motivasi untuk mencari kesenangan dan mengabaikan ketidaksenangan.
b. Ethical Hedonisme
Ethical hedonism berpatokan bahwa kesenangan adalah hal yang paling penting dan ketidaksenangan adalah hal yang tidak
penting. Jenis hedonisme ini lebih berfokus pada apa yang dimilikinya atau egosentrime.
D. Materialisme
1. Pengertian Materialisme
Materialisme merupakan gaya hidup dengan tujuan untuk mendapatkan dan mengumpulkan banyak harta. Seseorang yang
materialis akan mengalami ketergantungan dengan harta benda karena dengan memiliki banyak harta akan menunjukkan kesuksesan seseorang
simbol kesuksesan dan menimbulkan kesenangan dan kenikmatan. Tempat tertinggi dan terpenting dalam mengevaluasi kesuksesan diri dan
menganggap kebahagiaan tergantung pada pendapatan masing-masing. Kasser, 2002 dalam Froh dkk., 2011; Boven, 2005; Chan Gerard,
2007; dan Richins, 1999 dalam Kinnear, 2011. Selain itu, kepuasaan dalam mengejar materi adalah ukuran untuk prestasi seseorang dan sering
dihubungkan dengan tujuan yang berhubungan dengan pengembangan relasi, spritualitas dan kepedulian akan kesejahteraan psikologis dan fisik.
Para pelajar remaja lebih cenderung menyukai cita-cita yang
berhubungan dengan kekayaan seperti memiliki barang-barang mahal sendiri, menjadi milioner dan menjadi boss sebuah perusahaan. Kasdhan
William, 2007; dan Belk, 1985 dalam Auerbach dkk., 2010. Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa materialisme
merupakan segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kebutuhan dan hasrat akan material, barang-barang yang bersifat duniawi seperti harta
benda. Materialisme juga memiliki tujuan untuk mencari dan menimbulkan kesenangan, mencapai tujuan hidup, pengembangan relasi
serta mengevaluasi kesuksesan.
2. Aspek-aspek Materialisme
Dawson dan Richins 1987 dalam Wright dan Larsen, 1993 mengatakan bahwa materialisme adalah sebuah nilai, bukan sebuah
character trait, karena untuk seseorang yang materialis, pendapatan dan barang milik mereka adalah bagian terdepan dalam personal goals yang
kemudian akan membimbing mereka pada “ways of life”. Maka Dawson dan Richins menetapkan tiga komponen materialisme yaitu: 1
Acquisition centrality, menempatkan suatu kepemilikan barang dan perolehan harta menjadi pusat kehidupan; 2 Acquisition as the pursuit
of happiness, kecenderungan untuk lebih mempercayai bahwa memiliki suatu barang akan mengantarkan kepada suatu kebahagiaan; 3
Possession-defined success, kecenderungkan untuk menilai apa yang dimiliki diri sendiri dan kesuksesan orang lain dari jumlah dan kualitas
harta-harta yang diperoleh. Dengan melihat pada tiga komponen Dawson dan Richins di atas yang lebih menekankan pada bagaimana materialisme
pada seseorang dan mampu menunjukkan materialisme seseorang, maka peneliti menggunakan teori tersebut sebagai acuan untuk melihat tingkat
materialisme seseorang.
3. Efek Materialisme Pada Remaja