sejalan dengan tujuan sosial, sehingga di sini melibatkan sopan santun, tetapi sopan santun yang mempunyai sifat negatif dan tujuannya mengurangi ketidak harmonisan;
misalnya memerintah, meminta, menuntut, dan mengemis.
2. Menyenangkan
Fungsi menyenangkan convivial adalah tuturan yang bertatakrama. Tujuan ilokusi sejalan dengan tujuan sosial. Pada fungsi ini, sopan santun lebih positif
bentuknya dan bertujuan mencari kesempatan untuk beramah tamah; misalnya menawarkan, mengajak
atau mengundang, menyapa, mengucapkan terima kasih, dan mengucapkan selamat.
3. Bekerja sama
Fungsi bekerja sama collaborative adalah fungsi tindak ilokusi yang tidak melibatkan sopan santun karena pada fungsi ini sopan santun tidak relevan. Pada
fungsi ini, tujuan ilokusinya tidak melibatkan tujuan sosial, misalnya menyatakan, melaporkan, mengumumkan,
dan mengajarkan
.
4. Bertentangan
Fungsi bertentangan conflictive adalah unsur sopan santun tidak ada sama sekali karena fungsi ini pada dasarnya bertujuan menimbulkan kemarahan. Tujuan
ilokusi bertentangan dengan tujuan sosial; misalnya mengancam, menuduh, menyumpahi,
dan memarahi. Lebih lanjut Leech menjelaskan bahwa dari keempat jenis tindak ilokusi di atas, jenis
ilokusi yang melibatkan sopan santun hanyalah jenis pertama kompetitif dan jenis kedua menyenangkan. Pada ilokusi yang pertama kompetitif, sopan santun
mempunyai sifat negatif dan tujuannya adalah mengurangi ketidakharmonisan yang tersirat dalam kompetisi antara apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan apa yang
dituntut oleh sopan santun. Sebaliknya, pada jenis fungsi ilokusi yang kedua menyenangkan, sopan santun memiliki bentuk positif dan bertujuan untuk mencari
kesempatan beramah-tamah. Misalnya, jika ada teman kita yang berulang tahun, kita harus mengucapkan selamat.
Fungsi ketiga, yakni fungsi ilokusi bekerjasama, menurut Leech tidak melibatkan sopan santun karena pada situasi ini, sopan santun tidak relevan. Begitu pula dalam
fungsi ilokusi yang keempat yakni fungsi bertentangan. Dalam fungsi ini, unsur sopan santun tidak ada sama sekali, karena fungsi ini pada dasarnya menimbulkan
kemarahan seperti mengancam atau menyumpahi. Tidak jauh berbeda dengan kategori tindak tutur menurut Leech di atas, Searle
juga mengkategorikan tindak ujaran atau tindak tutur ke dalam lima jenis. Bedanya, klasifikasi atau kategori yang dibuat Leech itu didasarkan pada fungsi, sedangkan
kategori yang dibuat Searle didasarkan pada berbagai kriteria Leech, 1993 : 163.