PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA MAHARAJA VILLAS SEMINYAK.

(1)

i

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA MAHARAJA VILLAS SEMINYAK

Oleh:

GINDA LEONI GUNANTO NIM : 1306013005

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR


(2)

i

PENGENDALIAN INTERN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA MAHARAJA VILLAS SEMINYAK

Oleh:

GINDA LEONI GUNANTO NIM : 1306013005

Tugas Akhir Studi ini ditulis untuk memenuhi sebagaian persyaratan menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Denpasar


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir Studi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal:

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua : Made Yenni Latrini,SE., M.Si ……….. 2. Sekretaris : I Made Karya Utama, SE.,M.Com.,Ak ………..

Mengetahui,

Ketua Program Pembimbing

Drs. I Komang Ardana, MM Made Yenni Latrini, SE., M.Si NIP.19561012 198403 1 003 NIP. 19670115 199203 2 002


(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Studi yang berjudul “Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada Maharaja Villas Seminyak”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Studi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,M.S, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

3. Bapak Drs. I Komang Ardana, MM. selaku Ketua Program Diploma III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

4. Ibu Made Yenni Latrini, SE.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir Studi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan sampai dengan selesainya Tugas Akhir Studi ini.

5. Bapak I Kadek Sumadi, SE.,M.Si.,Ak., selaku Pembimbing Akademik (PA) selama perkuliahan pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.


(5)

iv

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar dan membimbing penulis selama mengikuti perkulihan pada Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7. Management dan Staff Finance Department Maharaja Villas Seminyak, yang

telah memberi izin penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan mendampingi serta memberikan pengarahan dalam mencari data pada saat PKL untuk penyusunan Tugas Akhir Studi ini.

8. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik berupa materi maupun motivasi serta doa restu kepada penulis selama kuliah sampai penyusunan Tugas Akhir Studi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Studi ini, masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang disebabkan karena keterbatasan kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun demikian Tugas Akhir Studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan.

Denpasar, ………… 2016


(6)

v

JUDUL : Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku Pada Maharaja Villas Seminyak

NAMA : Ginda Leoni Gunanto

NIM : 1306013005

ABSTRAK

Maharaja Villas Seminyak merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang pariwisata. Maharaja Villas Seminyak dalam aktivitas sehari-hari sering mengalami permasalahan dalam persediaan setelah dilakukan kegiatan inventory.

Beberapa jenis persediaan memiliki jumlah rill berbeda dengan jumlah persediaan fisik. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efektif tidaknya Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan, jenis data yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Sumber data yang digunakan data primer dan data sekunder. Seluruh data dikumpulkan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Teknik analisis data deskriptif yaitu membandingkan teori dengan data yang ada di villa.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada Maharaja Villas sudah efektif dan sesuai standart operasional yang diterapkan. Terbukti telah dilaksanakan kegiatan dengan baik dan berjalan dengan praktik yang sehat serta sesuai dengan standart operasional Maharaja Villas.


(7)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

ABSTRAK v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Tujuan Penelitian 3

1.4 Kegunaan Penelitian 3

1.5 Sistematika Penulisan 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Akuntansi dan Informasi Akuntansi 7

2.2 Pengendalian Intern 8

2.2.1 Tujuan Pengendalian Intern 8

2.2.2 Prinsip – Prinsip Pengendalian Intern 9

2.2.3 Unsur – Unsur Pengendalian Intern 10

2.3 Purchasing 13

2.4 Persediaan 13

2.4.1 Metode Pencatatan Persediaan 14

2.4.2 Fungsi – Fungsi Persediaan 14


(8)

vii

2.6 Pengendalian Persediaan 16

2.6.1 Tujuan Pengendalian Persediaan 16

2.6.2 Jenis – Jenis Pengendalian Persediaan 17

2.7 Persediaan Bahan Baku 17

2.8 Pengendalian Persediaan Bahan Baku 18

2.9 Hasil Penelitian Sebelumnya 18

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian 20

3.2 Objek Penelitian 20

3.3 Identifikasi Penelitian 20

3.4 Definisi Operasional Variabel 20

3.5 Jenis dan Sumber Data 21

3.6 Metode Pengumpulan Data 22

3.7 Teknik Analisis Data 22

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum (Deskripsi Hasil Penelitan) 23 4.1.1 Sejarah Berdirinya Maharaja Villas Seminyak 23 4.1.2 Stuktur Organisasi dan Uraian Jabatan 24

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 31

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan 40

5.2 Saran 40

DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


(10)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran

1 Storeroom Requition


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persediaan bahan baku dalam suatu perusahaan yang memiliki arti penting karena persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produktifitas perusahaan. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern persediaan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun penyimpangan lainnya. Sebuah pengendalian intern sangat penting dalam suatu perusahaan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan.

Maharaja Villas Seminyak adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan dengan berbentuk villa. Setiap orang mempunyai aktifitas berpergian yang menjauhkan mereka untuk sementara dari rumah, baik dalam tujuan bisnis, dinas luar, wisata dan lain-lain. Semua dilakukan untuk mengisi liburan dan juga tanggung jawab yang biasa dilakukan sehari-hari. Maka dari itu villa dibuat sebagai rumah pengganti bagi siapapun dan dimanapun yang akan menjadikan mereka sebagai tamu. Villa akan memberikan jasa pelayanan atau disebut Hospitality Service yang akan membuat mereka nyaman seperti dirumah sendiri. Usaha ini membentuk dua pihak yaitu pihak pembeli mengeluarkan uang dan menerima pelayanan dan produk villa, penjual yang memberikan pelayanan dan produk villa serta


(12)

2 menerima uang.

Untuk memenuhi persediaan bahan baku bagian pembelian merupakan jalur pengelolaan biaya terbesar dan terkecil dalam pengeluaran suatu villa. Bagian pembelian secara umum berperan dalam pengadaan persediaan villa, material, serta bagian kebutuhan dapur. Kinerja bagian pembelian membutuhkan proses yang harus sangat teliti karena harus sesuai dengan prosedur. Kesalahan dalam prosedur akan mengakibatkan kerugian biaya.

Dalam menghadapi perkembangan bisnis, Maharaja Villas Seminyak menghindari terjadinya kerusakan barang, kerugian biaya, ketidaktelitian dalam pencatatan permintaan, serta semua kemungkinan lainnya yang dapat menyebabkan jumlah rill berbeda dengan data yang ada dikomputer dan didalam kartu persediaan sehingga sering terjadi selisih stok yang ada di gudang maka dari itu Maharaja Villas Seminyak merancang sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk mendukung kinerja para pemakai sistem, dimana dalam menjalankan sistem tersebut perusahaan memerlukan pengawasan agar kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan dengan baik. Dalam menjaga kuantitas persediaannya, Maharaja Villas Seminyak merancang sebuah pengendalian persediaan bahan baku. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Pengendalian Intern Persediaan Bahan Baku pada Maharaja Villas Seminyak.


(13)

3 1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berkenaan dengan pengendalian intern persediaan bahan baku pada Maharaja Villas Seminyak sebagai berikut:

Bagaimanakah pengendalian intern persediaan bahan baku yang ada pada Maharaja Villas Seminyak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan berikut:

Untuk mengetahui efektif tidaknya pengendalian persediaan bahan baku di Maharaja Villas Seminyak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Pada penelitian Tugas Akhir ini penulis mengharapkan manfaat yang maksimal, walaupun dilaksanakan dengan kemampuan yang sangat terbatas sehingga penyajiannya jauh dari kesempurnaan. Adapun kegunaan penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Kegunaan Teoristis

1) Tugas Akhir Studi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

2) Sebagai dasar perbandingan antara materi yang didapat dibangku kuliah dengan keadaan perusahaan yang nyata.


(14)

4

3) Menambah pengetahuan selama berada dalam lingkungan dunia kerja dan pengalaman khususnya mengenai sistem pengendalian intern persediaan barang.

2. Kegunaan Praktis

1) Sebagai pembanding antara teori yang didapatkan dalam perkulihan dengan pelaksanaan di lapangan.

2) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran kepada Maharaja Villas Seminyak sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan mengenai sistem pengendalian intern persediaan kebutuhan operasional berupa bahan baku.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang disusun secara berurutan dan sistematis sehingga bab yang satu dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Adapun sistematika penyajian dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini menjelasakn tentang latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan serta kegunaan penelitian dan pada bagian akhir bab ini disajikan pula sistematika penulisan.


(15)

5 BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai landasan teori yang menunjung akan digunakan dalam penelitian untuk memperjelas pembahasan yang akan dilakukan mengenai penilaian kinerja dan sistematika bagian purchasing dari suatu perusahaan perhotelan. Pembahasan hasil penelitian yang sudah dilalukan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dibahas dalam laporan ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, objek yang diteliti dalam penelitian ini, jenis dan sumber data yang digunakan, metode pengumpulan data yang digunakan, metode pengumpulan data yang digunakan dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai pembahasan mengenai beberapa materi seperti gambaran umum lokasi penelitian maupun deskripsi hasil penelitian yang terkait dan mengacu pada landasan teori yang telah dijabarkan pada Bab II, sehingga segala permasalahan yang dikemukakan dalam Bab I dapat terselesaikan.


(16)

6 BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan menyajikan saran-saran dari hasil pembahasan yang sesuai dengan tujuan penelitian.


(17)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Akuntansi Villa adalah kumpulan formulir, catatan, dan prosedur yang digunakan sedemikian rupa untuk menyediakan dan mengelola keuangan yang berfungsi sebagai media control bagi manajemen villa untuk mendukung guna mengambil keputusan bisnis. Dari definisi tersebut sistem akuntansi adalah formulir, catatan yang terdir dari perjurnalan, buku besar dan buku pembantu serta laporan keuangan.

Bodnar Hopwood (2010) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari berbagai macam sumber daya, seperti manusia dan juga peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan juga data lainnya menjadi sebuah informasi bagi user dan penggunanya.

Steinbart (2006) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sistem informasi akuntasi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan juga memproses data menjadi informasi yang berguna dalam membantu proses pengambilan keputusan.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu bentuk sistem informasi yang mengubah data transaksi bisnis berupa penjurnalan, buku besar, buku pembantu dan laporan menjadi informasi keuangan yang berguna bagi pihak yang berkepentingan.


(18)

8 2.2 Pengendalian Intern

Mulyadi (2002:165) pengendalian intern meliputi organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Oleh karena itu, pengendalian intern diatas berlaku bagi perusahaan yang mengelola informasnya secara manual maupun menggunakan komputer.

Baridwan (2001:13) pengendalian intern meliputi stuktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan perusahaan bertujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih dulu.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern adalah mengusahakan agar hasil pelaksaan kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan juga mengetahui serta memiliki solusi terhadap kesulitan dan hambatan yang ada dalam merealisaikan tujuan utama perusahaan.

2.2.1 Tujuan Pengendalian Intern

Untuk memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tujuan ada tiga golongan tujuan yaitu:

1. Keandalan Pelaporan Keuangan, manajemen bertanggung jawab dalam pembuatan laporan keuangan untuk investor, kreditur, dan pengguna laporan keuangan lainnya dan memiliki kewajiban hukum dan professional untuk menjamin yang telah dicantumkan


(19)

9

pada laporan keuangan sesuai dengan standart akuntansi berlaku umum.

2. Efektifitas dan Efesiensi Operasi, pengendalian intern digunakan untuk mencegah pemborosan yang tidak perlu dalam kegiatan usaha, serta mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efesien.

3. Kepatuhan terhadap Hukum yang Berlaku, sebuah organisasi harus mengikuti peraturan yang berlaku dengan adanya pengendalian intern diharapkan dapat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern dapat mencegah pemborosan dan kerugian perusahaan dan berguna untuk menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan serta manajemen perusahaan sebagai pedoman dalam perencanaan.

2.2.2 Prinsip-prinsip Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian intern, suatu sistem pengendalian intern harus memiliki enam prinisip dasar pengendalian intern yaitu:

1. Pemisahan Fungsi

Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan yang terjadi. Adanya pemisahan fungsi tugas agar mencapai suatu efesiensi kerja yang baik.


(20)

10 2. Prosedur Pemberian Wewenang

Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh pihak yang berwenang.

3. Prosedur Dokumentasi

Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif dan efesien.

4. Prosedur dan catatan akuntansi

Prosedur dan pencatatan akuntansi harus rapi dan teliti agar dapat dilaporkan sewaktu-waktu jika dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan.

5. Pengawasan fisik

Penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

6. Pemeriksaan intern secara bebas

Perbandingan antara catatan asset dengan asset yang benar ada, menyelenggarakan rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini dilakukan guna mengawasi kebenaran data.

2.2.3 Unsur-unsur Pengendalian Intern

Mulyadi (2008:183) Unsur-unsur pengendalian intern terdiri dari 5 komponen yaitu:


(21)

11 1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen perusahaan untuk disipilin dan terstuktur. Mulyadi (2008:183) faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yaitu:

1) Nilai integritas dan etika

2) Komitmen terhadap kompetensi 3) Dewan komisaris dan komite audit 4) Filosofi dan gaya operasi manajemen 5) Stuktur organisasi

6) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2. Penaksiran Resiko

Singleton (2007:29) dalam Nurmailiza (2010), Perusahaan harus melakukan penilaian resiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola berbagai resiko yang berkaitan dengan laporan keuangan. Resiko terhadap penyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas Pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi resiko dalam


(22)

12

pencapaian tujuan perusahaan. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Otorisasi transaksi 2) Pemisahaan tugas 3) Catatan akuntansi 4) Pengendalian akses 5) Verifikasi independen 4. Informasi dan Komunikasi

Mulyadi (2008:189) Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawabnya.

5. Pemantauan

Mulyadi (2008:195) Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan pengoperasian, pengendalian tepat waktu dan pengendalian tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan terus menerus. Aktivitas pemantauan yang efektif dan efisien menghindari pengendapan bahan baku.


(23)

13

2.3 Purchasing

Finance Departement atau bagian keuangan merupakan bagian yang

membawahi bagian pembelian. Bagian keuangan dalam suatu organisasi merupakan bagian yang melakukan manajemen terhadap pengelolaan proses keuangan seluruh bagian operasional suatu organisasi yang menghasilkan informasi keuangan dan non-keuangan bagi manajemen yang merumuskan strategi perushaan. Purchasing berasal dari beberapa suku kata dalam bahasa inggris yaitu “Purchase” yang artinya membeli atau melakukan pembelian.

Purchasing Department (bagian pembelian) adalah salah satu

department atau sub bagian dari department finance yang mendapat otorisasi dari manajemen atau pemilik villa untuk melakukan pembelian semua jenis barang keperluan operasional perusahaan atau hotel maupun villa.

2.4 Persediaan

Prawirosentono (2009:16) Persediaan merupakan barang yang dimiliki dan disimpan oleh perusahaan dengan maksud mengantisipasi terhadap permintaan barang. Sedangkan Sjahrial (2007:189) Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam periode tertentu. Persediaan merupakan investasi yang sangat penting bagi perusahaan”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki dan disimpan oleh perusahaan dengan maksud mengantisipasi terhadap permintaan barang.


(24)

14 2.4.1 Metode Pencatatan Persediaan

Mulyadi (2010:556) menyatakan bahwa ada dua metode pencatatan persediaan yaitu metode mutasi persediaan perpectual (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan perpectual, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan, sedangkan metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian persediaan saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

2.4.2 Fungsi - Fungsi Persediaan

Persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Dari berbagai macam persediaan yang ada, seperti bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Handoko (2000:335-336) perusahaan melakukan penyimpanan atas persediaan barang karena berbagai fungsi:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independensi). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung supplier. 2. Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber-sumber daya dalam kuantitas yang dapat


(25)

15

mengurangi biaya-biaya per unit. Dengan persediaan lot size ini akan mempertimbangkan penghematan-penghematan.

3. Fungsi Antisipasi

Sering perusahaan menghadapi ketidakstabilan (fluktuasi)

permintaan yang dapat diidentifikasi memlalui data masa lalu. Disamping itu, perusahaan dihadapkan dengan ketidakpastian datang barang saat pengiriman sehingga harus dilakukan antisipasi terhadap hal tersebut.

Dari pengertian fungsi-fungsi tersebut, dapat dipahami bahwa perusahaan melakukan penyimpanan atas persediaan barang karena berbagai alasan yaitu untuk berjaga-jaga jika di pasar barang sukar diperoleh dan agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat.

2.5 Bahan Baku

Ahyari (1990:163) Bahan baku adalah bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sedangkan Prawirosentono (2001:61) bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan utama dalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.


(26)

16 2.6 Pengendalian Persediaan

Rangkuti (2001:25) pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan antara kegiatan satu dengan lainnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan baik berupa waktu, kualitas, kuantitas maupun biaya. Sedangkan Assahuri (2004:176) pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan salah satu aktifitas untuk menetapkan besarnya persediaan dengan memperhatikan keseimbangan antara besarnya persediaan yang disimpan dengan biaya yang timbul.

2.6.1 Tujuan Pengendalian Persediaan

Assauri (2004:177) Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan-tujuan tertentu yaitu: 1. Menjaga perusahaan jangan sampai kehabisan persediaan sehingga

dapat menghambat produksi.

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan.

3. Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan semakin besar.


(27)

17 2.6.2 Jenis-jenis Pengendalian Persediaan

Hadi (1997:33) ada tiga jenis pengendalian persediaan yaitu: 1. Pengendalian Fisik

Pengendalian fisik sangat penting, mengingat persediaan terdiri dari benda-benda fisik yang membutuhkan adanya penjagaan tempat penyimpanan barang-barang.

2. Pengendalian Akuntansi

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan atau pembukuan pengadaan dan pemakaian persediaan, sehingga perubahan yang terjadi terhadap persediaan akan tercermin dalam kartu persediaan, jumlah sisa tersebut sesuai dengan sisa barang yang ada di gudang.

3. Pengendalian Jumlah yang dibutuhkan

Agar proses produksi dapat berjalan lancar, perusahaan menentukan terlebih dahulu anggaran produksi dan jumlah persediaan yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah produk yang direncanakan. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi kekurangan bahan sehingga produksi bisa berjalan terus.

2.7 Persediaan Bahan Baku

Prawirosentono (2009:16) Persediaan merupakan barang yang dimiliki dan disimpan oleh perusahaan dengan maksud mengantisipasi terhadap permintaan barang. Ahyari (1990:163) Bahan baku merupakan bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang


(28)

18

jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa persediaan bahan baku merupakan barang yang dimiliki, diproses dan disimpan oleh perusahaan digunakan untuk memenuhi dan mengantisipasi permintaan dari pelanggan.

2.8 Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Assahuri (2004:176) pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya

Ahyari (1990:163) Bahan baku adalah bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku adalah kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan agar barang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk memenuhi permintan pelanggan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya yang ada.

2.9 Hasil Penelitian Sebelumnya

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ismiyanti (2014) dengan judul “Analisis Pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. PULAU BINTAN DJAYA DI BINTAN”. Tujuan penelitian sebelumnya untuk


(29)

19

menganalisis pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. PULAU BINTAN DJAYA DI BINTAN sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern atau tidak. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskiptif. Adapun hasil kegiatan penelitian ini adalah pengendalian intern persediaan bahan baku di pada PT. PULAU BINTAN DJAYA terdapat perbedaan dari segi penomoran dokumen dan beberapa unsur pengendalian intern telah sesuai dengan teori unsur-unsur pengendalian intern yang ada.

Berdasarkan penelitian di atas dengan penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat, dimana untuk persamaannya terletak pada teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data deskriptif sedangkan perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan objek penelitian, yaitu penelitian diatas berlokasi di PT. PULAU BINTAN DJAYA Kepulauan Riau, sedangkan penelitian ini berlokasi di Maharaja Villas Seminyak. Objek penelitian di atas yaitu di sebuah perusahaan industri sedangkan penelitian ini di perusahaan jasa yaitu villa.


(1)

2.4.1 Metode Pencatatan Persediaan

Mulyadi (2010:556) menyatakan bahwa ada dua metode pencatatan persediaan yaitu metode mutasi persediaan perpectual (perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik (physical inventory method). Dalam metode mutasi persediaan perpectual, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan, sedangkan metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian persediaan saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

2.4.2 Fungsi - Fungsi Persediaan

Persediaan barang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi perusahaan. Dari berbagai macam persediaan yang ada, seperti bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi. Handoko (2000:335-336) perusahaan melakukan penyimpanan atas persediaan barang karena berbagai fungsi:

1. Fungsi Decoupling

Fungsi penting persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan internal dan eksternal mempunyai kebebasan (independensi). Persediaan decouples ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung supplier. 2. Fungsi Economic Lot Sizing

Melalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber-sumber daya dalam kuantitas yang dapat


(2)

mengurangi biaya-biaya per unit. Dengan persediaan lot size ini akan mempertimbangkan penghematan-penghematan.

3. Fungsi Antisipasi

Sering perusahaan menghadapi ketidakstabilan (fluktuasi)

permintaan yang dapat diidentifikasi memlalui data masa lalu. Disamping itu, perusahaan dihadapkan dengan ketidakpastian datang barang saat pengiriman sehingga harus dilakukan antisipasi terhadap hal tersebut.

Dari pengertian fungsi-fungsi tersebut, dapat dipahami bahwa perusahaan melakukan penyimpanan atas persediaan barang karena berbagai alasan yaitu untuk berjaga-jaga jika di pasar barang sukar diperoleh dan agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cepat.

2.5 Bahan Baku

Ahyari (1990:163) Bahan baku adalah bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Sedangkan Prawirosentono (2001:61) bahan baku adalah bahan utama dari suatu produk atau barang.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahan baku merupakan bahan utama dalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.


(3)

2.6 Pengendalian Persediaan

Rangkuti (2001:25) pengendalian persediaan merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan antara kegiatan satu dengan lainnya sesuai dengan apa yang telah direncanakan baik berupa waktu, kualitas, kuantitas maupun biaya. Sedangkan Assahuri (2004:176) pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan salah satu aktifitas untuk menetapkan besarnya persediaan dengan memperhatikan keseimbangan antara besarnya persediaan yang disimpan dengan biaya yang timbul.

2.6.1 Tujuan Pengendalian Persediaan

Assauri (2004:177) Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan memiliki tujuan-tujuan tertentu yaitu: 1. Menjaga perusahaan jangan sampai kehabisan persediaan sehingga

dapat menghambat produksi.

2. Menjaga agar supaya pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebihan.

3. Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dihindari karena ini akan berakibat biaya pemesanan semakin besar.


(4)

2.6.2 Jenis-jenis Pengendalian Persediaan

Hadi (1997:33) ada tiga jenis pengendalian persediaan yaitu: 1. Pengendalian Fisik

Pengendalian fisik sangat penting, mengingat persediaan terdiri dari benda-benda fisik yang membutuhkan adanya penjagaan tempat penyimpanan barang-barang.

2. Pengendalian Akuntansi

Pengendalian akuntansi adalah pengendalian yang berhubungan dengan pencatatan atau pembukuan pengadaan dan pemakaian persediaan, sehingga perubahan yang terjadi terhadap persediaan akan tercermin dalam kartu persediaan, jumlah sisa tersebut sesuai dengan sisa barang yang ada di gudang.

3. Pengendalian Jumlah yang dibutuhkan

Agar proses produksi dapat berjalan lancar, perusahaan menentukan terlebih dahulu anggaran produksi dan jumlah persediaan yang akan dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah produk yang direncanakan. Hal ini penting untuk menjaga agar tidak terjadi kekurangan bahan sehingga produksi bisa berjalan terus.

2.7 Persediaan Bahan Baku

Prawirosentono (2009:16) Persediaan merupakan barang yang dimiliki dan disimpan oleh perusahaan dengan maksud mengantisipasi terhadap permintaan barang. Ahyari (1990:163) Bahan baku merupakan bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang


(5)

jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa persediaan bahan baku merupakan barang yang dimiliki, diproses dan disimpan oleh perusahaan digunakan untuk memenuhi dan mengantisipasi permintaan dari pelanggan.

2.8 Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Assahuri (2004:176) pengendalian persediaan merupakan suatu kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya

Ahyari (1990:163) Bahan baku adalah bahan yang utama didalam melakukan proses produksi sampai menjadi barang jadi. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku adalah kegiatan yang erat hubungannya dengan kegiatan yang telah direncanakan agar barang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk memenuhi permintan pelanggan sesuai dengan waktu, kualitas, jumlah dan biaya yang ada.

2.9 Hasil Penelitian Sebelumnya

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ismiyanti (2014) dengan judul “Analisis Pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. PULAU BINTAN DJAYA DI BINTAN”. Tujuan penelitian sebelumnya untuk


(6)

menganalisis pengendalian intern persediaan bahan baku pada PT. PULAU BINTAN DJAYA DI BINTAN sesuai dengan unsur-unsur pengendalian intern atau tidak. Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis deskiptif. Adapun hasil kegiatan penelitian ini adalah pengendalian intern persediaan bahan baku di pada PT. PULAU BINTAN DJAYA terdapat perbedaan dari segi penomoran dokumen dan beberapa unsur pengendalian intern telah sesuai dengan teori unsur-unsur pengendalian intern yang ada.

Berdasarkan penelitian di atas dengan penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan yang dapat dilihat, dimana untuk persamaannya terletak pada teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data deskriptif sedangkan perbedaan penelitian diatas dengan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian dan objek penelitian, yaitu penelitian diatas berlokasi di PT. PULAU BINTAN DJAYA Kepulauan Riau, sedangkan penelitian ini berlokasi di Maharaja Villas Seminyak. Objek penelitian di atas yaitu di sebuah perusahaan industri sedangkan penelitian ini di perusahaan jasa yaitu villa.