BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis ABC
Penelitian Evaluasi Pengadaan Obat Dengan Metode ABC di Puskesmas Sleman Kabupaten Yogyakarta tahun 2013-2014 menggunakan data pemakaian
obat-obat selama periode tahun 2013-2014 yang diambil di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dan data yang diambil dari Puskesmas Sleman
Kabupaten Yogyakarta kemudian dilakukan evaluasi ABC. Analisis ABC dilakukan dengan perhitungan menggunakan metode ABC dan kemudian
dilakukan wawancara dengan dokter umum dan kepala pengelola ruang obat Puskesmas Sleman Yogyakarta terkait pengadaan obat di Puskesmas Sleman
Yogyakarta dan penjelasan mengenai VEN Vital, Esensial, dan Non Esensial. Analisis ABC bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan dana dengan pengelompokkan obat berdasarkan penggunaannya. Pemrosesan data dimulai dengan pengambilan data obat secara retrospektif berupa
data pemakaian obat serta harga obat tahun 2013 dan 2014 di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta yang kemudian dipilih Puskesmas Sleman untuk
diambil datanya lalu dianalisis untuk bisa dievaluasi. Pengambilan obat di UPT POAK Kabupaten Sleman Yogyakarta dibuat
untuk setiap bulannya. Pemesanan obat yang dilakukan ke UPT POAK Sleman Yogyakarta dari Puskesmas Sleman dibatasi pemesanannya karena untuk
menghindari obat yang tersisa dari jumlah yang dipesan. Apabila jumlah obat yang dipesan masih tersisa, maka dari pihak UPT POAK Sleman Yogyakarta
tidak bertanggung jawab untuk menampung pengembalian obat yang sudah dipesan, karena setiap Puskesmas sudah seharusnya memperkirakan berapa
banyak obat-obatan yang ingin dipesan untuk setiap bulannya. Berikut hasil analisis ABC yang didapatkan dari data LPLPO tahun 2013 dan 2014 :
Tabel I. Pengelompokkan Pemakaian Obat Berdasarkan Analisis ABC Pada Tahun 2013 dan 2014 di Puskesmas Sleman
Tabel I menjelaskan analisis ABC di Puskesmas Sleman Yogyakarta pada tahun 2013. Data yang didapatkan pada tahun 2013, jumlah total item obat
sebanyak 144. Analisis ABC dilakukan dengan mengurutkan nilai pemakaian obat dari terbesar hingga terkecil lalu dibuat persentase dan dibuat persen kumulatif
sehingga didapatkan mana yang masuk dalam kategori A dengan persen kumulatif mencapai 80, kelompok B 15, maupun C dengan persen kumulatif sebesar
5. Pada tahun 2013 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 24 item atau 16,7 dari total item dengan jumlah pemakaian Rp317,998,075,00 atau 79,6
Kel. 2013
2014
Juml ah
it em
oba t
Jumlah pemakaian Rp
Persentase jumlah
pemakaian Juml
ah it
em oba
t Jumlah
pemakaian Rp Persentase
jumlah pemakaian
A 24
16,7 Rp
317,998,075.00 79,6
20 11,3
Rp 425,892,725.00
79,2 B
39 27,1
Rp 61,153,115.00
15,3 45
25,4 Rp
84,622,515.00 15,7
C 81
56,2 Rp
20,281,180.00 5,1
112 63,3
Rp 26,940,150.00
5,1 Total
144 100
Rp 399,432,370.00
100 177
100 Rp
537,455,390.00 100
dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 39 item atau 27,1 dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 61,153,115,00 atau 15,3 dari total pemakaian.
Kelompok C sebesar 81 item atau 56,2 dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 20,281,180.00 atau 5,1 dari total pemakaian.
Data yang didapatkan pada tahun 2014, jumlah total item obat sebanyak 177. Pada tahun 2014 obat yang masuk dalam kelompok A sebesar 20 item atau
11,3 dari total item dengan jumlah pemakaian Rp 425,892,725,00 atau 79,2 dari total pemakaian. Kelompok B sebesar 45 item atau 25,4 dari total item
dengan jumlah pemakaian Rp 84,622,515.00 atau 15,7 dari total pemakaian. Kelompok C sebesar 112 item atau 63,3 dari total item dengan jumlah
pemakaian Rp 26,940,150.00 atau 5,1 dari total pemakaian. Dilihat dari kedua tabel pada tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat bahwa
kelompok A memiliki jumlah item obat terendah dari pada kelompok B dan C tiap tahunnya, sedangkan kelompok C dari tahun 2013 hingga tahun 2014 memiliki
jumlah item obat terbesar dibandingkan kelompok A dan B. Jika pada tabel 1 dan 2 dikaitkan maka dapat dilihat bahwa kelompok A memiliki jumlah item obat
yang paling sedikit tetapi memiliki jumlah pemakaian yang besar, sedangkan kelompok C memiliki jumlah item obat yang paling banyak tetapi memiliki
jumlah pemakaian rendah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis VEN