Pelaksanaan Penelitian Data Demografi Subjek Penelitian Pembahasan

42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 24 September 2013. Pengambilan data diambil di Universitas Sanata Dharma, kampus II dan kampus III. Subjek tersebar di beberapa fakultas, antara lain Fakultas Psikologi, Fakultas Sastra, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Pendidikan. Peneliti mengambil rentang usia 18-24 tahun dengan pertimbangan pada masa ini seseorang sedang berada pada mas aktif seksual karena organ seksualnya sudah sudah berfungsi dengan sempurna Sarwono, 2012. Penelitian dilaksanakan dengan cara meminta subjek untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan pada kuesioner yang terdiri dari Skala Materialisme MVS dan Skala Perilaku Seksual Pranikah. Kuesioner dibagikan kepada 150 subjek, namun terdapat 3 subjek yang gugur karena ada beberapa pernyataan yang dilewati oleh subjek sehingga 147 yang terpakai.

B. Data Demografi Subjek Penelitian

Subjek penelitian memiliki beberpa kriteria, antara lain mahasiswa suatu Universitas dengan rentang usia 18-24 tahun dan belum menikah. Selain itu subjek juga dilihat dari jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Data demografi subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data Usia Subjek Penelitian Usia Jumlah Persentase 18 tahun 90 orang 61,22 19 tahun 29 orang 19,72 20 tahun 19 orang 12,92 21 tahun 9 orang 6,14 Jumlah 147 orang 100 Tabel 4.2 Data Jenis Kelamin Subjek Penelitian Jenis Kelamin Jumlah Persentase Perempuan 98 orang 66,67 Laki-laki 49 orang 33,33 Jumlah 147 orang 100

C. Uji Asumsi 1.

Uji Normalitas Pengujian dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Smirnov Test dengan menggunakan SPSS 21 for Windows. Distribusi dikatakan normal apabila probabilitas p 0,05 Santoso, 2012. Hasil uji normalitas pada perilaku seksual pranikah adalah 0,000 sehingga p lebih kecil dari 0,05 dapat dilihat pada Lampiran. Dengan demikian sebaran perilaku seksual pranikah pada subjek dinyatakan tidak normal. Untuk nilai probabilitas pada materialisme adalah 0,826 0,05 dapat dilihat pada Lampiran. Dengan demikian sebaran materialisme pada subjek dinyatakan normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan One Way Anova untuk variabel uji lebih dari satu. Data dari skala materialisme dan skala perilaku seksual pranikah dapat dikatakan linear apabila nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 Santoso, 2012.. Hasil uji linearitas antara skala materialisme dan skala perilaku seksual dinyatakan tidak linear karena nilai probablitias p atau Sig. 0,074 atau lebih besar dari 0,05 dapat dilihat pada Lampiran.

D. Hasil Penelitian

1. Deskripsi data Penelitian

Tabel 4.3 Deskripsi Data Penelitian N Mean Empirik Mean Teoritik Std. Deviation Sig. Materialisme 147 36.66 65 11.958 .000 Perilaku seksual pranikah 147 54.91 138 16.386 .000 Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel materialisme memiliki mean teoritik sebesar 65 dan mean empirik sebesar 36.66. Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi dibawah 0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung yang positif menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih rendah daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung rendah. Variabel perilaku seksual pranikah memiliki mean teoritik sebesar 138 dan mean empirik sebesar 54.91. Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa kedua mean tersebut memiliki signifikansi dibawah 0.05, yaitu 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kedua mean tersebut. Angka t hitung yang positif menunjukkan bahwa mean empirik pada variabel ini lebih rendah daripada mean teoritiknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah subjek dalam penelitian ini cenderung rendah.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas. Penghitungan uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan Spearman karena sebaran data skala perilaku seksual pranikah tidak normal Miles Shevlin, 2001. Hipotesis dalam penelitian menyatakan bahwa ada hubungan positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah, yaitu dengan correlation coefficient r 0,220 atau lebih besar dari 0,5 dan nilai Sig. 1-ekor 0,004 atau lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis penelitian ini diterima.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, hipotesis pada penelitian ini diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat materialisme, maka perilaku seksual pranikah remaja juga semakin tinggi atau positif. Begitu sebaliknya, semakin rendah tingkat materialisme maka semakin rendah pula tingkat perilaku seksual pranikah pada remaja. Terbuktinya hipotesis penelitian ini maka menunjukkan bahwa remaja dengan kecenderungan gaya hidup materialisme rentan terhadap perilaku seksual pranikah. Bukti yang mendukung hubungan antara materialisme dan perilaku seksual pranikah dinyatakan oleh Kasser Ryan 2001 dalam Auerbach, 2010 yaitu jika dilihat dari efek negatif materialisme, remaja yang memiliki kecenderungan materialisme akan mudah terjerumus pada gaya hidup yang berisiko, seperti meminum alkohol, merokok dan menggunakan mariyuana. Remaja yang terjerumus pada gaya hidup yang berisiko dikarenakan ada keinginan untuk maengejar kesenangan seeking pleasure atau kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan adalah kenikmatan pada bagian sensori atau alat indera. Setelah merasakan kenikmatan tersebut, maka ada kecenderungan memunculkan perasaan ketagihan. Hal ini sama seperti seseorang yang melakukan hubungan seksual. Tujuan untuk melakukan hubungan seksual adalah untuk mencari kenikmatan. Kenikmatan yang dirasakan pun sama dengan kenikmatan saat menggunakan mariyuana, yaitu kenikmatan fisiologis Vercauteren, 2013 dan Veenhoven, 2003. Dengan demikian, penggunaan mariyuana mempengaruhi seseorang untuk melakukan hubungan seksual. Anderson dkk 2010 menyebutkan bahwa penggunaan mariyuana mampu meningkatkan keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Penelitian ini memiliki implikasi praktis yakni perlunya pertimbangan faktor materialisme dalam pendidikan seks bagi remaja. Diketahui bahwa pendidikan seks untuk remaja masih menjadi pro dan kontra bagi para pendidik dan para orang tua. Hal tersebut terjadi kemungkinan dikarenakan pendidikan seks hanya memberikan pengetahuan mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi saja. Sebagai contoh, Tribun Jogja 2013 menyebutkan bahwa pendidikan seks dicurigai sebagai hal mengarah pada pornografi dan kegiatan yang kontradiktif. Maka berdasarkan hasil penelitian ini, pendampingan seksualitas remaja dapat dilakukan dengan melibatkan faktor yang tidak langsung terkait dengan seksualitas yakni materialisme. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis, peneliti menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara materialisme dan perilaku seksual pranikah pada remaja dengan r = 0,220 dan Sig. 1–ekor = 0,004. Semakin tinggi tingkat meterialisme remaja maka semakin tinggi pula perilaku seksual pranikah pada remaja. Begitu sebaliknya, semakin rendah tingkat materialisme maka semakin rendah perilaku seksual pranikah pada remaja.

B. SARAN

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Kelemahan pada penelitian ini adalah sebaran data perilau seksual pranikah yang tidak normal. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan purposive sampling, agar lebih fokus memilih lingkungan remaja yang disinyalir lebih bebas dan tidak. Dengan demikian dapat meminimalisir data yang tidak normal.

2. Bagi Remaja

Para remaja diharapkan untuk lebih membatasi diri dengan kehidupan yang cenderung berfoya-foya, glamour karena hal tersebut