Adapun pelayanan kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Sleman Kabupaten Sleman Yogyakarta meliputi pengobatan umum, pelayanan kesehatan
ibu dan anakKB, pengobatan gigi, perbaikan gizi, psikologi, pelayanan poliklinik kesehatan reproduksi remaja, poli kesehatan dan lingkungan, poliklinik infeksi
menular seksual IMS yang biasa berkembang menjadi HIVAIDS, fisioterapi, pelayanan ambulan dan pelayanan penunjang laboratorium.
E. Analisis ABC
Analisis ABC merupakan metode yang sangat berguna dalam melakukan pemilihan, penyediaan, manajemen distribusi, dan promosi penggunaan obat yang
rasional. Analisis ABC juga dapat membantu untuk mengidentifikaasi biaya yang dihabiskan untuk setiap item obat yang tidak terdapat dalam daftar obat esensial
atau untuk obat yang jarang digunakan. Metode ini dalam proses pengadaan sesuai dengan prioritas masyarakat dan menaksir frekuensi pemesanan yang
mempengaruhi keseluruhan persediaan Quick et al., 2012. Terkait dengan pendapat dari penyediaan obat, analisis ABC digunakan untuk :
1. Menentukan frekuensi permintaan item obat
Memesan item obat pada kelompok A lebih sering dan dalam jumlah yang lebih kecil akan mengurangi biaya inventoris
2. Mencari sumber item kelompok A dengan harga yang lebih murah
Dilakukan dengan mencari item kelompok A dalam bentuk sediaan yang paling murah atau supplier yang paling murah
3. Memonitor status permintaan item
Hal ini untuk mencegah terjadinya kekurangan item yang mendadak dan keharusan untuk melakukan pembayaran darurat yang biasanya mahal
4. Memonitor prioritas penyediaan
Pola penyediaan disesuaikan dengan prioritas sistem kesehatanyang menunjukkan jumlah obat jenis apa saja yang sering digunakan
5. Membandingkan biaya aktual dan terencana
6. Membandingkan biaya aktual dan terencana dengan sistem penyediaan obat
di sektor publik Negara yang bersangkutan Quick et al., 1997. Analisis ABC juga sering disebut dengan hukum Pareto. Pareto ABC
digunakan untuk mengetahui prioritas item yang digunakan di apotek yaitu melihat persentase kumulatif dari jumlah pemakaian nilai pakai, persentase
kumulatif dari jumlah investasi nilai investasi, dan skor total nilai pakai dan nilai investasi nilai indeks kritis. Dalam metode ini, item obat dikelompokkan
menjadi kelompok berdasarkan persentase kumulatif dari nilai pakai dan nilai investasi, yaitu 80 untuk kelompok A, 15 untuk kelompok B, dan 5 untuk
kelompok C. Item prioritas merupakan item kelompok A yang menghabiskan biaya sebesar 80 dari total biaya persediaan Ancelmatini, 2013.
Analisis ABC didasarkan pada sebuah konsep yang dikenal dengan nama Hukum Pareto Ley de Pareto, dari nama ekonom dan sosiolog Italia, Vilfredo
Pareto 1848-1923. Hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil 20 yang bernilai atau memiliki dampak terbesar
80. Pada tahun 1940-an, Ford Dickie dari General Electric mengembangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsep Pareto ini untuk menciptakan konsep ABC dalam klasifikasi barang persediaan Kusnadi, 2009. Dalam hal ini, pengelompokan kelas, yaitu: A, B, dan
C, di mana besaran masing-masing kelas ditentukan sebagai berikut :