Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS

PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN

OLEH

HARTATI SITUMORANG 110522146

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan” adalah benar hasil karya tmulis saya disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, November 2013

Hartati Situmorang


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan, dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul: “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan”

Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain itu penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara pada Program Studi Akuntansi.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada orang tua penulis M.Situmorang dan F.Br Lumban Gaol. Dengan segala kerendahan hati, maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku sekretaris Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak, selaku pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku dosen pembaca yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Kepada saudara – saudara penulis abang Franky dan abang Jhonly, adik-Surya dan adik Juliyanto.

7. Kepada Rances Tampubolon yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(4)

8. Kepada teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih untuk kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan acuan dalam penulisan karya – karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi Pembaca.

Medan, November 2013

Penulis

Hartati Situmorang


(5)

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR (PD PASAR) KOTA

MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan pelaksanaan sistem pengendalian internal pada PD. Pasar dan untuk mengetahui apakah penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar dilaksanakan dengan baik.

Metode analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif yaitu mengumpulkan, mengolah dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti dan memberikan keterangan yang dihadapi.

Penulis telah melakukan analisis mengenai struktur organisasi, prosedur dan sistem penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan dan mendapatkan kesimpulan yaitu pada prinsipnya PD Pasar Kota Medan telah melakukan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas sudah sesuai.


(6)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL TO ACCEPTANCE CASH OF AT PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN

The purpose of this study was to determine how the policy implementation of the internal control system in PD. Pasar and to determine whether the application of the system of internal control over cash receipts in the PD Pasar is implemented properly.

Method analyse the data conducted witth the descriptive method that is collect the, process and interpretive data obtained so that can give the clear picture hit the accurate ciecumstance and give the boldness for trouble-shooting which is in facing.

Writer have conducted the analysis of concerning organization chart, procedure and system of acceptance cash of at On PD Pasar Kota Medan and get some conclusion that is in principle On PD Pasar Kota Medan have conducted the system of internal control of acceptance cash of applied according.

Keyword : System, Internal Control, Cash, Acceptance Cash.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Tinjauan Pustaka ... 6

2.1.1. Pengertian Sistem ... 6

2.1.2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ... 6

2.1.3. Fungsi Sistem Pengendalian Internal ... 8

2.1.4. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ... 8

2.1.5. Prinsip Pengendalian Internal ... 9

2.1.6. Komponen Sistem Pengendalian Internal ... 10

2.1.7. Pengertian Kas ... 10

2.1.8. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas... 12

2.1.9. Aktivitas Pengendalian Kas ... 15

2.1.10.Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah ... 18

2.2. Kerangka Konseptual ... 20

2.3. Hipotesis ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3. Batasan Operasional ... 22

3.3.1. Variabel Bebas ( Independen variabel) ... 22

3.3.2. Variabel Terikat ( Dependen Variabel) ... 23

3.4. Definisi Operasional ... 23

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 24

3.6. Jenis Data ... 25

3.7. Metode Pengumpulan Data ... 25

3.7.1. Penelitian Lapangan (Field Research) ... 25

3.7.2. Studi Kepustakaan ... 26

3.8. Teknik Analisis ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 27


(8)

4.2. Hasil Penelitian ... 33

4.3. Pembahasan ... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1. Kesimpulan ... 49

5.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 3 Opersional Variabel Sistem Pengendalian Internal 23 3.1 Opersional Variabel Penerimaan Kas 24 4 Jumlah Karyawan PD Pasar Kota Medan 29 4.1 Jumlah Pedagang di PD Pasar Kota Medan 30


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman 2 Kerangka Konseptual 20 4 Logo PD Pasar Kota Medan 34 4.1 Struktur Organisasi 58


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Medan 54


(12)

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR (PD PASAR) KOTA

MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan pelaksanaan sistem pengendalian internal pada PD. Pasar dan untuk mengetahui apakah penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar dilaksanakan dengan baik.

Metode analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif yaitu mengumpulkan, mengolah dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti dan memberikan keterangan yang dihadapi.

Penulis telah melakukan analisis mengenai struktur organisasi, prosedur dan sistem penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan dan mendapatkan kesimpulan yaitu pada prinsipnya PD Pasar Kota Medan telah melakukan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas sudah sesuai.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL TO ACCEPTANCE CASH OF AT PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN

The purpose of this study was to determine how the policy implementation of the internal control system in PD. Pasar and to determine whether the application of the system of internal control over cash receipts in the PD Pasar is implemented properly.

Method analyse the data conducted witth the descriptive method that is collect the, process and interpretive data obtained so that can give the clear picture hit the accurate ciecumstance and give the boldness for trouble-shooting which is in facing.

Writer have conducted the analysis of concerning organization chart, procedure and system of acceptance cash of at On PD Pasar Kota Medan and get some conclusion that is in principle On PD Pasar Kota Medan have conducted the system of internal control of acceptance cash of applied according.

Keyword : System, Internal Control, Cash, Acceptance Cash.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem otonomi daerah telah memberi dampak yang besar pada sistem penyelenggaraan pemerintahan dan ruang lingkup kinerja. Hal ini juga memberi dampak pada pengaturan sistem keuangan pemerintah di daerah. Otonomi daerah menuntut pemerintahan daerah untuk lebih memberikan pelayanan publik yang didasarkan asas-asas pelayanan publik yang meliputi: transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban demi tercapainya “good goverment”.

Pengendalian internal merupakan alat bantu yang diharapkan dapat membantu manajemen menjaga harta milik perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akurat, meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik terhadap struktur organisasi yang didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan, seperti pemisahan fungsi operasional, fungsi penyimpanan dan fungsi pencatatan.

Pada umumnya, untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintah dan memanfaatkan kemajuan tekhnologi informasi dan ilmu pengetahuan dengan tersedianya data dan informasi pada instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat, akurat dan aman. Salah satunya yakni sistem akuntansi sektor publik dimana akuntansi


(15)

pemerintahan merupakan salah satu bagiannya. Selama ini sistem akuntansi sektor publik mulai mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan sistem pemerintahan tersebut.

Pembangunan yang sedang dilaksanakan di negara kita saat ini untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur tentunya memerlukan sumber pembiayaan yang tidak sedikit baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Hak dan kewenangan yang luas yang diberikan kepada daerah, pada hakekatnya merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara akuntabel dan transparan, baik kepada masyarakat di daerah maupun kepada pemerintah pusat yang telah membagikan dana perimbangan kepada seluruh daerah di Indonesia.

Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini, ditandai dengan perubahan yang sangat mendasar, mulai dari sistem penganggarannya, perbendaharaan sampai kepada pertanggungjawaban laporan keuangannya. Sebelum bergulirnya otonomi daerah, pertanggungjawaban laporan keuangan daerah yang harus disiapkan oleh Pemerintahan Daerah hanya berupa Laporan Perhitungan Anggaran dan Nota Perhitungan dan sistem yang digunakan untuk menghasilkan laporan tersebut adalah MAKUDA (Manual Administrasi Keuangan Daerah) yang diberlakukan sejak tahun 1981.

Sejak bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan yang harus dibuat oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan Anggaran, Nota Perhitungan, Laporan Arus kas dan Neraca Daerah. Kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan daerah ini diberlakukan sejak 1 Januari 2001, tetapi hingga saat ini pemerintah daerah masih belum memiliki standar


(16)

akuntansi pemerintahan yang menjadi acuan di dalam membangun sistem akuntansi keuangan daerahnya.

Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai atau yang dapat dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas yaitu: penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan atau rekening bank milik entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman, maupun penerimaan lainnya.

Kas sifatnya yang paling likuid diantara komponen aktiva lainnya, maka kas mudah langsung dapat digunakan dan sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan penyelewengan. Sifat-sifat ini menjadikan kas sering disalahgunakan dan merupakan objek penyelewengan yang akhirnya akan mengganggu stabilitas perusahaan dan akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan, maka sangat penting dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas perusahaan.

Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan sesuai dengan Perda No. 8 Tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar Kota Medan yang bergerak dibidang penataan pasar. Adapun Kantor yang dijadikan kantor PD. Pasar Kota Medan, Jl. Razak Baru No. 1-A Pasar Petisah Lt. III Medan. Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota Medan sebanyak 56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas 172.510.35 m2 dengan jumlah kios sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409 dan toko sebanyak 63 unit dengan


(17)

jumlah pedagang ±22.922 orang. Dimana mempunyai visi dan misi serta tujuan yang ingin di capai.

Sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah Perusahaan Daerah pasti mempunyai kas.. Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi atas penerimaan kas. Maka dari itu PD Pasar Medan memerlukan adanya sistem pengendalian intern terhadap Penerimaan kas yang efektif. Pengendalian internal terhadap penerimaan kas sangat penting bagi perusahaan. Besarnya pengaruh kas terhadap perkembangan perusahaan dan mudahnya kas disalahgunakan oleh karyawan, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti dan membahas pengendalian internal penerimaan kas, maka saya memilih judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan”

1.2. Perumusan Masalah

Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah: Apakah penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan apakah telah mencapai tujuan yang diharapkan.


(18)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal:

1.4.1. Bagi Perusahaan: Sebagai informasi bagi pihak perusahaan untuk mengetahui aktivitas pengendalian internal yang dilakukan, sebagai informasi tambahan bagi pihak perusahaan dalam melakukan evaluasi terhadap aktivitas pengendalian internal perusahaan khususnya terhadap hal-hal yang menyangkut penerimaaan kas. 1.4.2. Bagi Penulis: Untuk mengetahui dan memperoleh informasi

perlunya sistem pengendalian internal atas penerimaan kas dalam suatu perusahaan, sebagai bahan bagi penulis dalam memahami sistem pengendalian internal terhadap kas.

1.4.3. Bagi Fakultas: Sebagai bahan masukan bagi fakultas atas penelitian mengenai pengendalian internal penerimaan kas, sehingga kelak dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi mereka yang berniat dalam penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian sistem

Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan memerlukan suatu sistem kerja yang teratur, agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan pemanfaatan sumber-sumber ekonomi yang tersedia dalam perusahaan. Menurut Marshall dkk (2005 : 1) “Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi mencapai suatu tujuan tertentu”.

2.1.2. Pengertian sistem pengendalian internal

Pengertian pengendalian internal dalam arti luas dapat dibagi dua yaitu pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Pengawasan administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijakan pimpinan perusahaan. Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur-prosedur yang berhubungan dengan pengamanan harta milik perusahaan serta dapat dipercayanya laporan keuangan.

Pengendalian internal sangat penting dalam perkembangan operasi perusahaan, karena masalah–masalah yang timbul sangat kompleks. Pengendalian internal yang baik dan memadai sangat diperlukan sesuai


(20)

dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan zaman dan juga perkembangan dunia usaha. Istilah pengawasan internal pun mengalami perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatan dan pembukuan, tetapi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan. Menurut Boynton dkk (2003 : 373) meyatakan bahwa

Pengendalian adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.

Pengendalian internal merupakan suatu proses, ini berarti alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri, pengawasan internal terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan tidak ditambahkan kedalam infrastruktur suatu entitas. Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang bukan suatu dewan direksi, manajemen dan personal lainnya.

Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) menyatakan bahwa

Sistem Pengendalian Internal adalah sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: mengamankan aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.

Pengertian sistem pengendalian internal diatas dapat dipahami bahwa pengawasan internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan dan pencurian yang dilakukan pihak didalam maupun diluar perusahaan, selain itu pengendalian internal juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak, sehingga


(21)

mempermudah prosedur audit. Pengendalian internal agar berjalan efektif memerlukan adanya pembagian tanggung jawab secara khusus tujuannya adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada lingkup tanggungjawabnya masing-masing sehingga tidak ada suatu fungsi yang tidak tertangani.

2.1.3. Fungsi sistem pengendalian internal

Menurut Romney dkk (2006 : 230), menyatakan bahwa

pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting meliputi: a. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control),

Dibutuhkan untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul. Misalnya mempekerjakan personil akuntansi yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset, fasilitas dan informasi.

b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control), Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. Misalnya pengendalian untuk pemeriksaan adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.

c Pengendalian korektif (corrective control), Dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasikan penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan mengubah sistem agar masalah dimasa mendatang dapat diminimalisasikan atau dihilangkan.

2.1.4. Tujuan sistem pengendalian internal

Sedangkan Menurut Mulyadi (2001 : 163), menyatakan bahwa tujuan sistem pengendalian internal dilihat dari definisi sistem pengendalian intern adalah:

a. Menjaga kekayaan organisasi

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi c. Mendorong Efisiensi

d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 2.1.5. Prinsip-prinsip pengendalian internal

Menurut Weygant dkk (2007 : 455) “ Prinsip-prinsip pengendalian internal meliputi: pembentukan tanggung jawab, pemisahan tugas,


(22)

prosedur dokumentasi, pengendalian fisik, mekanik dan elektronik, dan verifikasi internal independent dan pengendalian lainnya”.

Menurut Weygant dkk (2007 : 455) menyatakan bahwa

Berikut ini adalah penjelasan dari prinsip-prinsip pengendalian internal :

a. Karekteristik penting dalam pengendalian internal adalah penyerahan tanggung jawab kepada karyawan tertentu. Pengendalian akan paling efektif jika hanya seseorang yang bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan tertentu.

b. Pemisahan tugas merupakan hal yang tak terelakan dalam sistem pengendalian internal. Ada dua penerapan yang umum dari prinsip ini yaitu aktivitas-aktivitas terkait seharusnya ditugaskan ke orang yang berbeda-beda dan penciptaan akuntabilitas (dengan pencatatan) atas asset yang seharusnya terpisah dari penjagaan fisik asset tersebut.

c. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa sudah terjadi. Beberapa prosedur seharusnya ditetapkan untuk dokumen yaitu dokumen seharusnya diberi nomor terlebih dahulu (prenumbered), seluruh dokumen dihitung dan penyerahan dokumen ke departemen yang benar sehingga membantu penjaminan pencatatan transaksi tepat waktu.

d. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik adalah penting. Pengendalian fisik sangat terkait dengan perlindungan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga melindungi aset dan sebagian mempertinggi keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi.

e. Verifikasi internal independen sebagian besar pengendalian internal memberikan verifikasi internal independen. Prinsip ini melibatkan tinjauan, perbandingan, dan rekonsilasi data yang dibuat oleh karyawan lain. Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari verifikasi internal independen perlu dilakukan: 1. Verifikasi seharusnya dilakukan setiap periodik atau

mendadak.

2. Verifikasi seharusnya dilakukan oleh seseorang yang independen atas karyawan yang bertanggung jawab atas informasi yang terkait.

3. Perselisihan dan pengecualian seharusnya dilaporkan di tingkat manajemen yang dapat memberikan tindakan korektif.

Diperusahaan besar, verifikasi independen sering ditugaskan kepada auditor internal. Auditor internal adalah karyawan yang mengevaluasi secara berkesinambungan tingkat efektivitas sistem pengendalian perusahaan.


(23)

2.1.6. Komponen sistem pengendalian internal

Berdasarkan COSO dalam buku Boynton (2003 : 374), menyatahkan bahwa

lima komponen model pengendalian internal yang saling berhubungan :

a. Lingkungan pengendalian (control environment), menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian menjadi pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya, yang menyedikan disiplin dan struktur.

b. Penentuan resiko (risk assessment), merupakan pengidentifikasi dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola.

c. Aktivitas pengendalian (control activities), merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi (information and communication), merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya. e. Pemantauan (monitoring), merupakan suatu proses yang

menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu waktu.

2.1.7. Pengertian kas

Kas Menurut Mulyadi (2001 : 163) adalah “Kas diartikan sebagai alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya”.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008 : 83) adalah “Kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah. Hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas”.


(24)

Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan kas adalah uang atau alat pertukaran yang digunakan sebagai alat pembayaran financial.

Menurut Bastian (2006 : 119) menyatakan bahwa Secara umum Prosedur kas bertujuan untuk:

a. Memberikan prosedur yang baku atas aktivitas yang berkaitan dengan perolehan mengenai kas dari pengakuan sampai proses penerimaannya.

b. Mendapatkan data atau catatan yang akurat tentang kas sesuai dengan input dari masing-masing dinas/unit kerja.

c. Mendukung pembuatan keputusan personel yang mengendalikan fungsi kas.

Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai yang dapat dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas, yaitu penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan rekening bank milik entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman, maupun penerimaan lainnya. Penerimaan kas dicatat harian pada saat terjadinya sebesar nilai nominal yang diterima.

2.1.8. Prosedur akuntansi penerimaan kas

Menurut Abdul Halim (2007 : 78) menyatakan bahwa

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi: serangkaian proses, baik manual maupun komputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan transakasi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan/atau SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah). 2.1.8.1. Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan

kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan


(25)

Kerja Perangkat Daerah), sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi SKPKD.

2.1.8.2. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri dari: a. Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk

menetapkan pajak yang dibuat oleh PPKD.

b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.

d. Surat Tanda setoran (STS), digunakan untuk menyetor penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.

f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukan adanya transfer uang masuk ke rekening kas.

g. Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk


(26)

mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas. h. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transakasi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

i. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

2.1.8.3. Penjelasan uraian prosedurnya sebagai berikut :

a. Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akunatnsi pada SKPKD.

b. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transakasi penerimaan kas melakukan pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut.

c. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup surat tanda bukti pembayaran (STBP), surat tanda setoran,


(27)

bukti setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya.

d. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar.

e. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol.

f. Pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.

g. Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PKK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan.

2.1.9. Aktivitas pengendalian kas

Pengendalian terhadap kas merupakan struktur organisasi dan semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan, yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan kas perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data mengenai kas, memajukan


(28)

efisiensi dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan yang ditetapkan sebelumnya.

Berikut ini adalah penjelasan dari aktivitas pengendalian kas:

2.1.9.1. Pemisahan fungsi pemegang penerimaan kas dan pencatatan penerimaan kas, agar tidak terjadi kecurangan atau penyelewengan dana kas dan transaksi penerimaan kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh fungsi penyimpanan kas sejak awal sampai akhir tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

2.1.9.2. Semua penerimaan kas didepositkan/disimpan secara utuh setiap hari, prosedur ini memungkinkan juga diperlukannya duplikat deposit slip yang dikirim oleh bank atau petugas lain (selain kasir) kepada departemen tersendiri untuk digunakan dalam pemeriksaan.

2.1.9.3. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan dan pemeriksaan internal juga dilakukan pada selang waktu yang tidak teratur.

2.1.9.4. Pengecekan secara independen untuk meneliti pembukuan sehingga dapat diuji dengan membandingkan saldo dalam rekening buku besar umum dengan jumlah saldo-saldo dalam buku pembantu. Hal ini juga akan mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar umum.


(29)

2.1.9.5. Pelaporan kinerja untuk mempresentasikan dan melaporkan kinerja semua aktivitas yang perlu dipertanggung jawabkan.

2.1.9.6. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya atas transakasi penerimaan kas yang dibuat berdasarkan nomor urut cetak.

Menurut Bastian (2006 : 124) menyatakan bahwa

Aktivitas pengendalian kas yaitu fungsi penagihan/pemungutan pendapatan harus terpisah dari fungsi penyimpanan uang, aktivitas pengendalian meliputi:

a. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi (pencatatan). b. Jumlah kas yang diterima dari proses pendapatan harus disetor

seluruhnya ke kas daerah dalam tempo 1 x 24 jam di hari yang sama dengan saat penerimaan.

c. Perhitungan saldo kas yang ada ditangan dari fungsi kas dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pengendalian internal.

d. Bukti kas keluar harus dilampiri dokumen pendukung yang lengkap dan sah.

e. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan bukti kas keluar yang dilampiri dokumen pendukung yang lengkap.

f. Pengecekan secara independen terhadap posting kedalam buku besar pembantu penerimaan kas dan buku pembantu pengeluaran kas dengan akun kontrolnya di buku besar kas. g. Pertanggungjawaban secara periodik terhadap semua formulir

bernomor urut tercetak.

h. Panduan rekening dan tinjauan terhadap pemberian kode rekening.

Menurut Stice dan Skousen (2004 : 499) menyatakan bahwa

Karakteristik dasar dari suatu sistem pengendalian internal kas adalah:

a. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk menangani penerimaan kas.

b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya ke rekening bank).

d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. e. Audit internal pada selang waktu yang tidak terduga.


(30)

f. Pelanggaran ganda atas kas dan pembukuan, dengan rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh seseorang diluar bagian akuntansi. Ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam struktur organisasi, sehingga ada pemisahan tugas antara pemegang dana kas dan yang melakukan pencatatan, hal ini dilakukan untuk melindungi kas. Kas yang diterima harus langsung disetorkan maksimal dalam waktu 1x24 jam di hari yang sama pada saat menerima kas. Adanya catatan ganda untuk kas baik di bank dan pembukuan agar bisa melakukan rekonsiliasi. Pengendalian semacam ini cenderung lebih banyak diselewengkan oleh perusahaan besar dengan banyak karyawan. Perusahaan kecil dengan beberapa karyawan umumnya mendapat kesulitan dalam memisahkan sepenuhnya tugas-tugas akuntansi dan penanganan kas.

2.1.10. Keterbatasan sistem pengendalian internal pemerintah

Berkaitan dengan konsep dasar sistem pengendalian internal yang dipengaruhi oleh manusia sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, keberadaan sebuah sistem pengendalian internal tidak dimaksudkan untuk meniadakan semua peluang terjadinya kesalahan atau pelanggaran. Dengan kata lain, tetap ada unsur keterbatasan atau kelemahan atas sistem pengendalian intern dalam organisasi tersebut, sebaik apapun sistem pengendalian internal itu dirancang. Keterbatasan atau kelemahan tersebut meliputi:

2.1.10.1. Pertimbangan yang kurang matang

Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada


(31)

pertimbangan-pertimbangan yang antara lain mencakup informasi yang tersedia, waktu yang ada dan beberapa variabel lain baik intern maupun ekstern. Dalam kenyataannya sering dijumpai bahwa beberapa keputusan yang diambil dengan kondisi keterbatasan waktu dan informasi akan memberikan hasil yang kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan.

2.1.10.2. Kesalahan dalam menerjemahkan perintah

Walaupun pengendalian telah dirancang dengan sebaik-baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya pegawai yang salah menerjemahkan suatu perintah. Kesalahan dalam menerjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan. Terjadinya kegagalan dapat lebih besar jika kesalahan menerjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.

2.1.10.3. Pengabaian manajemen

Suatu pengendalian intern dapat berjalan efektif apabila semua pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu organisasi memiliki sistem pengendalian yang memadai, pengendalian tersebut tidak akan mencapai tujuannya jika pegawai atau bahkan pimpinan mengabaikan pengendalian. Pengabaian tersebut dapat terjadi antara lain karena adanya kepentingan di luar organisasi, seperti kepentingan pribadi seorang pimpinan.


(32)

2.1.10.4. Adanya kolusi

Kolusi merupakan salah satu ancaman dari pengendalian yang efektif. Walaupun pemisahan tugas dan fungsi telah dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu kecurangan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan dapat mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan organisasi

2.2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan mengungkapkan katerkaitan antara variabel yang akan diteliti, berdasarkan batasan dan rumusan masalah, berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah dikemukakan diatas dapat dijelaskan bahwa untuk mengurangi tindakan kecurangan yang terjadi pada suatu perusahaan, penerapan sistem pengendalian internal terhadap penerimaan kas harus efektif. Sistem pengendalian intern penerimaan kas adalah suatu susunan yang didalamnya meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga penerimaan saldo dalam kas. Untuk lebih menyederhanakan kerangka pemikiran tersebut maka dibuatlah kerangka konseptual seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 2 : Kerangka konseptual

Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001) Sistem Pengendalian

Internal (X)

Penerimaan Kas


(33)

2.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang dianggap benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya dengan menggunakan data (fakta) yang ada. Dengan demikian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap perumusan penelitian yang kebenarannya harus diuji.

Adapun hipotesis tentang penelitian ini adalah: Prosedur sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar Medan sudah memadai dan penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar juga sudah dilaksanakan dengan baik.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yakni penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan literatur-literatur lainnya, kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan mencari permasalahannya.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang beralamat Jl. Razak Baru No 1-A Pasar Petisah Lantai III Medan. Penelitiannya direncanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.

3.3. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini yaitu: satu variabel bebas (Independent) dan satu variabel terikat (dependent) dimana kedua variabel tersebut diambil dari judul skripsi yang dipilih oleh penulis yaitu “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.

3.3.1. Variabel bebas (independen variabel)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaanya


(35)

menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam hal ini variabel independennya adalah: Sistem Pengendalian Internal (X). 3.3.2. Variabel terikat (dependen variabel)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel yang situasi dan kondisinya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini adalah: Penerimaan Kas (Y).

3.4. Definisi Operasional

Untuk variabel X (sistem pengendalian internal) atau variabel bebas diukur dengan indikator komponen sistem pengendalian internal, dimana dalam indikator tersebut terdapat 5 (lima) sub indikator, yaitu: lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Untuk variabel Y (Penerimaan Kas) atau variabel terikat diukur melalui konsep penerimaan kas yang dibagi menjadi 4 (empat) sub indikator, yaitu: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang berkualitas.

Tabel 3

Operasional Variabel Sistem Pengendalian Internal

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Sistem Pengendalian Internal (X) Komponen Sistem Pengendalian Internal Lingkungan Pengendalian Penentuan Resiko Aktivitas Pengendalian Informasi dan Komunikasi Pemantauan

Unsur-unsur

Pengendalian Internal

Struktur organisasi

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Pelaksanaan Kerja yang sehat


(36)

Karyawan yang berkualitas Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal Kesalahan dalam pertimbangan Gangguan. Kolusi

Pengabaian oleh manajemen Biaya lawan manfaat. Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penerimaan Kas

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Penerimaan Kas (Y) Sistem Pengendalian intern terhadap Penerimaan Kas Organisasi

Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

Praktek yang Sehat

Karyawan yang Kompoten Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. (Sugiyono, 2005 : 86)

Dalam pengolahan data hasil kuesioner yang penulis sajikan menggunakan pertanyaan tertutup, yaitu daftar pertanyaan yang memungkinkan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu.


(37)

Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari dua sumber, yaitu sebagai berikut:

3.6.1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek penelitian, dengan menggunakan instrumen kuesioner.

3.6.2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber baik dari dokumen yang ada maupun literatur yang mendukung.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 3.7.1. Penelitian lapangan (field research)

Yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung pada objek penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer. Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:

3.7.1.1. Wawancara

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak yang dijadikan sumber data. Dalam hal ini adalah manajemen dan karyawan perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan kas.

3.7.1.2. Observasi

Obeservasi yang dilakukan oleh penulis adalah obsevasi partisipasi pasif. Peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Jadi, peneliti mengadakan pengamatan secara langsung pada tempat penelitian dan


(38)

mencatat gejala atau fenomena yang diteliti, yang terkait dengan penerimaan kas.

3.7.1.3. Dokumentasi

Dokumen merupakan teknik pengumpulkan data yang diperlukan dengan mencatat dokumen-dokumen yang diperoleh dari perusahaan. Peneliti mengumpulkan data-data berupa catatan, buku, formulir-formulir yang digunakan perusahaan dan sebagainya.

3.7.2. Studi kepustakaan

Tehnik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data sekunder ini diperoleh dari buku-buku srta referensi-referensi lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian. Langkah ini dipakai sebagai landasan teoritis serta pedoman dalam menganalisa masalah.

3.8. Teknik Analisis

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh di lapangan, sehingga nantinya dapat dengan mudah dipahami dan diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008). Metode analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif pada pendekatan kualitatif atau analisa non statistic yang bersifat melukiskan atau menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Analisa data dilakukan berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh dianalisa dan dievaluasi dengan membandingkan dengan teori yang ada untuk menemukan kemungkinan adanya permasalahan atas sistem yang dimiliki oleh


(39)

perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah:

3.8.1. Menganalisa struktur organisasi yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.

3.8.2. Menganalisa sistem pengendalian internal atas penerimaan kas yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, meliputi: sumber, prosedur, fungsi, dan dokumen yang digunakan serta informasi yang terkait.

Hasil analisa dan evaluasi tersebut akan ditarik sebagai kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.


(40)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Tentang Perusahaan 4.1.1. Mengenai perusahaan

Perusahaan Daerah Pasar (PD) Kota Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan sesuai dengan Perda No. 8 tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar Kota Medan yang bergerak dibidang penataan pasar.

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota Medan sebanyak 56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas 172.510.35 m2 dengan jumlah kiosk sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409 dan toko sebanyak 63 unit dengan jumlah pedagang ±22.922 orang.

Melihat potensi yang cukup besar, tentu perlu penataan pasar secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat berjualan. Maka PD Pasar Kota Medan merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi dan sebagai fasilisator bagi para pedagang. Mengingat perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era globalisasi ini, maka pelaku setiap bisnis harus benar-benar profesional dalam menjalankan roda organisasi perusahaan.

Sampai pada saat ini PD Pasar Kota Medan mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan/mitra kerja yang ada sebagai berikut:

4.1.1.1. Developer 4.1.1.2. Rekanan 4.1.1.3. PT.PLN


(41)

4.1.1.4. PT. TELKOM 4.1.1.5. PDAM Tirtanadi 4.1.1.6. Aparat Keamanan 4.1.1.7. Instansi Pemerintah 4.1.1.8. Organisasi Masyarakat

4.1.2 . Pelaksanaan kebijakan

4.1.2.1. Aspek sumber daya manusia (SDM).

Keberadaan Sumber Daya Manusia PD Pasar Kota Medan sangat perlu disesuaikan dengan kondisi yang berkembang saat ini. Penempatan karyawan sesuai dengan keahlian/kedisiplinan dengan bidang kerjanya. Jumlah karyawan terdiri dari Direksi, Karyawan, dan BHL Kebersihan. Jumlah karyawan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ini adalah:

Tabel 4 Jumlah Karyawan Tahun Jumlah

2008 759 2009 756 2010 729 2011 723 2012 708

4.1.2.2. Aspek pelanggan

Pedagang pasar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menentukan kinerja PD. Pasar Kota Medan.


(42)

Pedagang pasar merupakan pelanggan utama dan menjadi target utama yang harus diperhatikan.

Pedagang pasar ini berpengaruh dalam pemasukan bagi PD. Pasar Kota Medan. Posisi jumlah pedagang 2008-2012.

Tabel 4.1

Jumlah Pedagang di P.D. Pasar Medan Tahun 2008-2012

Jenis Jumlah Pedagang

Tahun 2008 2009 2010 2011 2012

Kiosk 8090 8108 7994 8983 8795

Stand 8765 8753 9436 8977 8409

Pedagang Informal 893 913 821 4589 987 4.1.3. Visi

Adapun visi dari PD. Pasar Kota Medan adalh “sebagai fasilisator terdepan dalam mewujudkan pelayanaan umum di sektor pasar ditengah Masyarakat Kota Medan”.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kota Medan No. 8 tahun 2001 Bab II pasal 6 menjelaskan tugas pokok dan fungsi PD. Pasar Kota Medan dibentuk untuk memenuhi pelayanan secara umum di bidang pasar bagi masyarakat melalui kebijakan umum Pemerintah Kota Medan dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Untuk mencapai tujuan dari pembentukan PD. Pasar Kota Medan tersebut perlu diambil langkah strategis lmisi yang telah ditetapkan.

4.1.4. Misi

4.1.4.1. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta menciptakan aparatur yang bersih.


(43)

4.1.4.2. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

4.1.4.3. Menumbuh kembangkan perusahaan dalam menghadapi pasar global dengan melaksanakan perencanaan pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan.

4.1.4.4. Memberikan kontribusi bagi pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan manajeman perusahaan yang bersih.

4.1.5. Sejarah singkat PD Pasar Kota Medan

Semula kondisi pasar belum teorganisir secara baik dan belum terpelihara, barulah setelah beberapa lama Kotamadya Medan mulai terfikir pendiri pasar. Pasar yang pertama dibangun oleh Gemante Medan adalah Bundar Petisah pada tahun 1919 dan telah dibongkar pada tahun 1973 yang dipindahkan ke proyek Pusat Pasar,sedangkan pasar lainnya dalah pasar swasta seperti miliknya Tjong A Fei bernama Pasar Ikan di Jalan Ahmad Yani (Jalan Perniagaan) yang kemudian di pindahkan ke Jalan Cirebon untuk dibangun pasar yang lebih baik.

Berdasarkan hasil sidang Gemente pada tanggal 29 April 1929 dibangun pasar diatas sebidang tanah datar yang tadinya lapangan lomba kuda. Pembangunan tersebut terdiri dari 4(empat) buah loods besar masing-masing ukuran 36 X 15 meter dan dikelilingi 183 toko permanen yang dimulai tanggal 31 Desembar 1932 dengan biaya Rp. 1.567.208. Sesuai dengan keputusaan DPRD tahun 1957 dibangun beberapa kiosk diantar loods dan kemudian dibongkar dalam rangka pembangunan pasar


(44)

Mercu Buana, yang menggantikan loods yang terbakar tanggal 27 November 1971. Pada tahun 1986 kepadatan pedagang di pusat pasar kota Medan tidak tertampung lagi, penerbitan yang dilakukan tidak membawa hasil yang diharapkan, maka dengan berbagai pertimbangan di bangun pasar proyek C yang terbakar pada tanggal 17 Maret 1973.

Demikian perkembangan pasar semakin pesat seperti bangunan pasar-pasar impres didaerah perluasan serta menggantikan pasar Ex Loods dan proyek C adalah Proyek Pusat Pasar Medan yang diresmikan tanggal 31 Agustus 1987. Melihat banyaknya pasar yang ada, maka pemerintah menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan memperlancar produsen dan konsumen atau antara penjual dan pembeli. Sebelum PD Pasar Kota Medan terbentuk penanganan pasar-pasar yang berada si Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar Kotamadya Tingkat II Medan.

Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992 yang disyahkan oleh Gubernur Kepada Daerah Tingkat I Sumatera Utara dengan keputusan No.188.342-9/tahun 1995 tanggal 15 Februari 1993 dan telah diundangkan dalam lembaran daerah Kodati II Medan No.9 seri D No. 6 tanggal 13 Maret 1993, terbentuklah Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Setelah Perusahaan Daerah Pasar terbentuk maka Dinas Pasar yang sebelumnya mengelola pasar-pasar tersebut dilebur menjadi Perusahaan Daerah Pasar. PD Pasar merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan sudah berjalan sampai sekarang. Adapun tujuan didirikannya PD. Pasar Kota Medan adalah:


(45)

4.1.5.1. Mewujudkan dan meningkatakan pelayanan umum kepada masyarakat di bidang sarana pasar.

4.1.5.2. Meningkatkan pendapatan asli Daerah. Adapun tugas pokok PD Pasar adalah:

a. Mengelola pasar-pasar di Kotamadya sebagai sumber pendapatan daerah.

b. Melaksanakan kombinasi kerja dengan instansi terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi bersih, tertib, dan rapi, sehingga menyenangkan bagi konsumen yang berbelanja.

c. Melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan oleh Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.

d. Melaksanakan tugas pengutipan retribusi pasar. 4.1.6. Makna dan Logo PD Pasar Kota Medan

Gambar 4

Logo P.D. Pasar Medan

PD Pasar Kota Medan memiliki makna logo yaitu “Tekad yang bulat untuk meluruskan kebersamaan dan kemakmuran pada pedagang dan Perusahaan Daerah Kota Medan”.


(46)

Organisasi adalah bentuk atau susunan orang-orang atau badan-badan dengan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing dan diatur prosedurnya, sehingga terdapat hubungan serta kerjasama antara beberapa orang guna mencapai suatu tujuan dari organisasi/ perusahaan tersebut. Suatu organisasi biasanya mempunyai tugas-tugas pokok dan fungsi apabila terlaksana dengan baik maka tujuan yang digariskan akan dapat segera tercapai dengan hasil yang maksimal.

Pada umumnya struktur organisasi dibuat bertujuan untuk: 4.1.7.1. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas. 4.1.7.2. Meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas. 4.1.7.3. Mempermudah pengawasan.

4.1.7.4. Meningkatkan efisiensi kerja. 4.1.7.5. Menghindari duplikasi.

4.1.7.6. Meningkatkan skill personil yang akan dibutuhkan organisasi.

4.1.7.7. Supaya mempertanggungjawabkan pekerjaannya.

Agar tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dalam pelaksanaan kerja sama tersebut perlu adanya koordinasi yaitu kontak dan keselarasan antara personil yang melakukan aktivitasnya sehingga pekerjaan berjalan dengan baik dan berirama kearah tercapainya tujuan yang sebelumnya telah disepakati.

Adapun struktur PD Pasar kota medan ditetapkan melalui Keputusan Walikota madya Kepada Daerah Tingkat II Medan No.539 2367/SK/1997 tentang organisasidan tata kerja PD Pasar kodati II Medan.


(47)

Struktur Organisasi PD Pasar Kodati II Medan adalah berbentuk garis. Struktur organisasi garis adalah tipe yang paling sederhana dimana dalam organisasi garis kewenangan langsung dari pimpinan bawahan. Garis dalam hal ini diartikan sebagai garis atau jalan pelaporan tanggungjawab sedangkan kebawah adalah sebagai pendelegasian tugas atau wewenang.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Jenis penerimaan kas

Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan kas pada PD Pasar Medan adalah:

4.2.1.1. Sumber–sumber penerimaan Daerah

Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada PD Pasar Medan diperoleh dari:

a. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan b. Prasarana pasar

c. Kebersihan d. Penjualan karsis e. Surat izin/keterangan

f. Kerja sama dari pihak ketiga 4.2.2.2. Prosedur akuntansi penerimaan kas

Prosedur yang dilakukan oleh PD Pasar Medan dalam penerimaan kas yang berkaitan dengan tagihan bulanan adalah:

a. Kepala pasar

1. Menagih piutang kontribusi/iuran bulanan kepada pedagang dengan menerima uang dan


(48)

menyerahkan (bukti tagihan) BT1 kepada pedagang

2. Menghitung uang hasil tagihan dan menyakinkan akan kebenaran jumlah uang yang diterima dari hasil penagihan piutang yang tertagih

3. Membuat Bukti Setor Bank (BSB) rangkap 6 (enam)

4. Menyetorkan seluruh uang hasil tagihan ke Bank yang telah ditunjuk oleh Direksi (setiap hari) 5. Setelah penyetoran uang ke Bank, menerima BSB

1-6 dari bank

6. Membuat Laporan hasil Tagihan (LHT) rangkap 5 (lima)

7. Menyerahkan BSB1-6, LHT1-5, BT2 kepada Sub. Bag Penagihan

8. Menerima BSB6 , LHT5 dari Sub. Bag Penagihan 9. Mencatat (mengkredit) kedalam Buku Kendali

Penagihan (BKP) dan Buku Kas Tabelaris (BKT) 10. Mengarsipkan BSB6 dan LHT5.

b. Sub bagian penagihan

1. Menerima BSB1-6 , LHT1-5 dan BT2 dari Kepala pasar

2. Membuka arsip Daftar Pendapatan yang akan ditagih (DPYAT)


(49)

3. Meneliti kesesuian BSB1-6 dengan LHT1-5 dan BT2 4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada

DPYAT

5. Menandatangani tagihan yang belum tertagih pada DPYAT

6. Menyerahkan:

a. BSB1 kepada Sub. Bag Kas

b. BSB2, LHT2 dan BT2 kepada Sub Bag Pembukuan

c. BSB3, LHT3 kepada Sub Bag Anggaran d. BSB5, LHT4 kepada Unit

e. BSB6, LHT5 kepada Kepala pasar 7. Mencatat LHT1 kedalam BKP

8. Mengarsipkan BSB4, LHT1 secara bersama c. Sub bagian kas

1. Menerima BSB1 dari Sub bag penagihan

2. Mencatat BSB1 ke dalam Buku Kas Bank (BKB) 3. Mengarsipkan BSB1

4. Konfirmasikan mencatat LHT1 ke dalam BKP d. Unit-unit

1. Menerima BSB dan LHT dari Sub bag penagihan 2. Mencatat LHT kedalam Buku Kas Bank (BKB) 3. Mengarsipkan BSB dan LHT


(50)

1. Menerima BSB2, LHT2 dan BT2 dari Sub bag penagihan

2. Meneliti kebenaran/kesesuaian BSB2 dengan LHT2 dan BT2 jika tidak terdapat kesesuaian, laporan ke atasan dan tunggu sampai diperoleh penyelesaian. Jika terdapat penyesuaian dan/atau telah ada penyelesaian, lanjut pada tahap berikut

3. Membuka arsip DPYAT2

4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada DPYAT2

5. Mencatat BSB2, ke dalam Jurnal kas Masuk (JKM)

6. Mencatat LHT2 ke dalam Buku Pembantu Piutang (BPP)

7. Mengarsipkan BSB2 dan LHT2 bersama DPYAT2 8. Secara berkala pindahkan catatan Jurnal Kas

Masuk (JKM) ke dalam Buku Besar (BB). f. Sub bag anggaran

1. Menerima BSB3 dan LHT3 dari Sub bag Penagihan 2. Mencatat LHT3 ke dalam Buku Realisasi (BR) 3. Mengarsipkan BSB3 dan LHT3

4.2.2. Fungsi yang terkait

Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas pada PD Pasar Medan adalah: 4.2.2.1. Fungsi perizinan/operasional


(51)

Fungsi perizinan/operasional pada PD Pasar Medan ditangani oleh bagian operasi pada Sub bag pemasaran dan perizinan.

4.2.2.2. Fungsi kas

Fungsi kas pada PD Pasar Medan ditangani oleh bagian administrasi dan keuangan pada Sub bagian kas dan pajak

4.2.2.3. Fungsi akuntansi/pembukuan

Fungsi akuntansi pada PD Pasar Medan ditangani oleh bagian administrasi dan keuangan pada sub akuntansi.

4.2.3. Dokumen yang digunakan PD Pasar Medan dalam penerimaan kas

Formulir dan dokumen yang digunakan oleh PD Pasar Medan berkaitan dengan penerimaan kas adalah:

4.2.3.1. Bukti dasar

a. Bukti kas (BKM/BKK) b. Bukti bank (BBM/BBK) c. Bukti memorial (BM) 4.2.3.2. Bukti entry jurnal (BEJ)

a. Bukti pembukuan (BP) 4.2.3.3. Bukti pendukung (BPn)

a. Kuitansi penerimaan (KP) b. Bukti setor bank (BSB) c. Daftar kas (DK) d. Lain-lain


(52)

4.2.3.4. Daftar/buku harian (BH) a. Daftar harian kas (DHK) b. Daftar harian bank (DHB)

4.3. Pembahasan

4.3.1. Analisis dan evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan Struktur organisasi pengelolaan keuangan daerah pada PD pasar kota Medan berbentuk garis, dimana atasan mempunyai sejumlah bawahan dan tanggungjawab langsung mengenai tugas-tugasnya kepada atasannya. Hal ini mempermudah koordinasi antara atasan dengan bawahan dan mempermudah pengawasan oleh atasan kepada bawahan.

Struktur organisasi memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur organisasi diharapkan dapat mencerminkan pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta adanya pemisahan tugas dan fungsi untuk mencegah timbulnya penyelewengan.

Struktur organisasi di PD Pasar Kota Medan telah mencerminkan adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta adanya pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi yang menangani kas. Fungsi otorisasi dilaksanakan oleh bidang anggaran sedangkan fungsi teknis di bidang pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawas keuangan daerah. Pada struktur


(53)

organisasi pengendalian internal penerimaan kas PD Pasar Kota Medan dipimpin oleh Walikota.

Berikut ini organisasi fungsional yang terkait adalah: 4.3.1.1. Bagian perizinan / operasional

Bagian ini membuat ijin untuk Hak sewa kios / stand, memasukan data dan nama-nama pedagang kedalam komputer. Dan perizinan tersebut harus ditandatangani oleh Kepala Pasar. 4.3.1.2. Bagian kas

Bagian ini bertugas menerima uang kas, bukti penerimaan dari operasional, memasukkan data pedagang dan membuat daftar harian kas beserta bukti kas masuk dan bukti Bank masuk, membuat buku kas atas penerimaan sebagai dokumen pendukung untuk bagian kas.

4.3.1.3. Bagian akuntansi / pembukuan

Bagian ini menerima daftar harian maupun bulanan kas dan bukti kas masuk dari bagian kas, melakukan pencatatan dan memposting setiap transaksi penerimaan kas sebagai laporan pertanggungjawaban kepada Kepala Pasar.

4.3.2. Analisis dan evaluasi penerapan pengendalian internal

Berdasarkan hasil penelitian penulis dan setelah dibandingkan dengan landasan teori yang terdapat pada bab sebelumnya maka unsur pengendalian intenal pada perusahaan sudah memadai.


(54)

Struktur organisasi PD Pasar Kota Medan seperti yang dijelaskan sebelumnya berbentuk garis. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib melaksanakan sistem pengendalian internal di lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya mekanisme uji silang. Setiap pimpinan satuan organisasi juga betanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.

4.3.2.2. Pegawai yang cakap

Pengangkatan pejabat struktural pada PD psar Kota Medan dilaksanakan berdasarakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Walikota dalam melakukan pengangkatan atau pengisian formasi jabatan struktural dapat menggunakan uji kompetensi, uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dan/atau berbagai mekanisme lainnya sbagai salah satu bahan pertimbangan untuk mendapatkan jabatan berkualitas dan memiliki loyalitas kepada walikota.

4.3.2.3. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan

Resi penerimaan dapat dipakai dibagian kasir untuk menerima sejumlah uang dari bagian operasional. Terlebih dahulu resi penerimaan ditandatangani oleh petugas bagian operasional dan dibubuhi tanda cap lunas sebagai bukti adanya penerimaan tagihan atas kontribusi dan iuran wajib. Dari resi penerimaan tersebut, bagian operasional membuat daftar penerimaan dan bukti


(55)

setor kas yang ditandatangani oleh petugas dan pejabat bagian operasional yang akan diberikan kepada kasir. Untuk sistem pengendalian bagian operasional membuat buku ekspedisi sebagai dokumen atas penyetoran uang ke kasir yang harus ditandatangani oleh kasir.

Dengan memakai daftar penerimaan dan resi penerimaan sebagai bukti perbandingan terhadap kasir dalam menghitung jumlah uang yang diterima. Setelah melakukan perhitungan fisik uang, kasir memasukkan data pedagang. Bukti kas masuk ditandatangani oleh bagian akuntansi / keuangan, sub bagian kas dan petugas operasional. Bukti Kas Masuk (BKM) dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pencatatan oleh bagian akuntansi. 4.3.2.4. Praktek yang sehat

Didalam PD Pasar praktek yang sehat dengan:

1. Penggunaan formulir berurut tercetak. Dalam penerimaan kas, formulir pokok menggunakan nomor urut tercetak. Hal ini dapat dilihat dalam kuitansi pembayaran yang menggunakan nomor urut tercetak.

2. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan kepada bagian pembukuan/akuntansi mengenai berapa kas yang masuk pada hari itu dan memberikan penerimaan kas pada bagian akuntansi.


(56)

3. Penyetoran kas yang diterima pada hari ini akan disetor ke Bank pada hari itu juga.

4. Terdapat staf pemeriksa intern yang dalam perusahaan disebut Staf Pengawas Intern (SPI)

5. Selama karyawan cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan sementara oleh jabatan lain. 6. Perputaran jabatan diadakan secara rutin supaya

menghindari persekongkolan diantara karyawan lain. Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas pengelola keuangan daerah, Walikota mengatur dan menyelenggarakan sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan daerah yang dipimpinnya. Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai kabupaten yang tercermin dari keandalan laporan keuangan, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan. Berikut ini kriteria yang sekurang-kurangnya harus dipenuhi dalam rangka pengendalian intern:

a. Terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat.

Merupakan tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh pimpinan dan personel di lingkungan PD Pasar kota Medan terhadap pengendalian penerimaan kas terhadap kondisi organisasi secara keseluruhan. Lingkungan pengendalian meliputi: integritas dan nilai-nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang


(57)

kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dan kebijakan sumber daya manusia dan kebijakannya.

b. Terselenggaranya penilaian resiko

Melaksanakan penaksiran resiko, Walikota beserta Kepala Pasar selalu memperhatikan adanya kemungkinan-kemungkinan dalam perubahan situasi dan kondisi yang menyebabkan kendala-kendala didalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari. Kepala Pasar selalu berkoordinasi untuk menghadapi kemungkinan resiko-resiko yang terjadi.

c. Terselenggaranya aktivitas pengendalian

Melakukan pengendalian internal di daerah adalah Walikota dan pengawasan eksternal oleh BPK.

d. Terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi

Didalam pelaksanaan sistem pengawasan internal terhadap penerimaan kas membutuhkan suatu prosedur yang sistematis dan sesuai dengan undang-undang berlaku.

e. Terselenggaranya kegiatan pemantauan pengedalian

Didalam melakukan pemantauan terhadap penerapan struktur pengawasan internal di lingkungan PD Pasar medan, maka kepala pasar beserta kepala bidang selalu memperhatikan adanya informasi dan masukan-masukan dari pihak yang terkait, baik langsung atau tidak langsung terhadap tata cara pelaksanaan pengelolaan penerimaan kas.


(58)

4.3.3. Analisis dan evaluasi pengendalian internal penerimaan kas Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada PD Pasar Medan diperoleh dari:

4.3.3.1. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan 4.3.3.2. Prasarana pasar

4.3.3.3. Kebersihan 4.3.3.4. Penjualan karsis 4.3.3.5. Surat izin/keterangan

4.3.3.6. Kerja sama dari pihak ketiga

Sistem pengendalian internal kas yang dilakukan oleh PD Pasar Kota Medan adalah:

a. Penggunaan formulir berurut tercetak, yang terdapat didalam kuitansi pembayaran yang menggunakan nomor urut tercetak.

b. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk menangani penerimaan kas.

c. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.

d. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan kepada bagian akuntansi mengenai berapa kas yang masuk pada hari itu dan memberikan penerimaan kas pada bagian akuntansi.

e. Penyetoran seluruh kas yang diterima pada hari ini akan disetor ke Bank pada hari itu juga.


(59)

f. Terdapat staf pemeriksa internal yang dalam perusahaan disebut Staf Pengawas Internal (SPI) dan adanya pihak yang melakukan pemeriksaan operasional pada PD Pasar Kota Medan adalah Badan Pengawas Keuangan (BPK).


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut pembahasan dan analisis tentang analisis sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan, maka pada bab penutup ini penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang kiranya berguna bagi PD Pasar Kota Medan dalam rangka meningkatkan kelangsungan usahanya. Menurut penulis secara keseluruhan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan, sudah cukup memadai. Berikut ini kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah:

5.1.1. Adanya struktur organisasi PD Pasar Kota Medan sudah menggambarkan pemisahan fungsi, wewenang setiap bagian. Setiap bagian bertanggungjawab atas bidangnya masing-masing dan harus mampu mempertanggungjawabkan kepada pimpinannya masing-masing.

5.1.2. Pihak atau pejabat yang melakukan pemeriksaan operasional pada PD Pasar Kota Medan adalah Badan Pengawas Keuangan (BPK).

5.1.3. Adanya dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang memadai seperti: bukti kas, bukti bank, bukti memorial, bukti entri jurnal yang terdiri atas pembukuan, dan bukti pendukung yang terdiri atas kuitansi penerimaan, bukti setor bank, daftar kas, dimana dokumen dibubuhi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang.


(61)

5.1.4. Adapun prosedur yang dilaksanakan di PD Pasar Kota Medan dalam penerimaan kas adanya fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan. Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh PD Pasar Kota Medan pada dasarnya sudah memadai karena didasarkan atas bukti dalam setiap transaksi penerimaan kas dan adanya pemisahan fungsi kas dan fungsi akuntansi.

5.1.5. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dalam menerima kas.

5.2. Saran

Dikarenakan adanya tuntutan transparansi keuangan daerah sekarang ini, maka penulis menyarankan agar sistem ini dilaksanakan secara efisien dan efektif dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Selain itu ada saran yang ditawarkan oleh penulis menyangkut pembahasan dalam skripsi ini adalah:

5.2.1. Meningkatkan dan mempertahankan adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan adanya pemisahaan fungsi di PD Pasar Kota Medan.

5.2.2. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan pada kas perusahaan maka sebaiknya PD Pasar Kota Medan memang harus mengadakan rotasi kerja atau perputaran jabatan pegawai. Hal ini dimaksud untuk menjaga terjadinya penyelewengan kas.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta. Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi Tujuh, Jilid I,

Erlangga, Jakarta.

Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Haryono, Jusup, 2001. Auditing (pengauditan), Bagian penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

James, A. Hall, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Marshall, Romney B, dan Paul John Steinbart, 2005. Sistem Informasi Akuntansi,

Buku I, Edisi Sembilan, Terjemahan Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh, 2002. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.

Warren, Carl S. dkk, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Terjemahan Salemba Empat, Jakarta.

William,C. Boynton,dkk, 2003. Accounting - Modern Auditing, Edisi Ketujuh. Erlangga, Jakarta.

Zaki, Baridwan, 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,


(63)

Penjelasan Lampiran 1 Pembagian Tugas dalam Struktur

Organisasi Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan

1. Direktur Utama Bertugas:

a. Menetapkan kebijakan dan memimpin pelaksanaan tugas perusahaan serta mempertanggung jawabkan jalannya perusahaan sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Menyampaikan rencana kerja Anggaran Perusahaan kepada walikota melalui badan pengawas.

c. Menandatangan izin-izin dan menjalin kemitraan dalam pengelolaan potensi pasar.

d. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Walikota Medan melalui badan pengawas mengenai seluruh kegiatan Perusahaan, neraca dan perhitungan laba/rugi.

e. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan perusahaan.

f. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak ketiga dalam peremajaan dan pengembangan pasar dengan persetujuan Walikota Medan melalui Badan Pengawas.

g. Mewakili perusahaan baik didalam dan diluar perusahaan. h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan Walikota Medan.

2. Direktur Pengembangan dan SDM Bertugas:


(64)

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Pengembangan Pasar dan Sumber Daya Manusia.

c. Melakukan kerja sama dengan Direktur Operasional dan Direktur Administrasi dan Keuangan.

d. Menyusun kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang pengembangan pasar menyangkut tata ruang, estetika, arsitektur, konstruksi, penzoningan, pengolahan data pasar dan pengadaan serta pembagian sumber daya manusia berdasarkan pertimbangan beban kerja dan produktivitas.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaaan pelaksanaan tugas unit kerja bawahan.

f. Memberikan laporan pertanggung jawaban tertulis berkala setiap triwulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja pada bagian-bagian dibawah Direktur pengembangan dan SDM.

g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi dalam pengembangan perusahaan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang tugasnya.

3. Direktur Administrasi dan Keuangan Bertugas:

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.


(65)

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di bagian administrasi, Keuangan dan Hukum – Humas.

c. Membuat laporan rencana sumber dan penggunaan dana pengelolaan harta kekayaan perluasan setiap akhir tahun.

d. Mengkoordinir penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Biaya Perusahaan.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksaan tugas unit kerja bawahan.

f. Menyelenggarakan kegiatan administrasi surat menyurat, keuangan dan kegiatan rumah tangga hukum dan humas.

g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi dalam pengembangan perusahaan.

h. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara berkala setiap triwulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan keuangan.

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Direktur Operasional Bertugas:

a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Usaha dan penertiban/ kebersihan


(66)

c. Menyusun kebijakan/ strategi Perusahaan dalam bidang usaha dan penertiban/ kebersihan untuk mewujudkan pasar bersih, tertib, aman, rapih dan indah.

d. Mengkoodinir penertiban dan penataan pedagang yang dilaksanakan terpadu dengan instansi terkait pemerintah kota Medan dalam penertiban dan penataan pedagang yang berada diluar pasar.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja bawahan.

f. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan , strategi dalam pengembangan perusahaan.

g. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara berkala setiap bulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan keuangan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang usahanya.

5. Kepala Satuan Pengawasan Internal Bertugas:

a. Membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas pengawas intern.

b. Menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan sistem dan mekanisme manajemen perusahaan

c. Membuat laporan hasil pengawasan intern secara berkala kepada Direktur Utama.


(67)

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang usahanya.

6. Kepala Bagian Kepegawaian Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyusun program rekruitmen, kesejahteraan pegawai serta kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Membuat rencana program kriteria dan proses penerimaan dan pemberhentian kenaikan pangkat

e. gaji berkala cuti sanksi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta biaya perjalanan dinas.

f. Membuat dan melaksanakan proses penggajian serta honor lainnya yang berhubungan dengan ini.

g. Mengajukan dan memproses uang honor rutin Badan Pengawas, Penasehat Hukum dan instansi terkait.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Pengembangan dan SDM sesuai dengan bidang tugaasnya.

7. Kepala Bagian Perencanaan Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan bagiannya.


(68)

   


(69)

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Melaksanakan dan membuat studi kelayakan revitalisasi, mengawasi serta mengkaji pembangunan maupun peremajaan pasar serta menetapkan nilai pasar.

d. Merencanakan dan menyusun planning usaha bekerjasama dengan bagian lainnya baik planning jangka pendek maupun jangka panjang.

e. Mengevaluasi dan menganalisa potensi pasar terhadap tujuan perusahaan. f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar. g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur pengembangan SDM

sesuai dengan bidang tugasnya.

h. Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Direktur Pengembangan dan SDM sesuai dengan bagiannya.

i. Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait untuk mengawasi stabilitas harga pasar dan distribusi harga pokok melaksanakan program terkait.

8. Kepala Bagian Umum Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyelenggarakan dan menata sistem pengarsipan surat menyurat perusahaan.

d. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen perusahaan dan barang-barang keperluan operasional perusahaan.


(70)

f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar. g. Menyelenggarakan kegiatan rumah tangga dan menyusun kebutuhan

perlengkapan operasional.

h. Mengendalikan kegiatan expedisi surat menyurat dan perlengkapan.

9. Kepala Bagian Keuangan Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya

c. Melaksanakan optimalisasi dalam pelaksanaan realisasi anggaran pendapatan dan biaya perusahaan

d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka pendek, menengah dan jangka perusahaan

e. Menyusun, mengevaluasi serta meneliti proses penggunaan dana dan surat berharga sesuai standarisasi keuangan dan peraturan perundang undangan yang berlaku

f. Membuat laporan harta kekeayaan dan kewajiban perusahaan secara periodik.

g. Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran

10. Kepala Bagian Hukum dan Humas Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya


(1)

c. Menyusun kebijakan/ strategi Perusahaan dalam bidang usaha dan penertiban/ kebersihan untuk mewujudkan pasar bersih, tertib, aman, rapih dan indah.

d. Mengkoodinir penertiban dan penataan pedagang yang dilaksanakan terpadu dengan instansi terkait pemerintah kota Medan dalam penertiban dan penataan pedagang yang berada diluar pasar.

e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas unit kerja bawahan.

f. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan , strategi dalam pengembangan perusahaan.

g. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara berkala setiap bulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan keuangan.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang usahanya.

5. Kepala Satuan Pengawasan Internal

Bertugas:

a. Membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas pengawas intern.

b. Menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan sistem dan mekanisme manajemen perusahaan

c. Membuat laporan hasil pengawasan intern secara berkala kepada Direktur Utama.


(2)

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai dengan bidang usahanya.

6. Kepala Bagian Kepegawaian

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyusun program rekruitmen, kesejahteraan pegawai serta kesehatan dan keselamatan kerja.

d. Membuat rencana program kriteria dan proses penerimaan dan pemberhentian kenaikan pangkat

e. gaji berkala cuti sanksi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta biaya perjalanan dinas.

f. Membuat dan melaksanakan proses penggajian serta honor lainnya yang berhubungan dengan ini.

g. Mengajukan dan memproses uang honor rutin Badan Pengawas, Penasehat Hukum dan instansi terkait.

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Pengembangan dan SDM sesuai dengan bidang tugaasnya.

7. Kepala Bagian Perencanaan

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan bagiannya.


(3)

   


(4)

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Melaksanakan dan membuat studi kelayakan revitalisasi, mengawasi serta mengkaji pembangunan maupun peremajaan pasar serta menetapkan nilai pasar.

d. Merencanakan dan menyusun planning usaha bekerjasama dengan bagian lainnya baik planning jangka pendek maupun jangka panjang.

e. Mengevaluasi dan menganalisa potensi pasar terhadap tujuan perusahaan. f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar. g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur pengembangan SDM

sesuai dengan bidang tugasnya.

h. Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Direktur Pengembangan dan SDM sesuai dengan bagiannya.

i. Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait untuk mengawasi stabilitas harga pasar dan distribusi harga pokok melaksanakan program terkait.

8. Kepala Bagian Umum

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.

c. Menyelenggarakan dan menata sistem pengarsipan surat menyurat perusahaan.

d. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen perusahaan dan barang-barang keperluan operasional perusahaan.


(5)

f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar. g. Menyelenggarakan kegiatan rumah tangga dan menyusun kebutuhan

perlengkapan operasional.

h. Mengendalikan kegiatan expedisi surat menyurat dan perlengkapan.

9. Kepala Bagian Keuangan

Bertugas:

a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan bagiannya.

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya

c. Melaksanakan optimalisasi dalam pelaksanaan realisasi anggaran pendapatan dan biaya perusahaan

d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka pendek, menengah dan jangka perusahaan

e. Menyusun, mengevaluasi serta meneliti proses penggunaan dana dan surat berharga sesuai standarisasi keuangan dan peraturan perundang undangan yang berlaku

f. Membuat laporan harta kekeayaan dan kewajiban perusahaan secara periodik.

g. Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran

10. Kepala Bagian Hukum dan Humas

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya


(6)

c. Mengumpulkan data atau informasi yang menyangkut kebijakan perusahaan

d. Memberikan informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat dan pihak yang membutuhkan

e. Membuat notulen rapat pada setiap rapat direksi atau instansi terkait yang menyangkut masalah perusahaan

f. Membuat laporan kegiatan hukum pengolahan pembinaan pedagang g. Membangun komunikasi dan koordinasi dalam bidang kehumasan

11. Kapala Bagian Tata Usaha

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya c. Melaksanakan proses pembatalan dan pencabutan tempat berjualan d. Melaksanakan pengendalian penangihan kontribusi

e. Melaksanakan penerbitan dan pendistribusian kwitansi dan karcis sebagai alat bukti penawaran.

12. Kepala Bagian Penerbitan/Kebersihan

Bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan sub bagiannya

b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya.

c. Membuat laporan secara periodik tentang hasil-hasil perawatan/kebersihan d. Mengatur jadwal pengangkutan sampah dan melakukan pemeriksaan

kepada kebersihan pasar

e. Menyelenggarakan administrasi perawatan bangunan dan kendaraan pasar serta menyusun program kerja kebersihan seluruh pasar.


Dokumen yang terkait

Analisis Sistem Pengendalian Internal atas Pendapatan Retribusi Parkir di Kota Medan

26 179 104

Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan dan Pengeluaran Kas ATM pada PT Bank Danamon Indonesia, Tbk Cabang Pusat Pasar Medan

11 175 98

Analisis Peranan Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Terhadap Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan (Studi Kasus Pedagang Eceran Beras Di Pasar Tradisional Stabat)

10 94 102

Pengawasan Internal Gaji dan Upah pada Perusahaan Daerah(PD) Pasar Kota Medan

0 12 70

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM MADUMA KOTA BIMA

6 54 17

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KREDIT PASAR DAN DESA PD. BPR BANK DAERAH KARANGANYAR.

0 0 15

Pertanggungjawaban Organ Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan (PD. Pasar) Kota Medan Setelah Lahir Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 Tahun 2014 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

0 1 18

Pertanggungjawaban Organ Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan (PD. Pasar) Kota Medan Setelah Lahir Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 Tahun 2014 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

0 0 33

Pertanggungjawaban Organ Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan (PD. Pasar) Kota Medan Setelah Lahir Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 Tahun 2014 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Chapter III V

0 0 32

Pertanggungjawaban Organ Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan (PD. Pasar) Kota Medan Setelah Lahir Peraturan Daerah Kota Medan No. 10 Tahun 2014 Tentang Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

0 0 6