Deskripsi Obyek Penelitian 1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kota surabaya terletak diantara 07 - 21’ lintang selatan dan 112 0 – 36’ sampai dengan garis 112 -54 ” bujur timur ” . Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 Meter diatas permukaan laut, kecuali disebelah selatan dengan ketinggian 25-50 Meter diatas permukaan laut. Jika dilihat dari posisi letak geografisnya, Surabaya bisa dikatakan sebagai lokasi yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi.

4.1.2 Gambaran Umum Kota Surabaya

Surabaya sebagai ibukota provinsi Jawa Timur merupakan kota terbesar di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai keadaan yang berbeda degan kabupaten kota lainnya yang ada di Jawa Timur. Letak georafis Surabaya dengan pelabuhan Tanjung Perak yang terbesar di kawasan Timur Indonesia menjadikan surabaya sebagai pintu gerbang keluar masuk wilayah Indonesia Timur. Hal ini mendukung Surabaya sebagai kota industri, dagang, maritim, pendidikan, garnisum, dan pariwisata.Istilah ini bisa diartikan bahwa kota Surabaya memiliki titik pertemuan hampir semua sektor lebih dari kota lainnya. 83 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.1.3 Perkembangan Perbankan Di Surabaya

Perkembanan perbankan saat ini tidak terlebas dari adanya kebijaksanaan Pemerintah di bindang perbankan yang dilaksanakan secara bertahap sejak 1Juni 1983 dan dilanjutkan dengan beberapa paket kebijaksanaan yang memberikan keleluasaan dan kesempatan yang besar kepada dunia perbankan, untuk berkembang dengan pesat, baik dalam produk layanan jasa, perbankan maupun perluasan jaringan kantor yang tidak hanya mencapai seluruh pelosok tanah air, tetapi juga meluas keluar negeri BPS,2004:95. Pada Undang-Undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan diharapkan mampu sebagai landasan gerak yang dapat menampung tuntutan pengembangan jasa perbankan yang sesuai dengan perkembangan waktu pada gilirannya diharapkan dapat memperkuat peraturan perbankan. Ditingkat regional Surabaya kebijakan perbankan tersebut menunjukkan hasil menggembirakan dengan adanya perluasan jaringan kantor bank umum di kota Surabaya pada tahun 1993 yang mencapai 417 kantor dan mengalami kenaikan sampai tahun 1998, sedangkan pada tahun 1999 dan 2000 mengalami penurunan disebabkan krisis moneter, maka banyak bank yang terkena likuiditas tetapi mengalami kenaikan kembali pada 2001 sampai 2006 yang diakhiri 2006 mencapai 777 kantor BPS,2006:423. 84 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2 Deskriptif Hasil Penelitian