Akibat Hukum Penyalahgunaan Uang Elektronik

pengembangan produk dengan memberikan dokumen rahasia yang berisikan design produk kepada pihak lain. Bentuk pencurian yang paling berbahaya adalah pencurian kunci cryptographic milik penerbit yang mungkin dilakukan oleh orang dalam maupun pihak luar. Tingkat sekuritas pada uang elektronik merupakan salah satu aspek penting mengingat kerugian yang dapat ditimbulkan baik bagi penerbit maupun pemegang uang elektronik tersebut. Usaha penyalahgunaan untuk menembus sistem keamanan uang elektronik bisa terjadi pada level pengguna, pedagang merchant ataupun penerbit, termasuk pencurian terhadap peralatan milik pedagang merchant atau pemegang uang elektronik, pemalsuan uang elektronik atau pesan message, merubah data yang tersimpan dalam kartu atau isi pesan yang dikirimkan, dan juga dapat dilakukan dengan merubah fungsi software.

C. Akibat Hukum Penyalahgunaan Uang Elektronik

Akibat hukum merupakan sumber lahirnya hak dan kewajiban bagi subyek-subyek hukum yang bersangkutan. Misalnya, mengadakan perjanjian jual- beli maka telah lahir suatu akibat hukum dari perjanjian jual beli tersebut yakni ada subyek hukum yang mempunyai hak untuk mendapatkan barang dan mempunyai kewajiban untuk membayar barang tersebut. Dan begitu sebaliknya subyek hukum yang lain mempunyai hak untuk mendapatkan uang tetapi di samping itu dia mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang. Jelaslah Universitas Sumatera Utara bahwa perbuatan yang dilakukan subyek hukum terhadap obyek hukum menimbulkan akibat hukum. Akibat hukum itu dapat berujud antara lain: 34 1. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum. Contoh: Usia menjadi 21 tahun, akibat hukumnya berubah dari tidak cakap hukum menjadi cakap hukum, atau dengan adanya pengampuan, lenyaplah kecakapan melakukan tindakan hukum. 2. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, antara dua atau lebih subyek hukum, di mana hak dan kewajiban pihak yang satu berhadapan dengan hak dan kewajiban pihak yang lain. Contoh: A mengadakan perjanjian jual beli dengan B, maka lahirlah hubungan hukum antara A dan B. Setelah dibayar lunas, hubungan hukum tersebut menjadi lenyap. 3. Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum. Contoh: seorang pencuri diberi sanksi hukuman adalah suatu akibat hukum dari perbuatan si pencuri tersebut ialah mengambil barang orang lain tanpa hak dan secara melawan hukum. 4. Akibat hukum yang timbul karena adanya kejadian-kejadian darurat oleh hukum yang bersangkutan telah diakui atau dianggap sebagai akibat hukum, meskipun dalam keadaan yang wajar tindakan-tindakan tersebut mungkin terlarang menurut hukum. Misalnya: dalam keadaan kebakaran dimana seseorang sudah terkepung api, orang tersebut merusak dan menjebol tembok, jendela, pintu dan lain-lain untuk jalan keluar menyelamatkan diri. 34 http:ahmad-rifai-uin.blogspot.com201304akibat-hukum.html diaskes tanggal 8 Mei 2015 Universitas Sumatera Utara Di dalam kenyataannya, bahwa perbuatan hukum itu merupakan perbuatan yang akibatnya diatur oleh hukum, baik yang dilakukan satu pihak saja bersegi satu maupun yang dilakukan dua pihak bersegi dua. Apabila akibat hukumnya rechtsgevolg timbul karena satu pihak saja, misalnya membuat surat wasiat diatur dalam Pasal 875 KUH Perdata, maka perbuatan itu adalah perbuatan hukum satu pihak. Kemudian apabila akibat hukumnya timbul karena perbuatan dua pihak, seperti jual beli, tukar menukar maka perbuatan itu adalah perbuatan hukum dua pihak. Penggunaan uang elektronik sebagai salah satu alternatif pembayaran non tunai memiliki resiko untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Penyalahgunaan uang elektronik dapat menimbulkan suatu akibat hukum bagi pihak-pihak yang melakukan penyalahgunaan uang elektronik. Penyalahgunaan uang elektronik dapat menimbulkan akibat hukum lahirnya suatu sanksi, karena penyalahgunaan uang elektronik dapat dikatakan sebagai perbuatan yang melawan hukum dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak terkait. Apabila pihak penyelenggara uang elektronik termasuk didalamnya penerbit melakukan penyalahgunaan uang elektronik dan melanggar ketentuan mengenai penyelenggaraan uang elektronik sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia tentang uang elektronik dapat dikenakan sanksi administratif berupa : 35 pertama , teguran; kedua , denda atau kewajiban membayar; ketiga , penghentian sementara sebagian atau seluruh 35 Surat Edaran Bank Indonesia No 1611DKSP2014 perihal Penyelenggaraan Uang Elektronik Bab XV mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif Universitas Sumatera Utara kegiatan uang elektronik; keempat, pencabutan izin penyelenggaraan uang elektronik Sanksi administratif yang diberikan diatas diberikan terutama kepada penyelenggara uang elektronik yang melakukan penyalahgunaan dan melanggar ketentuan dalam aspek perlindungan konsumen, aspek anti pencucian uang, dan pencegahan pendanaan terorisme serta pelanggaran terhadap aspek kelancaran dan keamanan sistem pembayaran. Sementara apabila penyalahgunaan uang elektronik tersebut mengakibatkan kerugian kepada pengguna uang elektronik maka akibat hukum yang terjadi sesuai dengan bentuk penyalahgunaan dan pelanggaran yang dilakukan, dapat jelaskan sebagai berikut : 1. Penyalahgunaan uang elektronik yang dilakukan oleh pihak penerbit dengan menerbitkan uang elektronik yang nilainya tidak sesuai dengan nilai uang yang disetorkan pengguna uang elektronik. Nilai uang elektronik yang diterbitkan oleh penerbit lebih kecil daripada nilai uang yang disetor pengguna uang elektronik. Bentuk penyalahgunaan uang elektronik ini dilarang didalam Pasal 13 PBI Uang Elektronik. Apabila penerbit sebagai salah satu pihak penyelenggara uang elektronik melakukan penyalahgunaan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa teguran, denda, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan uang elektronik, pencabutan izin. Bentuk penyalahgunaan ini juga dapat dikenai sanksi pidana berupa pasal 378 KUH Pidana tentang Penipuan yang hukumannya penjara selama-lamanya 4 empat tahun penjara. Universitas Sumatera Utara 2. Penerbit menahan ataupun memblokir nilai uang elektronik secara sepihak tanpa adanya permintaan dan persetujuan dari pengguna uang elektronik. Penyalahgunaan seperti ini dapat menimbulkan akibat hukum bagi penerbit yaitu dikenai sanksi administratif berupa teguran, denda, penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan uang elektronik. 3. Secara sengaja melakukan malfunction sistem, bentuk penyalahgunaan ini dapat menimbulkan akibat hukum bagi pihak yang melakukannya. Sebagaimana diatur pada Pasal 33 Undang-Undang ITE dan diancam ketentuan pidana dengan hukuman penjara paling lama 10 sepuluh tahun danatau denda paling banyak Rp.10.000.000.000.,00 sepuluh miliar rupiah sebagaimana diatur pula di Pasal 49 Undang-Undang ITE. 4. Duplication of devices, bentuk penyalahgunaan ini merupakan upaya untuk membuat duplikasi dari uang elektronik yang asli sehingga dapat digunakan untuk melakukan transaksi pembayaran sebagaimana uang elektronik yang asli. Penyalahgunaan ini dapat menimbulkan akibat hukum yaitu dikenai sanksi pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun 36 , karena uang elektronik yang diterbitkan dan digunakan di wilayah Negara Republik Indonesia wajib menggunakan uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah. Sehingga bentuk penyalahgunaan uang elektronik seperti ini dapat dipersamakan dengan pelanggaran pidana yang menyangkut mengenai mata uang Negara. 36 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 244 tentang hal memalsukan mata uang dan uang kertas Negara serta uang kertas bank. Universitas Sumatera Utara 5. Alterration or duplication of datasoftware, bentuk penyalahgunaan uang elektronik ini dengan mengubah atau memodifikasi data atau aplikasi yang ada pada uang elektronik yang asli. Penyalahgunaan ini dapat menimbulkan akibat hukum bagi pelakunya karena merupakan perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang ITE. Penyalahgunaan uang elektronik ini dapat dikenai sanksi hukuma penjara paling lama 8 delapan tahun danatau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 dua miliar rupiah. 37 6. Alteration of message, rmerupakan penyalahgunaan melalui upaya untuk melakukan perubahan intervensi ketika data elektronis message dikirim pada saat seseorang melakukan transaksi. Risiko ini akan lebih mungkin terjadi ketika produk uang elektronik digunakan untuk pembayaran melalui jaringan internet. Bentuk penyalahgunaan uang elektronik ini merupakan perbuatan yang dilarang sebagaimana diatur dalam Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang ITE yaitu : Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan suatu informasi elektronik danatau dokumen elektronik milik orang lain atau milik publik. Penyalahgunaan uang elektronik ini dapat dikenakan sanksi hukuman pidana penjara paling lama 8 delapan tahun danatau denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 dua miliar rupiah. 37 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Pasal 48 ayat 1 Universitas Sumatera Utara 7. Pencurian identitas dapat terbagi menjadi dua bagian yang umum, yaitu Application Fraud Kecurangan Aplikasi dan Account Takeover Pengambilalihan Akun. Application Fraud adalah penyalahgunaan yang terjadi ketika seorang pelaku berusaha untuk menggunakan dokumen tanpa seijin dan sepengetahuan pemiliknya untuk melakukan pencurian informasi terhadap identitas pemiliknya atau untuk membuat dokumen baru yang bertujuan untuk melakukan penipuan. Sementara Account takeover penyalahgunaan ini terjadi ketika pelaku berusaha untuk mengambil alih akun dari pemilik yang sah, metodenya pertama dengan mengumpulkan informasi dari si korban. Setelah mendapatkan informasi dari si pemilik lalu pelaku akan menghubungi bank penerbit untuk melakukan perubahan alamat baru. Jika berhasil maka si pelaku akan meminta penggantian uang elektronik yang baru dengan alasan bahwa uang elektronik yang asli telah hilang ke alamat yang baru. Bentuk penyalahgunaan uang elektronik seperti ini dapat menimbulkan akibat hukum bagi pelakunya berupa dikenai Pasal 378 KUH Pidana tentang Penipuan, Pasal 363 KUH Pidana tentang Pencurian, dan Pasal 263 tentang Pemalsuan identitas. 8. Pencurian merupakan bentuk penyalahgunaan uang elektronik yang paling sederhana yaitu dengan mencuri uang elektronik milik orang lain kemudian menggunakan dana yang masih tersisa. Pencurian juga dapat dilakukan oleh orang-orang dalam yang terlibat dalam penyelenggaraan uang elektronik, misalnya dengan melakukan pengisian dana secara tidak legal ke dalam kartu. Pencurian merupakan perbuatan melanggar hukum dan memiliki akibat Universitas Sumatera Utara hukum bagi pelakunya yaitu dikenai hukuman penjara selama-lamanya 5 lima tahun. 38 38 Kitab Undang-Undang Hukum pidana Pasal 362 tentang Pencurian Universitas Sumatera Utara

BAB IV TANGGUNG JAWAB PENERBIT UANG ELEKTRONIK TERHADAP