Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan

(1)

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN

SOSIAL TERHADAP PEGAWAI TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH

(BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

M

Mh

hd

d.

.

E

Ed

d

i

i

e

e

N

Nu

ug

gr

ra

ah

ha

a

P

Pu

ur

rb

ba

a

NIM. 050200240

Jurusan: Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan: Hukum Perburuhan

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(2)

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN

SOSIAL TERHADAP PEGAWAI TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH

(BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Hukum

Oleh :

M

Mh

hd

d.

.

E

Ed

d

i

i

e

e

N

Nu

ug

gr

ra

ah

ha

a

P

Pu

ur

rb

ba

a

NIM. 050200240

Jurusan: Hukum Administrasi Negara Program Kekhususan: Hukum Perburuhan

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Administrasi Negara

NIP. 19600214987032002 Suria Ningsih, SH, M.Hum

Pembimbing I

NIP. 195905111986011001

Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum

Pembimbing II

NIP. 197608162002122002 Dr. Agusmidah, SH, M.Hum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rakhmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian tingkat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini berjudul “Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan”.

Di dalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima-kasih yang sebesar-besarnya kepada :

- Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.

- Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum selaku Pembantu Dekan I dan sebagai Ketua Program Kekhususan Hukum Perburuhan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.

- Ibu Dr. Agusmidah, SH, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II Penulis.

- Bapak dan Ibu Dosen serta semua unsur staf administrasi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

- Rekan-rekan se-almamater di Fakultas Hukum khususnya dan Umumnya Universitas Sumatera Utara.


(4)

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan rasa terima-kasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda dan Ibunda, semoga kebersamaan yang kita jalani ini tetap menyertai kita selamanya.

Demikianlah penulis niatkan, semoga tulisan ilmiah penulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2012 Penulis

NIM : 050200240

Mhd. Edie Nugraha Purba

DAFTAR ISI

halaman

KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... iii ABSTRAKSI ... v


(5)

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 8

D. Keaslian Penulisan... 9

E. Tinjauan Kepustakaan ... 10

F. Metodologi Penulisan ... 15

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II. PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI PEGAWAI PD. PASAR KOTA MEDAN ... 19

A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 19

B. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja ... 20

C. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD. Pasar Kota Medan ... 23

BAB III PROSEDUR KLAIM JAMINAN SOSIAL BAGI PEGAWAI PD. PASAR ... 43

A. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan ... 43

B. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit Bukan Kecelakaan ... 44

C. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kematian ... 63


(6)

BAB IV. TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM

JAMSOSTEK BAGI PEGAWAI PD. PASAR ... 66

A. Perselisihan Klaim Jamsostek di PD. Pasar ... 66

B. Peran PD. Pasar Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek ... 71

C. Peran PT. Jamsostek Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek ... 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(7)

ABSTRAK

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PEGAWAI

TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

Oleh :

NIM : 050200240 Mhd. Edie Nugraha Purba

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai pekerja yang terbagi dalam Pekerja Tetap. Dalam menjalankan pekerjaannya, ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat untuk bekerja.

Pembahasan yang akan dilakukan adalah tentang bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan, Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK dan bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar.

Setelah dilakukan pembahasan maka diketahui Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan Berdasarkan ketentuan dari Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 disebutkan bahwa pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja tersebut meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK maka Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti: Kartu peserta Jamsostek (KPJ) Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan, Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan, Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang masih berlaku, Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga), Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat, Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila pengambilan JKM ini dikuasakan.Tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan dilakukan melalui musyawarah dan mufakat antara para pihak terkait apabila jalan musyawarah dan mufakat tidak mencapai titik temu maka diselesaikan di pengadilan domisi.


(8)

ABSTRAK

PERANAN PD. PASAR KOTA MEDAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA TERHADAP PEGAWAI

TETAP BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) PD. PASAR KOTA MEDAN

Oleh :

NIM : 050200240 Mhd. Edie Nugraha Purba

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai pekerja yang terbagi dalam Pekerja Tetap. Dalam menjalankan pekerjaannya, ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat untuk bekerja.

Pembahasan yang akan dilakukan adalah tentang bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan, Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK dan bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar.

Setelah dilakukan pembahasan maka diketahui Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan Berdasarkan ketentuan dari Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 disebutkan bahwa pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja tersebut meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian atau PHK maka Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti: Kartu peserta Jamsostek (KPJ) Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan, Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan, Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan yang masih berlaku, Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga), Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat, Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila pengambilan JKM ini dikuasakan.Tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan dilakukan melalui musyawarah dan mufakat antara para pihak terkait apabila jalan musyawarah dan mufakat tidak mencapai titik temu maka diselesaikan di pengadilan domisi.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan nasional bertujuan untuk menciptakan pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya serta mewujudkan suatu masyarakat yang adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan perkembangan global.

Dalam pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas dan kontribusinya dalam pembangunan serta melindungi hak dan kepentingannya sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Pembangunan ketenagakerjaan dilandasi dengan Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi : “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Kegiatan pembangunan ketenagakerjaan melibatkan berbagai faktor, seperti pekerja dan pengusaha, dimana di dalamnya terdapat hubungan kerja.


(10)

Dalam hubungan kerja tersebut, seringkali diperoleh kenyataan bahwa pekerja berada pada posisi yang penuh dengan risiko. Risiko sosial yang sering dialami tenaga kerja adalah : kecelakaan kerja, sakit akibat kerja, kematian, dan datangnya hari tua. Hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan tenaga kerja dan keluarganya sehingga pekerja terpaksa tidak dapat bekerja untuk sementara waktu, bahkan untuk selamanya, dan penghasilannya akan berkurang atau mungkin juga terhenti. Untuk menanggulangi masalah tersebut pemerintah telah mengambil kebijaksanaan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Berdasarkan Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, setiap pekerja / buruh mempunyai hak memperoleh perlindungan atas :

1. keselamatan dan kesehatan kerja

2. moral dan kesusilaan

3. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

Meningkatnya peranan tenaga kerja dalam perkembangan pembangunan nasional di tanah air, dan semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha, dapat mengakibatkan semakin tinggi risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan tenaga kerja sehingga perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja antara lain dengan adanya program jaminan sosial tenaga kerja.

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan upaya pelaksanaan perlindungan tenaga kerja sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992


(11)

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang pada dasarnya menggantikan dan menyempurnakan Peraturan Perundang-undangan sebelumnya yaitu : Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1947 jo. Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1951 tentang Kecelakan Kerja dan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja. Asuransi sosial tenaga kerja hanya memiliki 3 (tiga) program jaminan sosial yaitu: asuransi kecelakaan kerja, asuransi kematian dan tunjangan hari tua. Sedangkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 memiliki program jaminan sosial yang lebih memadai dan sesuai dengan perkembangan teknologi yang meliputi : jaminan kecelakan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan.

Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dinyatakan bahwa jaminan sosial tenaga kerja tidak hanya memberikan santunan atau pelayanan setelah risiko-risiko itu terjadi, melainkan juga ikut membantu secara efektif dalam usaha-usaha pencegahan dan rehabilitasi akibat risiko tersebut. Jaminan kecelakaan kerja berperan aktif dalam usaha meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dan memberikan rehabilitasi fisik untuk cacat akibat kecelakaan kerja.

Jaminan sosial mempunyai tujuan ganda yaitu, tujuan sosial dan tujuan ekonomi. Tujuan sosial untuk menanggulangi berbagai peristiwa yang merugikan tenaga kerja baik berupa pencegahan maupun penyantunan. Sedangkan tujuan ekonomi dimaksudkan untuk menanggulangi ketidakpastian masa depan karyawan sehingga dapat menciptakan ketenangan kerja yang diperlukan untuk menumbuhkan semangat bekerja dan produktivitas tenaga


(12)

kerja.

Program jaminan sosial tenaga kerja yang diatur Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 adalah :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kecelakan kerja merupakan risiko yang dihadapi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh kematian atau cacat atau kecelakaan kerja baik fisik maupun mental maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.

2. Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasillan, dan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu, diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

3. Jaminan Hari Tua

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak mampu bekerja. Oleh karena itu, diperlukan jaminan hari tua yang memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan secara sekaligus atau berkala kepada tenaga kerja yang telah mencapai umur 55 tahun atau memenuhi persyaratan tertentu.

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


(13)

produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang penyembuhan. Oleh karena itu, upaya penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan kepada perorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program jaminan sosial tenaga kerja. Disamping itu, pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif).

Timbulnya kecelakaan kerja tidak selalu hanya karena kelalaian pekerja, akan tetapi mungkin juga karena penggunaan teknologi dan kondisi lingkungan. Oleh karena itu, setiap pekerja perlu dipertanggungkan terhadap timbulnya bahaya atau kecelakaan kerja. Sistem pertanggungan itu saat ini dikelola dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang lebih dikukuhkan dan diperluas melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992. Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja adalah PT. JAMSOSTEK sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 dari Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

PD. Pasar Kota Medan merupakan perusahaan daerah yang membutuhkan pekerja yang mampu bekerja secara efektif dan efisien agar dapat memperoleh hasil yang berkualitas. PD. Pasar Kota Medan mempunyai pekerja yang terbagi dalam Pekerja Tetap. Dalam menjalankan pekerjaannya,


(14)

ada banyak risiko yang mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan para pekerja tersebut. Untuk menciptakan ketenangan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja para pekerja, maka PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Bahwa dengan mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja, maka produktivitas pekerja PD. Pasar Kota Medan diharapkan mampu menjadi lebih baik karena dengan adanya jaminan yang mengcover atau melindungi para pekerja akan berefek pada ketenangan mereka untuk bekerja dan juga lebih giat untuk bekerja.

Sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992, maka semua tenaga kerja harus diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Di dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja sudah dijelaskan bahwa setiap badan usaha yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar total upah Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) per bulan, wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja.

Program jaminan sosial tenaga kerja adalah perlindungan dasar bagi pekerja yang sifatnya saling membantu. Pekerja yang muda membantu yang tua, yang berupah besar membantu yang berupah kecil, dan yang sehat membantu yang sakit. Sampai saat ini, masih banyak perusahaan yang melaporkan upah tidak sebenarnya kepada jaminan sosial tenaga kerja. Kondisi ini sangat merugikan pekerja, karena jika terjadi sesuatu atas pekerja dan saat pembayaran klaim, jaminan sosial tenaga kerja hanya akan membayar dengan


(15)

mengacu pada upah yang dilaporkan.

Pada hakekatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Disamping itu, program jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek, yaitu :1

a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal

bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan

tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.

Masalah jaminan sosial tenaga kerja merupakan hal yang paling prinsipil bagi setiap tenaga kerja dan sekaligus merupakan beban yang harus dipikul oleh setiap pengusaha. Oleh karena itu, tidak mustahil timbul kerawanan-kerawanan pada perusahaan-perusahaan tertentu yang tidak melaksanakan ketentuan tersebut. Mengingat bahwa di setiap perusahaan memiliki pekerja tetap dan pekerja tidak tetap, maka dalam kenyataannya tidak setiap pekerja mendapatkan pelayanan jaminan sosial tenaga kerja.

Berdasarkan alasan-alasan yang telah disebutkan diatas yang menjadi dasar penulis untuk membahas permasalahan sebatas kemampuan daya pikir penulis, maka penulis memilih judul : ”Peranan PD. Pasar Kota Medan

1

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 159


(16)

Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengemukakan permasalahan yaitu:

1. Bagaimanakah pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD.

Pasar Kota Medan?

2. Bagaimana prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan?

3. Bagaimana tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai

PD. Pasar Kota Medan?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Suatu tulisan atau uraian pada dasarnya bermaksud untuk memberitahukan atau menjelaskan sesuatu kepada pembaca atau pendengarnya. Sedangkan sebuah penelitian dimaksudkan untuk membuat jelas suatu permasalahan dengan mengamati pokok permasalahan untuk dirumuskan guna mencapai solusi yang terbaik.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai

PD. Pasar Kota Medan.

2. Untuk mengetahui prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan.

3. Untuk mengetahui tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi


(17)

Manfaat Penelitian ini adalah:

1. Kegunaan Praktis

Dengan diadakannya penelitian ini, maka diharapkan dapat menjadi suatu bahan informasi bagi perusahaan dalam rangka Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang berkaitan dengan perlindungan bagi tenaga kerja.

2. Kegunaan Teoritis

a. Diharapkan dapat mengerti dan memahami pelaksanaan program

jaminan sosial tenaga kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memperkaya

bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan Ilmu Hukum Administrasi Negara khususnya tentang ketenagakerjaan.

D. Keaslian Penulisan

Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Peranan PD. Pasar Kota Medan

Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan” ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri,dan penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.


(18)

E. Tinjauan Kepustakaan

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja, untuk mendapatkan perlindungan baik dalam bentuk jaminan sosial maupun penggantian kerugian dalam rangka pelaksanaan tugas yang merupakan kewajiban setiap pekerja. Jaminan sosial tenaga kerja adalah salah satu kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk dapat bekerja lebih produktif dan hidup lebih sejahtera. Sebaliknya bagi perusahaan juga akan dapat lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan usahanya, karena tenaga kerja yang bekerja di perusahaannya terlindung dan terjamin oleh program jaminan sosial tenaga kerja.

Penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja pada dasarnya berusaha ingin memberikan rasa aman dan tenteram bagi setiap tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaannya, dan tidak perlu memikirkan semua biaya yang harus dikeluarkan untuk mengatasi masalah yang terjadi baik si pekerja itu sendiri maupun keluarganya.

Jaminan sosial dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan istilah Social Security. Istilah ini pertama kali dipakai oleh Amerika Serikat dalam suatu undang-undang yang bernama The Social Security Act Of 1935. Kemudian dipakai resmi oleh New Zealand Tahun 1983 sebelum secara resmi dipakai oleh ILO (International Labour Organisation).


(19)

Menurut ILO: “Social security adalah sistem perlindungan yang diberikan oleh masyarakat untuk para warganya melalui berbagai usaha untuk menghadapi risiko-risiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinya atau sangat berkurangnya penghasilan”.2

Menurut Kennet Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jendral International Social Security Assotiation di Jenewa, dalam Regional Training ISSA di Jakarta bulan Juni 1980, jaminan sosial tenaga kerja diartikan sebagai:3

“Perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi

anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan/atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk keluarga dan anak”. Sejalan dengan kedua pengertian di atas, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, pada Pasal 2 ayat (4) menyebutkan sebagai berikut : “Jaminan sosial sebagai perwujudan dari sekuritas sosial adalah seluruh sistem perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga negara yang diselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat guna memelihara taraf kesejahteraan sosial”.

Selanjutnya menurut Imam Soepomo, dalam bukunya “Pengantar Hukum Perburuhan” disebutkan bahwa jaminan sosial adalah pembayaran yang diterima pihak buruh dalam hal berat diluar kesalahan tidak melakukan

2

Zaeni Asyadhie, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: PT. Raja grafindo, 2004, hal. 98


(20)

pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan (income security) dalam hal

buruk kehilangan upahnya karena alasan diluar kehendaknya.4

Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa pengertian tersebut memberikan pengertian jaminan sosial dalam arti luas, yaitu jaminan sosial tersebut mencakup :5

bidang pencegahan dan pengembangan, yaitu dibidang kesehatan, keagamaan, keluarga berencana, pendidikan, bantuan hukum dan lain-lain yang dikelompokkan dalam pelayanan sosial (social security)

bidang pemulihan dan penyembuhan, seperti bantuan untuk bencana alam, lanjut usia, yatim piatu, penderia cacat dan berbagai kegunaan yang

dikelompokkan dalam pengertian bantuan sosial (social assistance). Ciri

pokok bantuan sosial adalah :

a. Seluruh biaya program di pikul oleh pemerintah.

b. Bantuan yang diberikan terdiri atas kategori kebutuhan yang ditetapkan

oleh pemerintah.

c. Bantuan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan total

seorang ke tingkat standar minimum hidup yang berlaku dalam masyarakat itu dengan memperhatikan faktor-faktor lain seperti jumlah keluarga, dan kewajiban tetap yang tidak dapat dihindarkan.

bidang pembinaan, diberikan dalam bentuk perbaikan gizi perusahaan, koperasi

dan lain-lain yang dapat dikelompokkan dalam sarana sosial (social

3


(21)

infrastruktur)

Sedangkan pengertian jaminan sosial secara sempit lebih dipertegas dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerta dan Transmigrasi RI Nomor: PER-03/MEN/1980 yang dalam Pasal 2 ayat 1 menentukan bahwa :

“Program jaminan sosial adalah progam yang meliputi jaminan sakit, hamil, bersalin, hari tua/pensiun, kecelakaan/cacat dan meninggal dunia bagi tenaga kerja dan/atau keluarganya”.

Menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 dalam Pasal 1 ayat (1) adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang di alami oleh tenaga kerja berupa keselamatan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia.

Menurut Lalu Husni, dalam bukunya “Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia” disebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja merupakan perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang (jaminan kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua), dan pelayanan

kesehatan yakni jaminan pemeliharaan kesehatan.6

Menurut H. Sendjun Manulang dalam bukunya “Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia” disebutkan bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah hak tenaga kerja berbentuk tunjangan berbentuk uang, pelayanan atau

4

Iman Soepomo, Pengantar hukum Perburuhan, Jakarta: Jambatan, 2003, hal.36 5


(22)

keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, meninggal dunia dan menganggur.7

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan salah satu bentuk asuransi sosial dan bantuan sosial. Asuransi sosial adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan undang-undang. Jaminan sosial tenaga kerja dikatakan sebagai jenis asuransi sosial karena :

1. Biaya yang diperoleh dari iuran pengusaha dan tenaga kerja.

2. Partisipasi diwajibkan, dengan beberapa pengecualian.

3. Tingkat iuran dan tunjangan sering dikaitkan dengan posisi seseorang atau

penghasilannya.

4. Hak seseorang akan tunjangan dijamin oleh bukti catatan iurannya.

Bentuk perlindungan, pemeliharaan, dan peningkatan kesejahteraan diselenggarakan dalam bentuk jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat dasar, dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong, sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Dasar Negara RI 1945. Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja untuk mendapatkan santunan berupa uang sebagai pengganti dari pengahsilan yang telah dikeluarkan apabila terjadi peristiwa-peristiwa yang membawa kerugian terhadap pekerja itu sendiri. Selain itu, jaminan sosial tenaga kerja juga diberikan kepada pekerja atau keluarganya yang menderita suatu penyakit atau meninggal dunia dan pekerja yang sudah tidak mampu lagi untuk melakukan

6


(23)

pekerjaan karena telah lanjut usia.

F. Metodologi Penulisan

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat terhadap suatu keadaan yang menjadi objek penelitian dengan mendasarkan penelitian pada ketentuan hukum normatif. Dalam penelitian yuridis normatif ini akan digambarkan keadaan atau suatu fenomena yang berhubungan dengan Peranan PD. Pasar Kota Medan Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pegawai Tetap Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PD. Pasar Kota Medan.

2. Sumber Data

Sumber penelitian yang dipergunakan bersumber dari data sekunder. Data sekunder yakni dengan melakukan pengumpulan referensi yang berkaitan dengan objek atau materi penelitian yang meliputi:

a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai adalah:

- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

7

H. Sendjun Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1987, hal. 131


(24)

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang

Timbul Karena Hubungan Kerja

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1993 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1993 Tentang

Jaminan Kecelakaan Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1998 tentang Perubahan PP No.

14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2002 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

- Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 Tentang Perubahan

Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

b. Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang

diteliti.

c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum dan kamus


(25)

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah melalui studi dokumen yang berupa pengambilan data yang berasal dari bahan literatur atau tulisan ilmiah sesuai dengan objek yang diteliti.

4. Analisis Data

Jenis analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif yang menggambarkan fenomen-fenomena mengenai hasil penelitian dengan kalimat-kalimat sehingga dapat memecahkan rumusan masalah.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian:

Bab I. Pendahuluan

Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penulisan serta Sistematika Penulisan.

Bab II. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD Pasar Kota Medan


(26)

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan tentang Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja serta Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD. Pasar Kota Medan.

Bab III. Prosedur Klaim Jaminan Sosial Bagi Pegawai Pd. Pasar

Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang: Klaim

Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan,

Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit Bukan Kecelakaan serta Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kematian.

Bab IV. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD Pasar

Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan terhadap Perselisihan

Klaim Jamsostek di PD. Pasar, Peran PD. Pasar Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek serta Peran PT. Jamsostek Dalam Penyelenggaraan Perselisihan Klaim Jamsostek. Bab V. Kesimpulan dan Saran

Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana


(27)

BAB II

PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA BAGI PEGAWAI PD. PASAR KOTA MEDAN

A. Dasar Hukum Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dasar hukum pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga

Kerja

2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

3. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul

Karena Hubungan Kerja

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1993 Tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1993 Tentang

Jaminan Kecelakaan Kerja

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1998 tentang Perubahan PP No. 14

Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

7. Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2002 Tentang Perubahan Ketiga

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran 19


(28)

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

9. Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 Tentang Perubahan Keempat

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

B. Kepesertaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Persyaratan Kepesertaan

Menurut Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 disebutkan bahwa persyaratan dan tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial tenaga kerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah, maka berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 disebutkan mengenai persyaratan kepesertaan sebagai berikut : “Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih atau membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja”.

Pengusaha yang telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerjanya dengan manfaat lebih baik dari Paket Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dasar menurut peraturan pemerintah, maka tidak wajib ikut dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek.

Pengusaha dan tenaga kerja yang telah ikut program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK) sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 14


(29)

Tahun 1993, dapat tetap melanjutkan kepesertaannya dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Selanjutnya pengusaha yang belum mengikutsertakan tenaga kerjanya, maka wajib memberikan jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan peraturan tersebut.

Tata Cara Pendaftaran Kepesertaan

Pengusaha yang memenuhi syarat penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja dalam hal kepesertaan wajib mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program jaminan sosial tenaga kerja kepada badan penyelenggara dengan mengisi formulir yang disediakan badan penyelenggara. Pengusaha harus menyampaikan formulir jaminan sosial tenaga kerja kepada badan penyelenggara selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya formulir dari badan penyelenggara.

Dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari sejak formulir pendaftaran dan pembayaran iuran pertama diterima, badan penyelenggara menerbitkan dan menyampaikan kepada pengusaha hal-hal sebagai berikut:

- Sertifikat kepesertaan untuk masing-masing perusahaan sebagai tanda

kepesertaan perusahaan.

- Kartu peserta untuk masing-masing tenaga kerja sebagai tanda kepesertaan

dalam jaminan sosial tenaga kerja.


(30)

mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan. 8

Selanjutnya pengusaha menyampaikan kartu peserta program jaminan sosial tenaga kerja kepada masing-masing tenaga kerja dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya dari badan penyelenggara. Kartu peserta berlaku sampai berakhirnya masa kepesertaan tenaga kerja yang bersangkutan dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Apabila tenaga kerja pindah tempat kerja dan masih menjadi peserta program jaminan sosial tenaga kerja, maka harus memberitahukan kepesertaannya kepada pengusaha tempat kerja yang baru dan menunjukkan kartu peserta.

Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran iuran pertama dilakukan oleh pengusaha. Pengusaha diwajibkan untuk melaporkan kepada PT. Jamsostek apabila tejadi perubahan mengenai :9

a. Alamat perusahaan

b. Kepemilikan perusahaan

c. Jenis dan bidang usaha

d. Jumlah tenaga kerja dan keluarganya

e. Besarnya upah setiap tenaga kerja

Laporan tersebut disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak terjadinya perubahan. Tenaga kerja peserta jaminan sosial tenaga kerja wajib menyampaikan daftar susunan keluarga kepada pengusaha, termasuk segala

8

Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, Jakarta, PPMI, 2005, hal. 67.


(31)

perubahannya. Apabila terjadi perubahan mengenai jumlah tenaga kerja dan keluarganya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak laporan diterima, PT. Jamsostek wajib menerbitkan :

a. Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga kerja yang bersangkutan

telah memiliki kartu peserta

b. Kartu pemeliharaan kesehatan yang baru10

Bagi perusahaan atau pengusaha yang telah mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti pengusaha itu telah melakukan suatu tindakan yang bijaksana yaitu melindungi para pekerja dalam menghadapi setiap kecelakaan yang mungkin terjadi, mendidik para pekerjanya untuk menghemat atau menabung yang nantinya dapat dinikmati apabila sewaktu-waktu terjadi suatu kejadian, melindungi perusahaannya dari keharusan memberikan tunjangan kecelakaan yang kemungkinan jumlahnya sangat besar dan memberikan ketenangan kepada pekerja beserta keluarganya karena dengan terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka telah berhak memperoleh jaminan yang memadai.

C. Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Pegawai PD. Pasar Kota Medan

Jaminan sosial tenaga kerja merupakan hak dari setiap pekerja, untuk mendapatkan perlindungan baik dalam bentuk jaminan sosial maupun penggantian kerugian dalam rangka pelaksanaan tugas yang merupakan

9

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(32)

kewajiban setiap pekerja. Jaminan sosial tenaga kerja adalah salah satu kebutuhan dasar bagi tenaga kerja untuk dapat bekerja lebih produktif dan hidup lebih sejahtera. Sebaliknya bagi perusahaan juga akan dapat lebih bersungguh-sungguh dalam melakukan usahanya, karena tenaga kerja yang bekerja di perusahaannya terlindung dan terjamin oleh program jaminan sosial tenaga kerja. Program jaminan sosial tersebut meliputi setiap upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dan keluarganya.

PD. Pasar Kota Medan mengikutsertakan seluruh pekerjanya yang termasuk dalam Pekerja Tetap. Program jaminan sosial tenaga kerja tersebut terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

Menurut pegawai PD. Pasar Kota Medan, jaminan sosial tenaga kerja yang telah dilaksanakan oleh Perusahaan sangat memberikan manfaat bagi pekerjanya. Karena dengan menjadi anggota atau mengikuti program jaminan sosial tenaga kerja dapat meringankan kebutuhan keluarga. Disamping membantu kebutuhan keluarga, juga kesejahteraan dalam perusahaan pun menjadi terjamin.11

Tata cara pendaftaran kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja meliputi beberapa tahap, yaitu :12

1. Pendaftaran Tenaga Kerja

10

Lalu Husni, Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan

Diluar Pengadilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada, 2004, hal. 90.

11

Bapak Sukardi Bg, Wawancara, Karyawan PD. Pasar Kota Medan, 2 Agustus 2011. 12

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(33)

Perusahaan melakukan pendaftaran tenaga kerja untuk kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja dilakukan bagi pekerja yang baru pada kepesertaan awal maupun pekerja baru susulan pada bulan-bulan berikutnya.

2. Penerbitan Kartu Peserta (KPA)

Setelah persyaratan kepesertaan dipenuhi, PT Jamsostek akan menerbitkan dan menyampaikan kartu peserta (KPA) sebagai tanda kepesertaan.

3. Pendaftaran Keluarga Tenaga Kerja

Perusahaan melakukan pendaftaran keluarga tenaga kerja melalui kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan. Dalam pendaftaran ini juga dilakukan pemilihan fasilitas pelayanan kesehatan yang dikehendaki pekerja dan keluarganya.

Kepesertaan perusahaan dan tenaga kerja dalam program jaminan sosial tenaga kerja berlaku sejak pendaftaran dan pembayaran iuran pertama dilakukan oleh pengusaha. Pengusaha juga diwajibkan untuk melaporkan kepada PT. Jamsostek apabila tejadi perubahan mengenai :13

a. Alamat perusahaan

b. Kepemilikan perusahaan

c. Jenis dan bidang usaha

d. Jumlah tenaga kerja dan keluarganya

e. Besarnya upah setiap tenaga kerja

Laporan tersebut disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak

13

Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(34)

terjadinya perubahan. Tenaga kerja peserta jaminan sosial tenaga kerja wajib menyampaikan daftar susunan keluarga kepada pengusaha, termasuk segala perubahannya. Apabila terjadi perubahan mengenai jumlah tenaga kerja dan keluarganya dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak laporan diterima, PT Jamsostek wajib menerbitkan :

a. Kartu peserta tenaga kerja baru, kecuali tenaga kerja yang bersangkutan

telah memiliki kartu peserta

b. Kartu pemeliharaan kesehatan yang baru14

Bagi perusahaan atau pengusaha yang telah mendaftarkan pekerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti pengusaha itu telah melakukan suatu tindakan yang bijaksana yaitu melindungi para pekerja dalam menghadapi setiap kecelakaan yang mungkin terjadi, mendidik para pekerjanya untuk menghemat atau menabung yang nantinya dapat dinikmati apabila sewaktu-waktu terjadi suatu peistiwa, melindungi perusahaannya dari keharusan memberikan tunjangan kecelakaan yang kemungkinan jumlahnya sangat besar dan memberikan ketenangan kepada pekerja beserta keluarganya karena dengan terjadinya kecelakaan yang tidak diharapkan, mereka telah berhak memperoleh jaminan yang memadai.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, PD. Pasar Kota Medan dalam melaksanakan program jaminan sosial tenaga kerja bekerja sama dengan PT Jamsostek sebagai badan

14

Abdul Khakim, Aspek Hukum Pengupahan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13


(35)

penyelenggara. Adapun program jaminan sosial tenaga yang diselenggarakan meliputi :

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja menurut Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa / wajar dilalui.

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kecelakaan kerja merupakan risiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan.15

Dalam jaminan kecelakaan kerja, PT Jamsostek melakukan perhitungan kemudian menetapkan besarnya jaminan yang didasarkan pada tingkat kecacatan dan tingkat upah pekerja yang bersangkutan yang terdiri Mengingat gangguan mental akibat kecelakaan kerja sifatnya relatif sehingga sulit diterapkan derajat cacatnya maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacat mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh kematian atau cacat atau kecelakaan kerja baik fisik maupun mental maka perlu adanya Jaminan Kecelakaan Kerja.

15

Halili Toha dan Hari Pramono, Hubungan Kerja Antara Majikan dan Buruh, Jakarta: Bina Aksara, 1999, hal. 31.


(36)

dari penggantian biaya dan santunan. Apabila kecelakaan kerja menimpa pekerja dan mengakibatkan pekerja tersebut tidak mampu bekerja sementara waktu, maka santunan uang yang diberikan mempunyai batas waktu sampai pekerja sembuh dan mampu bekerja lagi sesuai dengan surat keterangan dokter.

Frekuensi terjadinya kecelakaan kerja di PD. Pasar Kota Medan ini jarang terjadi karena perusahaan sangat mengutamakan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya sehingga dalam menjalankan produksinya telah dilengkapi dengan berbagai pengamanan. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa kebanyakan kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh kelalaian pekerja, seperti kondisi fisik pekerja dalam menjalankan pekerjaannya.16

Bagi Pekerja telah diberikan alat-alat kerja dan alat pelindung yang telah disediakan oleh Perusahaan. Terhadap Pekerja yang tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, serta tidak mempergunakan alat perlengkapan kerja dan alat pelindung diri yang disediakan sehingga dapat menimbulkan kecelakaan terhadap dirinya sendiri atau teman sekerja serta menimbulkan kerugian kepada Perusahaan dapat dikenakan sanksi peringatan atau pemutusan hubungan kerja.17

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005, jaminan kecelakaan kerja dibayarkan secara sekaligus dan berkala dengan besarnya

16

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.


(37)

santunan yaitu :

1. Santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan :

- Santunan sekaligus (lumpsum) sebesar 70 % x 70 bulan upah (tetap)

- Santunan berkala sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per

bulan selama 24 (dua puluh empat) bulan

- Santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dengan besarnya santunan adalah % berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 70 bulan upah

2. Santunan kematian akibat kecelakaan kerja dibayarkan secara sekaligus

(lumpsum) dan secara berkala dengan besarnya santunan :

- Santunan sekaligus (lumpsum) sebesar 60 % x 70 bulan upah,

sekurang-kurangnya sebesar jaminan kematian.

- Santunan berkala sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) per

bulan selama 24 (dua puluh empat) bulan

- Biaya pemakaman sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu

rupiah)

Berdasarkan keterangan Pekerja Pabrik Gula Trangkil, dapat disimpulkan bahwa para pekerja mendukung adanya pembuatan laporan kecelakaan kerja pekerja.18

17

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

Selama pekerja yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu bekerja, pengusaha tetap membayar upah pekerja yang


(38)

bersangkutan, sampai penetapan akibat kecelakaan kerja yang dialami diterima semua pihak.19

Apabila santunan yang dibayarkan badan penyelenggara lebih besar dari yang dibayarkan pengusaha, maka selisihnya dibayarkan langsung kepada pekerja. Sebaliknya, jika penggantian santunan yang dibayarkan badan penyelengara lebih kecil dari upah yang telah dibayarkan pengusaha, maka selisihnya tidak dimintakan pengembaliannya kepada pekerja.

20

2. Jaminan Kematian

Kematian adalah salah satu kehidupan yang pasti akan dialami oleh orang termasuk para pekerja. Jaminan kematian adalah jaminan yang diberikan kepada keluarga dan ahli waris pekerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja untuk meringankan beban keluarga. Pekerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan putusnya penghasilan pekerja. Dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga dari pekerja yang meninggal dunia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005, jaminan kematian dibayarkan sekaligus kepada janda / duda / anak dan meliputi

18

Bapak Agus Supriyadi, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 19

Bapak Sukardi Bg, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 20

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.


(39)

santunan kematian sebesar Rp 6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan biaya pemakaman sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah).

Santunan jaminan kematian tersebut diberikan sekaligus kepada ahli waris dengan urutan sebagai berikut :

1. janda atau duda

2. anak

3. orang tua

4. cucu

5. kakek atau nenek

6. saudara kandung

7. mertua21

Apabila janda, duda, atau anak yatim tidak ada, jaminan kematian dibayarkan sekaligus kepada keturunan sedarah dari tenaga kerja, menurut garis lurus ke bawah dan garis kurus ke atas dihitung sampai derajat kedua. Akan tetapi jika tenaga kerja tidak memiliki keturunan sedarah, jaminan kematian dibayarkan sekaligus kepada pihak yang ditunjuk tenaga kerja dalam wasiatnya. Jika tidak ada wasiat, biaya pemakaman dibayarkan kepada pengusaha atau pihak lain guna pengurusan pemakaman.

Untuk mengajukan klaim pembayaran jaminan kematian kepada PT Jamsostek, pihak yang berhak harus menyerahkan bukti-bukti berupa kartu peserta jaminan sosial tenaga kerja dan surat keterangan kematian.

21

Thoga M. Sitorus, Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia dan Daerah (Pasca


(40)

PD. Pasar Kota Medan juga memberikan tunjangan kematian tersendiri kepada Pekerja Tetap dan Pekerja Kampanye yaitu :

1) Apabila Pekerja meninggal dunia maka kepada keluarga atau ahli

warisnya diberikan tunjangan :

- biaya pemakaman (termasuk kain kafan, peti dan bahan keperluan

lain) sebesar satu bulan upah minimal Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah)

- uang duka sebesar 3 (tiga) bulan upah

- gula pasir sebanyak 15 kilogram, dan

- uang jasa yang besarnya diberikan sesuai dengan masa kerja yaitu :

Masa Kerja Aktif Besarnya Uang Jasa

3-6 tahun 6-9 tahun 9-12 tahun 12-15 tahun 15-18 tahun 18-20 tahun 20-24 tahun > 24 tahun

2 bulan upah 3 bulan upah 4 bulan upah 5 bulan upah 6 bulan upah 7 bulan upah 8 bulan upah 10 bulan upah

2) Apabila salah satu keluarga Pekerja meninggal dunia maka kepada

Pekerja tersebut diberikan bantuan biaya pemakaman sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan bantuan gula pasir sebanyak 10 kilogram.

3) Bagi pekerja yang meninggal dunia dalam dan karena menjalankan


(41)

- 2x bantuan biaya pemakaman

- 2x uang duka

- 2x uang jasa

- Bantuan gula pasir sebanyak 30 kilogram

4) Dalam hal Pekerja atau keluarganya meninggal di RSU Pemerintah yang

letaknya sangat jauh dari rumahnya, dan perawatan dilakukan atas petunjuk Dokter Perusahaan, maka atas permintaan keluarga yang bersangkutan, jenasahnya dapat dibawa ke rumah yang bersangkutan atas biaya Perusahaan.

5) Dalam hal Pekerja yang menjalani purna tugas meninggal dunia, maka

kepada isterinya diberikan tunjangan sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dengan menunjukkan bukti Surat Keputusan Pensiun atau bukti pendukung lain.

Bagi Pekerja peserta jaminan sosial tenaga kerja, pemberian tunjangan bantuan biaya pemakaman, uang duka serta tunjangan kematian berkenaan dengan kecelakaan kerja dikaitkan dengan santunan yang diterima oleh PT Jamsostek dalam arti kata diberikan santunan atau tunjangan yang paling menguntungkan bagi Pekerja, dalam hal pemberian dari Perusahaan lebih besar dari yang diterima dari PT Jamsostek maka selisihnya menjadi beban Perusahaan.22

22

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.


(42)

3. Jaminan Hari Tua

Hari tua mengakibatkan hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan seorang pekerja, untuk itu diadakan program jaminan hari tua. Dengan adanya program jaminan hari tua diharapkan tenaga kerja yang sudah mencapai hari tua tidak gelisah dan dapat hidup tenang karena adanya kepastian penerimaan penghasilan.

Jaminan hari tua merupakan jaminan yang memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun atau memenuhi persyaratan tertentu. Pembayaran iuran jaminan hari tua menjadi tanggung jawab bersama antara pekerja dan pengusaha, dengan besarnya iuran jaminan hari tua adalah 5,70 % x upah sebulan, dengan perincian 2 % x upah sebulan dibayar oleh pekerja, dan 3,70 % x upah sebulan dibayar oleh pengusaha. Untuk pekerja, pembayaran iuran jaminan hari tua langsung diambil dari pemotongan gaji pekerja setiap bulan.

Pekerja Tetap yang akan menjalani purna tugas dari perusahaan diberikan Uang Jasa Masa Akhir Jabatan (UJAM) sebagai berikut :

- Bagi Pekerja Tetap yang berhenti dengan hormat dari perusahaan

dengan masa kerja sekurang-kurangnya 15 tahun atau jika meninggal dunia, atau 5 tahun cacat, atau berapa tahun pun jika gugur/tewas dalam menjalankan tugas perusahaan, akan menerima uang jasa akhir masa jabatan dengan menggunakan rumus :


(43)

Keterangan :

UJAM : Uang Jasa Akhir Masa

FJ : Faktor Jasa, yaitu Masa Kerja x 2,5 % (maksimal 80 %)

U : Upah Pokok x Indeks Konjungtur

Selain itu, Perusahaan Pabrik Gula Trangkil juga memberikan santunan hari tua kepada Pekerja Tetap yang menjalani purna tugas yang besarnya 1/2 bulan upah bersih per tahun, dengan santunan hari tua maksimal sebesar 15 kali upah bersih.

Bagi Pekerja Kampanye yang menjalani purna tugas diberikan penghargaan masa dinas. Penghargaan diberikan bagi Pekerja Kampanye yang memiliki masa kerja terus menerus dalam lingkungan perusahaan sekurang-kurangnya selama 15 tahun giling atau 20 tahun giling atau 25 tahun giling atau 30 tahun giling.

Santunan hari tua diberikan kepada :

a. Karyawan yang berhak atas pensiun

b. Ahli waris karyawan yang meninggal dunia

Pemberian jaminan hari tua diberikan secara sekaligus. Bagi Pekerja Tetap dan Pekerja Kampanye yang diberhentikan Perusahaan karena mencapai usia pensiun (55 tahun) dan yang bersangkutan memiliki masa kerja kurang dari 15 tahun dan tidak memenuhi syarat pensiun, maka kepadanya diberikan uang pesangon, uang jasa dan ganti rugi.23

23

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.


(44)

4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada pekerja karena kesehatan sangat menunjang segala aktivitas pekerja sehingga lebih meningkatkan produktivitas sebagaimana yang diharapkan. Demikian pula dengan keluarga pekerja yang sehat akan mendorong kerja serta ketenangan kerja bagi pekerja dalam menjalankan tugas-tugasnya di perusahaan.

Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan apabila pekerja atau keluarganya menderita sakit yaitu sakit yang biasa atau pada umumya diderita dan bukan disebabkan oleh kecelakaan kerja. Jaminan pemeliharaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian, tenaga kerja dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk penyembuhan (kuratif).

Program jaminan pemeliharaan kesehatan, dikelola sendiri oleh PD. Pasar Kota Medan yaitu dengan menyediakan fasilitas Poliklinik dan Dokter Perusahaan bagi pekerja dan keluarganya. Perusahaan mengambil kebijaksanaan ini karena Perusahaan menilai selama ini PT. jamsostek kurang memberikan pelayanan bagi jaminan pemeliharaan kesehatan.

Bagi pekerja dan keluarganya yang berobat ke Poliklinik dan Dokter


(45)

Perusahaan tidak dipungut biaya. Apabila pekerja dan keluarganya berobat di luar maka biayanya akan diganti oleh perusahaan. Selain itu, perusahaan juga akan mengganti biaya perawatan di Rumah Sakit maksimal 2 (dua) bulan dengan mendapat gaji standar dalam setahun, jika harus opname lagi bukan merupakan tanggungan perusahaan.

Selain tunjangan yang disebutkan di atas, PD. Pasar Kota Medan juga memberikan tunjangan lain kepada pekerjanya yaitu :

1. Perawatan dan Pengobatan Mata

Pemeriksaan dan perawatan mata di RSU Pemerintah hanya dilakukan atas attest dokter Perusahaan. Kacamata untuk pekerja diberikan berdasarkan pendapat dokter perusahaan dan diatur sebagai berikut :

- lensa kacamata atas resep dokter untuk pertama kali dan berikutnya

diganti penuh maksimal Rp 125.000,00 (seratus dua pulu lima ribu rupiah)

- tangkai kacamata ditanggung untuk pertama kali sebesar Rp

150.000,00 (seratus lima puluh lima ribu rupiah) dan untuk penggantian yang berikutnya setiap tahun diganti sebesar jumlah yang sama.

Sedangkan untuk keluarga pekerja diberikan penggantian biaya dengan ketentuan sebagai berikut :

- lensa kacamata tiap kali dibutuhkan diganti sesuai dengan tarif yang

berlaku untuk pekerja


(46)

yang berlaku untuk pekerja, dan kali berikutnya setiap tiga tahun sebesar jumlah yang sama yaitu 50 % dari tarif yang berlaku bagi pekerja.

2. Perawatan Gigi

Pekerja yang memerlukan perawatan gigi karena sakit (abses) dan giginya harus dicabut atau ditambal dengan bahan amalgam (bukan logam mulia) menurut pertimbangan dokter perusahaan, maka biaya sehubungan dengan perawatan ditanggung oleh perusahaan. Untuk pemasangan gigi palsu (prothese) dan perawatannya tidak ditanggung oleh perusahaan.

3. Perawatan Kesehatan

Guna kepentingan pekerja dan keluarganya, perusahaan menyediakan poliklinik di bawah pengawasan dokter perusahaan, mantri dan bidan. Kepada pekerja dan keluarganya yang sakit, melahirkan anak atau keguguran kandungan diberikan perawatan dan pengobatan oleh dokter perusahaan.

Apabila pekerja dan keluarganya memerlukan perawatan atau pengobatan di Rumah Sakit, maka perawatan dan pengobatan itu di lakukan di RSU Pemerintah Tingkat Kabupaten/Kotamadya setempat atas attest dokter perusahaan. Penyelenggaran pelayanan dokter kesehatan bagi pekerja dan keluarganya diadakan dalam musim giling adalah 3x seminggu, sedangkan dalam musim luar giling adalah 2x seminggu. Tiap tahun atau paling lambat 2 tahun sekali Pekerja bulanan


(47)

dapat diperiksa kesehatannya secara poliklinis di Poliklinik Perusahaan, dan pemerikasaan lebih lanjut dilakukan atas attest Dokter Perusahaan. Ada hal-hal lain yang tidak mendapatkan penggantian biaya perawatan dan pengobatan, antara lain :

1. Perawatan kecantikan atau kosmetik serta bedah plastik.

2. Penyakit yang diderita karena kesalahan sendiri atau karena tidak

mentaati petunjuk dokter, mantri poliklinik atau bidan Perusahaan.

3. Penggunaan Suplemen, Viagra dan obat sejenis lainnya.

4. Penyakit jiwa.

5. Penyakit kelamin, AIDS dan akibat dari penyakit tersebut.

4. Biaya Bersalin dan Sarana Keluarga Berencana

Biaya bersalin Pekerja wanita dan seorang istri Pekerja yang tercatat pada Perusahaan menjadi beban Perusahan dalam hal sebagai berikut :

- Dirawat di Poloklinik BKIA Perusahaan atau pada waktu melahirkan

dibantu oleh Bidan dari Poloklinik Perusahaan.

- Karena suatu kelainan yang memerlukan perawatan khusus di RSU

Pemerintah atas attest Bidan BKIA atau Dokter Perusahaan.

- Bersalin diluar RSU Pemerintah dan karena tidak mungkin dibantu

oleh Bidan BKIA Perusahaan karena jarak terlalu jauh dapat diberikan bantuan biaya dengan sepengetahuan Bidan BKIA atau dokter Perusahaan yaitu sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk Bidan Luar dan Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) untuk dukun beranak.


(48)

Biaya persalinan diberikan oleh Perusahaan terbatas untuk persalinan anak pertama, kedua dan ketiga dari Pekerja wanita atau istri Pekerja dari perkawinan yang sah. Bagi Pekerja yang dalam masa percobaan atau training tidak berhak atas penggantian biaya persalinan. Biaya persalinan tersebut meliputi : biaya dokter / ahli kandungan / bidan, obat-obatan, sewa peralatan untuk persalinan, biaya operasi dan perawatan bila terjadi kelainan pada kandungan, biaya kamar, biaya perawatan untuk bayi selama di Rumah Sakit / klinik Perusahaan.

Dalam menunjang Program Keluarga berencana Nasional,

Polillinik BKIA menyediakan sarana Keluarga Berencana.24

Untuk program jaminan pemeliharaan kesehatan ini, PD. Pasar Kota Medan telah melaksanakan sendiri. Karena kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam pelaksanaannya, Perusahaan telah menyediakan fasilitas Poliklinik dan Dokter Perusahaan bagi pekerja dan keluarganya.

Pada dasarnya pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PD. Pasar Kota Medan tidak mengalami hambatan yang serius. Berdasarkan hasil penelitian dan informasi yang diperoleh, hambatan yang timbul adalah berkaitan dengan lamanya waktu untuk mencairkan dana atau pengambilan

uang jaminan dari PT Jamsostek.25

24

Zaeni Asyhadie, Perselisihan Perburuhan, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 91.

Selain itu, hambatan yang timbul adalah adanya pekerja yang kesulitan mengurus klaim karena kartu pesertanya


(49)

hilang.26

Setiap ada hambatan yang timbul, maka harus dicari jalan keluarnya. Untuk mengatasi hambatan mengenai kurang memadainya pelayanan yang diberikan oleh PT Jamsostek, maka khusus untuk jaminan pemeliharaan kesehatan PD. Pasar Kota Medan menyelenggarakan sendiri jaminan tersebut dengan menyediakan berbagai fasilitas yaitu Poliklinik, Bidan dan Dokter Perusahaan serta bekerja sama dengan beberapa Rumah Sakit setempat.

Dalam mengatasi lamanya waktu pengambilan uang jaminan dari PT jamsostek, maka Perusahaan terlebih dahulu harus meminjami uang yang diperlukan oleh pekerja jika terjadi risiko yang diikutkan dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Setelah PT Jamsostek memberikan uang jaminan tersebut, maka uang jaminan yang dari PT Jamsostek diberikan kepada

Perusahaan untuk mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan.27

Bagi Pekerja yang kehilangan kartu peserta, Perusahaan menghimbau kepada para Pekerja untuk segera melaporkan ke Perusahaan. Perusahaan akan segera membuat surat pengantar untuk pengajuan dalam pembuatan kartu

peserta yang baru ke PT Jamsostek. Kemudian PT Jamsostek akan menerbitkan kartu peserta yang baru.28

25

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

26

Bapak Agus Supriyadi, Wawancara, Pekerja PD. Pasar Kota Medan, 1 Agustus 2011. 27

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.

28

Bapak Cristian, Wawancara, Kepala Bagian Personalia PD. Pasar Kota Medan, 5 Agustus 2011.


(50)

BAB III

PROSEDUR KLAIM JAMINAN SOSIAL BAGI PEGAWAI PD. PASAR

A. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Kecelakaan

Apabila terjadi kecelakaan kerja pengusaha wajib mengisi formulir Jamsostek 3 (laporan kecelakaan tahap I) dan mengirimkan kepada PT Jamsostek (Persero) tidak lebih dari 2 x 24 Jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan.

Setelah tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal dunia oleh dokter yang merawat, pengusaha wajib mengisi formulir Jamsostek 3a (laporan kecelakaan tahap II) dan dikirim kepada PT Jamsostek (persero) tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak tenaga kerja dinyatakan sembuh/meninggal.

Mengisi Formulir Jamsostek 3b/Surat Keterangan dokter. Diisi lengkap danditandatangani oleh Dokter yang bersangkutan berikut Stempel Rumah Sakit/Dokter yang merawat. (setelah Tenaga Kerja dinyatakan sembuh, sehat atau cacat/meninggal oleh Dokter yang bersangkutan) Dengan dilampirkan :

1. Photo Copy KPA (KPJ)

2. Photo Copy KTP yang masih berlaku

3. Photo Copy Absensi pada Bulan Kecelakaan kerja sampai dengan tenaga

kerja aktif bekerja kembali


(51)

4. Kwitansi pengobatan asli, copy resep yang digunakan dengan dibubuhi materai Rp. 3000 untuk yang diatas Rp. 250.000 dan Rp 6000 untuk yangdiatas Rp. 1000.000 dengan distempel di atas materai.

5. Kwitansi Transportasi yang asli (jika ada) 6. Surat istirahat Dokter (asli), Jika ada

7. Surat konsul Dokter/ Rujukan dari Dokter pertama ke Dokter selanjutnya

(jika ada)

8. Daftar Upah (DUTK) yang dilaporkan ke PT. Jamsostek (persero)

9. Kronologi terjadinya kecelakaan kerja yang ditandatangani oleh Pimpinan

atau Atasan dari Tenaga Kerja 10.Surat tugas/ dinas dari Perusahaan 11.Surat keterangan dari Kepolisisan 12.Denah terjadinya kecelakaan

Selanjutnya PT Jamsostek (Persero) akan menghitung dan membayar santunan dan ganti rugi kecelakaan kerja yang menjadi hak tenaga kerja/ahli waris. Data asli harap dibawa semua saat pengajuan.

B. Klaim Jamsostek Bagi Pegawai PD. Pasar Yang Mengalami Sakit Bukan Kecelakaan

Klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar yang mengalami sakit bukan kecelakaan ditanggung dalam Jaminan Sosial tenaga Kerja dalam bentuk Jaminan Pelayanan Kesehatan JPK, yang didasarkan pada:


(52)

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12/Men/VI/2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

2. Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) No. KEP/127/062006 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Peserta Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Adapun petunjuk umum bagi pegawai PD. Pasar yang dijamin dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah meliputi:

1. Selalu membawa dan meperlihatkan Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) kepada petugas Pelaksana Pelayanan Kesehatan (PPK) di Klinik Dokter Keluarga (PPK I), Klinik Dokter Spesialis (PPK II), Rumah Sakit, Apotek dan Optik.

2. Setiap berkunjung ke Klinik Spesialis (PPK II), sertakan berkas pendukung (fotokopi):

a. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK) b. Surat rujukan dari Dokter Keluarga

3. Setiap berkunjung ke Kantor Cabang PT Jamsostek, sertakan berkas pendukung (fotokopi):

a. Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

b. Surat rujukan dari Dokter Keluarga/Dokter Spesialis c. Resep obat/ resep kacamata

4. Selalu menandatangani Formulir Bukti Kunjungan / Perawatan / Tindakan / Resep di setiap PPK yang dikunjungi.


(53)

Adapun prosedur klaim jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi: 1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PPK I - Dokter Keluarga)

a. Datangilah dokter keluarga / dokter gigi yang sudah dipilih sesuai yang tercantum dalam KPK.

b. Perlihatkan KPK dan daftarkan diri dengan mengisi dan menandatangani Blanko Kunjungan di PPK I (JPK 4)

c. Peserta mendapatkan pelayanan dan obat di PPK I

d. Tindakan medis sederhana dilakukan di PPK I, setelah selesai tandatanganilah Bukti Tindakan Perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1) e. Bila memerlukan pemeriksaan, tindakan medis atau perawatan tindak

lanjutan, dokter keluarga akan merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

f. Mintalah Surat Rujukan (F6.a1) rangkap 4:

1) Lembar 1 : Dokter Spesialis (Rumah Sakit) 2) Lembar 2 : Untuk pengambilan obat

3) Lembar 3 : Untuk arsip peserta

4) Lembar 4 : Untuk arsip PPK I pengirim

g. Surat Rujukan dapat dipakai maksimal 4x dalam satu bulan untuk penyakit yang sama.

h. Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis (Formulir Jamsostek 6.a1) untuk diberikan kepada dokter keluarga

i. Mintalah jawaban rujukan dari dokter spesialis (Formulir Jamsostek 6.a1) untuk diberikan kepada dokter keluarga.


(54)

2. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (PPK II - Dokter Spesialis).

Dokter spesialis akan melayani peserta berdasarkan surat rujukan (Formulir Jamsostek 6.a1) dari dokter keluarga. Tahap-tahap pelayanan:

a. Mendaftar di loket RS yang ditunjuk, perlihatkan surat rujukan (Formulir Jamsostek 6.a1) dan blanko bukti tindakan dan perawatan (Formulir Jamsostek 6.b1) dan KPK

b. Setelah diperiksa oleh dokter spesialis:

1) Tanda tanganilah blanko bukti tindakan dan perawatan (Formulir

Jamsostek 6.b1)

2) Dokter spesialis menjawab rujukan (Formulir Jamsostek 6.b1) pada

kolom yang disediakan untuk diberikan kepada dokter keluarga c. Untuk rujukan ke poliklinik lain/unit penunjang diagnostik lain atau ke

Rumah Sakit lain, mintalah dokter spesialis membuat surat rujukan internal/eksternal (Formulir Jamsostek 6.b2) rangkap 2:

1) Lembar pertama, untuk poliklinik/unit penunjang diagnostik/RS

yang dituju.

2) Lembar kedua, untuk arsip pada poliklinik yang mengirim. Setelah

pelayanan selesai, tanda tangani bukti pelayanan dan kembali kepada fasilitas pengirim dengan membawa jawaban konsul dan hasil pemeriksaan.

d. Untuk pengambilan obat di apotek:

1) Resep harus dilegalisasi oleh Kantor Cabang PT Jamsostek.


(55)

PT Jamsostek.

e. Untuk tindakan khusus atau pemeriksaan khusus:

1) Tindakan khusus diberikan sesuai dengan surat pengantar untuk

tindakan/pemeriksaan dari dokter spesialis

2) Bawa surat pengantar ke Kantor Cabang PT Jamsostek untuk

dibuatkan surat jaminan (Formulir Jamsostek 6.c2)

3) Serahkan surat jaminan PT Jamsostek (Formulir Jamsostek 6.c2) ke

Tim Pengendali/Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit

f. Dalam hal peserta memerlukan rawat inap:

1) Dokter spesialis akan membuat perintah untuk rawat inap

2) Minta surat pengantar rawat inap dari Tim Pengendali/Koordinator

Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) di Rumah Sakit dengan menunjukkan surat perintah rawat inap.

g. Kontrol ulang rawat jalan dokter spesialis:

1) Dokter spesialis mencantumkan tanggal kontrol ulang dan paraf pada

surat rujukan (Formulir 6.a1)

2) Buat dua lembar fotokopi surat rujukan satu lembar untuk

pendaftaran di Rumah Sakit, dan satu lembar lainnya untuk pengambilan obat

3) Surat rujukan berlaku maksimal untuk 4 (empat) kali kunjungan

dalam satu bulan untuk kasus yang sama yang dilayani di fasilitas yang sama; di luar ketentuan ini perlu surat rujukan baru.


(56)

4) Setelah selesai kontrol (maksimal 4 kali kunjungan), mintalah dokter spesialis membuat surat jawaban konsul berisi diagnosa, terapi yang telah dilakukan dan penjelasan kontrol lanjutan bila diperlukan. Jawaban konsul disampaikan kepada Dokter Keluarga.

h. Tandatanganilah formulir bukti pemeriksaan (Formulir Jamsostek 6.b1)

setiap selesai kunjungan di dokter spesialis atau fasilitas penunjang diagnostik di Rumah Sakit.

3. Pelayanan Gawat Darurat

a. Peserta yang menderita penyakit dengasn kriteria gawat darurat dapat langsung ke Dokter Keluarga atau ke Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Jamsostek atau tidak bekerja sama

b. Dokumen yang diperlukan: Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

c. Setelah selesai pelayanan di unit gawat darurat, tandatanganilah formulir bukti pemeriksaan (Formulir Jamsostek 6.b1)

d. Bila dilanjutkan dengan perawatan inap, maka ikuti prosedur rawat inap. e. Peserta membayar terlebih dahulu bila berobat di RS yang tidak bekerja

sama dengan PT Jamsostek, dan kemudian mengajukan klaim PT Jamsostek (lihat prosedur klaim perorangan)

4. Pelayanan Farmasi

a. Pasien berhak mendapatkan resep dari Dokter Keluarga atau Dokter Spesialis dengan ketentuan:

1) Dokter di PPK I dapat meresepkan obat apabila PPK I tidak


(57)

2) Dokter Spesialis di Rumah Sakit meresepkan obat sesuai dengan indikasi medis dan diagnosis pasien.

3) Khusus untuk penderita penyakit kronik/degeneratif yang kontrol

rutin, Dokter Spesialis dapat meresepkan obat untuk 1 (satu) bulan dengan pemberian obat 3 (tiga) kali, masing-masing untuk 10 (sepuluh) hari.

b. Kelengkapan dokumen untuk Pengambilan obat di apotek bagi Pasien Rawat Jalan:

1) Resep dokter

2) Fotocopi surat rujukan

3) FotocopyKPK

c. Kelengkapan dokumen untuk Pengambilan obat di apotek bagi Pasien Rawat Inap:

1) Resep dokter

2) Fotocopi surat jaminan rawat inap

3) FotocopyKPK

d. Pemberian Obat:

1) Mengikuti standar obat JPK Jamsostek

2) Obat disediakan di Apotek yang ditunjuk

3) Bila resep sesuai standar, apotek segera memberikan obat tersebut,


(58)

4) Bila resep di luar standar, petugas apotek akan mengganti obat yang diresepkan dengan obat yang setara kandungan zat berkhasiatnya dengan obat standar Program JPK Jamsostek

5) Bila resep obat di luar standar harganya lebih murah daripada

standar obat JPK Jamsostek, obat langsung diberikan kepada peserta. e. Peserta membayar selisih harga obat di apotek, bila obat yang

diresepkan tidak sesuai dengan obat standar Program JPK Jamsostek f. Setelah pelayanan selesai, tandatangani bukti pelayanan obat

5. Pelayanan Pemeriksaan Penunjang

a. Pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik, membawa

surat perintah pemeriksaan dari PPK I atau dokter spesialis disertai dengan: fotocopy KPK ke bagian penunjang diagnostik tujuan.

b. Pemeriksaan khusus perlu disertai dengan surat jaminan (Formulir

Jamsostek 6.c2) dari Kantor Cabang PT Jamsostek, membawa surat pengantar dari dokter untuk dibuatkan:

1) CT Scan

2) Echocardiografi

3) Endoscopy

4) Radiologi disertai zat kontras

5) Treadmill

6) USG.

c. Serahkan surat jaminan PT Jamsostek (F6.c2) ke Tim Pengendali/Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) di Rumah


(59)

Sakit

d. Membawa jaminan persetujuan pemeriksaan penunjang diagnostik untuk:

1) Pemeriksaan di poliklinik penunjang diagnostik sesuai permintaan

dokter spesialis.

2) Setelah selesai pemeriksaan, peserta/keluarga menandatangani

formulir Bukti Pemeriksaan dan Tindakan

3) Hasil pemeriksaan penunjang disampaikan kembali ke PPK I atau ke

dokter spesialis. 6. Pelayanan Bersalin

a. Peserta langsung dapat dilayani di Rumah Bersalin tanpa surat rujukan,

bila pelayanan Dokter Keluarga yang dipilih berada dalam satu fasilitas yang sama.

b. Bila Rumah Bersalin tidak berada dalam satu fasilitas dengan Dokter

Keluarga yang dipilih, Peserta perlu membawa:

1) Surat rujukan dari Dokter Keluarga (Formulir Jamsostek 6.a1) untuk

Rumah Bersalin

2) Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

c. Tidak dikenakan biaya, sepanjang sesuai dengan ketentuan JPK

Jamsostek

d. Persalinan dengan penyulit/komplikasi: Rumah bersalin akan merujuk

ke Rumah Sakit yang ditunjuk, mengikuti prosedur rawat inap e. Bayi baru lahir dengan penyulit/kelainan:


(60)

1) Rumah bersalin akan merujuk ke Rumah Sakit yang ditunjuk

2) Sertakan surat rujukan dari Rumah Bersalin, surat keterangan

kelahiran, Kartu Pemeliharaan Kesehatan / keterangan sementara dari Kantor Cabang PT Jamsostek.

f. Setelah selesai persalinan dan perawatan, lengkapi dokumen sebagai berikut:

1) Tandatangani surat/formulir bukti persalinan/tindakan/perawatan

(Formulir Jamsostek 6.b1)

2) Surat keterangan bersalin dari Rumah Bersalin untuk disampaikan

kepada Dokter Keluarga 7. Pelayanan Rawat Inap

a. Rawat inap diberikan atas dasar:

1) Rujukan dari Dokter Keluarga (Formulir Jamsostek 6.a1)

2) Rujukan Dokter Spesialis rawat jalan (Formulir Jamsostek 6.b2)

3) Permintaan dari Instalasi Gawat Darurat untuk kasus-kasus gawat

darurat (Formulir Jamsostek 6.b1) b. Dokumen yang diperlukan adalah:

1) Surat Rujukan dari Dokter Keluarga atau Rumah Sakit lain atau

Surat Perintah Rawat Inap dari Dokter Spesialis Rawat Jalan.

2) Kartu Pemeliharaan Kesehatan (KPK)

3) Surat Keterangan Perawatan Rumah Sakit (Formulir Jamsostek 6.c1)

dari Koordinator Pencatatan dan Pelaporan Data (P2D) atau Tim Pengendali Rumah Sakit


(61)

4) Surat Jaminan Rawat Inap (Formulir Jamsostek 6.c2) dari Kantor Cabang PT Jamsostek, selambat-lambatnya 2x24 jam terhitung tanggal masuk rumah sakit

c. Untuk kasus-kasus gawat darurat dapat langsung dirawat tanpa surat rujukan.

d. Biaya:

1) Tidak dipungut biaya, sepanjang pelayanan sesuai standar JPK

Jamsostek

2) Selisih biaya pelayanan di luar standar JPK Jamsostek ditanggung

oleh peserta

3) Selisih biaya dilunasi pada saat akan meninggalkan Rumah Sakit.

e. Setelah Perawatan di Rumah Sakit selesai, dan sudah diperbolehkan pulang, lengkapi dokumen:

1) Resume Medik (Formulir Jamsostek 6.c5) dari dokter yang merawat

di rumah sakit untuk disampaikan kepada Dokter Keluarga

2) Tanda tanganilah formulir bukti pelayanan rawat inap

f. Untuk kunjungan ke dokter spesialis, pasca perawatan di Rumah Sakit:

1) Bawa fotokopi surat keterangan dokter/resume medis/surat jaminan

rawat inap

2) Untuk kunjungan ke dokter spesialis pertama kali pasca perawatan,

tidak perlu surat rujukan dokter keluarga

3) Untuk kunjungan ulangan ke dokter spesialis, perlu rujukan dari


(62)

8. Pelayanan Kacamata

a. Kacamata diberikan sesuai indikasi medis

b. Kacamata diperoleh di Optik yang telah bekerja sama dengan PT Jamsostek

c. Dokumen pendukung:

1) Surat rujukan dari Dokter Keluarga untuk Dokter Spesialis Mata

pada Rumah Sakit yang ditunjuk (Formulir Jamsostek 6.a1)

2) Kartu Peserta Jamsostek (KPK) dan 1 lembar fotokopi

3) Resep kacamata dari Dokter Spesialis Mata dilegalisasi oleh Kantor

Cabang PT Jamsostek (Saat pengajuan, sertakan 1 lembar fotokopi resep kacamata, KPK dan surat rujukan)

d. Setelah kacamata diperoleh, tandatangani formulir bukti pelayanan kacamata

9. Pelayanan Prothesa Mata

a. Prothesa mata diberikan sesuai dengan indikasi medis

b. Prothesa mata diperoleh di Rumah Sakit yang telah bekerjasama dengan PT Jamsostek

c. Peserta membayar terlebih dahulu, kemudian mengajukan penggantian kepada Kantor Cabang PT Jamsostek

d. Dokumen pendukung:

1) Surat rujukan dari Dokter Keluarga kepada Dokter Spesialis di


(1)

pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada Jamsostek. Adapun tata cara pembayaran iuran tersebut adalah :

1. Penyetoran iuran dilakukan oleh pengusaha kepada Badan Penyelenggara, dilakukan setiap bulan dan secara lunas paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari bulan yang bersangkutan.

2. Iuran hari tua yang ditanggung sebagian oleh tenaga kerja diperhitungkan langsung dari upah bulanan tenaga kerja yang bersangkutan dan penyetorannya kepada Badan Penyelenggara dilakukan oleh pengusaha. 3. Keterlambatan pembayaran iuran yang dilakukan oleh pengusaha dapat

dikenakan denda dan ditangggung sepenuhnya oleh pengusaha itu sendiri. 4. Denda tersebut dibayarkan sekaligus bersama-sama iuran bulan berikutnya. 5. Dan iuran program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan denda yang belum

dibayar lunas merupakan piutang bagi Badan Penyelenggara oleh pengusaha yang bersangkutan.

Dalam menentukan besarnya iuran yang harus dibayarkan oleh pengusaha kepada PT. Jamsostek (Persero) adalah ditentukan oleh Badan Penyelenggara dengan menghitung kelebihan dan kekurangan sesuai dengan upah yang akan diperoleh tenaga kerja tersebut.

Jika dalam menentukan besarnya iuran yang harus dibayarkan oleh pengusaha kepada PT. Jamsostek (Persero), dalam hal ini Badan Penyelenggara bila terdapat kelebihan atau kekurangan maka Badan Penyelenggara akan memberitahukan kepada pengusaha secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya iuran tersebut.


(2)

Jadi besarnya iuran tenaga kerja kepada PT. Jamsostek (Persero) dalam jaminan hari tua adalah sebesar 3,70% ditanggung oleh pengusaha dan 2 % ditanggung oleh tenaga kerja itu sendiri. Sedangkan iuran Jaminan Kecelakaan Kerja , Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan Berdasarkan ketentuan dari Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 disebutkan bahwa pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja tersebut meliputi : Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) 2. Prosedur klaim jaminan sosial bagi pegawai PD. Pasar jika terjadi kematian

atau PHK maka Pengusaha/keluarga dari tenaga kerja yang meninggal dunia mengisi dan mengirim form 4 kepada PT Jamsostek (Persero) disertai bukti-bukti:

a. Kartu peserta Jamsostek (KPJ) Asli tenaga Kerja yang Bersangkutan b. Surat keterangan kematian dari Rumah sakit/Kepolisian/Kelurahan c. Salinan/Copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga Tenaga Kerja bersangkutan

yang masih berlaku

d. Identitas ahli waris (photo copy KTP/SIM dan Kartu Keluarga) e. Surat Keterangan Ahli Waris dari Lurah/Kepala Desa setempat

f. Surat Kuasa bermeterai dan copy KTP yang diberi kuasa (apabila pengambilan JKM ini dikuasakan.


(4)

3. Tata cara penyelesaian sengketa klaim jamsostek bagi pegawai PD. Pasar Kota Medan dilakukan melalui musyawarah dan mufakat antara para pihak terkait apabila jalan musyawarah dan mufakat tidak mencapai titik temu maka diselesaikan di pengadilan domisi.

Saran

1. Besarnya santunan jaminan sosial tenaga kerja dalam undang-undang jamsostek sebaiknya ditingkatkan dan disesuaikan dengan perkembangan sosial ekonomi yang ada, sehingga peserta merasa benar-benar terlindungi serta jangka waktu pengajuan klaim dan pencairan dana diperpendek.

2. Di masa yang akan datang, diharapkan PD. Pasar Kota Medan dapat memberikan perhatian yang lebih besar terhadap program-program jaminan yang lain. Untuk Pekerja yang selain Pekerja Tetap dan Pekerja tidak tetap supaya diikutkan dalam program jaminan sosial tenaga kerja. Selain pekerja yang akan merasa semakin terlindungi, pada akhirnya juga akan membuka keuntungan bagi perusahaan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdul Khakim, Aspek Hukum Pengupahan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.

Djoko Triyanto, Kedudukan Hukum Koperasi Dalam Penyelenggaraan Jamsostek Di Indonesia (Studi Kasus Pusat Koperasi Karyawan Industri Rokok Kudus), (Semarang : Tesis Pascasarjana FH UNDIP, 2006). Eggi Sudjana, Bayarlah Upah Sebelum Keringatnya Mengering, Jakarta, PPMI,

2005.

H. Sendjun Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta, 1987.

Halili Toha dan Hari Pramono, Hubungan Kerja Antara Majikan dan Buruh, Jakarta: Bina Aksara, 1999.

Iman Soepomo, Pengantar hukum Perburuhan, Jakarta : Jambatan, 2003.

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007.

____________, Penyelesaian Perselisian Hubungan Industrial Melalui Pengadilan dan Diluar Pengadilan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Parsada, 2004.

Meyta, Skripsi (Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Terhadap Pekerja), 2001.

Thoga M. Sitorus, Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia dan Daerah (Pasca Reformasi), Medan: Bina Media Perintis, 2007.

Zaeni Asyadhie, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : PT. Raja grafindo, 2004.

______________, Perselisihan Perburuhan, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.


(6)

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-03/MEN/1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-04/MEN/1993 Tentang Jaminan Kecelakaan Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 1998 tentang Perubahan PP No. 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 83 tahun 2000 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2002 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2005 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaran Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.