Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang, khususnya bidang perekonomian, kesehatan, dan teknologi menyebabkan meningkatnya usia harapan hidup. Peningkatan dramatis usia harapan hidup terjadi di Asia Tenggara, di mana usia harapan hidup bertambah dari di bawah 45 tahun di tahun 1950 menjadi lebih dari 72 tahun di tahun 2000 Papalia, Olds, dan Feldman, 2003. Jumlah populasi lanjut usia semakin meningkat. Menurut data Biro Pusat Statistik BPS, jumlah lanjut usia lansia di Indonesia pada tahun 2005 berjumlah 15.814.511 jiwa atau 7,2 dan diproyeksikan akan bertambah menjadi 28.822.879 jiwa pada tahun 2020 atau sebesar 11,34 penduduk Data Statistik Indonesia, 2010. Masalah kesehatan mental merupakan salah satu masalah penting yang harus diperhatikan pada lansia. Gatz et al memperkirakan bahwa 22 lansia dapat diklasifikasikan memiliki gangguan mental sesuai ketentuan pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition DSM-IV Hoyer Roodin, 2003. Dari beberapa penelitian, Blazer 2003 menyimpulkan bahwa depresi barangkali merupakan penyebab penderitaan emosional tersering pada lansia dan secara signifikan menyebabkan penurunan kualitas hidup lansia. Menurut Lyness, Caine, King, Cox dan Yoediono dalam Unützer 2007, sebanyak 10 orang dewasa berusia 65 tahun ke atas yang diamati pada pelayanan kesehatan primer mengalami depresi yang signifikan secara klinis. Menurut Gallo dan Gonzales 2001, penelitian-penelitian pada komunitas di seluruh dunia menunjukkan bahwa angka depresi mayor pada lansia adalah berkisar dari 3-15. Insidensi depresi paling rendah terdapat pada lansia yang menetap di masyarakat dan paling tinggi pada lansia yang menjadi penghuni panti rawat werdha Futterman, Thompson, Gallagher-Thompson, dan Ferris, 1995 dalam Hoyer Roodin, 2003. Universitas Sumatera Utara Dalam Unützer 2007 disebutkan bahwa depresi pada lansia secara khusus lebih umum terjadi pada wanita, pada pasien dengan gangguan medis yang kronik atau insomnia persisten, dan pada pasien yang telah mengalami kejadian-kejadian hidup penuh tekanan misalnya kehilangan pasangan, penurunan fungsional, dan isolasi sosial. Depresi pada lansia juga dihubungkan dengan status perkawinan bercerai atau terpisah dan tingkat sosioekonomi rendah Sadock Sadock, 2007. Depresi yang pernah terjadi sebelumnya juga menjadi faktor risiko depresi pada lansia Cole Dendukuri, 2003. Dalam suatu penelitian oleh Cole, Bellavance, dan Mansour 1999 disimpulkan bahwa depresi pada lansia di masyarakat dan layanan kesehatan primer merupakan masalah yang serius. Depresi pada lansia memiliki prognosis yang buruk, dapat menjadi kronik dan atau kambuh, dan mungkin tidak diterapi dengan baik. Usia lanjut memiliki hubungan dengan depresi sedangkan depresi itu sendiri menyebabkan penurunan kualitas hidup pada lansia. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti gambaran depresi pada lansia.

1.2 Rumusan Masalah