataan Pak S, “…Masyarakat Desa Sampali dinilai sudah mandiri sehingga
perusahaan tidak lagi bersifat proaktif kepada masyarakat tetapi sekarang sudah bersifat responsib...” Wawancara di ruangan CDC
PT. Telkom Kandatel Medan Hari Selasa, 25 Mei 2010
Walaupun tidak semua kegiatan diberhentikan seperti pemberdayaan dibidang ekonomi yang masih dilakukan kedepannya. Dengan kata lain dengan adanya
program yang dilaksanakan ini masyarakat dan perusahaan sama-sama diuntungkan karena dengan adanya program ini pihak perusahaan mendapatkan penghargaan CSR
Award 2008 sementara masyarakat mendapatkan keuntungan atau dampak positif dari adanya bantuan PT. Telkom kepada masyarakat sesuai dengan pernyataan yang
dijelaskan diatas.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Dampak Corporate Social Responsibility PT.Telkom Tbk. Terhadap Akses Mata Pencaharian Masyarakat Peri - Urban di Desa Sampali
Awalnya CSR hanya diperuntukkan kepada perusahaan tambang yang memberikan dampak langsung kepada lingkungan. Namun, zaman sekarang tidak
hanya perusahaan tambang yang wajib memjalankan CSR tetapi juga setiap perusahaan karena sudah diatur dalam Permen.BUMN No. Per-05MBU2007 tentang
Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT yang mewajibkan
melakukan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Dimana keduanya saling berhubungan satu sama lain.
Sebagai perusahaan BUMN yang taat akan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah PT. Telkom melaksanakan program CSR atau lebih dikenal di perusahaan
BUMN adalah PKBL Program Kemitraan Bina Lingkungan. Dimana PT. Telkom menjalankan peraturan yang ada dengan membuat sebuah program yang sesuai
dengan bidang usaha yang dijalankan PT. Telkom yaitu Kampung Digital yang mengedepankan perkembangan TI Teknologi Informatika.
Kampung Digital yang dibuat PT. Telkom khususnya yang ada di Desa Sampali yang berupa pendidikan dan pemanfaatan TI untuk pengembangan
masyarakat yang mendirikan 4 PIM sebagai tempat pelatihan ; Pemberdayaan ekonomi UMKM Usaha Mikro Kecil Menengah dengan memberikan dana hibah
berupa pemberian bantuan sepeda, kotak dan panci, serta bantuan modal usaha
Universitas Sumatera Utara
UMKM yang bersifat pinjaman; Pemberdayaan sosial berupa pemberian bingkisan pendidikan kepada anak – anak kurang mampu dan bingkisan ramadhan bagi orang
jompo; Perbaikan lingkungan, sarana umum dan ibadah yang berupa perbaikan dan pembuatan drainase, renovasi mesjid, perbaikan mobil ambulance dan pembuatan
garasi untuk mobil ambulance, penanaman 1000 pohon mangga dan bantuan lain yang berhubungan dengan lingkungan, sarana mesjid dan ibadah.
Bantuan yang diberikan kepada masyarakat jika dikaitkan dengan Sustainable Livelihood yang berkaitan dengan lima tipe modal yaitu modal alam, manusia,
keuangan, fisik, dan sosial. Dalam hal ini program CSR PT. Telkom lebih banyak mempengaruhi modal manusia, modal keuangan, modal sosial, modal alam dan
modal fisik. Modal manusia human capital, pertama kali secara luas diperkenalkan oleh
Theodore W. Shultz pada tahun 1961. Konsep tentang human capital ini, yang telah secara luas dipahami dan digunakan oleh kalangan ekonom yang dimulai dari premis
dasar bahwa dewasa ini modal tidak lagi melulu berwujud tanah, pabrik, alat-alat dan mesin. Non-human capital ini bahkan cenderung semakin berkurang dan akan segera
didominasi oleh human capital: pengetahuan dan keterampilan manusia Fukuyama, 2002:12. Seperti yang dilakukan oleh PT. Telkom sebagai wujud tanggung jawab
sosialnya kepada masyarakat khususnya masyarakat Desa Sampali dimana pihak perusahaan membangun PIM Pusat Informasi Masyarakat yang berada di 4 lokasi
yaitu di Sekretariat Kampung Digital yang mendapatkan 4 unit komputer kemudian ditambah lagi 4 unit komputer secara mandiri karena dinilai masyarakat
Universitas Sumatera Utara
membutuhnya, Kantor Kepala Desa yang mendapatkan 3 unit komputer , PIM Pusat Informasi Masyarakat Pondok Rowo sebanyak 2 unit komputer yang sekarang
kondisinya sudah tidak dapat digunkan lagi terutama pada alat mencetak kertas printer dan PIM Kemuning mendapat bantuan 2 unit komputer dimana 4 lokasi ini
mendapatkan layanan untuk mengakses internet dimana aliran internet ini didapat melalui koneksi internet SPEEDY dimulai dari line telepon di Sekretariat Kampung
Digital Sampali yang ada di Gang Tawon Dusun 18, dari modem, ke switch, ke server, baru kemudian diarahkan ke jaringan kantor desa yang ada di Dusun 20
melalui radio wireless yang penting digunakan untuk pelatihan komputer dan internet gratis ini bagi masyarakat khususnya anak-anak sekolah dan orang dewasa atau orang
tua juga memanfaatkan pelatihan ini untuk mengetahui komputer dan internet itu seperti apa.
PT. Telkom memfasilitasi masyarakat untuk belajar komputer dan internet gratis agar masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan menggunakan
komputer dan internet dimana pelatihnya adalah pengurus PIM Pusat Informasi Masyarakat yang melatih walaupun secara sukarela melatih atau bisa dikatakan tidak
mendapatkan upah atau bayaran sama sekali karena pelatihan dilakukan secara gratis. Walaupun pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan jumlah komputer yang
terbatas yang tidak layak untuk melakukan pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan yang banyak contohnya saja yang ada di PIM Pondok Rowo yang dalam satu kali
pelatihan yang biasanya diadakan pada malam hari atau hari libur yang menurut
Universitas Sumatera Utara
pengurus PIM Pondok Rowo ini dalam sekali pelatihan bisa 23 orang yang datang untuk latihan.
Dari pelatihan ini walaupun dampaknya terhadap akses mata pencaharian belum terlihat namun bisa saja dampak yang didapat berguna dimasa mendatang
dalam mencari pekerjaan khususnya bagi anak-anak sekolah yang telah lulus sekolah dan ingin mencari pekerjaan. Karena jika diperhatikan sekarang ini perusahaan baik
besar maupun kecil mengutamakan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan komputer. Contohnya bagian administrasi dimana pekerjaan ini
menuntut keterampilan dalam mengoperasikan komputer. Begitu juga dengan bagian keuangan yang dituntut untuk mengetahui aplikasi Microsoft Excel. Selain itu
penyedia layanan internet atau warung internet baik berskala besar atau kecil, si pemilik membutuhkan orang-orang yang mampu mengoperasikan komputer terutama
yang bisa menjalankan aplikasi internet walaupun pekerjaannya hanya sebagai penjaga warnet dengan gaji yang tidak banyak.
PT. Telkom juga dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para UMKM nya, pihak perusahaan juga mengadakan pelatihan baik yang dilakukan
di PIM dengan bantuan pengurus PIM untuk belajar membuat blog usaha dan cara mengakses inovasi-inovasi baru yang berguna dalam memajukan usahanya contohnya
saja yang menjual pakaian dengan melihat model pakaian di internet, ia bisa menambah variasi model pakaian yang dijual di tokonya atau mengikuti selera pasar
maupun yang dilakukan di kantor kepala desa maupun di tempat lain yang
Universitas Sumatera Utara
pelatihannya berisi tentang bagaimana marketing, pemasaran yang baik atau para informan menyebutnya pelatihan usaha dagang.
Dan tidak hanya bantuan berupa pendirian PIM sebagai pusat pelatihan komputer dan internet gratis. Pihak PT. Telkom juga memberikan bingkisan
pendidikan untuk 90 anak sekolah kurang mampu, berupa baju dan celanarok sekolah, sepatu, buku tulis. Agar anak-anak sekolah ini bersemangat dalam menuntut
ilmu yang bisa berguna bagi masa depan mereka. Coleman Fukuyama, 2002:12 menambahkan bahwa selain pengetahuan dan
keterampilan, porsi lain dari human capital ini adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi berhubungan satu sama lain. Seperti Pak MSu adalah seorang
peternak kambing walaupun ada persaingan diantara peternak kambing yang lain namun ia masih mengadakan hubungan atau berkomunikasi dengan peternak lain
seperti kepada Pak Ng yang merupakan peternak kambing juga. Kemampuan berasosiasi ini menjadi modal yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan
ekonomi, tetapi juga bagi aspek eksistensi sosial yang lain. Modal keuangan financial capital berhubungan dengan tabungan, kredit
baik secara formal maupun informal, pembayaran, pensiun, dan umur. Tabungan savings secara tidak langsung mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat ketika
masyarakat atau individu mampu menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung maka kemungkinan besar untuk keperluan yang sifatnya mendadak dan
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan uang maka tabungan tersebut bisa dipakai dan masyarakat tidak perlu lagi bingung untuk mendapatkan dana.
Kredit credit secara formal ini berhubungan dengan instansi yang meminjamkan dananya kepada masyarakat seperti instansi bank. Kredit secara
informal, jika peneliti bisa berargumen bahwa kredit secara informal ini tidak berkaitan dengan instansi manapun namun ia melibatkan masyarakat yang lain untuk
meminjam. Pembayaran Remittance, dalam hal ini pembayaran bisa dikatakan proses pelunasan suatu barang yang dibeli atau dana yang peminjaman. Jika berkaitan
dengan peminjaman dana maka ini berkaitan dengan lamanya dana tersebut dikembalikan dan berapa yang harus dibayar. Pensiun Pensions, maksudnya
melakukan pekerjaan apapun pasti ada batas waktu yang ditentukan atau tidak untuk tidak melakukan aktifitas pekerjaan yang ditentukan juga dengan umur wages.
PT. Telkom sebagai wujud tanggung jawabnya kepada masyarakat dan ini dilakukan guna masyarakat dapat mandiri dalam hal ekonomi, maka PT. Telkom
memberikan pinjaman dana kepada UMKM yang membutuhkan dana guna mengembangkan usaha yang dijalankan. Bantuan pinjaman modal yang diberikan
kepada UMKM sangat berkaitan dengan modal keuangan karena dengan adanya modal keuangan dapat dijadikan modal untuk kelangsungan nafkah masyarakat
khususnya UMKM. Ini dilihat dari adanya pinjaman modal ini usaha yang dijalankan menjadi berkembang seperti yang dialami oleh Ibu K yang dahulunya membuka
usaha didalam rumah sekarang bisa mampu membuat kedai tersendiri guna meletakkan barang dagangannya agar laku dijual dan mudah untuk dilihat orang agar
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tertarik untuk membeli, Pak Ng seorang peternak kambing awal mulanya mejalankan usaha ia hanya memiliki 5 ekor kambing dan sekarang ia memiliki 40
ekor kambing untuk dijual dan ini bisa dijadikan langkah untuk menarik pembeli agar membeli karena banyaknya pilihan yang ditawarkan dan kemudian Pak SH dahulu
hanya memiliki kedai kelontong sekarang ia sudah mempunyai took grosir, kedai makanan dan ternak itik. Usaha yang berkembang ini secara langsung atau tidak
langsung berimbas pada pendapatan yang diterima apakah naik, sama atau menurun. Seperti halnya yang dialami oleh Ibu K dimana ia mengalami kenaikan sebesar 4
dari pendapatan semula. Dalam modal keuangan ada yang dinamakan dengan tabungan. Tabungan ini
didapatkan dari penghasilan yang diterima oleh seorang, yang bisa sama dalam setiap menabung atau bisa saja tidak. Tabungan ini menjadikan seseorang hemat, menjadi
dana cadangan dan bisa sebagai simpanan untuk melanjutkan usaha apabila usaha dalam keadaan krisis dan bisa dimanfaatkan untuk membayar pinjaman modal usaha ,
seperti yang dilakukan oleh Ibu K dan Pak N mereka menyisihkan pendapatan mereka untuk menabung agar bisa membayar pinjaman, Pak SH yang menabung
untuk masa tuanya agar bisa hidup tenang, dan ada beberapa informan yang memanfaatkan tabungan untuk biaya pendidikan dan kesehatan. Kredit ini dilakukan
sebagai upaya untuk meningkatkan atau mengembangkan usaha. Ini bisa dilihat pada UMKM yang meminjam modal usaha kepada PT. Telkom.
Pembayaran, setiap pinjaman harus dikembalikan maka begitu juga dengan UMKM yang meminjam modal usaha kepada pihak PT. Telkom. Pembayaran yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan selambat-lambatnya 2 tahun untuk melunaskan pinjaman sesuai dengan aturan yang dibuat oleh PT. Telkom. Pembayaran perbulan juga ini sesuai dengan
jumlah pinjaman yang dibagi 24 bulan dengan penambahan 0,5 bunga pinjaman setiap bulannya. Lamanya pembayaran atau lancarnya pembayaran ini bisa juga
dilihat sebagai tolak ukur untuk menilai berjalan lancar atau tidaknya usaha yang dilakukan. Contohnya: dari beberapa UMKM yang dilakukan wawancara kebanyakan
dari mereka bisa membayar pada awal bulan yaitu paling lama tanggal 5 walaupun batas akhir pembayaran yang dikehendaki atau yang ada diaturan itu tanggal 9 ini
bisa dikatakan usaha yang dilakukan berjalan lancar. Sementara aada beberapa UMKM yang tidak mampu membayar pinjamannya karena usaha yang dijalankan
tidak lancar dan ada juga karena alasan lain yang sebenarnya tidak bisa menjadi alasan untuk tidak membayar pinjaman modal dari PT. Telkom seperti kepala rumah
tangga pergi merantau dan karena terjadi perselisihan antara anggota kelompok usaha UMKM yang berimbas dari tidak membayar cicilan tiap bulan.
Pensiun, menjalankan usaha tidak mengenal kata pensiun karena menjalankan usaha tidak terikat pada aturan dinas karena ia mendirikan usaha tersebut dengan
modal sendiri. Dan ini bisa dijadikan nafkah berkelanjutan yang tidak akan terputus dengan catatan masih menjalankan usahanya. Ada sebagian UMKM yang bekerja
dengan orang lain atau perusahaan karena alasan memenuhi kebutuhan sehari-hari ini. Jadi dengan adanya usaha ketika tidak lagi bekerja karena alasan umur yang sudah
tua maka usaha bisa dijadikan tumpuhan kehidupan ekonomi selanjutnya agar tidak susah dimasa tua. Usia, usia produktif seseorang ada batasnya dan ini dialami oleh
Universitas Sumatera Utara
manusia sehingga pada saat bekerja ada batas umur. Ketika umur sudah mencapai batas yang ditentukan maka seseorang tersebut akan dipensiunkan dari pekerjaannya.
Oleh karena itu, seseorang jika mempunyai keahlian dalam berdagang atau membuat sesuatu maka buatlah usaha sendiri agar kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi dan
tidak terjadi kekurangan atau kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Modal Sosial Social capital menurut James Coleman Fukuyama, 2002:12
yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama-sama demi mencapai tujuan- tujuan bersama di dalam berbagai kelompok dan organisasi. Sementara Fukuyama
2002 mendefenisikan modal sosial social capital sebagai serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama diantara para anggota suatu kelompok
yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Social capital adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di
dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian tertentu darinya. Ia bisa dilembagakan dalam kelompok sosial yang paling kecil dan paling mendasar,
demikian juga kelompok-kelompok masyarakat yang paling besar, negara, dan dalam seluruh kelompok lain yang ada diantaranya. Social capital berbeda dengan bentuk-
bentuk human capital lain sejauh ia bisa diciptakan dan ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme kultural seperti agama, tradisi atau kebiasaan sejarah.
Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa modal sosial itu mengandung tiga bagian yaitu: jaringan, trust kepercayaan dan pranata. Pemanfaatan media internet
dan media elektronik yang lain seperti handphone ini dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
mempromosikan barang dagangan UMKM. Secara tidak langsung ini merupakan modal sosial dimana UMKM akan saling berhubungan satu sama lain dan hubungan
dengan dunia luar akan terjalin jika adanya saling kepercayaan dan tidak ada penipuan didalamnya sehingga dapat menambah pendapatan UMKM itu sendiri.
Contohnya saja sesuai yang diungkapkan oleh Pak SH bahwa mereka diajarakan untuk membuat blog usaha dan blog usaha tersebut terdiri dari beberapa
jenis usaha sehingga ketika kita memerlukan kambing kita bisa mengetahui harus beli dimana dan kepada siapa kita bisa memperoleh kambing. Dan manfaat lainnya usaha
yang kita jalankan dapat terekspos dan mudah memperoleh pembeli. Dengan media elektronik seperti handphone, mereka sebagai mitra binaan
Telkom akan mengetahui siapa yang tidak membayar dan ini bisa jadi alat yang memacu kita untuk berhubungan atau berkomunikasi dengan UMKM yang tidak
mampu membayar yang tadinya tidak mengetahui orang tersebut atau tidak kenal walaupun agak sedikit memalukan bagi UMKM yang tidak membayar. Namun,
mungkin saja karena ini para UMKM bisa berkumpul dan bertukar pikiran untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Selain menggunakan media, jaringan ini bisa
juga terjadi dikalangan UMKM karena adanya beberapa pertemuan yang dilakukan oleh PT. Telkom dan jika dimanfaatkan dengan baik bisa jadi kerjasama akan terjalin
walaupun pertemuannya hanya beberapa kali. Dan dapat menjadi akses mata pencaharaian dan penghidupan berlanjut.
Universitas Sumatera Utara
Trust, adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif, berdasarkan norma-norma yang dimiliki
bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu Fukuyama, 2002:36. Hubungan-hubungan yang terjadi atas dasar kepercayaan akan
menghasilkan suatu ikatan yang memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama tumbuh dan berkembangnya sesuatu akan menciptakan jaringan-jaringan yang solid.
Hubungan sosial ekonomi merupakan sarana untuk mempertahankan serta memperluas pelanggan dengan harga yang diinginkan. Keberadaan jaringan sangat
signifikan dalam membangun keberhasilan dalam mengeksploitasi peluang-peluang memperoleh keuntungan yang berdampak positif terhadap hubungan yang terjalin
antara pedagang dan pembeli Damsar, 2002:27. Kepercayaan ini bukan hanya diantara pedagang dan pembeli tetapi juga
antara UMKM dengan PT. Telkom yang telah memberikan pinjaman dana. Kepercayaan yang terjadi antara UMKM sebagai pedagang dengan pembeli
contohnya: penjualan yang dilakukan melalui blog usaha dimana UMKM mencantumkan usahanya dengan kepercayaan maka barang atau hewan yang mereka
jual seperti kambing akan terjual walupun hanya melalui internet dan transaksi melalui telepon. Atau pembeli yang datang langsung ke kandang untuk membeli
kambing karena adanya perasaan percaya jika hewan yang dijual tidak sakit atau hal lain maka akan terjadi jual beli.
Kepercayaan yang terjadi antara UMKM dan PT. Telkom dimana sebagai pihak yang meminjam modal harus menjaga kepercayaan yang diberikan perusahaan
Universitas Sumatera Utara
kepadanya karena sudah diberi pinjaman sehingga hubungan antara kedua akan terjalin baik dan pihak UMKM juga mudah untuk meminjam modal kembali kepada
PT. Telkom. Jika UMKM tidak menjaga kepercayaan PT. Telkom contohnya telat membayar cicilan atau lari dari tanggung jawab untuk membayar maka UMKM tidak
bisa meminjam kembali. Modal alam Natural Capital ini merupakan elemen-elemen biofisik seperti
air, udara, tanah, sinar matahari, pohon dan hutan, mineral dan lain-lain. Modal ini mendukung Sustaniable Livelihood. Dalam upaya untuk mendukung adanya modal
alam maka PT. Telkom memberikan bantuan berupa 1000 pohon mangga untuk 25 dusun . Pohon mangga ini dipilih karena pohon mangga merupakan pohon produktif
yang dapat menghasilkan buah yang ketika panen dapat dijual dan menghasilkan uang serta kedepannya desa ini bisa disebut desa penghasil mangga. Walaupun
tujuan pertamanya adalah agar desa Sampali tidak gersang dan panas. Modal fisik Physical Capital berupa renovasi mesjid, pembangunan
drainase, perbaikan ambulance dan pembangunan garasi mobil ambulance, pembangunan gapura Kampung Digital Sampali, pembangunan tempat pertemuan
wargajoglo, dan renovasi tempat pusat sarana internet di 4 lokasi ini selain merupakan modal fisik selain itu juga akan mampu mempererat hubungan antara
masyarakat yang satu dengan yang lain dan kerjasama antara masyarakat yang secara tidak langsung dapat terjalin contoh dengan adanya renovasi mesjid masyarakat
secara bersama – sama mengerjakannya, begitu juga dengan pembuatan dan
Universitas Sumatera Utara
perbaikan drainase bisa dikatakan ini merupakan modal sosial yang bisa mendukung penghidupan berkelanjutan Sustaniable Livelihood.
Gambar 3. Livelihood Assets Modal Penghidupan
HC: Human Capital Modal Manusia
Pelatihan Komputer dan Internet
NC: Natural Capital Modal Alam
Penanaman Pohon Mangga SC: Social Capital Modal
Sosial
Jaringan, Kepercayaan dan Pranata Kampung Digital
Sampali PC: Physical Capital Modal fisik
Renovasi mesjid, pembangunan drainase, pembuatan joglo, renovasi
tempat pusat sarana internet di 4 lokasi dan lain-lain
FC: Financial Capital Modal Keuangan
Pemberian pinjaman modal usaha kepada UMKM yang ada
di Desa sampali
Universitas Sumatera Utara
Dan dengan adanya PKBL Program Kemitraan Bina Lingkungan yang dilakukan PT. Telkom ini yang termasuk didalamnya berbagai macam kegiatan
pemberdayaan yang dilakukan pihak PT. Telkom menjadikan masyarakat lebih mandiri dan tidak lagi bergantung dengan orang lain dan dapat mengurangi angka
pengangguran contohnya saja Pak SP yang mempekerjakan beberapa karyawan untuk menjaga usaha yang dijalankan walaupun jumlahnya tidak banyak. Dan ketika dirasa
sudah mandiri maka perlahan – lahan bantuan yang diberikan akan diberhentikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan