bertambah dalam awan akan mengeluarkan pancaran sinar infra merah ke dalam tanah daripada yang dipancarkan oleh jasad tersebut, sehingga menyebabkan
perasaan lebih hangat bagi jasad tersebut.
B. Faktor fisiografi dan Edafis 1. Topografi
Faktor fisiografi merupakan faktor nir-hidup yang khas pada suatu habitat. Salah satu faktor ini adalah topografi yang berhubungan dengan bentuk
permukaan daratan dan mencakup ketinggian, kemiringan lereng, serta lapisan geologi tanah. Bentuk permukaan tanah ini mempengaruhi sifat dan sebaran
komunitas tumbuhan. Ketinggian yang lebih tinggi menyebabkan perbedaan iklim seperti anginm
suhu yang lebih rendah dan kelembaban yang ekstrim,serta curah hujan. Bentuk bentang alam tertentu juga menentukan jumlah energi matahari yang mencapai
tanah. Ini menerangkan terdapatnya komunitas yang khas yang hidup di tebing terjal, gua, alur dan lereng bukit yang curam. Keterjalan lereng juga
mempengaruhi gerakan air dan tanah, sehingga pengikisan terjadi pada permukaan lereng yang miring dan paling sedikit dibagian lembahnya. Pengikisan
yang hebat akan terjadi pada permukaan tanpa vegetasi sehingga menyebabkan terbentuknya alur pada tebing-tebing.
2. Tanah
Formasi tanah merupakan hasil pelapukan batuan dari proses geologi yang terbentuk akibat interaksi dari iklim, bahan induk, relief, organisme dan waktu.
Tanah dapat dianggap sebagai lapisan tipis alami yang menutupi permukaan bumi yang menunjang kehidupan. Tanah terbentuk dari batuan atau bahan induk
lainnya melalui proses pelapukan. Pelapukan awal dimulai melalui pelapukan mekanis batuan induk menjadi bahan induk yang dibantu oleh perubahan suhu
dan hujan. Selanjutnya akar tumbuhan yang hidup berkoloni serta organisme lain seperti cacing tanah, semut dan serangga membantu pemecahan dan
penghancuran bahan yang keras yang menghasilkan bahan yang lebih halus. Pada kondisi ini hanya sedikit senyawa terlarut dilepaskan, namun beberapa tumbuhan
tertentu dapat hidup di bawah kondisi ini, seperti: lumut. Matinya tumbuhan, organisme lainnya, serta pelapukan bahan induk lebih lanjut menghasilkan humus
dan lapisan tanah dan tumbuhan yang dapat tumbuh lebih banyak lagi. Akar tumbuhan yang lebih besar dapat menembus batuan dan bahan induk yang lebih
dalam sehingga membatu dalam proses pelapukan mekanisnya. Selain proses pelapukan fisikan pelapukan kimia juga penting di mana
keduanya saling berkaitan yang membantu kegiatan satu dengan lainnya. Akibat pelapukan fisika mendorong terjadinya pelapukan kimia yang melibatkan reaksi
permukaan. CO
2
dan asam-asam yang terlarut dalam air hujan dapat mengikis permukaan batuan. Asam-asam karbonat bersama dengan asam lainnya yang
terbentuk oleh dekomposisi bahan tumbuhan mati menghasilkan reaksi hidroksida sejumlah unsur.
Beberapa sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang tumbuh di atasnya terbagi atas sifat fisik, kima dan biologi tanah. Sifat fisik tanah
mencakup warna tanah, tekstur, struktur, bulk density, permeabilitas dan stabilitas agregat.
Warna tanah walaupun kegunaannya kecil namun dapat dijadikan petunjuk sifat-sifat tanah. Misalnya warna gelap mencirikan kandungan bahan organic yang
tinggi, warna kelabu menunjukkan pengaruh air dominan, sedangkan warna merah menunjukkan tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan lanjut.
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif fraksi tanah terdiri dari pasir 2 mm – 50 µ, debu berukuran 50 µ - 2 µ, dan liat berukuran lebih kecil dari 2 µ.
Tekstur yang paling baik bagi pertumbuhan tanaman adalah lempung karena ia menyediakan kondisi yang paling disukai bagi pertumbuhan tanaman gambar 6.
Struktur tanah menyatakan penyusunan butir-butir primer pasir, debu dan liat menjadi butir-butir majemuk agregat yang dibatasi oleh bidang lemah satu
sama lainnya. Beberapa tipe struktur tanah terdiri atas tanah berstruktur dan tanpa struktur. Tipe struktur terdiri atas, gumpal, tiang, remah, dll. Sedangkan tanpa
struktur terbagi atas lepas dan pejal massive. Tanah terdiri atas tiga fase yakni padat, cair dan gas. Fase air menempati
ruang kosong di antara zarah-zarah padat. Kemampuan tumbuhan untuk menyerap air dan unsur hara sangat tergantung oleh kadar air tanah yang biasanya berada
dalam tiga golongan, yakni: air higroskopis air yang mengisi pori mikro tanah, air kapiler dan air gravitasi. Penahan air menimbulkan tegangan yang dipengaruhi
oleh jumlah air yang ada. Makin sedikit air makin besar tegangan dan energi yang dibutuhkan tanaman untuk memperoleh air. Kondisi air tanah yang tersedia bagi
pertumbuhan tanaman berada pada kondisi kapasitas lapang gambar 7. Tanah yang bertekstur dan dianggap baik umumnya memiliki ruang pori
total sebesarl 50, yakni ruang pori diantara pasir, debu, liat dan diantara agregat tanah. Bulk density merupakan berat suatu volume tertentu dari tanah dalam
keadaan tidak terganggu. Makin padat suatu tanah maka bulk density makin meningkat. Untuk tanah mineral biasanya bulk density bernilai 1 – 1.3 g cm
-3
. Sifat kimia mencakup pH tanah, kadar bahan organik, serta kandungan
unsur hara yang terkandung dalam tanah. Sedangkan sifat biologi mencakup aktivitas mikroorganisme, cacing tanah, serangga tanah, dll. Kesemua sifat tanah
ini sangat mempengaruhi kesuburan tanah serta mencirikan sifat tanah di suatu tempat.
3. Lapis alas geologi