20
timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen manajer. Berbeda dengan auditor yang lalu yang mungkin telah memahami aspek
bisnis klien, auditor yang baru dapat jadi sama sekali tidak paham tentang bisnis klien. Mereka mungkin juga belum mengetahui reputasi klien
mereka di masa lalu sehubungan dengan laporan keuangan. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk
kepentingan mereka sendiri. Prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di
perusahaan tersebut sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan
yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti memutuskan untuk melakukan auditor switching karena adanya ketidaksepakatan atas praktik
akuntansi tertentu, maka agen akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan agen.
Teori ini digunakan sebagai dasar hipotesis pertama, kedua, ketiga dan kelima dimana opini audit going concern, pergantian manajemen,
reputasi auditor, dan ukuran perusahaan klien pergantian manajemen dan ukuran perusahaan klien dapat mempengaruhi keputusan perusahaan untuk
melakukan pergantian KAP.
2. Pergantian Kantor Akuntan Publik
Setiap pelaku suatu bisnis atau usaha selalu berkompetisi dengan pelaku bisnis lainnya. Hal ini dihadapi juga dalam bisnis jasa akuntan
publik. Setiap kantor akuntan publik selalu bersaing dengan kantor
21
akuntan publik lainnya. Mereka harus dapat menghimpun sebanyak
mungkin klien, untuk mempertahankan eksistensinya. Persaingan itu harus dihadapi tanpa melanggar kode etik profesi.
Dalam profesi akuntan publik, terdapat persaingan yang ketat antar kantor akuntan untuk mendapatkan klien, klien tersebut temasuk klien
yang meminta audit untuk pertama kali maupun klien yang meminta pergantian auditor. Auditor harus mempertimbangkan secara matang setiap
permintaan auditing atau penugasan audit dari klien. Untuk klien baru yang sama sekali belum pernah diaudit tidak timbul masalah berpindahnya
atau beralihnya KAP yang ditunjuk. Pada klien baru, pergantian KAP tersebut merupakan masalah karena menyangkut etika profesional, untuk
itu perlu diketahui alasan mengapa seorang klien mengganti KAP. Dalam suatu perusahaan pemilihan suatu KAP untuk mengaudit
laporan keuangan perusahaan dilakukan dengan berbagai cara sesuai kebijakan perusahaan. Pemilihan suatu KAP untuk mengaudit laporan
keuangan perusahaan dapat dilakukan melalui rapat umum pemegang saham, atau atas dasar keputusan manajemen puncak, atau direktur utama
perusahaan. Auditor switching
merupakan perpindahan auditor KAP yang dilakukan oleh perusahaan klien. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yang bisa berasal dari faktor klien maupun faktor auditor Kadir, 1994 dalam Wijayanti, 2010. Mardiyah 2002 juga menyatakan dua
faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah KAP adalah faktor klien
22
Client-related Factors, yaitu: kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, Initial Public Offering IPO dan faktor
auditor Auditor-related Factors, yaitu: fee audit dan kualitas audit. Pada kondisi dimana tidak ada aturan yang mewajibkan pergantian auditor
auditor switching hanya bersifat sukarela, terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi ketika klien mengganti auditornya yaitu, auditor
mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Apapun kemungkinan yang akan terjadi, perhatian utama tetap pada alasan apa saja
yang mendasari terjadinya peristiwa auditor switching tersebut dan ke mana klien tersebut akan berpindah auditor. Jika alasan tersebut karena
ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien.
Menurut Boynton et. al., 2006 pergantian auditor perusahaan dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya
adalah: 1 merger antara perusahaan yang memiliki auditor independen yang berbeda, 2 kebutuhan akan jasa profesional yang lebih luas, 3
ketidakpuasan terhadap KAP tertentu, 4 keinginan untuk mengurangi biaya audit, 5 merger antara KAP. Menurut Halim 2008 ada beberapa
penyebab klien berganti KAP antara lain: 1 merger dua perusahaan yang kantor akuntan publiknya berbeda, 2 ketidakpuasan terhadap KAP lama,
dan 3 merger antar KAP. Perusahaan yang berskala besar akan memilih untuk mengganti KAP dengan KAP yang prestisius. Tindakan pergantian
KAP ini disebabkan karena perusahaan yang tumbuh menjadi semakin
23
besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi baik, dan hal itu umumnya dimiliki oleh KAP yang juga
tergolong besar. Menurut Wijayanti 2010, ketika klien mencari auditor baru terjadi
ketidaksimetrisan informasi antara auditor dan klien. Hal ini terjadi karena informasi yang dimiliki klien lebih besar dibandingkan informasi yang
dimiliki auditor. Pada saat itu klien pasti mencari auditor yang kemungkinan besar akan sepakat dengan praktik akuntansi perusahaan.
Sehingga ada dua kemungkinan yang terjadi jika auditor bersedia menerima klien baru. Kemungkinan pertama adalah auditor telah memiliki
informasi yang cukup lengkap tentang usaha klien. Kemungkinan kedua auditor sebenarnya tidak memiliki informasi yang cukup tentang klien
tetapi menerima klien hanya untuk alasan lain, misalnya alasan finansial. Febrianto 2009 menyatakan bahwa pergantian auditor secara wajib
dengan secara sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang menjadi fokus perhatian dari isu tersebut. Jika pergantian auditor terjadi
secara sukarela, maka fokus perhatian utama adalah pada sisi klien. Sebaliknya, jika pergantian terjadi secara wajib, fokus perhatian utama
beralih kepada auditor. Indonesia adalah salah satu negara yang mewajibkan pergantian kantor akuntan dan partner audit yang
diberlakukan secara periodik. Diterbitkannya peraturan mengenai pergantian KAP secara wajib oleh
perusahaan menarik untuk dicermati, karena jika perusahaan melakukan
24
pergantian KAP setelah enam tahun mengaudit berdasarkan peraturan terbaru yakni UU No. 5 Tahun 2011 tidak akan menimbulkan kejanggalan
dan juga pertanyaan dari berbagai pihak karena hal itu bersifat mandatory wajib dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Yang perlu
diteliti adalah jika pergantian KAP dilakukan secara voluntary sukarela yaitu di luar UU No. 5 Tahun 2011..
3. Opini Audit Going Concern