Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kematian

C. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kematian

Adapun prosedur klaim jaminan bagi pegawai PD. Pasar yang mengalami kematian adalah: 1. Pengusahakeluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim Formulir Permintaan Pembayaran Jaminan Kematian, Santunan Berkala dan Jaminan Hari Tua Formulir Jamsostek 4 kepada Kantor Cabang PT Jamsostek Persero 2. Dokument pendukung: a. Kartu Peserta Jamsostek KPJ Asli b. Surat keterangan kematian dari Rumah sakitKepolisianKelurahan c. Salinanfotokopi KTPSIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang masih berlaku d. Identitas ahli waris photo copy KTPSIM dan Kartu Keluarga e. urat Keterangan Ahli Waris dari LurahKepala Desa setempat f. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa apabila pengambilan JK ini dikuasakan 3. PT Jamsostek Persero hanya akan membayar jaminan kepada yang berhak C. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja PHK Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja PHK adalah: Universitas Sumatera Utara Prosedur berdasarkan pada ketentuan-ketentuan: a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12MenVI2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, beserta perubahannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-06MENIII2009 b. Setiap permintaan JHT, Tenaga Kerja mengisi dan menyampaikan Formulir Permintaan Pembayaran JHT Formulir Jamsostek 5 kepada Kantor Cabang PT Jamsostek. c. Dokumen pendukung: 1 Kartu peserta Jamsostek KPJ asli 2 Kartu Identitas diri KTPSIM fotokopi 3 Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial 4 Surat pernyataan belum bekerja di atas materai 5 Kartu Keluarga KK 6 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter d. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan: 1 Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia 2 Photocopy Paspor 3 Photocopy VISA Universitas Sumatera Utara e. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 thn dilampiri: 1 Surat keterangan kematian dari Rumah SakitKepolisianKelurahan 2 Photocopy Kartu keluarga f. Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 thn telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 1 satu bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan: 1 Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan 2 Surat pernyataan belum bekerja lagi 3 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri SipilPOLRIABRI g. Masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 lima tahun dengan masa tunggu 1 satu bulan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dihitung sejak pembayaran iuran pertama Program Jaminan Hari Tua h. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek Persero melakukan pembayaran JHT Universitas Sumatera Utara BAB IV TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM JAMSOSTEK BAGI PEGAWAI PD. PASAR A. Perselisihan Klaim Jamsostek di PD. Pasar Jamsostek adalah merupakan suatu badan usaha milik negara yang bergerak dibidang perasuransian. Jadi dalam hal ini suatu perusahaan yang telah mempekerjakan pekerjanya tenaga kerja sebanyak 10 sepuluh orang dan atau membayara gaji atau upah diatas Rp. 1.000.000,- satu juta rupiah diwajibkan ikut dalam program Jamsostek. Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan yang berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialaminya oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin,hari tua dan meninggal dunia. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan suatu kewajiban bagi setiap perusahaan untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja dalam perusahaannya. Pada umumnya pengusaha selalu enggan untuk melaksanakan Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi perusahaannya karena pengusaha kurang memberikan itikad baiknya kepada tenaga kerjanya, dan pengusaha hanya mementingkan keuntungan semata dalam perusahaannya tersebut. Pengusaha kurang perduli terhadap tenaga kerjanya akan mengakibatkan kerugian yang fatal bagi 66 Universitas Sumatera Utara perusahaan yang dipimpinnya. Jadi bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK akan berakibat bagi perusahaan tersebut. Adapun akibat bagi perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya sebagai peserta Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah : 1. Perusahaan tersebut dapat dikenakan denda. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dapat dikenakan sanksi denda berupa uang agar perusahaan tersebut tetap menjadi peserta Jamsostek demi perlindungan bagi tenaga kerjanya yang bekerja dalam perusahaan itu. 2. Perusahaan dapat dikenakan sanksi hukuman kurungan. Dalam Jaminan Sosial Tenaga Kerja tidak lepas juga dari sanksi-sanksi hukuman bagi perusahaan atau pengusaha yang tidak melakukan kewajibannya terhadap Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Apabila suatu perusahaan tidak memenuhi kewajibannya, maka pengusaha dalam perusahaan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 8 delapan bulan. Dan izin usaha perusahaan tersebut dapat dicabut untuk beroperasi. Sebagaimana halnya peraturan perundang-undangan pada umumnya, maka peraturan yang berkenaan dengan jaminan sosial tenaga kerja juga terdapat sanksi terhadap pelanggarnya karena pihak-pihak yang terkait dikenai kewajiban-kewajiban tertentu. Universitas Sumatera Utara Tindakan-tindakan yang dikategorikan sebagai pelanggaran, antara lain: 29 a. Perusahaan yang termasuk kriteria wajib menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja tapi tidak melaksanakan. b. Perusahaan yang tidak melaporkan terjadinya kecelakaan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 dua kali 24 jam. c. Perusahaan yang tidak membayar iuran jaminan sosial tenaga kerja. Sanksi hukum terhadap pelanggaran dalam pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja dapat dibedakan menjadi 2 dua, yaitu : 30 1. Sanksi Administrasi Ketentuan yang berkaitan dengan sanksi administrasi diatur dalam Pasal 47 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa bagi pengusaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan jaminan sosial tenaga kerja diancam dengan sanksi administrasi yang sebelumnya didahului dengan surat peringatan, yaitu pencabutan ijin usaha. Pelanggaran-pelanggaran tersebut meliputi ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Pasal-Pasal Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 antara lain : a. Pasal 2 ayat 3 tentang kewajiban pengusaha untuk mengikutsertakan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan persyaratan yang ada. 29 Djoko Triyanto, Kedudukan Hukum Koperasi Dalam Penyelenggaraan Jamsostek Di Indonesia Studi Kasus Pusat Koperasi Karyawan Industri Rokok Kudus, Semarang : Tesis Universitas Sumatera Utara b. Pasal 4 tentang kewajiban pengusaha untuk memberikan jaminan sosial kecelakaan kerja apabila belum ikut dalam program jaminan sosial tenaga kerja. c. Pasal 5 ayat 1 tentang kewajiban pengusaha untuk mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. d. Pasal 6 ayat 2 tentang kewajiban pengusaha untuk menyampaikan kartu peserta jaminan sosial tenaga kerja kepada tenaga kerja karyawan dalam waktu 7 tujuh hari setelah diterima dari Badan Penyelenggara. e. Pasal 19 tentang kewajiban pengusaha untuk melaporkan akibat yang timbul dari kecelakaan kerja. f. Pasal 20 ayat 1 tentang kewajiban pengusaha untuk membayar upah tenaga kerja karyawan yang tertimpa kecelakaan kerja dan belum mampu bekerja. 2. Sanksi Pidana Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 memberikan sanksi pidana kepada pengusaha maupun badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang tidak memenuhi kewajiban- kewajiban yang diatur dalam kedua peraturan tersebut. Misalnya : Pascasarjana FH UNDIP, 2006 hal. 63 30 Ibid. Universitas Sumatera Utara a. Pasal 29 ayat 1 yaitu Pengusaha diancam dengan hukuman kurungan selama-lamanya 6 enam bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah apabila tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992, Pasal 4 ayat 1, Pasal 10 ayat 1, ayat 2, dan ayat 3, Pasal 18 ayat 1, ayat 2, ayat 3, ayat 4, dan ayat 5, Pasal 19 ayat 2, Pasal 22 ayat 1, dan Pasal 26. b. Pelanggaran tersebut akan diperberat lagi dengan hukuman kurungan selama 8 delapan bulan apabila dilakukan untuk yang kedua kali atau lebih setelah putusan akhir memperoleh kekuatan hukum tetap, sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat 2. Disamping ketentuan di atas, sanksi dapat dijatuhkan baik kepada pengusaha maupun kepada badan penyelenggara, dan hal ini diatur dalam : Pasal 10 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993, yaitu apabila pengusaha melakukan keterlambatan pembayaran iuran jaminan sosial tenaga kerja dikenakan sanksi denda sebesar 2 untuk setiap hari keterlambatan yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar. Apabila Badan Penyelenggara tidak melakukan pembayaran jaminan sosial tenaga kerja dalam waktu satu bulan dikenakan sanksi denda sebesar 1 untuk setiap hari keterlambatan yang dihitung dari jumlah jaminan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993, dan dibayarkan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

B. Peran PD. Pasar Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek