7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Akuntansi Villa adalah kumpulan formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan sedemikian rupa untuk menyediakan dan mengelola
keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk mendukung guna mengambil keputusan bisnis. Dari definisi tersebut sistem
akuntansi adalah formulir, catatan yang terdir dari perjurnalan, buku besar dan buku pembantu serta laporan keuangan.
Bodnar Hopwood 2010 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, seperti manusia dan juga peralatan yang dirancang untuk mengubah data
keuangan dan juga data lainnya menjadi sebuah informasi bagi user dan penggunanya.
Steinbart 2006 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem
informasi akuntasi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan juga memproses data menjadi informasi yang berguna dalam
membantu proses pengambilan keputusan. Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan suatu bentuk sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis berupa penjurnalan, buku besar, buku pembantu dan laporan menjadi
informasi keuangan yang berguna bagi pihak yang berkepentingan.
8
2.2 Pengendalian Intern Mulyadi 2002:165
pengendalian intern meliputi organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Oleh karena itu, pengendalian intern
diatas berlaku bagi perusahaan yang mengelola informasnya secara manual maupun menggunakan komputer.
Baridwan 2001:13 pengendalian intern meliputi stuktur organisasi
dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan perusahaan bertujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan,
memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern adalah mengusahakan agar hasil pelaksaan kerja sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan juga mengetahui serta memiliki solusi terhadap kesulitan dan hambatan yang ada dalam merealisaikan tujuan utama
perusahaan.
2.2.1 Tujuan Pengendalian Intern
Untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tujuan ada tiga golongan tujuan yaitu:
1. Keandalan Pelaporan Keuangan, manajemen bertanggung jawab
dalam pembuatan laporan keuangan untuk investor, kreditur, dan pengguna laporan keuangan lainnya dan memiliki kewajiban
hukum dan professional untuk menjamin yang telah dicantumkan
9
pada laporan keuangan sesuai dengan standart akuntansi berlaku umum.
2. Efektifitas dan Efesiensi Operasi, pengendalian intern digunakan
untuk mencegah pemborosan yang tidak perlu dalam kegiatan usaha, serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak
efektif dan efesien.
3. Kepatuhan terhadap Hukum yang Berlaku, sebuah organisasi
harus mengikuti peraturan yang berlaku dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern
dapat mencegah pemborosan dan kerugian perusahaan dan berguna untuk menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan serta manajemen
perusahaan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.2.2 Prinsip-prinsip Pengendalian Intern
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian intern, suatu sistem pengendalian intern harus memiliki enam prinisip dasar pengendalian
intern yaitu:
1. Pemisahan Fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan yang terjadi. Adanya
pemisahan fungsi tugas agar mencapai suatu efesiensi kerja yang baik.
10
2. Prosedur Pemberian Wewenang
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh pihak yang berwenang.
3. Prosedur Dokumentasi
Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi untuk menciptakan sistem
pengendalian akuntansi yang efektif dan efesien.
4. Prosedur dan catatan akuntansi
Prosedur dan pencatatan akuntansi harus rapi dan teliti agar dapat dilaporkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan oleh pihak yang
berkepentingan.
5. Pengawasan fisik
Penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
6. Pemeriksaan intern secara bebas
Perbandingan antara catatan asset dengan asset yang benar ada, menyelenggarakan rekening kontrol dan mengadakan perhitungan
kembali gaji karyawan. Ini dilakukan guna mengawasi kebenaran data.
2.2.3 Unsur-unsur Pengendalian Intern Mulyadi 2008:183
Unsur-unsur pengendalian intern terdiri dari 5 komponen yaitu:
11
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen
perusahaan untuk disipilin dan terstuktur. Mulyadi 2008:183
faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yaitu:
1 Nilai integritas dan etika 2 Komitmen terhadap kompetensi
3 Dewan komisaris dan komite audit 4 Filosofi dan gaya operasi manajemen
5 Stuktur organisasi 6 Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
7 Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Resiko
Singleton 2007:29 dalam Nurmailiza 2010, Perusahaan harus
melakukan penilaian
resiko risk
assessment untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Resiko terhadap penyusunan
laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa
arahan manajemen
telah dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa
tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam
12
pencapaian tujuan perusahaan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
berikut: 1 Otorisasi transaksi
2 Pemisahaan tugas 3 Catatan akuntansi
4 Pengendalian akses 5
Verifikasi independen
4. Informasi dan Komunikasi
Mulyadi 2008:189
Informasi dan
Komunikasi adalah
pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawabnya.
5. Pemantauan
Mulyadi 2008:195 Pemantauan adalah proses yang menentukan
kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan pengoperasian, pengendalian
tepat waktu dan pengendalian tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan terus menerus.
Aktivitas pemantauan yang efektif dan efisien menghindari pengendapan bahan baku.
13
2.3 Purchasing
Finance Departement atau bagian keuangan merupakan bagian yang membawahi bagian pembelian. Bagian keuangan dalam suatu organisasi
merupakan bagian yang melakukan manajemen terhadap pengelolaan proses keuangan seluruh bagian operasional suatu organisasi yang menghasilkan
informasi keuangan dan non-keuangan bagi manajemen yang merumuskan strategi perushaan. Purchasing berasal dari beberapa suku kata dalam bahasa
inggris yaitu “Purchase” yang artinya membeli atau melakukan pembelian. Purchasing Department bagian pembelian adalah salah satu
department atau sub bagian dari department finance yang mendapat otorisasi dari manajemen atau pemilik villa untuk melakukan pembelian semua jenis
barang keperluan operasional perusahaan atau hotel maupun villa.
2.4 Persediaan Prawirosentono 2009:16