∑ ∑
[ ] [
]   Untuk variabel kontinu
[ ]     ∫ ∫
∫ ∫
∫ ∫
[ ] ∫
[ ] [
]
D. Teorema Limit Pusat
Teorema 2. 16 Misalkan
dan adalah  variabel  random  dengan  fungsi  pembangkit
momen dan
Jika
maka fungsi distribusi dari konvergen ke fungsi distribusi
saat      . Bukti:
Bukti terdapat pada buku Williams, David. 1991. Probability With Martingales. New York: Cambridge University Press. Halaman 185.
Teorema 2.17 Misalkan
merupakan variabel acak yang berdistribusi independen dan identik dengan
dan . Didefinisikan
∑ √
̅ √
⁄ dengan
̅ ∑
Maka  fungsi  distribusi  dari konvergen  ke  fungsi  Distribusi  Normal  Standar
ketika , yaitu
∫ √
untuk semua .
Bukti: Misalkan
√
√ ∑
√ ∑
√ ∑
Karena  variabel  acak adalah  saling  bebas  dan  berdistribusi  identik  maka
, juga  saling  bebas  dan  berdistribusi  identik  dengan
dan ,  maka  fungsi  pembangit  momen  dari  jumlahan  variabel  acak  adalah
perkalian  dari  masing-masing  fungsi  pembangkit  momennya  Teorema  2.14, maka
∑
[ ]
Selanjutnya akan dicari fungsi pembangkit momen untuk
√ ∑
√ ∑
√ [
√ ]
Deret Taylor dari adalah
dan ,
maka
Sehingga
[ √
]
[ ⁄
] √
Saat maka
, sehingga
maka [
] .
Jika maka
Maka
[ ⁄
] merupakan fungsi pembangkit momen bagi distribusi normal standar. Menurut
Teorema  2.16  dapat  disimpulkan  bahwa memiliki  fungsi  probabilitas  yang
konvergen ke fungsi probabilitas Normal Standar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Pendugaan Parameter
Dalam  melakukan  suatu  percobaan  atau  penelitian  pada  populasi  tertentu dibutuhkan sampel yang representatif. Setiap populasi memiliki karakteristik yang
dinyatakan  dengan  sebuah  bilangan  yang  disebut  parameter.  Tujuan  dari percobaan  atau  penelitian  statistik  adalah  untuk  menduga  satu  atau  lebih
parameter yang relevan. Contoh dari parameter populasi adalah rata-rata populasi, variansi  populasi,  dan  standar  deviasi  populasi.  Penduga  dibagi  menjadi  dua
macam, yaitu penduga titik dan penduga selang.
Definisi 2.24 Sebuah  penduga  adalah  aturan  yang  biasanya  dinyatakan  dalam  rumus  untuk
menghitung  nilai  dari  suatu  dugaan  berdasarkan  pengukuran-pengukuran  yang terkandung dalam sampel.
1. Penduga Titik
Penduga  titik  adalah  penduga  yang  menghasilkan  suatu  nilai  sebagai  hasil pendugaannya.  Penduga  selang  adalah  penduga  yang  menghasilkan  suatu  selang
sebagai hasil pendugaanya.
Contoh 2.22 Proporsi sampel yang dinyatakan dalam rumus
̂ ∑
merupakan salah satu penduga titik dari proporsi populasi .
Suatu penduga titik dapat dikatakan penduga  yang baik atau penduga  yang buruk.  Penduga  yang  baiklah  yang  nantinya  akan  dipilih  untuk  menduga  suatu
nilai dari parameter. Penduga yang baik akan dilihat dari bias dan rata-rata kuadrat galatnya.  Syarat  dari  suatu  penduga  untuk  suatu  parameter  dikatakan  penduga
yang baik yaitu apabila penduga tersebut merupakan penduga tak bias. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Definisi 2.25
Misalkan ̂ adalah sutu penduga titik untuk sebuah parameter  . Jika   ̂
maka ̂ disebut penduga tak bias. Jika   ̂     maka  ̂ disebut penduga bias.
Definisi 2.26 Bias dari suatu penduga titik
̂ dinyatakan dalam sebuah rumus, yaitu ̂     ̂    .
Definisi 2.27 Rata-rata kuadrat galat dari suatu penduga titik
̂ adalah ̂     [ ̂
].
Contoh 2.23 Misalkan
berdistribusi  Binomial  dengan  parameter     dan   .  Buktikan  bahwa ̂
adalah penduga tak bias dari .
Jawab: Menurut Definisi 2.25
berarti harus ditunjukkan bahwa ̂    .
̂ Jadi terbukti bahwa
̂ adalah penduga tak bias dari
2. Penduga Selang
Penduga  selang  lebih  dikenal  dengan  selang  kepercayaan.  Setiap  selang kepercayaan mempunyai batas atas atau batas bawah. Batas bawah dan batas atas
dari  selang  kepercayaan  disebut  dengan  limit  bawah  kepercayaan  dan  limit  atas kepercayaan. Probabilitas bahwa selang kepercayaan akan dekat dengan
disebut koefisien kepercayaan.
Jika ̂
dan ̂
adalah limit bawah kepercayaan dan limit atas kepercayaan bagi parameter
, maka ̂
̂ adalah  koefisien  kepercayaan.  Selang  penduganya  yaitu  [ ̂
̂ ]  disebut
selang kepercayaan dua sisi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selang kepercayaan juga dapat berupa selang kepercayaan satu sisi, seperti ̂
dengan selang kepercayaannya [ ̂
] atau ̂
dengan selang kepercayaannya [     ̂
].
3. Metode Pivot
Metode  pivot  merupakan  metode  yang  sangat  berguna  untuk  menentukan selang  kepercayaan.  Metode  pivot  bergantung  pada  suatu  nilai  yang  disebut
kuantitas pivot. Kuantitas pivot memiliki dua ciri, yaitu: a.
Merupakan  fungsi  dari  pengukuran  sampel  dan  parameter     yang  tidak diketahui.
b. Distribusi probabilitas dari kuantitas pivot tidak bergantung pada parameter  .
Contoh 2.24 berdistribusi  normal  dengan     tidak  diketahui  dan
.  Tentukan  selang kepercayaan
bagi   bila diketahui kuantitas pivotnya adalah
Jawab: Dari  Contoh  2.17  diperoleh
yang  berarti berdistribusi  normal
dengan dan       sehingga
√ Syarat kuantitas pivot dipenuhi, yaitu:
a. Z  merupakan  fungsi  dari  pengukuran  sampel  dan  parameter     yang  tidak
diketahui. b.
Distribusi probabilitas, yaitu tidak bergantung pada parameter
. Selang kepercayaan
bagi   adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.1. Kurva Distribusi Normal dengan
Dari Gambar 2.1 diperoleh
Dari tabel Distribusi Normal Lampiran 4 diperoleh .
Karena kurva Distribusi Normal adalah kurva yang simetri maka .
Jadi, Substitusi Z diperoleh
Jadi, selang kepercayaan bagi   adalah
4. Selang Kepercayaan untuk Sampel Besar
Saat  ukuran  sampel  semakin  besar  maka  semua  penduga  titik  akan mendekati Distribusi Normal. Jika parameter target
adalah maka untuk sampel yang besar
̂
̂
mendekati  Distribusi  Normal  Standar. merupakan  bentuk  kuantitas  pivot  dan
metode  pivot  dapat  digunakan  untuk  menghasilkan  selang  kepercayaan  bagi parameter target
. Contoh 2.25
Misalkan ̂  berdistribusi  normal  dengan  rata-rata     dan  standar  error
̂
. Tentukan  selang  kepercayaan  bagi
yang memiliki koefisien kepercayaan sama dengan
. Jawab:
Kuantitas pivot
̂
̂
berdistribusi normal standar.
Gambar 2.2. Kurva Distribusi Normal dengan
Dipilih dua nilai, yaitu dan
sehingga
Substitusi ke Persamaan 2.1, maka diperoleh
̂
̂ ̂
̂
̂
̂
̂
̂
̂
̂
̂
̂
̂
Sehingga diperoleh ̂
̂
̂
̂ ̂
̂
F. Metode Kemungkinan Maksimum