Grafik kincir angin untuk variasi lapis aluminium bagian depan sudu

Gambar 4.8 Grafik hubungan rpm dan torsi untuk variasi lapis aluminium bagian depan dan bagian belakang sudu. Grafik yang ditunjukan pada Gambar 4.8 merupakan grafik hubungan daya kincir P out dan torsi T untuk variasi sudu kincir lapisan aluminium bagian depan dan belakang sudu. Gambar 4.9 Grafik hubungan torsi dan daya kincir P out untuk variasi lapis aluminium bagian depan dan bagian belakang sudu. Gambar 4.7 menunjukan bahwa semakin besar tip speed ratio maka semakin besar koefisien daya yang dihasilkan, sampai kondisi maksimal 200 400 600 800 1000 1200 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 P uta ra n k incir rpm Torsi, T N.m 5 10 15 20 25 30 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 Da y a k incir, P out w a tt Torsi, T N.m kemudian koefisien daya menurun. Pada grafik diatas dengan melakukan pendekatan diperoleh persamaan C p = -3,4706tsr 2 + 17,854tsr - 9,4402 kemudian persamaan tersebut dideferensialkan sehingga didapat = 2. – 3,4706tsr + 17,854. Dengan mengatur = 0 didapat nilai koefisien daya C p maksimal adalah: 13,52 , pada tip speed ratio tsr optimal: 2,57. Gambar 4.8 menunjukan bahwa semakin besar putaran poros kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan atau sebaliknya semakin kecil putaran poros kincir maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Pada grafik diatas menunjukan bahwa nilai putaran kincir rpm tertinggi sebesar: 998 rpm, serta torsi T tertinggi sebesar: 0,55 N.m. Gambar 4.9 menunjukan bahwa daya P out berbanding lurus dengan torsi T, dimana jika torsi semakin besar maka daya yang dihasilkan juga akan semakin besar juga, sebaliknya jika torsi semakin kecil maka daya yang dihasilkan juga semakin kecil. Pada grafik diatas menunjukan bahwa nilai daya kincir P out tertinggi adalah: 27,76 watt, pada torsi T: 0,55 N.m.

4.4.4 Grafik kincir angin untuk variasi lapis aluminium bagian belakang

dan anyaman bambu bagian depan sudu Grafik yang ditunjukan pada Gambar 4.10 merupakan grafik hubungan koefisien daya C p dan tip speed ratio tsr untuk variasi sudu kincir lapisan aluminium bagian belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Gambar 4.10 Grafik hubungan koefisien daya dan tsr untuk variasi lapisan aluminium bagian belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Grafik yang ditunjukan pada Gambar 4.11 merupakan grafik hubungan putaran kincir rpm dan torsi T untuk variasi sudu kincir lapisan aluminium bagian belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Gambar 4.11 Grafik hubungan rpm dan torsi untuk variasi lapisan aluminium bagian belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Grafik yang ditunjukan pada Gambar 4.12 merupakan grafik hubungan daya kincir P out dan torsi T untuk variasi sudu kincir lapisan aluminium bagian C p = -4,0536tsr 2 + 17,477tsr - 9,443 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 K o ef is ien da y a , C p Tip speed ratio tsr 100 200 300 400 500 600 700 800 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 P uta ra n k incir rpm Torsi, T N.m belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Gambar 4.12 Grafik hubungan torsi dan daya output P out untuk variasi lapis aluminium bagian belakang dan anyaman bambu bagian depan sudu. Gambar 4.10 menunjukan bahwa semakin besar tip speed ratio maka semakin besar koefisien daya yang dihasilkan, sampai kondisi maksimal kemudian koefisien daya menurun. Pada grafik diatas dengan melakukan pendekatan diperoleh persamaan C p = -4,0536tsr 2 + 17,477tsr - 9,443 kemudian persamaan tersebut dideferensialkan sehingga didapat = 2. – 4,0536tsr + 17,477. Dengan mengatur = 0 didapat nilai koefisien daya C p maksimal adalah: 9,39 , pada tip speed ratio tsr optimal: 2,16. Gambar 4.11 menunjukan bahwa semakin besar putaran poros kincir maka semakin kecil torsi yang dihasilkan atau sebaliknya semakin kecil putaran poros kincir maka semakin besar torsi yang dihasilkan. Pada grafik diatas menunjukan bahwa nilai putaran kincir rpm tertinggi sebesar: 744 rpm, serta torsi T tertinggi sebesar: 0,41 N.m. 5 10 15 20 25 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 Da y a k incir, P out w a tt Torsi, T N.m