2. Kecelakaan dalam Transportasi
Kecelakaan accident adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,
mengakibatkan korban manusia atau kerugian harta benda. Definisi tersebut menggambarkan kecelakaan sejati real accident di mana saat semua unsur transportasi: kendaraan, jalan dan
manusia dalam keadaan idealpun akan tetap terjadi kecelakaan. Kecelakaan jenis ini biasanya disebut nasib, karena tidak ada unsur yang bisa dibuktikan salah jadi semata-mata sebuah
kecelakaan yang tak terjelaskan sebab-sebabnya. Kecelakaan ini tidak bisa dihindari, bahkan di suatu sistem transport yang yang telah sangat baik di negara-negara maju. Kecelakaan jenis ini
diperkirakan di bawah satu peresen dari populasi kecelakaan di suatu negara MTI, 2007. Sebagian besar kecelakaan bisa dijelaskan sebab-sebabnya dan meskipun dikatakan
tidak sengaja, sebetulnya besar kemungkinan sebaliknya meskipun tidak secara langsung. Membiarkan berkendaraan dengan kondisi tidak laik jalan atau memaksakan mengendara saat
mengantuk merupakan tindakan yang ada unsur kesengajaan yang menjurus ke kecelakaan. Untuk membedakan jenis kecelakaan yang ”tidak sejati”, banyak negara telah merubah definisi
kecelakaan dengan ”crash” atau tabrakan. Di sini tidak disinggung ada atau tidaknya unsur kesengajaan, sehingga mendorong semua pihak untuk mencari sebab musababnya dan tidak lalu
membiarkan atau melupakan peristiwanya karena kecelakaan adalah nasib. Tabrakan crash: tubrukanbenturan kendaraan bergerak di jalan yang menyebabkan
manusia atau hewan terluka. Definisi tabrakan tersebut akan lebih mendorong mencari
penyebabnya. ”kecelakaan” jenis ini adalah mayoritas yang terjadi di lapangan. Dengan intensifnya investigasi guna menjelaskan sebab tabrakan akan mendorong terciptanya akumulasi
pengetahuan tentang anatomi penyebab kecelakaan yang lebih jauh akan mendorong penciptaan langkah-langkah penanganan yang lebih terarah. Dengan inilah banyak negara maju mampu
menekan jumlah korban maupun jumlah tabrakannya.
3. Klasifikasi Kecelakaan Lalulintas