Uji Hipotesis Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .1 Teknik Analisis

3. Melakukan uji Autokorelasi Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu time series atau ruang cross sectional. Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Y prediksi pada waktu ke-t et. Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan menghitung nilai Durbin Watson d-tes yaitu : ∑ e t - e t-i 2 D = ∑ et 2 Sumber : Gujarati 1995:215 Keterangan : D : nilai Durbin Watson e t : residual pada waktu ke – t e t – i : residual pada waktu ke – 1 satu periode sebelumnya N : banyaknya data

3.4.2 Uji Hipotesis

a. Uji F digunakan untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Prosedur uji F dengan rumus sebagai berikut : 1. H : β 1 ; β 2 ; . . . ; β i = 0, tidak ada pengaruh variabel X 1 . . . X 5 terhadap Y t = N t = 2 t = N t = 2 H i : β 1 , β 2 , β 3 , β 4 , β 5 ≠ 0, ada pengaruh variabel X 1 . . .X 5 terhadap Y 2. Level of signifikan = 0,05 dengan derajat bebas = n – k – 1 Dimana n : jumlah data dan k : jumlah variabel 3. Mencari F hitung dengan rumus : R 2 n – k – 1 F hitung = k 1 – R 2 Dimana : R 2 : koefisien determinasi k : jumlah variabel bebas n : jumlah data Kriteria pengujian : 1. Apabila F hitung ≤ F tabel maka H diterima dan H i ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat 2. Apabila F hitung F tabel maka H ditolak dan H i diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat b. Uji t dipergunakan untuk menguji dan mengetahui hubungan regresi secara terpisah atau menguji hipotesis umum. Pengujian dilakukan untuk melihat arti masing-masing variabel bebas secara terpisah terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai berikut : β 1 t hitung = Se β 1 Dengan derajat kebebasan sebesar n – k – 1 dimana : β 1 : koefisien regresi Se β 1 : standart error koefisien regresi n : jumlah sampel k : jumlah parameter regresi Sumber : Sumodiningrat 1996:178 Dan formulasi hipotesis nol H dan hipotesis altrernatif H i H : β i = 0, tidak ada pengaruh X 1 . . . X 5 terhadap Y H i : β i ≠ 0, ada pengaruh X 1 . . . X 5 terhadap Y Kaidah pengujian : 1. Apabila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H diterima dan H i ditolak, berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat 2. Apabila – t hitung t tabel t hitung maka H ditolak dan H i diterima, berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Perkembangan PT Bursa Efek Indonesia BEI

Sejarah Bursa Efek Indonesia yang didirikan oleh pemerintah Belanda di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1912 namun kemudian ditutup karena perang dunia I. Pada tahun 1977 bursa dibuka kembali dan dikembangkan menjadi bursa modal yang modern dengan menerapkan Jakarta Automated Trading Systems JATS yang terintegrasi dengan sistem kliring dan penyelesaian, serta depositori saham yang dimiliki oleh PT Kustodian Depositori Efek Indonesia KDEI. Perdagangan surat berharga dimulai di pasar modal Indonesia sejak 3 Juni 1952. Namun tonggak paling besar terjadi pada 10 Agustus 1977, yang dikenal sebagai kebangkitan pasar modal Indonesia. Setelah Bursa Efek Jakarta dipisahkan dari Institusi Bapepam tahun 1992 dan diswastakan, mulailah pasar modal mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Pasar modal tumbuh pesat periode 1992 – 1997. Krisis di Asia Tenggara tahun 1977 membuat pasar modal jatuh. Indeks Harga Saham Gabungan IHSG turun ke posisi paling rendah. Bagaimanapun masalah pasar modal tidak lepas dari arus investasi yang aka menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah kawasan, tidak terkecuali Indonesia dan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 38 86

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

PENGARUH RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN TRADE RETAIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 16 98

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

PENGARUH RASIO AKTIVITAS TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA TOBACCO MANUFACTURE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( BEI )

0 0 21