tahapan dengan bobot 2, yaitu touching genital, petting dan yang terkahir untuk tahapan dengan bobot 3, yaitu oral genital dan yang terakhir
intercourse.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja antara lain:
a. Usia
Menurut Fisgher dan Hall dalam Sari, tanpa tahun usia adalah
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seksual remaja karena remaja menengah dan remaja akhir lebih cenderung permisif
dibandingkan dengan remaja awal karena masih adanya pengaruh yang besar dari orang tua.
b. Jenis kelamin
Selain itu, Faturochman 1992 memiliki pendapat bahwa faktor- faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seksual remaja adalah jenis
kelamin dan pendidikan. Remaja laki-laki lebih cenderung memiliki sikap permisif dibandingkan dengan remaja perempuan dan semakin
tinggi pendidikan seseorang akan semakin tinggi pula sikap tidak permisifnya.
c. Agama
Rice 1990 dalam Sari, tanpa tahun mengatakan bahwa agama juga memiliki pengaruh dalam perilaku seksual remaja karena
seseorang yang tidak memiliki aktifitas agama dan tingkat religiusitas yang rendah akan mudah tergoda dengan dengan pola hidup seks bebas.
d. Meningkatnya Libido Seksualitas
Seorang remaja menghadapi beberapa tugas-tugas perubahan dan perkembangan salah satunya adalah penerimaan kondisi fisiknya yang
berubah. Pada masa remaja libido menguat dan baik, sehingga ketika libido sedang meningkat, remaja akan mudah terangsang dan dalam
kondisi seperti ini adalah godaan untuk melampiaskan gairah seksual yang besar Monks, Knoers Hadiutono, 2006.
e. Psikologis Remaja
Pada usia remaja adalah masa untuk mencari identitas diri dan memiliki rasa keingintahuan yang besar, emosi tidak stabil untuk
bertindak dan suka mencoba hal-hal yang baru Djiwandono, 2008.. Artinya mereka sedang mencari siapa dirinya dengan mengidentifikasi
dirinya dengan tokoh-tokoh yang dikagumi. Untuk mencari identitas diri, para remaja juga banyak mencari dan bergaul dengan teman-
temannya. dalam pergaulan yang diperlukan adalah penerimaan dari teman-temannya. Untuk itu memungkinkan bagi para remaja untuk
ikut-ikutan dan terjatuh pada hal-hal yang buruk dan melanggar norma- norma yang ada Santrock, 2002. Selain itu, Cynthia 2007 memiliki
pendapat sendiri bahwa remaja yang memiliki tingkat konformitas yang tinggi akan cenderung melakukan hubungan seks bebas karena
konformitas sendiri adalah salah satu cara bagi para remaja untuk mendapat pengakuan dari teman sebayanya Sears dkk., 1985.
f. Kurangnya Informasi Tentang Seks