Klasifikasi Sirih Hijau P. betle L.

terpinen, diastase 0,8 – 1,8 ; dan tanin 1 – 1,3 Sastroamidjojo, 2001 : Darwis, 1992 Daun sirih hijau mengandung asam amino kecuali lisin, histidin, dan arginin. Asparagin terdapat dalam jumlah yang besar, sedangkan glisin dalam bentuk gabungan, kemudian prolin dan ornitin. Daun sirih hijau yang lebih muda mengandung minyak atsiri pemberi bau aromatik khas, diastase dan gula yang jauh lebih banyak dibandingkan daun yang lebih tua, sedangkan kandungan tanin pada daun muda dan daun tua dalah sama Sastroamidjojo, 2001 : Darwis, 1992 : Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991.

2.2 Minyak Atsiri

Minyak atsiri atau yang disebut juga dengan essential oils, ethereal oils, atau volatile oils merupakan salah satu hasil sisa proses metabolisme dalam tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia dengan adanya air Ketaren, 1985. Minyak atsiri tersusun oleh bermacam-macam komponen senyawa yang memiliki bau khas, umumnya mewakili bau tanaman asalnya. Sifat- sifat lain yang dimiliki oleh minyak atsiri antara lain, mempunyai rasa getir, kadang-kadang berasa tajam, memberi rasa hangat atau panas atau dingin ketika sampai dikulit yang tergantung dari komponen penyusunnya, dalam keadaan murni mudah menguap pada suhu kamar, bersifat tidak stabil terhadap pengaruh lingkungan, baik pengaruh oksigen udara, sinar matahari terutama gelombang ultraviolet, dan panas, pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, serta sangat mudah larut dalam pelarut organik. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi. Untuk mencegahnya, minyak atsiri harus disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap, diisi penuh, ditutup rapat, serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk Gunawan Mulyani, 2004.

2.3 Minyak Atsiri Daun SirihP. betle L.

2.3.1 Sifat fisika kimia

Menurut Dutt 1957, minyak atsiri sirih mempunyai berat jenis sebesar 0,9408 – 1,0482, indeks bias 1,5048 - 1,5088, bilangan asam 4,2 – 14,8 dan bilangan penyabunan minyak atsiri sirih 5,84 – 8,36. Minyak atsiri sirih berwarna kuning kecoklatan, mempunyai rasa getir, berbau wangi dan larut di dalam pelarut organik seperti alkohol, eter dan kloroform serta tidak larut dalam air. Minyak atsiri sirih merupakan komponen yang penting dan memberikan bau aromatik dan rasa pedas yang khas.

2.3.2 Kandungan kimia

Menurut penelitian Saxena et al., 2014, minyak atsiri daun sirih hijau yang diidentifikasi menggunakan GC-MS memiliki beberapa kandungan utama, yaitu eugenol, metil eugenol, sabinene, β-salinene, α-salinene, hidroksikavikol, eugenol as etat, α-farnesene, safrole, iso-safrole, metal isoeugenol, caryophyllene. Selain itu, dilaporkan juga pada penelitian Sugurumanet al., 2011, kandungan utama minyak atsiri daun sirih hijau yang diteliti dengan GC-MS adalah 5-2-propenil- 1,3-benzodiozol 25,67; kedua adalah eugenol 18,27; ketiga adalah 2- metoksi-4-2-propenil asetat-fenol 8.

Dokumen yang terkait

Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida albicans Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis ; Penelitian In Vitro

7 106 73

PERBANDINGAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI INFUSA DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) dan SIRIH HITAM (Piper betle L.) pada PERTUMBUHAN Candida albicans

3 29 22

Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle L.) Menggunakan Metode Kempa Langsung Dengan Variasi HidroxypropilI Cellulose (HPC-SSL-SFP) Sebagai Pengikat

7 37 109

Pengaruh Beberapa Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans.

0 3 71

Pengaruh Beberapa Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Candida albicans

0 4 61

Skrining Golongan Senyawa Bioaktif Antifungi Dalam Fraksi Etanol Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) dari daerah Dengan Zona Iklim Panas (0-700 mdpl) di Bali Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Menggunakan Metode KLT-Bioautografi Kontak.

1 2 32

Skrining Golongan Senyawa Bioaktif Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (piper betle L.) dengan Variasi Ketinggian Tempat di Bali terhadap Propionibacterium acnes Dengan Metode KLT-Bioautografi Kontak.

8 27 34

Uji Aktivitas Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Variasi Ketinggian Tempat Tumbuh di Bali terhadap Fungi Candida albicans ATCC 10231 Dengan Menggunakan Metode Difusi Disk.

0 1 30

Uji Aktivitas Antifungi Fraksi Etanol Hasil Maserasi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dari Beberapa Daerah Zona Iklim Panas (0-700 MDPL) di Bali terhadap Fungi Candida albicans ATCC 10231 Dengan Menggunakan Metode Difusi Disk.

0 0 32

Perbandingan Efektivitas Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) dengan Minyak Atsiri Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) terhadap Candida albicans secara In Vitro

0 1 8