3. Reappraisal penilaian kembali Penilaian kembali merupakan perubahan yang terjadi karena adanya
infromasi yang baru, baik yang bersumber dari lingkungan yang dapat menahan atau memperkuat tekanan bagi individu, maupun informasi dari
rekasi individu itu sendiri. Melalui tahap penilaian tersebut, seseorang mempertimbangkan makna dan pengaruh situasi terhadap kesejahteraan
dirinya. Dengan demikian, selain karakteristik dari suatu situasi yang dapat menimbulkan stres, proses penilaian kognitif sangat berpengaruh
bagi seseorang dalam menghayati tingkat stres.
E. KELEKATAN TERHADAP IBU 1. Definisi Kelekatan
Istilah kelekatan attachment pertama kali dikemukakan oleh seorang psikolog dari Inggris pada tahun 1958 bernama John Bowlby.
Menurutnya, kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dan pengasuhnya. Hubungan ini akan bertahan cukup lama dalam
rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada ibu atau figur lain pengganti ibu Bowlby, 1969, 1979. Kelekatan yang
bersifat kontimun ini, relatif stabil sepanjang rentang kehidupan manusia dan dapat berdampak pada hubungan romantis, sikap interpersonal, dan
kejiwaan individu Brennan Shaver, 1995; Hazan Shaver, 1990. Dalam membentuk kelekatan tersebut ada beberapa tahapan. Tahapan
tersebut antara lain mencari kesamaan dan kedekatan dengan figur kelekatan, menggunakannya sebagai tempat berlindung saat tertekan,
menggunakannya sebagai dasar rasa aman, mempunyai ikatan emosional pada sosok tersebut baik secara negatif ataupun positif, adanya rasa
kehilangan terhadap ketidakhadiran orang tersebut Bowlby, 1988; Hazan Shaver, 1994. Kelekatan lebih umum terjadi pada ibu, karena ibu
dianggap sebagai figur yang dapat memberikan kepuasan oral atau kebutuhan akan ASI pada bayi Freud, dalam Santrock 19892002.
Kelekatan yang terbentuk sejak bayi membentuk kelekatan aman dan kelekatan tidak aman Santrock, 19842007. Kelekatan aman terbentuk
ketika bayi menggunakan pengasuhnya biasanya ibu sebagai dasar akan rasa aman untuk mengeksplorasi lingkungan. Sedangkan kelekatan tidak
aman terbentuk ketika bayi mungkin menghindari pengasuh atau menunjukkan penolakan atau sikap ambivalen terhadap pengasuh
Santrock, 19842007. Kelekatan sendiri bersifat berkelanjutan karena secara primer terus
menerus membentuk model mental diri dan sebagai komponen kepribadian Bowlby, 1980. Kelekatan akan menjadi kepenuhan diri
karena tindakan yang didasari kelekatan tersebut akan menghasilkan konsekuensi yang menguatkan tindakan tersebut Bowlby, 1980.
Contohnya, ketika individu baru memiliki kontak sosial yang baru, ia akan bertindak defensive maka akan meningkatkan penolakan sosial,
sehingga ini akan menjadi penguat perasaaan tidak aman individu tersebut Douglas Atwel, 1988.
2. Mekanisme Terjadinya Kelekatan Terhadap Ibu
Asumsi dasar dari teori kelekatan adalah akibat dari ketidakmatangan yang ekstrim ketika bayi dilahirkan, bayi dapat bertahan hanya apabila ibu
mau menyediakan keamanan dan perhatian. Oleh karena itu, kelekatan dengan ibu di tahun pertama menjadi dasar yang penting bagi
perkembangan seseorang di kemudian hari. Ketersediaan figur ibu saat bayi mengalami tekanan menyebabkan bayi mulai mengembangkan diri
dan mencari kedekatan dengan ibu. Pengasuhan yang dilakukan tersebut diregulasikan dengan memberikan timbal balik. Ketika bayi tersenyum,
ibu juga akan memberikan senyuman yang akan memberikan kepuasan bagi bayi. Ketika bayi menangis, maka ibu akan mencari cara untuk
menenangkan bayi. Ketika ibu pergi, maka bayi akan mengikutinya baik secara visual maupun fisik.
Sistem tersebut membentuk relasi yang mendorong kelangsungan hidup bayi Hazan Shaver, 1994. Ibu yang responsif, akan segera
memberikan perlindungan atau kebutuhan bagi bayinya. Berdasarkan interaksi yang terus berulang ini, anak dan ibu mengembangkan hubungan
kelakatan yang saling menguntungkan mutuality attachment dan memunculkan tingkah laku lekat di antara keduanya. Tingkah laku lekat
merupakan bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang yang dianggap mampu
memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat seseorang merasa takut, sakit, atau terancam Eliasa, 2011.