Kesimpulan: Dari hasil analisa data dapat disimpulkan, orientasi professional akan
memberi pengaruh terhadap konflik peran terutama jika dimoderasi oleh orientasi manajerial. Hal ini berarti seorang individu dituntut untuk
memilih salah satu orientasi baik orientasi prefesional maupun orientasi manajerial. Jika seorang individu memilih kedua orinetasi ini pada saat
yang bersamaan maka dapat dipastikan akan terjadi konflik peran. Hasil penelitian ini juga merekomdasikan bahwa pada Perguruan Tinggi
hendaknya memisahkan antara orientasi professional dan orientasi manajerial agar tidak terjadi konflik peran. Namun harus juga
dipertimbangkan seberapa besar konflik peran yang terjadi untuk mencegah timbulnya ambiguitas peran.
3. Maryani dan Supomo 2001
Judul: “ Studi Empiris Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Individual”.
Perumusan Masalah: “ Apakah ada pengaruh yang signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja
individual”. Kesimpulan:
Dari hasil analisis regresi, R kuadrat sebesar 0,48 dengan tingkat signifikansi p kurang dari 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja manajerial. Variasi variable independennya kepuasan kerja sebesar
48. Temuan penelitian ini memberikan dukungan kepada hipotesis yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai hubungan signifikansi
dengan kinerja manajerial, meskipun kinerja yang diukur dalam penelitian ini kemungkinan mempunyai perbedaan dengan konstruk
profitabilitas dan subyek yang diteliti, namun temuan ini dapat di analogikan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh pada peningkatan
kinerja manajerial dosen dalam pekerjaan yang berkaitan dengan perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan
staaff, negoisasi dan representasi, meskipun penelitian ini tidak mengukur kinerja secara organisasional berdasarkan skor jawaban responden yang
relative tinggi, kepuasan kerja responden penelitian ini kemungkinan juga mempunyai pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja secara
organisasional.
4. Puspa dan Riyanto 1999
Judul: “Tipe Lingkungan Pengendalian Organisasi, Orientasi Profesional,
Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Kinerja : Suatu Penelitian Empiris”.
Perumusan Masalah: a. Apakah sikap keprofesionalan seseorang yang bekerja dalam
lingkungan pengendalian organisasi yang birokratis menimbulkan konflik peran ?
b. Apakah tingkat konflik peran mempengaruhi kinerja dan tingkat kepuasan kerja?
Kesimpulan: a. Hasil analisis regresi untuk kelompok dosen menunjukkan bahwa
hanya satu koefisien yang signifikan p,0,028 yaitu koefisien interaksi antara orientasi professional dan pengendalian output sebesar 0,015.
Untuk kelompok dokter, analisis regresi berganda menunjukkan hasil yang sebaliknya dengan hasil yang ditemukan dalam kelompok dosen,
yaitu koefisien yang signifikan p,0,028 adalah koefisien interaksi antara orientasi professional dan konflik peran untuk kelompok dosen
dan kelompok dokter berbeda. b. Hasil analisis korelasi untuk kelompok dosen menunjukkan bahwa
tingkat konflik peran mempunyai hubungan yang negative dengan kepuasan kerja r = 0,298 ; p0,01, artinya semakin tinggi tingkat
konflik peran, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja dosen. Oleh karena itu, hipotesis alternative dua didukung. Hasil analisis tersebut
yang menunjukkan bahwa tinggi rendahnya konflik peran yang dialami dosen tidak mempengaruhi kinerja mereka. Hubungan antara
konflik peran dan kinerja tidak signifikan r = 0,042 ;p,0,01, karena itu hipotesis alternatife tiga tidak didukung. Jadi tingkat konflik peran
yang dialami oleh seorang dosen lebih bias berpengaruh terhadap kepuasan kerja dari pada terhadap kinerja mereka. Hasil analisis
korelasi untuk keluarga dokter menunjukkan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerjanya
r = 0,26 ; p,0,05. Ini berarti semakin tinggi tingkat konflik peran, semakin rendah kinerja sub unit dokter. Temuan ini mendukung
hipotesis alternative tiga. Akan tetapi, ternyata tingkat konflik peran tidak mempengaruhi kepuasan kerja dokter r = -0,093 ; p,0,05.
Tabel 2.1 : Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No NAMA VARIABEL
RESPONDEN
1. Cahyono dan Ghozali 2002
X
1
= Jabatan Organisasi X
2
= Budaya Organisasi X
3
= Konflik Peran Y1 = Komitmen Organisasi
Y2 = Kepuasan kerja KAP yang relative kecil karena berada di
luar kota Jakarta seperti Ujung Pandang, Denpasar, Surabaya, Malang dan
Semarang.
2. Djalil 2006
X
1
= Orientasi Profesional X
2
= Partisipasi AnggaranPenggunaan Anggaran sebagai Alat Ukur kinerja
X
3
= Orientasi Manajerial Y = Konflik Peran
Dekan, Pembantu Dekan, Kepala Akademik, dan Kepala Tata Usaha
Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Provinsi NAD.
3. Maryani dan Supomo 2001
X
1
= Kepuasan Kerja Y = Kinerja Individual
Dosen Perguruan Tinggi Swasta di Lingkungan Kopertis wilayah Universitas
DIY. 4.
Puspa dan Riyanto 1999 X
1
= Orientasi Peranan X
21
= Tipe Pengendalian output X
22
= Tipe Pengendalian perilaku Y = Konflik Peran
Dokter Rumah Sakit Umum Pusat di Indonesia dan Ketua Jurusan Berbagai
Fakultas diseluruh Universitas Negeri di Indonesia .
5. Hendra Sasmita 2010
X
1
= Kepuasan Kerja X
2
= Konflik Peran Y = Kinerja Manajerial.
Manager PT. Semen Gresik Persero Tbk.
Sumber : Penulis
2.2. Kajian Teori